Pemimpin berfungsi menggerakkan orang-orang. Pemimpin adalah yang
menyebabkan organisasi berkembang. Manajer adalah administrator,
mengurusi anggaran, memonitor kegiatan yang sedang berproses, dan
mengukur hasil yang dicapai.
Manajer adalah orang yang melaksanakan fungsi kerja sama dengan
orang-orang, sementara pemimpin menghubungkan antara yang memimpin
dengan bawahan sehingga membuat organisasi berkembang dan bersinergi
(Michael, Macooby. 2009).
Kepala sekolah adalah pemimpin sekaligus berfungsi sebagai manajer.
Ukuran kinerjanya ditentukan oleh tingkat kepiawaiaannya menguasai ilmu
pengetahuan dalam memotivasi orang-orang, menggerakan orang-orang untuk
mengembangkan dirinya dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Sebagai manajer kepala sekolah mengembangkan perencanaan agar sekolah
dapat mewujudkan keunggulan sekoah sehingga dapat beradaptasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi sesuai dengan kebutuhan
pengembangan mutu sumber daya manusia. Poros utama pekerjaannya adalah
memfasilitasi siswa belajar melalui peningkatan efektivitas guru
mengajar.
Apakah Kompetensi Kepala Sekolah
Kompetensi adalah kemampuan yang ditunjukkan dengan didasari ilmu
pengetahuan, kemampuan, atau keahlian dalam area subyek tertentu yang
kriterianya ditetapkan (http://searchcio-midmarket.techtarget.com.)
Kepala sekolah harus menunjukkan kemampuan memimpin dan mengelola
sekolah, menjadi orang paling menentukan keunggalan sekolah. Hasil
studi mengenai efektivitas sekolah menyatakan bahwa penentu utama
kemajuan sekolah adalah kepala sekolah. Jika sekolah itu gagal, maka itu
adalah kegagalan kepala sekolah. Namun demikian, kepala sekolah yang
efektif selalu karena adannya dukungan staf yang efektif pula.
Masalah Dalam Menerapkan Standar Kompetensi
Dalam menerapan standar nasional pendidikan, salah satu komponen yang
perlu ditetapkan standarnya adalah kepala sekolah sebagai bagian dari
tenaga kependidikan. Bagaimana kepala sekolah menerapkan standar dalam
mengembangkan kompetensi kepemimpinannya pada tingkat satuan pendidikan?
Karena kepala sekolah sebagai pimpinan, maka ia harus berperan untuk
menetapkan standar pada dirinya sendiri dengan menggunakan rujukan
standar nasional pendidikan atau menetapkan standar yang lebih tinggi
dari itu.
Standar Kompetensi Kepala Sekolah
Kompetensi minimal yang wajib kepala sekolah miliki menurut
Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 terhimpun pada dalam lima kompetensi
(1) kepribadian, (2) manajerial, inovatif, bekerja keras, dan (3)
kewirausahaan, (4) supervisi dalam rangka meningkatkan mutu profesi
pendidik, dan memiliki kompetensi (5) sosial.
Kepribadian berindikator berakhlak mulia, menjadi teladan, berkepribadian sebagai pemimpin,
memiki keinginan kuat mengembangkan diri, terbuka, mengendalikan diri
dalam menghadapi masalah, dan memiliki bakat sebagai pemimpin
pendidikan.
Kepala sekolah memiliki kecakapan manajerial memiliki berbagai
indikator cakap membuat rencana, mengembangkan sekolah sesuai
kebutuhan, memanfaatkan sumber daya secara optimal, mengelola perubahan
untuk mendukung pembelajaran efektif, mengembangkan sekolah yang
kondusif dan inovatif, memanfaatkan sumber daya manusia dan sarana
secara optimal, membangun hubungan , mengelola peserta didik,
mengembangkan kurikulum yang akuntabel, transparan, dan efisien,
mengelola sistem informasi dengan manfaatkan teknologi, melakukan
monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Kepala sekolah menciptakan inovasi dan bekerja keras sebagai
kompetensi kewirausahaan. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses,
mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala, Dan, memiliki naluri
kewirausahaan dalam mengembangkan kegiatan produksi atau jasa.
Kepala sekolah berkompeten dalam melaksanakan supervisi akademik dan
manajerial. Menggunakan teknik dan pendekatan yang tepat dalam rangka
meningkatkan mutu profesi pendidik.
Memiliki kompetensi sosial meliputi mampu bekerja sama,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan memiliki kepekaan terahdap
orang atau kelompok lain.
Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah Efektif
David Conley dan Paul Goldman (1994) sebagaimana dikutif Lasway
(1995) bahwa kepala sekolah yang efektif adalah yang berperan sebagai
pemimpin fasilitif. Yang mengembangkan kecakapan kolektif dalam
meningkatkan daya adaptasi sekolah, memecahkan masalah, dan meningkatkan
kinerja. Kata kuncinya ada pada kata memeranakan kepemimpinan kolektif dan
berperan sebagai teladan pada seluruh level kegiatan. Conley and
Goldman mengingatkan bahwa kepala sekolah harus berkomunikasi dengan
jelas, penuh perhatian, dan berhati-hati dalam menetapkan target
kinerja.
Stephen R. Covey dalam The Seven Habits of Highly Effective People
(1989) mengingatkan kita agar memulai dengan akhir sesuatu dengan
pengertian dan tujuan yang jelas. Ini berarti mengetahui hendak ke
mana, lebih memahami di mana berada. Kepala sekolah perlu
mengidentifikasi tujuan dan sasaran dan menentukan strategi yang tepat
agar sumber daya manusia, sarana, dana, dan waktu dapat digunakan secara
efektif dan efisien.
Hasil identifikasi Colleen Seremet (2007) Departemen Pendidikan
Maryland, USA, terdapat 5 keterampilan kepala sekolah yang menentukan
keberhasilan memfasilitasi siswa berprestasi, yaitu:
- Meningkatkan kerja sama dalam pemecahan masalah dan berkomunikasi secara terbuka.
- Mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data dalam mengidentifikasi kebutuhan sekolah
- Menggunakan data untuk mengidentifikasi dan merencanakan perubahan yang dibutuhkan dalam pengembangan program peningkatan mutu pengajaran
- Melaksanakan dan memantau rencana perbaikan sekolah
- Berpikir sistematis dalam menetapkan fokus yang jelas untuk meraih prestasi siswa sebagai tujuan sekolah.
Keberhasilan menerapkan keterampilannya perlu didukung dengan
keyakinan yang mendasari pikirannya harus memiliki sejumlah keyakinan
yang menguatkan komitmen untuk melaksanakan tugas dengan baik. Pada
prinsipnya kepala sekolah yakin bahwa:
- Siswa belajar adalah tujuan fundamental sekolah.
- Seluruh siswa dapat meraih prestasi belajar dengan standar yang tinggi.
- Pemecahaan masalah efektif jika berkolaborasi dengan seluruh staf dan pemangku kepentingan lainnya.
- Mengoleksi dan menganalisis data secara berkesinambungan.
- Pengambilan kuputusan berbasis data
- Belajar seumur hidup adalah prinsip untuk dirinya sendiri maupun bagi yang lain.
- Fokus dan memastikan seluruh tindakan mengarah pada pencapaian tujuan.
- Menetapkan mutu sumber daya manusia dan mutu kinerja sekolah pada level dengan kriteria yang tinggi.
Berbekal keyakinan saja tidak cukup. Kepala sekolah memerlukan
pengetahuan. Maryland menetapkan pengetahuan minimal yang kepala sekolah
kuasai adalah ;
- Hubungan antara penilaian siswa untuk meningkatkan mutu hasil belajar dengan peningkatan mutu mengajar.
- Sumber informasi, pengumpulan data, dan analisis data strategis
- Perbaikan proses perencanaan sekolah.
- Standar isi, inti tujuan pembelajaran, dan hasil pelajar
- Panduan pengembangan kurikulum
- Evaluasi dan strageti penilaian.
