Thursday, November 24, 2016

PROSES MENYIMAK, TAHAP PROSES MENYIMAK, KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kedudukankita sebagai mahasiswa kita tidak bisa lepas dari interaksi dan komunikasi baik dengan sesama mahasiswa, dosen, keluarga, dan masyarakat. Proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan resesif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Karena Sering kali di dalam kita berinteraksi dan berkomunikasi mengalami kendala ; “kita (sebagai simakan) atau orang lain (sebagai penyimak) tidak dapat menangkap dengan baik pesan ide atau gagasan pada saat komunikasi berlangsung”.
Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses kehidupan kita sebagai mahasiswa juga sebagai manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berinteraksi dan berkomunikasi, oleh karena itu kami akan mencoba menyusun kontribusi ilmu menyimak dalam peningkatan mutu interaksi dan komunikasi agar lebih terarah dan efisien.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu masalah dalam penyusunan makalah ini sebagai berikut :
1.      Apakah pengertian dari menyimak?
2.      Bagaimana tujuan menyimak?
3.      Bagaimana tahapan menyimak?
4.      Bagaimanan proses menyimak?
5.      Bagaimana kemampuan menyimak siswa sekolah?

BAB  II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Menyimak
Beberapa pendapat mengenai pengertian menyimak :

1.      Hendry Guntur Tarigan (1994: 28)

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

2.      Russell dan Russell dalam Tarigan (1994: 28)

Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi

3.      Subana dan Sunarti (tanpa tahun :213)

Menyimak adalah mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian, interpretasi serta apresiasi untuk memperoleh informasi secara lisan.

4.      Drs. Natasasmita Hanapi (panduan bahasa dan sastra Indonesia, 1995: 18)

Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak.

5.      DjagoTarigan (1991: 4)

Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
B.     Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Tarigan (1994:56) menyimpulkan bahwa ada delapan tujuan menyimak,yaitu:

1.      Menyimak untuk belajar

2.      Menyimak untuk menikmati

3.      Menyimak untuk mengevaluasi

4.      Menyimak untuk mengapresiasi

5.      Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide, gagasan maupun perasaannya sendiri kepada orang lain dengan lancar dan tepat

6.      Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dengan tepat

7.      Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis

8.      Menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini meragukan.

C.    Proses Menyimak
1.      Unsur-unsur Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur – unsur dalam menyimak adalah
a.       Pembicara
Yang dikamsudkan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang berupa informasi yang di butuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan pembicara adalah sumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak).
       Dalam aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan kegiatan menulis dengan mencatat  hal – hal penting selama melakukan kegiatan menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok – pokok pesan disampaikan pembicara kepada peny imak.  Fungsi catatan  tersebut ialah sebagai berikut:
1)      Meninjau Kembali Bahan Simakan ( Reviu)
2)      Menganalisis Bahan Simakan Pada Dasarnya
3)      Mengeavaluasi Bahan Siamakan Pada Tahap Akhir Klan egiatan Menyimak,
langkah ini dapat dilakukan dengan cara :
1)        Kekuatan Bukti
2)        Validitas Alasan Jika Pernyataan Pembicara Diikuti, dengan alasan -  alasan yang kuat, terpercaya dan logis.
3)        Kebenaran Tujuan
b.      Penyimak
Penyimak  yang baik  ialah  penyimak  yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak  dan  luas. Jika penyimak  memliki pengetahuan  dan pengalaman yang banyak dan luas,ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik . Selain itu, penyimak  yang baik  ialah  penyimak  yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif.
Kmidjan (2001) menyatakan bahwa penyimak  yang baik  ialah penyimak  yang  memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan ssikap kooperatif.
c.       Sikap Objektif
Yang dimaksudkan sikap objektif  ialah pandangan penyimak terhadap bahan simakan, jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal  hal diluar kegiatan menyimak, seperti pembicara, ruang, suasana sarana dan prasana.
d.      Sikap Kooperatif
Ialah sikap menyimak yang sikap berkejasama dengan pembicara untuk keberhasilan tersebut.
e.       Bahan  Simakan
Bahan simakan merupakan  unsur terpewnting dalam kom unikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan penbicara kepada penyimak. Yang dapat berupa gagasan, konsep atau informasi.
2.      Tahapan Menyimak
Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan sutu proses, dalam proses ini terdapat tahap-tahap. Tarigan (1994:58) menyimpulkan lima tahap dalam proses menyimak, yaitu:

a.       Tahap mendengar

Dalam tahap ini kita mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraan;

b.      Tahap memahami

Yaitu tahap mengerti dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh sang pembicara;

c.       Tahap menginterpretasi

Yaitu tahap menafsirkan isi dengan cermat dan teliti ujaran sang pembicara;

d.      Tahap mengevaluasi

Yaitu tahap menilai pendapat dan gagasan, keunggulan dan kelemahan, serta kebaikan dan kekurangan sang pembicara.

e.       Tahap menanggapi

Merupakan tahap terakhir dalam menyimak.
Ruth G. Stricland (2002) menyimpulkan ada sembilan tahapan menyimak, mulai dari yang tidak ketentuan  sampai pada yang amat bersungguh-sungguh, yaitu sebagai berikut:
a.       Menyimak berkala, yang terjadi pada saat anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
b.      Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan.
c.       Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati anak.
d.      Menyimak serapan karena anak keasikan menyerap hal-hal yang kurang penting, jadi merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.
e.       Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang di simak, karena perhatiannya terganggu oleh keasikan lain dan hanya mendengarkan hal-hal yang menarik saja.
f.       Menyimak asosiatif; hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan, yang mengakibatkan penyimak benar-benar tidak memberi reaksi terhadap pesan yang di sampaikan pembicara.
g.      Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan memberi komentar maupun pertanyaan.
h.      Menyimak secara seksama, mengikuti jalan pikiran pembicara dengan sungguh-sungguh.
i.        Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan pembicara.
3.      Ragam Menyimak

a.       Sumber suara

Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1)      Intrapersonallistening atau menyimak intrapribadi
Sumber suara yang disimak berasal dari diri sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri merenungkan nasib diri, menyesali perbuatan sendiri atau berkata-kata dengan diri sendiri.
2)      Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
Sumber suara yang disimak berasal dari luar diri penyimak, misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya.

b.      Cara penyimak bahan yang disimak

Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
1)        Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja. Menyimak ekstensif meliputi :
a)      Menyimak sosial
Berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya.
b)      Menyimak sekunder
Mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak sambil mengerjakan sesuatu.
c)      Menyimak estetik
Yakni penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukan misalnya lakon drama, cerita, puisi baik secara langsung maupun mendengarkan radio.
d)     Menyimak pasif
Merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar. Contoh ; tukang becak yang biasa mengantar turis asing secara tidak langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
2)        Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Menyimak intensif meliputi:
a)      Menyimak kritis
Bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan . penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara. Contoh ; orang yang menghadiri seminar akan memberi tanggapan terhadap isi seminar.
b)      Menyimak interogatif
Merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak. Contoh ; seseorang yang diinterogasi oleh Polisi karena telah melakukan kejahatan.
c)      Menyimak penyelidikan
Menyimak dengan tujuan menemukan. Contoh ; Polisi melakukan menyimak penyelidikan saat tersangka menjawab pertanyaannya.
d)     Menyimak kreatif
Berhubungan dengan imajinasi seseorang, penyimak dapat menangkap isi yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi tersebut.
e)      Menyimak konsentratif
Merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimak. Kegiatan ini memerlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
f)       Menyimak selektif
Dilakukan dengan menampung aspirasi dari pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan. Contoh ; menyimak acara televisi dan memilah-milah mana yang boleh ditonton oleh anak kecil dan mana yang dilarang.

c.       Berdasarkan Tujuan menyimak

Tujuan menyimak dapat dibedakan menjadi:
1)      Menyimak sederhana
Terjadi dalam percakapan ringan dengan teman atau percakapan melalui telepon.
2)      Menyimak diskriminatif
Menyimak untuk membedakan suara atau perubahan suara. Contoh ; orang yang marah mengeluarkan nada suara yang berbeda dengan orang yang sedang bergembira.
3)      Menyimak santai
Menyimak untuk tujuan kesenangan. Contoh ; film, drama, komedi, dan sebagainya.
4)      Menyimak informatif
Menyimak untuk mencari informasi. Contoh ; menyimak siaran televisi, radio pengumuman dan sebagainya.
5)      Menyimak literatur
Menyimak untuk mengorganisasikan gagasan. Contoh ; membahas hasil penemuan.
6)      Menyimak kritis
Adalah sejenis kegiatan menyimak  yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Contoh ; ketika mengikuti seminar proposal skripsi, karena ada hal yang
kurang bisa diterima dan dimengerti, maka saya meminta pada nara sumber untuk menjelaskan maksudnya.

d.      Taraf aktivitas penyimak

Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
a)      Kegiatan menyimak bertaraf rendah (silentlistening)
Kegiatan menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas ini bersifannonverbal seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti ; benar, saya setuju, ya, dan sebagainya
b)      Kegiatan menyimak bertaraf tinggi (activelistening)
Pada kegiatan ini penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami isi bahan simakan.
4.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak
a.       Faktor fisik
Kondisi fisik dan lingkungan fisik penyimak merupakan faktor yang penting dalam menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.
b.      Faktor psikologis
Faktor psikologis melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi, yaitu faktor-faktor psikologis dalam menyimak. Faktor-faktor ini antara lain mencakup masalah-masalah:
1)     Prasangka dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alas an
2)     Keegosentrisan dan keasyikan terhdap minat pribadi serta masalah pribadi serta masalah pribadi
3)     Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas
4)     Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan
5)     Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan, atau terhadap sang pembicara.
Sebagian atau semua faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi kegiatan menyimak kearah yang merugikan yang tidak kita ingini, dan hal ini mempunyai akibat yang buruk bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa. Dalam hal-hal seperti inilah para guru harus menampilkan fungsi bimbingan dan penyuluhan serta mencoba memperbaiki kondisi-kondisi yang merugikan tersebut. Guru juga harus mempertinggi serta memperkuat sifat ketanpaprasangkaan, kewajaran yang tidak berat sebelah, serta sifat yang tidak mementingkan diri sendiri; dan mencoba untuk memberikanserta mengadakan suatu latar belakang yang bersifat merangsang minat yang akan bertindak sebagai suatu keadaan yang menguntungkan bagi menyimak responsif.
Sebaliknya faktor-faktor psikologis ini pun mungkin pula sangat menguntungkan bagi kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, misalnya; pengalaman-pengalaman masa lalu yang sangat menyenangkan, yang telah menentukan minat-minat dan pilihan-pilihan, kepandaian yang beranekaragam dan lain- lainnya, kalau dihubungkan dengan suatu bidang diskusi jelas merupakan pengaruh-pengaruh baik bagi kegiatan menyimak yang mengasyikan, yang memukau dan menarik hati. Demikianlah, dapat kita ambil kesimpulan bahwa:
1)      Faktor psikologis yang positif memberi pengaruh yang baik
2)      Faktor psikologis yang negative memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak. Guru yang bijaksana akan meningkatkan serta memanfaatkan faktor psikologis yang positif ini; dan sebaliknya mengurangi serta mencegah timbulnya faktor psikologis yang negatif  bagi penyimak.
c.       Faktor pengalaman
Sikap yang terbentuk pada diri seseorang merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan pengalaman diri sendiri. Kurangnya atau tiadanya minat merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidaknya minat merupakan akibat penglaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman dalam bidang yang akan disimak itu. Sikap-sikap yang antagonistic, sikap-sikap yang menentang serta bermusuhan timbul dari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan. Demikianlah, latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak. Kosa kata simak juga turut mempengaruhi kualitas menyimak. Makna-makna yang dipancarkan oleh kata-kata yang asing cenderung untuk mengurangi serta menyingkirkan perhatian para siswa. Anak-anak tidak “mendengar” ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman mereka.
Kosa kata simak cenderung berada atau ketinggalan jauh di belakang kebutuhan-kebutuhan para siswa sebaik mereka mengalami kemajuan di sekolah dasar. Pendek kata, kebutuhan jauh lebih banyak daripada kemajuan yang dicapai di sekolah dasar dalam kosa kata simak. Begitu banyak istilah teknis dan abstrak yang diperkenalakan dalam pengembangan kurikulum sehingga anak tetap dipadati dengan pengertian kata-kata yang samar dan kurang lengkap yang mereka dengar dipergunakan dalam pelajaran-pelajaran mereka. Seperti juga halnya anak-anak membutuhkan latihan dan bimbingan dalampenguasaan suatu kosa kata simak yang luas dan bermakna bagi mereka. Kalau tidak, maka tidak dapat disangkal bahwa sebagian besar dari pengajaran lisan itu akan terbang melayang begitu saja, tidak adal melekat dalam otak para siswa.
d.      Faktor sikap
Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat dia setujui dibandingkan pada yang kurang atau tidak disetujuinya. Sikap ini adalah wajar dalam kehidupan ini. Kita memang cenderung menyingkirkan atau menghilangkan hal-hal yang dapa membuat kita goyang, membuat kita tidak seimbang atau yang justru membuat kita mempertanyakan posisi kita sendiri pada suatu pokok tertentu.
Dengan masalah di atas maka hendaknya bila para pembicara memperhatikan hal itu, antara lain dengan cara memilih topik pembicaraan yang disenangi oleh para penyimak, misalnya masalah yang sedang hangat diperbincangkan dalam media massa atau dalam kehidupan sehari-sehari. Memahami sikap penyimak merupakan salah satu modal penting bagi pembicara untuk menarik minat atau perhatian para penyimak.
Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama menganai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akam bersikap emnerima pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya. Kedua hal ini member dampak pada penyimak, masing-masing dampak positif dan dampak negatif.
Sebagai pendidik, tentunya para guruakan memilih dan menanamkan dampak positif kepada anak didiknya dari segala bahan yang disajikanny, khususnya bahas simakan. Menyajikan pelajaran dengan baik dengan materi yang menarik, ditambah lagi dengan penampilan yang mengasyikan dan mengagumkan, jelas sangat menguntungkan dan sekaligus juga membentuk sikap yang positif pada para siswa.
e.       Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan berhasil mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan menyimak.
Kebanyakan kegiatan menyimak melibatkan system penilaian kita sendiri. Kalau kita dapat memperoleh sesuatu yang berharga dari pembicaraan itu, maka kita pun akan bersemangat menyimaknya dengan tekun dan seksama. “apa dan apa lagi yang dapat saya petik dari ceramah sang pakar ini?” adalah pertanyaan yang wajar dikemukakan oleh sang penyimak dalam hatinya. Pertanyaan serupa itu adalah pertanyaan yang tepat dan sahih.
Kalau kita sebagai penyimak tidak yakin bahwa kita akan memperoleh sesuatu yang berharga dan berguna dari sutu penyimakan, maka akan sedikit sekali kemungkinan bahwa kita akan mau, apalagi bergairah, menyimak pada sesuatu apabila kita sedang melamun, mengantuk, atau tidur-tiduran.
Dorongan dan tekad diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu dalam kehidupan ini. Menerangkan pelajaran dengan baik dan jelas, mengutarakan apa maksud dan tujuan yang hendak dicapai dan bagaimna cara mencapai tujuan itu, jelas merupakan suatu bimbingan kepada para siswa utnuk menanamkan serta memperbesar motivasi mereka untuk menyimak dengan tekun.
Motivasi ini erat juga berkaitan dengan pribadi atai personalitas seseorang. Siapa diri kita, juga turut mempengaruhi perilaku menyimak kita. Kalau kita yakin dan percaya bahwa pribadi kita mempunyai sifat kooperatif, tanggang hati, dan analitis, maka mungkin kita akan menjadi penyimak yang lebih baik dan unggul daripada kalau piker bahwa diri kita malas, bersifat argumentatif, dan egosentris.
f.       Faktor jenis kelamin
Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula.
Julian Silverman, misalnya, menemui fakta-fakta bahwa gaya menyimak pria pada umumnya bersifat obyektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras kepala atau tidak mau mundur, menetralkan, intrusive 9bersifat mengganggu), berdikari/ mandiri, sanggup mencukupi kebutuhan sendiri (swasembada), dapat menguasai/ mengendalikan emosi, sedangkan gaya menyimak wanita cenderung lebih subyektif, pasif, ramah/simpatik, difusif (menyebar), sensitive, mudah dipengaruhi/gampang terpengaruh, mudah mengalah, reseptif, bergantung (tidak berdikari), dan emosional (Silverman, 1970;Webb, 1975:139)
g.      Faktor lingkungan
Para guru harus menyadari benar-benar betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap keberhasilan menyimak, terhadap keberhasilan belajar para siswa pada umumnya; baik menyangkut lingkungan fisik ruangan kelas, maupun yang berkaitan dengan suasana sosial kelas.
h.      Faktor perananan dalam masyarakat
Kemauan menyimak kita dapat juga dipengaruhi oleh peranan kita dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, maka kita ingin sekali menyimak ceramah, kuliah, atau siaran-siaran radio dan televisi yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran di tanah air maupun luar negeri. Sebagai mahasiswa, maka kita diharapkan dapat menyimak lebih saksama dan penuh perhatian dibandingkan jika kita sebagai karyawan harian pada sebuah perusahaan.
D.    Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah
Untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa, ada beberapa teknik yang perlu ditempuh (Tarigan, 1993: 61) yaitu:

