1.
Tujuan Pengajaran Membaca
Upaya untuk memangfaatkan keterampilan dasar
dan tujuan tertentu sebagai sarana untuk meningkatkan pengajaran membaca, jelas
merupakan kecenderungan yang positif. Alasannya antara lain :
ü Pengenalan aneka tujuan dalam pengajaran membaca akan mendorong para
guru untuk berperan sebagai fasilitator.
ü Penerimaan serta pengakuan terhadap pendekatan-pendekatan yang
berorientasi pada tujuan dalam pengajaran membaca dari pihak guru adalah
sejalan dengan kecenderungan terhadap adanya pertanggung jawaban yang lebih
besar dalam pendidikan. Artinya segala sesuatu yang dilakukan itu dapat
dipertanggung jawabkan dari segala pihak ( orang tua, pendidik, siswa).
Secara garis besar kegiatan membaca
mempunyai dua maksud utama, yaitu :
ü Tujuan behavioral, yang
disebut juaga dengan tujuan tertutup ataupun tujuan instruksional.
ü Tujuan ekspresif, atau tujuan
terbuka.
Tujuan behavioral ini biasanya diarahkan pada kegiatan-kegiatan
membaca :
ü Memahami makna kata ( world attack )
ü Keterampilan-keterampilan studi ( study skills )
ü Pemahaman ( comprehension )
Tujuan ekspresif terkandung dalam kegiatan-kegiatan :
ü Membaca pengarahan diri sendiri ( self directed reading )
ü Membaca penafsiran, membaca interpretatif ( interpretative reading )
ü Membaca kreatif ( creative reading )
Membaca
|
||
Tujuan behavioral
|
|
Tujuan ekspresif
|
·
Memahami kata
|
|
|
·
Keterampilan studi
|
|
|
·
Pemahaman
|
|
(Aneka Tujuan Membaca)
2.
Tingkatan dan Aplikasi Tujuan
Aneka dan tujuan membaca yang telah
diperbincangkan di muka pada dasarnya dapat pula dibedakan atas beberapa
tingkatan. Krathwohl (1965 ) telah menggambarkan tiga
tingkatan sebagai berikut :
Pertama, pada tingkatan yang paling abstrak,
tujuan-tujuan itu merupakan pertanyaan-pertanyaan yang luas dan umum, yang :
v Menentukan tujuan-tujuan bagi keseluruhan unit sekolah misalnya :
SD, SMP, SMA.
v Membimbing serta mengendalikan perkembangan program.
v Memperkenalkan bidang-bidang studi beserta wilayah-wilayah yang
harus digarap.
Kedua, pada tingkatan yang lebih kongkrit,
tujuan-tujuan yang dinyatakan dalam istilah-istilah behavioral, adalah sangat
tepat untuk menganalisis tujuan-tujuan umum menjadi tujuan instruksional
khusus.
Ketiga, pada tingkatan yang paling khusus,
tujuan-tujuan itu sedemikian eksplisitnya sehingga memberikan suatu jalur
khusus menuju pencapaian tujuan-tujuan yang dinyatakan pada tingkatan kedua :
tujuan-tujuan tersebut menetapkan jenis analisis terperinci yang dibutuhkan
oleh suatu pendekatan berencana bagi pengajaran.
Tujuan-tujuan yang terdapat pada setiap
tingkatan tersebut menyajikan suatu maksud, tetapi tingkatan kedua barang kali
yang paling tepat dipergunakan oleh sang guru di muka kelas.
Bila kita sedang menangani tujuan-tujuan
behavioral, butir-butir berikut ini perlu mendapat perhatian.
v Suatu tujuan behavioral dapat saja tidak lebih baik daripada gagasan
atau ide yang dikandungnya.
v Janganlah terlalu berharap akan dapat memeriksa segala tujuan kita
sebagai seorang guru, atau bahkan sebagai seorang guru membaca, dalam kaitannya
dengan tujuan behavioral.
v Belajar menguasai atau mempelajari penguasaan secara implicit sudah
tercakup dalam tujuan behavioral.
v Dengan aneka tujuan ekspresif, maka tujuan bukanlah belajar
menguasai atau mempelajari penguasaan ( mastery learning ).
v Memburu hasil.
3.
Tujuan Behavioral
Pendekatan yang berorientasi pada tujuan
dalam pengajaran membaca mengandalkan aneka tujuan yang ada kaitannya denga
perilaku siswa. Pernyataan yang paling ekplisit mengenai hal ini disebut tujuan
behavioral ( behavioral objeltives ).
Tujuan behavioral adalah sasaran atau hasil
yang diinginkan dari proses belajar yang jelas-jelas dinyatakan oleh perilaku
siswa, yaitu perilaku atau penampilan yang dapat diamati.