- Strategi memonitor pendidik dalam meningkatan pemahaman dan kemajuan belajar siswa.
- Melakukan penelitian berbasis praktik pelaksanaan tugas terbaik.
- Prinsip-prinsip Dimensi Belajar, Konstruktivisme, dan Multiple Kecerdasan
- Kolaborasi memecahkan masalah dan membangun konsensus
- Memahari standar bangunan
- Menguasai penerapan sistem berpikir
- Memahami proses perubahan sistem, organisasi, dan individu.
- Strategi berkomunikasi dengan efektif
- Menguasai teknologi sebagai alat mengorganisir dan menganalisis data dalam memantau kemajuan atau kinerja.
Indikator Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah
Merujuk pada sejumlah keterampilan sebagaimana dikemukakan oleh
Colleen Seremet maupun Lasway, maka terdapat sejumlah indikator mutu
kepala sekolah
Kinerja 1: Meningkatkan kerja sama dalam pemecahan masalah dan berkomunikasi secara terbuka
- Mengembangkan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan perbaikan sekolah.
- Mengkomunikasikan data prestasi siswa kepada seluruh pemangku kepentingan.
- Menyediakan waktu untuk memecahkan masalah secara kolaboratif.
- Menunjukkan proses kerja sama kelompok yang efektif
- Menunjukkan keterampilan membangun konsensus dalam upaya perbaikan sekolah
- Mengkomunikasikan visi, misi, dan tujuan sekolah secara berkelanjutan kepada seluruh pemangku kepentingan.
- Menghargai dan merayakan kontribusi dari warga sekolah pada peningkatan mutu perbaikan sekolah.
- Memelihara dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan.
- Mengevaluasi keterampilan kolaboratif dengan staf dan mendukung kebutuhdasar pengembangan staf.
Kinerja 2: Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data dalam mengidentifikasi kebutuhan sekolah
Dalam proses mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data untuk
memberi instruksi atau menetapkan keputusan. Kepala sekolah memerlukan
masukan dari konstituen utama (guru, administrator, orangtua, dan
siswa) untuk memastikan bahwa semua persepsi dan sikap terwakili dalam
proses ini.
Indikator kinerja utama yang menunjukkan kepemimpinan yang efektif dalam hal ini ialah; Kepala sekolah …
- memastikan bahwa data yang dikumpulkan berguna untuk menilai kinerja belajar siswa.
- melibatkan seluruh staf dalam menganalisis data prestasi siswa.
- mengidentifikasi proses dan hasil yang diinginkan.
- melibatkan staf dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan dan memperjelas masalah.
- memfasilitasi identifikasi prioritas kebutuhan berdasarkan hasil analisis data.
- menggunakan model penetapan keputusan berbasis data.
- meminta staf mengindentifikasi data yang aka digunakan dalam pengembilan keputusan.
- mengevaluasi perkembangan kompetensi guru.
- mengembangkan staf.
- menggunakan teknologi dalam mengelola dan menganalisis data.
Kinerja 3: Menggunakan data untuk mengidentifikasi
dan merencanakan perubahan yang dibutuhkan dalam pengembangan program
peningkatan mutu pengajaran.
Pada ranah ini terdapat indikator kinerja utama yang menunjukkan kepemimpinan yang efektif, yaitu kepala sekolah;
- memastikan bahwa rencana perbaikan sekolah didasarkan pada analisis data dan klarifikasi masalah.
- memfasilitasi pengembangan rencana perbaikan dengan tujuan, bukti pencapaian, dan strategi yang jelas.
- mengidentifikasi dengan staf pengetahuan dan keterampilan yang pendidik yang diperlukan untuk peningatan dan berbaikan mutu pengajaran.
- memastikan bahwa rencana perbaikan sekolah berdasarkan hasil identifikasi sehingga kepala sekolah menetapkan strategi sebagai tonggak meraih kemajuan menuju sasaran
- mengembangkan staf untuk mendukung kebutuhan mewujudkan tujuan setiap langkah pelaksanaan.