1.      Teknik loci (Loci System)
Salah satu teknik mengingat yang paling tradisional adalah teknik loci. Teknik ini pada dasarnya memberikan cara mengingat pesan dengan memvisualisasikan dalam benak kita materi yang harus diingat.Teknik ini dilakukan dengan, mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yang serupa, dengan mempelajari lokasi-lokasi yang ada di sekitar kita dan mencocokkan hal-hal yang akan diingat dengan lokasi-lokasi tersebut.
2.      Teknik penggabungan
Teknik yang ke dua adalah teknik penggabungan (link system), teknik ini memberikan gagasan tentang cara mengingat,yaitu dengan menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama yang akan diingat dengan pesan ke dua, ke tiga, dan seterusnya. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imaji-imaji tertentu yang perlu anda visualkan secara jelas dalam pikiran. Untuk mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan dimata-rantaikan), anda pun perlu menghubungkan pesan pertama tersebut dengan lokasi yang akan mengingatkan anda
pada item tadi.
3.      Teknik Fonetik
Sistem lain yang lebih kompleks tetapi cukup efektif adalah  teknik fonetik atau phonetic system. Teknik ini melibatkan penggabungan angka-angka, bunyi-bunyi fonetis, dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan tadi serta bunyi-bunyi, dengan pesan yang akan diingat.
4.      Teknik pengelompokan kategorial
Pengelompokan kategorial, yakni suatu teknik pengorganisasian yang dapat digunakan secara sistemtis untuk memodifikasikan informasi baru dengan cara memberikan struktur baru pada informasi-informasi tadi.

