Tuesday, February 15, 2011

Efektifitas E-learning Bagi Mutu Pembelajaran Sekolah


Apabila dibandingkan pendidikan konvensional, dalam  prosesnya e-learning sebagai media distance learning menciptakan paradigma baru, yakni peran guru yang lebih bersifat “fasilitator” dan siswa sebagai “peserta aktif” dalam proses belajar-mengajar. Karena itu, guru dituntut untuk menciptakan teknik mengajar yang baik, menyajikan bahan ajar yang menarik, sementara siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar. Namun dalam banyak kenyataan, jarang sekali ditemui distance learning yang seluruh proses belajar-mengajarnya dilaksanakan dengan e-learning atau online learning. E-learning hanyalah sebagai media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti pendidikan.
Seringkali pendidikan jarak jauh dihubungi mengenai kolaborasi terhadap membuat situs e-learning, seringkali pula e-learning dihubung-hubungkan dengan pembelajaran berbasis TIK. Padahal e-learning bukanlah satu-satunya solusi untuk pembelajaran distance learning ataupun pembelajaran berbasiskan TIK. E-learning hanyalah salah satu teknologi dari sekian banyak teknologi pendidikan. Sebagai salah satu teknologi pendidikan, maka mutu akhirnya 100% tergantung mutu konten dan proses pengajaran. Teknologi sendiri hanya sebagai medium. Kalaupun berhasil atau gagal tergantung konten dan proses pengajaran, bukan teknologinya (Philip R. : 2007).
Untuk membangun e-learning di sekolah maka sekolah tersebut haruslah memiliki jaringan listrik dan telepon, memiliki ruangan, komputer yang dapat diakseskan dengan internet, serta dibutuhkan sumber daya pendidik yang mampu menjalankan komputer dan mengerti tentang teknologi informasi dan komunikasi. Dalam kenyataannya Indonesia dihadapkan pada beberapa kendala yang diantaranya; minimnya dana bagi sekolah yang miskin untuk pengadaan perangkat dan ruangan tersebut, bahkan dikenyataan lapangan disinyalir masih banyaknya sekolah-sekolah dengan kondisi yang memprihatinkan, kendala selanjutnya minimnya tenaga ahli sebagai sumber daya manusia, dan bahkan sungguh ironis sekali karena di Indonesia masih terdapatnya daerah terpencil yang belum tersentuh oleh jaringan listrik dan telepon.
Secara umum penulis menyimpulkan bahwa terdapat 3 faktor yang menjadi kendala bagi tercapainya fasilitas e-learning di lembaga Sekolah di Indonesia:

  1. Faktor Dana, seperti ketidak sanggupan membeli perangkat-perangkat komputer dll.
  2. Faktor SDM, seperti masih minimnya kemampuan manusia yang menguasai ICT (Information Comunication and technology) atau TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan khususnya pengetahuan membangun e-learning.
  3. Faktor Lain, seperti keamanan Sekolah untuk menyediakan perangkat e-learning, sulitnya transportasi, lingkungan dll.