Batasan
yang lebih presprektif adalah sebagai berikut :
a)
Kenalilah perilaku terminal
dengan nama, anda dapat menentukan jenis perilaku yang akan diterima sebagai
fakta bahwa siswa telah mencapai tujuan tersebut.
b)
Cobalah mengatasi perilaku yang
diinginkan lebih lanjut dengan cara memberikan kondisi-kondisi penting, tempat
perilaku tersebut diharapkan terjadi.
c)
Tentukanlah criteria penampilan
serasi dengan cara melukiskan sampai seberapa baik siswa harus menampilkannya.
Demikianlah telah kita utarakan batasan dari
dua sumber dan agaknya para cendikiawan telah sepakat bahwa suatu tujuan
behavioral yang baik harus memenuhi beberapa criteria antara lain :
a)
Menggambarkan penampilan siswa
yang diinginkan, atau perilaku.
b)
Menentukan tingkat kompetensi,
atau tingkat minimum penampilan yang pantas.
c)
Dapat
menetapkan kondisi-kondisi penampilan.
Ø Keunggulan tujuan
behavioral :
a)
Tujuan behavioral turut serta
memperjelas maksud dan tujuan sasaran yang hendak dicapai oleh para guru maupun
para siswa.
b)
Tujuan-tujuan khusus
membagi-bagi bobot yang luas ataupun
bidang-bidang kurikulum menjadi bagian-bagian atau butir-butir yang
mudah dikelola.
c)
Urutan dan susunan isi atau
bobot yang hirarkis dapat disususn atau diatur berdasarkan tujuan.
d)
Tujuan behavioral memudahkan
penilaian.
e)
Tujuan turut membantu dalam
organisasi dan pemilihan bahan pengajaran.
f)
Tujuan dapat memainkan peranan
penting dalam pendidikan guru.
g)
Tujuan turut menjelaskan
peranan penelitian dan perencanaan dalam
pendidikan.
Ø Kelemahan tujuan
behavioral :
a)
Proses pendidikan di sekolah
berjumlah lebih banyak daripada penguasaan isi bobot.
b)
Para individu mempunyai berbagai cara yang aneh-aneh untuk mengatur isi
bobot.
c)
Tujuan dapat menyebabkan
penekanan yang berlebihan pada keterampilan-keterampilan atas biaya
generalisasi, interpretasi dan aplikasi.
d)
Bidang-bidang isi bobot
tertentu tidak membiarkan dirinya ikut terseret kepada pendekatan behavioral.
e)
Tujuan mungkin saja dapat
dinyatakan dengan mengaitkannya dengan kenyataan-kenyataan dalam kelas.
f)
Dampak yang tidak diinginkan
mungkin sama saja banyaknya dengan hasil yang diharapkan.
4.
Tujuan Ekspresif
Tujuan ekspresif
jauh sekali berbeda dari tujuan behavioral atau tujuan instruksional. Tujuan
ekpresif memeriksa suatu pertemuan pendidikan, untuk :
·
Menetapkan situasi tempat para
siswa bekerja ;
·
Menentukan masalah yang harus
mereka pecahkan ;
·
Menentukan tugas yang harus
mereka kerjakan ;
Tujuan
ekpresif memberi dorongan kepada sang guru dan kepada siswa untuk menjelajahi,
memeriksa, menunda, atau memutuskan perhatian kepada masalah-masalah yang
benar-benar menarik serta yang sangat berpengaruh kepada sang pengamat atau
penanya. Tujuan ekpresif lebih bersifat evokatif ketimbang preskriptif ; lebih
bersifat merangsang ketimbang bersifat menentukan.
Dengan
kata lain, adalah merupakan suatu kenyataan bahwa hasil-hasil atau dampak-dampak
tertentu yang diharapkan, dapat ditangani secara tuntas dengan tujuan
behavioral, sedangkan yang lain-lainnya tidak dapat. Tujuan ekpresif lebih
bersifat deskriptif dari pada bersifat preskriptif dan dapat ditangani dengan
cara yang lebih terbuka.
Justru
perpedaan yang bijaksana inilah yang membuat pendekatan yang berorientasi pada
tujuan dalam pengajaran membaca lebih mudah dilaksanakan ketimbang dibatasi
secara pada tujuan-tujuan behavioral yang perskriptif saja.
Di
muka pada gambar 1 telah diutarakan bahwa tujuan ekpresif terbagi atas tiga
jenis, yaitu :
·
Tujuan pengarahan diri.
·
Tujuan interpretative.
·
Tujuan kreatif.
No comments:
Post a Comment