5.      Teknik Pemenggalan
Teknik ini memberikan cara mengingat pesan dengan cara memenggal pesan-pesan yang panjang.contohnya, Apabilah mendengar orang menyebutkan nomor telepon, misalnya 6651814, maka agar mudah mengingatnya kita memenggal, kelompok angka itu menjadi 665-18-14, atau 66-51-814 dan sebagainya.
6.      Konsentrasi
Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara merupakan kesulitan utama yang dihadapi oleh pendengar. Karena seringnya berkomonikasi dalam rentang waktu yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi untuk memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada satu rangsang saja.
Pendengar akan lebih bertanggung jawab dan meningkatkan konsentrasinya dengan melatih perilaku (Sutari, 1998: 66)  sebagai berikut:
a.    Jujur terhadap penutur apabila ia mempunyai kesulitan dalam menangkap pesan yang disampaikan
b.   Membuat pertanyaan-pertanyaan pribadi agar lebih memperhatikan
c.    Melatih kebiasaan menuliskan pendapat orang lain pada saat penutur terlibat pembicaraan dengan pendengar lain
d.   Mendengar dengan tujuan untuk  berbagai pesan antara satu penutur dengan penutur lain.
1.      Materi Pembelajaran Menyimak
Agar anak mudah memperoleh kemampuan berbicara dan mendengarkan dalam bahasa Indonesia, sebaiknya kegiatan pembelajaran diurutkan sesuai dengan kemampuan anak, yaitu dari yang sangat sederhana sampai dengan yang agak sulit.
Berikut ini urutan kemampuan berbicara dan mendengarkan beserta dengan contoh pembelajaran yang dapat dilatihkan guru di kelas melalui kegiatan informal dan melalui permainan. Sebagai salah satu contoh pengajaran menyimak di sekolah dasar diarahkan pada materi dan bentuk pengajaran sebagai berikut.
a.       Membiarkan/menyuruh siswa menutup mata lalu menundukkan kepalanya di atas meja, kemudian mereka disuruh membedakan bunyi (meraut pensil, mendorong kursi, membuka pintu, membalik buku, dan lain-lain).
b.      Mengajarkan kepada siswa bagaimana menerima pesan telepon secara singkat.
c.       Membacakan paragraf pendek tentang ilmu pengetahuan. Kemudian ajukan pertanyaan-pertanyaan tentang apa, siapa, mengapa,dan bagaimana.
d.      Pada pelajaran bahasa Indonesia anak usia jenjang sekolah ini perlu mendapat latihan mengucapkan bunyi-bunyi vokal dankonsonan, seperti ucapan :
a + i = ai pan – tai
se - lai te - ra - tai la – lai
ke - de - lai se - ru – nai
a + u = au ka - lau pu - lau me - ran – tau
si - lau ge - mi - lau ha - ri – mau
Vokal-vokal tersebut harus diucapkan jelasdengan membuka mulut dan membentuk mulut sebaik-baiknya, sesuai dengan bunyi yang keluar dari artikulator secara wajar.Guru, sebagai model penutur harus mampu embuat tutur yang jelas dan betul.
e.       Pelajaran dikte sangat memerlukan ucapan ,pelafalan yang jelas, pelan, berulang-ulang(tiga kali ucapkan sudah cukup, untukmelatih terampil dan tertib) kemudian dituliskata, kelompok kata atau kalimat tersebut.
f.       Guru bercerita, siswa mendengarkandengan sungguh-sungguh. Kemudian gurumenanyakan hal-hal yang benar-benarmenarik minat siswa dalam isi cerita.
g.      Bermain berbisik. Pelajaran ini inginmeningkatkan kemampuan mendengar siswa. Kegiatan mendengarkan memerlukankonsentrasi dan pemahaman yang tinggi. Siswa dapat diatur dalam sesuatu deretanatau bebas untuk duduk dengan memperhatikan giliran yang sudah diatur sebelumnya.Permainan ini dapat berupa sebuah kompetisi berhadiah nilai atau pujian yangberupa motivasi intrinsik.
h.      Bermacam-macam pertanyaan tiruan bunyibinatang dapat diberikan untuk melatih mendengarkan cermat.
2.      Metode dan Teknik dalam Pembelajaran Menyimak
Sebenarnya masih dapat dibuat variasi pertanyaansesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa. Lain daripada itu guru perlu pulamemperhatikan langkah-langkah dalampelajaran menyimak sebagai berikut.
a.       Menentukan makna
Hal ini penting karena tanpa adanyapenjelasan guru, mungkin siswa tidak akanmenangkap dan memahami apa yang didengarnya.
b.      Memperagakan ekspresi
Setelah guru menentukan makna, makadiulang beberapa kali. Pertama guru beradadi depan kelas, dan selanjutnya bergerak kekiri dan ke kanan agar semua siswa dapatmelihatnya.
c.       Menyuruh mengulangi
Siswa menirukan apa yang disebutkan olehguru sambil melakukan suatu gerak ataumenunjuk suatu gambar.
d.      Memberikan latihan ekstensif
Guru dapat menggunakan berbagai caramisalnya, dengan drill (mengulangi kata danekspresi yang telah diajarkan dalam situasiyang terbatas, dan dengan kata serta strukturyang terbatas).
