Thursday, June 13, 2013

PEMAHAMAN DRAMA


a)         Pengertian Drama.
  1. Drama adalah suatu karangan dalam prosa atau puisi yang menyajikan dalam dialog atau pantomim suatu cerita yang mengandung konflik atau kontras seorang tokoh. Terutama sekali suatu suatu cerita yang diperuntuhkan buat dipentaskan di atas panggung.
  2. Drama adalah cerita yang unik. Ia bukan untuk dibaca saja, melainkan untuk dipertunjukan sebagai tontonan. Dan sebagai tontonan, ia adalah kesenian ephemeral, artinya bermula pada suatu malam dan berakhir pada malam yang sama.
  3. Drama itu suatu karangan dalam bentuk prosa atau puisi yang mematut kehidupan atau tokoh dengan bantuan dialog atau gerak dan yang direncanakan bagi pertunjukan teater.
b)         Jenis-Jenis Drama.
  1. Tragedi : jenis lakon ini yang disajikan berakhir dengan duka cita, tokoh utama dijemput maut dalam lakon tersebut. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi apabila akan menyusun jenis drama ini, yaitu :
    • Suatu lakon tragis haruslah berhubungan erat atau menggarap suatu subjek yang serius.
    • Sang pahlawan atau pelaku utama dalam tragedy haruslah seorang yang penting yang herois.
    • Tidak ada keyakinan kuat yang akan ditempatkan pada perubahan atau koinsiden, segala insiden yang terdapat dalam tragedy haruslah wajar, apa yang terjadi haruslah terjadi.
    • Rasa kasihan, sedih atau takut merupakan emosi-emosi utama pada karya tragedy.
  2. Komedi : ada yang menyatakan drama galak. Jenis ini mengandung subjek-subjek yang ringan dan cemerlang. Dalam ceritanya berakhir dengan suka ria. Dapat dilihat dari dalam cirri-ciri karya komedi di bawah ini, yaitu sebagai berikut :
    • Komedi mungkin memerankan suatu subjek yang serius dan mungkin pula suatu subjek yang ringan, tetapi selamanya memperlakukan subjeknya itu dalam suatu tendesi yang ringan atau cerah.
    • Komedi memerankan kejadian-kejadian yang mungkin dan seakan-akan terjadi.
    • Segala yang terjadi muncul dari tokoh dan bukan dari situasi.
    • Kelucuan yang dihasilkannnya merupakan sejenis humor yang serius, kelucucan yang tidak dibuat-buat.
  3. Tragikomedi : pada karya jenis ini adanya perpaduan antara cirri tragedy dengan cirri komedi. Benturan-benturan nilai jenis ini diusung dalam jalinan cerita didalamnya. Jenis ini memang salah satu jenis drama yang unik, karena karena memberontak terhadap konvensi dan nilai-nilai jenis drama yang ada.
  4. Melodrama : asal-usul drama jenis ini yaitu dari alur opera yang diucapkan dengan bantuan irama musik. Tapi mungkin juga tanpa adanya dialog dan emosinya dibantu oleh musik.
  5. Farce : jenis ini identik dengan komedi. Dalam gerakannya lebih bersifat karikatur, serta galaknya menitikberatkan pada kata dan perbuatan. Adapun tokoh-tokoh dan insiden-insidennya dapat dikatakan lebih baik, lebih besar, lebih penting daripada yang sebenarnya dari penekanan lebih dititikberatkan pada alur dari pada karakteristik atau penokohan.
c)         Unsur-Unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Drama.
  1. Alur
Sebelum mengetahui alur atau plot yang biasa digunakan dalam teks drama, alangkah baiknya kita batasi dahulu pengertian alur itu sendiri. Alur diartikan struktur gerak yang terdapat dalam fiksi maupun drama. Dalam suatu lakon harus bergerak dari suatu permulaan melalui suatu pertengahan menuju suatu akhir.
  1. Penokohan.
Jenis-jenis tokoh :
    • Tokoh pembantu, tokoh yang kontras dengan tokoh yang lainya. Dia mungkin merupakan minor karakter yang berfungsi sebagai pembantu saja, atau mungkin ia memerankan suatu bagian penting dalam lakon itu.
    • Tokoh serba-bisa, tokoh yang dapat berperan dengan tepat dan tangkas. Dia dapat berperan sebagai orang kampung atau sebagai yang berkedudukan. Kemampuan tokoh yang serba bisa inilah yang membuat tokoh individu yang sebenarnya itu semakin menjadi luar biasa, semakin menarik hati.
    • Tokoh statis, yang tetap saja keadannya, baik pada awal maupun pada akhir suatu lakon. Dengan kata lain tokoh ini tidak mengalami perubahan.
    • Tokoh berkembang, tokoh yang mengalami perkembangan selama pertunjukan.
  1. Dialog.
Dialog dalam suatu pertunjukan drama merupakan unsur penting, karena pertunjukan tanpa adanya dialog penonton akan sulit memahami jalan cerita secara utuh. Dialog memang unsur yang penting dalam drama, karena dengan dialog-dialog inilah sebuah cerita akan terungkap, watak para pelaku, dan lain sebagainya.
  1. Akting.
Acting atau teknik bermain ini unsur drama yang penting yang harus diperhatikan baik oleh para pemain. Dialog-dialog yang ditulis harus diucapkan dengan baik dan harus diimbangi dengan gerak dan ekspresi wajah yang tepat sesuai dengan yang diharapkan dalam naskah drama tersebut.
  1. Bloking.
Pengertian bloking ini adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang satu ketempat yang lainnya. Bloking ini sangat berguna bagi pemain yang belum bisa bermain dengan mengandalkan suaranya, mimiknya maupun gesture dan gerak tubuh lainya dengan baik diatas panggung. Hal itu bukan berarti pemain yang sudah mahir tidak perlu memperhatikan teknik bloking ini, justru dengan bloking yang tepat dengan gerakan yang beralasan akan lebih diterima oleh penonton apabila memerankan sebuah lakon dalam suatu pementasan.
d)         Kerangka Drama.
  1. Eksposisi : pada bagian ini penonton diperkenalkan tentang para pelaku yang dikembangkan pada bagian utama lakon. Tujuannya penonton mendapat gambaran mengenai drama yang akan ditontonya.
  2. Konflik : bagian ini para pelaku terlibat dalam suatu pokok persoalan. Di sini pertama terjadi insiden.
  3. Komplikasi : bertugas mengembangkan komplik. Pelaku utama menemui gangguan, penghalang-penghalang dalam mencapai tujuannya. Pada bagian ini kita dapat mempelajari serta meneliti tipe serta karakter-karakter sang tokoh dan dapat dijadikan bahan perbandingan dengan manusia sesuai dengan tokoh yang diperannkan.
  4. Krisis : pertentangan, ketidaksesuaian, dan masalah-masalah itu harus diimbangi dengan jalan keluar. Selanjutnya ditentukan oleh pihak mana yang benar dan tidak benar, akhirnya ditentuka oleh perangai yang mana yang melajutkan cerita.
  5. Resolusi : dalam hal ini harus berlangsung secara logis dan mempunyai hubungan yang wajar dengan apa yang mendahuluinya.
  6. Keputusan : di sini konflik berakhir. Sebentar lagi cerita usai. Di akhir pertunjukan mungkin berupa happy-end dan mungkin pula sebaliknya unhappy-end.

No comments: