Tuesday, February 5, 2013

METODE DAN TUJUAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


A.      Metode Psikologi Perkembangan
Metode, tepatnya metoda ilmiah merupakan suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan, yaitu diperolehnya kebenaran ilmiah tentang objek yang dipelajari oleh ilmu. Untuk mempelajari gejala kejiwaan, metoda yang dipakai dalam psikologi perkembangan adalah longitudinal method dan cross-sectional method.
1.        Longitudinal method merupakan metoda yang dilakukan dengan waktu yang relative lama, hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan dari tahun ketahun. Kelebihan metoda ini adalah bahwa suatu proses perkembangan dapat dipelajari secara teliti. Adapun kelemahan metoda longitudinal adalah lamanya waktu yang diperlukan sehingga berdampak juga pada biaya dan tenaga yang harus dikeluarkan.
2.        Cross-sectional method atau sering juga disebut transversal method merupakan metoda penelitian yang dilakukan dengan mempelajari perilaku individu-individu dari tingkatan usia yang berbeda namun secara berurutan. Dengan mengambil sekelompok individu yang usianya berurutan diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai proses perkembangan yang terjadi pada setiap fase. Bisa saja apa yang diperoleh melalui metoda ini kurang bisa dipercaya tetapi metoda ini ditinjau dari segi waktu, biaya, dan tenaga lebih efisien disbanding dengan metoda longitudinal.

B.       Tujuan Psikologi Perkembangan
Menurut Mussen, Conger dan Kagan (1969) dewasa ini psikologi perkembangan lebih menitikberatkan pada usaha-usaha mengetahui sebab-sebab yang melandasi terjadinya pertumbuhan dan pekembangan manusia. Sehingga menimbulkan perubahan-perubahan. Oleh karena itu psikologi perkembangan meliputi :
1.        Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
2.        Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa pekembangan tertentu.
3.        Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
4.        Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, seperti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dan lain-lain.
Sementara itu Elizabeth B. Hurlock (1980) menyebutkan enam tujuan psikologi perkembangan dewasa ini yaitu ;
1.        Menemukan perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada usia yang umum dan khas dalam penampilan, perilaku, minat, dan tujuannmasing-masing periode perkembangan.
2.        Menemukan kapan perubahan-perubahan itu terjadi.
3.        Menemukan sebab-sebabnya.
4.        Menemukan bagaimana perubahan itu mempengaruhi perilaku.
5.        Menemukan dapat atau tidaknya perubaha-perubahan itu diramalkan.
6.        Menemukan apakah itu bersifat individual atau universal.

HAKIKAT PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


A.      Hakikat Psikologi Perkembangan
Dalam usaha memahami psikologi perkembangan, ada baiknya kita ketahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Mulanya kata perkembangan berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi. Karena penggunaannya pertama-tama dalam biologi, pada masa berikutnya ada ahli-ahli yang menyebut pertumbuhan di samping kata perkembangan, bahkan ada orang yang menyebut kedua istilah itu untuk maksud yang sama. Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks.
1.     Perkembangan
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-term changes in a person’s growth feelings, patterns of thinking, social relationships, and motor skills”. Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati, pertumbuhan, perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kwalitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali”. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan umum, bahwa yang dimaksud dengan perkembangan adalah perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkai perubahan psykis yang berlangsung terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu.
2.     Pertumbuhan
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (growth) sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau dapat diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif. Dengan demikian, istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Sedangkan “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.
3.     Kematangan
Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani yang disebutkan diatas, sebenarnya merupakan satu kesatuan dala diri manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Istilah kematangan yang dalam bahasa Inggris disebut manuration, sering dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi, yang menunjuk pada kera numan atau kematangan.
Chaplin (2002) mengartikan kematangan sebagai :
         Perkembangan, proses mencapai kemasakan/ usia masak.
         Proses perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).
Jadi kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaanya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Meskipun demikian kematangan tidak dapat dikategorilan sebagai faktor keturunan atau pembawaan, karena kematangan ini merupakan suatu difat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.

4.     Perubahan
Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna perkembangan.perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup.
Secara garis besarnya perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi ke dalam empat bentuk yaitu :
·         Perubahan dalam ukuran besarnya.
·         Perubahan-perubahan dalam proporsi.
·         Hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama.
·         Timbul atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru.

PRINSIP DASAR PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


A.      Prinsip Dasar Perkembangan
1)       Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.
Sikap kebiasaan dan pola perilaku yang dibentuk pada tahun-tahun pertama sangat menentukan keberhasilan dalam penyesuaian diri dalam kehidupan selanjutnya.
2)       Perkembangan merupakan hasil proses kematangan & belajar.
Interaksi faktor bawaan & faktor lingkungan
3)       Pola perkembangan dapat diramalkan.
Pola perkembangan  fisik & motor.
Hukum Cephalocaudal : perkemangan menyebar ke seluruh tubuh.
Hukum Proximodistal : perkembangan menyebar keluar dari titik poros tubuh ke anggota tubuh.
4)       Terdapat perbedaan individu dlm perkembangan.
Pengaruh bawaan dan kondisi lingkungan terhadap perkembangan fisik dan psikologis (tidak mengharapkan perilaku yg sama pada setiap anak).
5)       Setiap tahap perkembangan mempunyai perilaku karakteristik.
Pola equilibrium : mudah menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan sehingga penyesuaian pribadi & sosial baik. Kebalikannya adalah pola di sequilibrium.
6)       Setiap tahap perkembangan mempunyai resiko.
Setiap periode perkembangan berhubungan dengan resiko perkembangan tertentu baik dari fisik, psikologis atau lingkungan ataupun masalah penyesuaian yg tidak dapat dihindari.
7)       Perkembangan dibantu rangsangan.
Perkembangan yang terjadi karena kematangan & pengalaman dari lingkungan tetapi perlu juga ada rangsangan.
·      Bayi prematur bayi yang mendapat rangsangan dari perawat bayi lebih cepat berkembang daripada bayi yang tidak mendapat rangsangan.
·      Anak-anak usia prasekolah = semakin sering orangtua mengajak anak berbicara, semakin kuat motivasi anak belajar berbicara.
8)       Perkembangan dipengaruhi oleh perubahan budaya.
Perkembangan dibentuk untuk menyesuaikan diri denga standar budaya yang ada.
9)       Harapan sosial pada setiap tahapan perkembangan.
Tiap kelompok budaya mengharap anggotanya menguasai keterampilan tertentu & pola perilaku yang diakui berbagai usia sepanjang rentang kehidupan ® Tugas ®  tugas dalam perkembangan (Havighurst).
10)    Keyakinan tradisional akan manusia pada semua tingkat usia
Dalam kebudayaan, kondisi yang berhubungan dengan usia lanjut dapat mengakibatkan perlakuan yang kurang menyenangkan terhadap orang dalam kehidupan masa tuanya dan menyebabkan ketidakbahagiaan selama usia tua.