Apalagi kalau siswa diberi kesempatanmemanipulasi atau mengeksplorasi media.Pembelajaran menjadi lebih bermakna karenakemampuan berpikir dan kreativitas siswaberkembang. Dengan demikian dominasi gurudalam proses pembelajaran dapat diminimalisasi,sehingga pembelajaran yang berpusatpada anak dapat diujudkan.Jenis media atau alat peraga yang dapatdigunakan dalam pembelajaran bahasa termasukmenyimak beraneka ragam. Alat peraga ataumedia untuk mata pelajaran lain dapatdigunakan dalam pembelajaran bahasa. Oleh karena kegiatan menyimak melibatkan alatauditori siswa, alat yang dipilih harusdisesuaikan.
3.      Media dan Pembelajaran Menyimak Siswa
Media memegang peran penting dalam prosespembelajaran. Ada dua fungsi utama mediadalam pembelajaran. Pertama, media berfungsiuntuk memudahkan penyampaian konsep ataumateri. Terutama bagi siswa kelas awal yangdari segi perkembangan kognitif manurut Piagetmasih berada pada tahap pra operasionalkonkret sangat memerlukan media dalampembelajaran. Dengan media, siswa dapatmemahami sesuatu yang abstrak menjadi lebihkonkret. Kedua, dengan penggunaan mediaproses pembelajaran lebih menarik bagi siswa.Apalagi kalau siswa diberi kesempatanmemanipulasi atau mengeksplorasi media.Pembelajaran menjadi lebih bermakna karenakemampuan berpikir dan kreativitas siswaberkembang. Dengan demikian dominasi gurudalam proses pembelajaran dapat diminimalisasi,sehingga pembelajaran yang berpusatpada anak dapat diujudkan.Jenis media atau alat peraga yang dapatdigunakan dalam pembelajaran bahasa termasukmenyimak beraneka ragam. Alat peraga ataumedia untuk mata pelajaran lain dapatdigunakan dalam pembelajaran bahasa. Olehkarena kegiatan menyimak melibatkan alatauditori siswa, alat yang dipilih harussdisesuaikan.
4.      Kriteria Penilaian Pembelajaran Mendengarkan
Sesuai dengan namanya tes mendengarkan, bahan tes yang diujikan disampaikan secara lisan dan diterima siswa melalui sarana pendengaran. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001) penilaian mendengarkan dapat dilakukan dengan berbagai cara:
a.        Tingkat ingatan
Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat ingatan untuk mengingat fakta atau menyebutkan kembali fakta-fakta yang terdapat dalam wacana yang diperdengarkan, dapat bberupa nama, peristiwa, angka, dan tahun. Tes bisa berbentuk tes objektif isian singkat atau pilihan ganda.
b.       Tingkat pemahaman
Tes pada tingkat pemahaman menuntut siswa ubtuk memahami wacana yang diperdengarkan. Kemampuan pemahaman yang dimaksud mungkin terhadap isi wacana, hubungan antaride, antarfaktor, antarkejadian, hubungan sebab.
c.        Tingkat Penerapan
Butir-butir tes kemampuan mendengarkan yang dapat dikategorikan tes tingkat penerapan adalah butir tes yang terdiri dari pernyataan (diperdengarkan) dan gambar-gambar sebagai alternatif jawaban yang terdapat di dalam lembar tugas.
d.       Tingkat Analisis
Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat analisis pada hakikatnya juga merupakan tes untuk memahami informasi dalam wacana yang diteskan. Akan tetapi, untuk memahami informasi atau lebih tepatnya memilih alternatif jawaban yang tepat itu, siswa dituntut untuk melakukan kerja analisis. Tanpa melakukan analisis wacana, jawaban yang tepat secara pasti belum dapat ditentukan. Dengan demikian, butir tes tingkat analisis lebih kompleks dan sulit daripada butir tes pada tingkat pemahaman. Analisis yang dilakukan berupa analisis detail-detail informasi, mempertimbangkan bentuk dan aspek kebahasaan tertentu, menemukan hubungan kelogisan, sebab akibat, hubungan situasional, dan lain-lain.
Menurut Power dalam Safari (1997) ada tiga jenis pertanyaan pemahaman dalam ujian mendengarkan yaitu:
1)      Siswa memlih satu pertanyaan yang sama maksudnya dengan pernyataan yang didengar.
2)      Didengarkan percakapan singkat dari dua orang kemudian ditanyakan tentang isi percakapan yang telah diperdengarkan (pernyataan hanya diperdengarkan satu kali).
3)      Didengarkan pidato/percakapan/bacaan kemudian ditanyakan beberapa pertanyaan dari cerita tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.
Hakikat dari ilmu menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan merealisasi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
Jadi menyimak sangatlah penting bagi para pelajar mahasiswa, menyimak bertujuan untuk menangkap, memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
B.     Saran
Penulis memberikan beberapa saran , yaitu :
1.      Menerapkan dan memahami suasana dalam menyimak
2.      Menerapkan menyimak tepat guna dalam keidupan sehari-hari
3.      Melaksanakan prilaku menyimak dalam kegiatan menyimak agar kualitas menyimak lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Henry Guntur Tarigan. 1986. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.
http://zoelfatas.blogspot.com/2009/01/ragam-menyimak.html
http://pramuka-achank.blogspot.com/2009/05/jenis-jenis-menyimak.html
http://affandy.ss.blog.plasa.com/2008/07/18/belajar-menyimak/.html