Realitas E-Learning Bagi Mutu Pendidikan
Menurut data statistik tahun 2000 dalam Indikator Teknologi Informasi dan Komunikasi P3TIE-BPPT, pengguna internet di Indonesia berdasarkan usia sekolah mencapai 43% yakni sekitar 41% SLTA dan 2% SD/SLTP. Dari data tersebut diperoleh kesimpulkan bahwa keberadaan e-learning sebagai situs web di internet cukup menjanjikan untuk peningkatan mutu pendidikan, mengingat secara kuantitas menyebutkan pengguna internet usia sekolah adalah pengguna terbanyak sebanding dengan pengguna berlatar pendidikan sarjana (mahasiswa). Walaupun mungkin secara kualitas belum dapat dibuktikan, karena seperti kita ketahui, kebanyakan pengguna usia sekolah menggunakan internet bukan hanya untuk mencari ilmu atau pendidikan, melainkan sebagian besar sebagai sarana hiburan, seperti facebook, friendster, chating, online games dll. Masih kurangnya kesadaran siswa usia sekolah terhadap pendidikan harus ditanggapi secara bijak.
Melihat kenyataan diatas penulis berkesimpulan, telah nyatalah bahwa peningkatan bagi mutu pendidikan di Indonesia sesungguhnya bukan terdapat dari sejauh mana dan secanggih mana penerapan teknologi didalamnya, termasuk e-learning sebagai salah satu media dari penerapan teknologi informasi dan komunikasi, akan tetapi tergantung kepada kualitas para pengajarnya dan pihak yang berkecimpung didalamnya (misalnya instruktur, pemerintah), konten (isi & materi pelajaran) dan  metode sebagai strategi pengajaran, murid sebagai peserta didik, serta proses dan lingkungan pengajaran itu sendiri.
Mengutip perkataan seorang bijak Aristoteles yang lahir tahun 384 SM atau jauh berabad-abad yang lalu “Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya”. Maka dunia pendidikan memang tidak selayaknya menjadi tanggung jawab seorang pendidik terhadap anak didiknya saja, akan tetapi juga pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama. Dibutuhkan peranan dari seluruh kalangan terutama pemerintah sebagai pemberi kebijakan, serta peranan-peranan lainnya seperti masyarakat, lingkungan, murid dsb.
Menurut penulis faktor teknologi dalam pendidikan bukanlah satu-satunya jalan untuk meningkatkan mutu pendidikan, sebagai contoh banyak saudara-saudara kita yang berada di sekolah-sekolah miskin dan terpencil ternyata berkat kekuatan tekad, kesadaran dan keinginan yang kuat ternyata memiliki mutu dan kualitas pendidikan yang lebih baik dibandingkan sekolah yang mampu menerapakan ICT (information comunication and technology) atau TIK di sekolahnya.
Perlu digaris bawahi, adalah sebuah kesalahan besar apabila dalam sebuah lembaga sekolah memfokuskan pengadaan TIK melebihi cara meningkatkan mutu manusianya sebagai pengguna teknologi itu sendiri untuk diterapkan di lembaga pendidikan tersebut. Karena esensi peningkatan mutu pendidikan bukan terletak pada kecanggihan teknologinya tapi kecanggihan pendidik dan peserta didiknya dalam melaksanakan proses pendidikannya.
E-learning tidak dapat meningkatkan mutu pendidikan, tetapi e-learning dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Maka diharapkan dengan adanya e-learning sebagai salah satu media pendidikan jarak jauh (Distance Learning) akan menjadi sebuah solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan anak-anak sekolah di Indonesia, bukan menjadi faktor penghambat dan jurang pemisah pemerataan mutu pendidikan tersebut. Sesuai pengalaman negara lain yang menerapkan distance learning menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain; Mampu meningkatkan pemerataan pendidikan, meningkatkan prestasi belajar, mengatasi kekurangan tenaga pendidikan, meningkatkan efisiensi dsb.
Lantas mampukah Indonesia menyukseskan peningkatan mutu pendidikan?. Tentunya semua itu tergantung atas kesadaran dan keinginan yang kuat dari individu manusia Indonesia itu sendiri. “Mulailah dari diri sendiri”, tanpa adanya kebaikan moral dan kebulatan tekad dari kita sebagai seorang individu itu sendiri, maka ketercapaian sesuatu yang lebih baik untuk bangsa ini, khusunya peningkatan mutu pendidikan mustahil akan dapat terjadi.
Akhir kata, majulah pendidikan Indonesia. Hidup Pendidikan Indonesia !!!

Belajar Tanpa Batas di Kampus Digital


Percayakah kamu, kalau kini kamu bisa menjadi mahasiswa di Inggris atau Amerika Serikat walaupun kamu adalah siswa SMU atau pekerja di Indonesia? Maksud saya bukan menjadi mahasiswa dengan program kuliah jarak jauh di mana kita mendapatkan gelar pada akhirnya, tapi lebih pada mengikuti proses belajar yang benar – benar terjadi di ruang kelas Universitas – universitas top dunia. Kalau jawabanmu tidak, kamu perlu simak lebih jauh perkembangan dunia pendidikan di internet. Kini, berbagai universitas terkemuka telah membuka pada dunia bagaimana proses belajar mengajar sebenarnya terjadi di ruang kelas mereka.
Coba saja tengok University of California at Berkeley (UC Berkeley). Sejak tahun 2001, kampusnya sudah rutin merekam kuliah berbagai fakultasnya tiap semester dan mempublikasikannya di internet dengan rutin. Perekamannya ada yang dilakukan dengan audio saja, tapi ada juga yang dengan video. Cara publikasi rutin konten audio / video seperti ini disebut podcast. Khusus untuk UC Berkeley, mereka menamainya webcast.berkeley. Kamu – kamu yang berminat bisa langsung menuju ke home page-nya dan mendownload kuliah yang kamu mau. Tawaran mata kuliahnya rata – rata hanya pada semester awal saja, namun subjek yang ada cukup bervariasi: biologi molekuler, politik, ilmu komunikasi, fisika, bahkan filosofi. Saya sendiri sejauh ini baru mendengarkan kuliah biologi, namun profesornya pantas diacungi jempol. Mereka bisa menyampaikan materi kuliah dengan padat dan jelas dalam waktu rata – rata satu jam, dan beberapa bahkan ada yang bisa menyampaikannya dengan beberapa guyonan yang menghibur. Kalau kamu menggunakan iTunes atau program lain yang dapat mendownload podcast langsung, kamu bisa mendaftar ke RSS feed dari mata kuliah bersangkutan dan konten baru akan langsung didownload begitu mereka dipublikasikan.
Ruang Kelas Digital?
UC Berkeley bukan satu – satunya universitas yang membuka isi ruang kelasnya ke seluruh dunia. Massachussets Institute of Technology (MIT) juga melakukannya dengan program OpenCourseWare (OCW). Namun berbeda dengan webcast.berkeley di mana kita seperti ikut ada dalam ruang kuliah, konsep OCW adalah publikasi materi – materi yang digunakan untuk kuliah di MIT. Beberapa mata kuliah menyediakan rekaman kuliah secara audio dan video, namun kebanyakan hanya menyediakan silabus, topik tiap pertemuan, dan jadwal aktivitas selama kuliah berlangsung saja. Ini tetap informatif karena kamu – kamu yang penasaran apa saja yang digunakan di dalam ruang kelas salah satu universitas terbaik di dunia kini bisa tahu.
Masih ingin belajar lagi? Kamu juga bisa melakukannya di program iTunes U yang dijalankan oleh Apple. Jika webcast.berkeley dan OCW dijalankan oleh universitasnya masing – masing, maka iTunes U merupakan kumpulan berbagai materi edukasi gratis, seperti kuliah dosen atau seminar dengan pembicara tamu, dari berbagai universitas yang dilakukan oleh Apple. Di sini pilihan universitasnya jauh lebih beragam: dari Stanford, Yale, sampai Cambridge University. Begitu pula pilihan mata kuliahnya: dari arsitektur, teknik, sampai studi mengenai film dan huruf kanji Jepang. Untuk browsing mata kuliah yang tersedia, kamu perlu menjalankan iTunes di komputermu dan membuka link ini. Kumpulan berbagai kuliah dari berbagai universitas juga dapat ditemukan di Academic Earth. Yang membuatnya berbeda dari yang lain adalah semua materi yang ada di situs tersebut merupakan video dan bisa ditonton langsung secara streaming. Pilihan yang ada memang jauh lebih sedikit dibanding iTunes U. Namun, jika kamu lebih suka menonton kuliah daripada mendengarkannya saja, inilah salah satu alternatif situs yang bisa kamu kunjungi.
“Ah, Lebih Enak Baca Wikipedia”
Kamu mungkin bertanya, apa untungnya semua ini untuk saya? Google dan Wikipedia sudah cukup untuk menjawab rasa penasaran saya. Memang, untuk informasi yang singkat dan cepat kamu bisa mengandalkan kedua situs itu. Kamu mungkin bisa tahu apa itu genom, apa itu mesoderm, atau bagaimana sirkuit CPU bekerja. Tapi apakah kamu tahu pentingnya meneliti genom? Apa pentingnya mempelajari mesoderm? Atau teori fisika apa saja yang mendasari pembuatan CPU? Kamu bisa mencarinya lagi tentu, di Google dan Wikipedia, namun pada akhirnya yang kamu dapatkan adalah sekumpulan fakta – fakta yang terkadang sulit dirangkai menjadi satu cerita utuh. Inilah keunggulan mengikuti kuliah – kuliah tersebut: konteks cerita yang utuh. Untuk memahami satu isu, kamu perlu memahaminya secara keseluruhan, bukan cuma sepotong atau dua potong faktanya saja. Dengan mendengarkan ahli – ahli di bidang bersangkutan menyampaikan kuliah, kamu bisa mendapatkan konteks cerita itu dengan lebih mudah. Coba saja bandingkan, kamu mem-browse internet selama satu jam mencari informasi tentang kontrol ekspresi gen prokariot atau kamu mendengarkan kuliah dengan topik yang sama selama satu jam.
Selain itu, kamu juga memiliki kebebasan lebih banyak dengan adanya cara belajar seperti ini. Kalau kamu punya portable audio atau video player, kamu bisa membawa kuliah – kuliah di atas ke manapun kamu pergi. Mirip seperti membawa buku, namun kamu tidak perlu kawatir barang bawaan menjadi berat. Kamu bisa mendengarkannya di mobil ketika jalan macet, atau ketika kamu di kampus menunggu temanmu datang. Mudah bukan?
Nah, tunggu apa lagi. Jangan mau kalah dengan orang lain dan tunjukkan bahwa kamu juga mampu belajar sendiri. Lagipula, semua materi itu gratis. Yang kamu butuhkan hanya kemauan (dan koneksi internet yang memadai tentunya).