- memastikan pengawasan kurikulum, pengajaran, penilaian terstruktur secara sistematis.
- memberikan kesempatan kepada staf untuk belajar memperbaiki strategi berbasis penelitian
- memberikan kesempatan kepada menerapkan strategi berbasis data.
Kinerja 4: Melaksanakan dan memantau rencana perbaikan sekolah
Indikator kinerja utama yang menunjukkan kepemimpinan yang efektif, kepala sekolah;
Indikator kinerja utama yang menunjukkan kepemimpinan yang efektif, kepala sekolah;
- memfasilitasi pengembangan kalender pendidikan sebagai basis pengaturan waktu dan perbaikan sekolah sehingga dapat memastikan kalender pendidikan dapat ditinjau ulang secara berkala.
- mengevaluasi secara teratur untuk mempelajari dampak dari proses terhadap perbaikan prestasi siswa.
- memonitor sistematis pengumpulan dan analisis data oleh staf untuk menilai apakah kemajuan yang terwujud sesuai dengan tujuan yaitu member peluang belajar kepada seluruh siswa.
- mengumpulkan dan menggunakan data sebagai bahan pengambilan keputusan perbaikan mutu pembelajaran sehingga dapat mengintervensi perubahan bidang akademik untuk individu dan kelompok siswa secara berkelanjutan.
- menggunakan berbagai alat termasuk teknologi untuk memantau pencapaian program.
- mengenali indikator kunci keberhasilan
- memfasilitasi penggunaan data untuk terus mengevaluasi dan merevisi rencana perbaikan sekolah
- memanfaatkan seluruh sumber daya keuangan, manusia, waktu, sarana, dan peluang pengembangan staf untuk perbaikan mutu sekolah.
- mengelola waktu secara efektif dengan sistem penjadwalan untuk kegiatan rapat staf, evaluasi penggunaan waktu, melakukan pelatihan dalam rangka peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan perbaikan sekolah.
- mendukung staf dalam membuat melaksanakan perbaikan pembelajaran yang dalam mendukung upaya perbaikan sekolah
Kinerja 5: Menggunakan sistem pemikiran untuk menetapkan fokus yang jelas pada prestasi siswa mencapai tujuan
Sekolah yang efektif memiliki skala prioritas sehingga dapat mengelola kalender pendidikan, mengevaluasi, dan melakukan perbaikan dalam penggunaan waktu. Indikator kinerja utama yang menunjukkan kepemimpinan yang efektif, kepala sekolah dapat….
Sekolah yang efektif memiliki skala prioritas sehingga dapat mengelola kalender pendidikan, mengevaluasi, dan melakukan perbaikan dalam penggunaan waktu. Indikator kinerja utama yang menunjukkan kepemimpinan yang efektif, kepala sekolah dapat….
- mengelola sumber daya untuk mendukung program prioritas perbaikan sekolah.
- mengelola sumber daya untuk meningkatkan perbaikan kinerja sekolah, pengelolaan kelas, dan siswa belajar.
- mengidentifikasi proses kunci utama yang mempengaruhi mutu produk belajar siswa.
- mengidentifikasi tolok ukur kinerja dan indikator yang menghubungkan proses instruksional kunci untuk tujuan-tujuan pembelajaran.
- berkomunikasi dengan para pengambil keputusan di luar sekolah
- memastikan bahwa tujuan sekolah diselaraskan ke sekolah tujuan distrik
- membantu menginformasikan perencanaan kabupaten/kota dengan mengidentifikasi kebutuhan sekolah
Evaluasi Efektivitas Kinerja Kepala Sekolah
Banyaknya indikator kinerja memerlukan sistem pemantauan mutu, masalah selanjutnya adalah apa yang sebaiknya menjadi prioritas dalam evaluasi kinerja. Leithwood merekomendasikan agar evaluasi kinerja kepala sekolah meliputi (1) perencanaan (merumuskann prosedur, kebijakan, dan tujuan); (2) bagaimana kepala sekolah menghimpun data dan menggunakan data (3) melaksanakan kegiatan dan tindak lanjut dari hasil analisis umpan balik untuk melakukan perbaikan pada rencana berikutnya.
Banyaknya indikator kinerja memerlukan sistem pemantauan mutu, masalah selanjutnya adalah apa yang sebaiknya menjadi prioritas dalam evaluasi kinerja. Leithwood merekomendasikan agar evaluasi kinerja kepala sekolah meliputi (1) perencanaan (merumuskann prosedur, kebijakan, dan tujuan); (2) bagaimana kepala sekolah menghimpun data dan menggunakan data (3) melaksanakan kegiatan dan tindak lanjut dari hasil analisis umpan balik untuk melakukan perbaikan pada rencana berikutnya.
William Harrison dan Kent Peterson (1986) seperti yang dikemukan oleh
David Peterson (1981) memperoleh data bahwa hanya 58% kepala sekolah
yang yakin bahwa mereka telah menetapkan target kinerja sebelum evaluasi
dilaksanakan pada tiap tahun.
David Peterson juga mengutip catatan hasil penelitian Ronald Lindahl
(1986) yang mendapatkan data bahwa sesungguhnya pada kepala sekolah yang
memiliki reputasi yang baik dalam melaksanakan tugasnya resisten atau
kurang suka terhadap evaluasi terhadap kinerjanya, mereka khawatir
proses evaluasi akan menurunkan reputasi yang telah diraihnya.
Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa tidak banyak kepala sekolah
yang mentapkan target mutu sekali pun mereka memahami bahwa hal
tersebut penting. Mereka juga kurang suka dievaluasi karena khawatir
mendapatkan nilai hasil evaluasi yang kurang baik. Kepala sekolah yang
telah menyandang reputasi baik, pada dasarnya tidak suka dievaluasi.
Kesimpulan
Kepala sekolah yang efektif sekurang-kurangnya memiliki 5 kompetensi
utama. Kesempurnaanya ditentukan oleh tingkat penguasaan ilmu dan
keterampilan untuk mempraktekan dalam pelaksanaan tugas di sekolah.
Menerapkan keterampilannya dalam merumuskan tujuan, mendefiniskan
peningkatan mutu, dan menetapkan indikator dan kriteria kinerjanya.
Keterampilan utama dalam menerapkan standar yang harus kepala sekolah
kuasai adalah mengevaluasi proses pelaksanaan tugas dan hasil yang
dicapainya. Hasil evaluasi itu diolah dan direflesikan dalam bentuk
data. Dengan data kepala sekolah dapat memastikan seberapa tingkat
kesesuaian antara yang dapat ia wujudkan dengan kriteria standar yang
ditetapkannya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kepala sekolah tidak selalu
siap memenuhi kriteria mutu yang ditetapkan dalam standar dan tidak
menyukai dievaluasi.
Kondisi nyata itu memberi pelajaran bahwa kendala utama dalam
menerapkan standar kepala sekolah adalah sebagian kepala sekolah tidak
mempersiapkan dirinya memenuhi standar. Pengalaman menyatakan bahwa
sebagian kepala sekolah tidak begitu suka dievaluasi apalagi harus
mengevaluasi dirinya sendiri.
Hambatan psikologis ini sesungguhnya menjadi kendala yang umum dalam upaya meningkatkan mutu kinerja melalui penerapan standar.
Referensi:
Collin Seremet, 2009, Indicator For Effective Principal Leadership In Improving Student Achievement, http://mdk12.org/process/leading/p_indicators.html
Lashway, Larry , 1995. What is Facilitative Leadership? http://www.ericdigests.org/1996-1/leadership.htm
Leithwood, Kenneth; Paul T. Begley; and J. Bradley Cousins. 1994. Developing Expert Leadership for Future Schools. London: Falmer Press.
Michael Maccoby, 2009. http://maccoby. com/Articles/UtdbMal.shtml, 2009)
Peterson, David, 1991. http://www.ericdigests.org/pre-9219/principals.htm
Stephen R. Covey, 1989. The 7 Habits Of Highly Effective People: Powerful Lessons in Personal Change, Franklin Covey. Co