Thursday, May 7, 2015

PENGERTIAN OPINI

Opini - Adalah salah satu kata yang hampir selalu berdampingan dengan kata fakta dan keduanya memliki perbedaan yang sangat jelas dan artikel kali ini tujuannya juga untuk menjelaskan keduanya baik dari sisi pengertian maupun melalui contoh - contoh kalimat opini dan fakta untuk membedakan antara keduanya.

Pengertian Opini - Menurut Wikipedia opini (opinion) adalah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian. Meskipun bukan merupakan sebuah fakta akan tetapi jika suatu saat suatu opini dapat dibuktikan maka opini tersebut akan berubah menjadi sebuah fakta.

Pengertian Fakta - Fakta (bahasa latin : Factus) adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi kenyataan.

Dari dua pengertian dapat disimpulkan secara sederhana bahwa opini adalah kebalikan dari fakta dan berikut adalah contoh kalimat opini dan contoh kalimat fakta dalam beberapa kalimat di bawah ini


Contoh Opini

1. Lari sejauh 100 meter sudah melelahkan
2. Makanan itu akan terasa lebih nikmat jika ditambah sedikit gula
3. Ruangan kelas itu sangat sempit
4. Tidak keramas selama 1 hari menyebabkan kepala gatal
5. Bogor adalah kota paling indah di Indonesia
6. Orang yang gemuk itu artinya hidupnya tenang
7. Jika aku hidup di Amerika pasti lebih menyenangkan
8. Jika indonesia dipimpin pemuda pasti lebih baik

Contoh Fakta


1. Penduduk Indonesia mayoritas beragama islam
2. Ir. Soekarno adalah presiden pertama Indonesia
3. Denpasar adalah ibukota Bali
4. Gunung Merapi sudah meletus lebih dari satu kali
5. Matahari terbenam di barat dan terbit di timur
6. 1 jam terdiri dari 60 menit
7. Indonesia adalah negara kepulauan
8. Air akan selalu mengikuti bentuk ruang yang di tempatinya

Dari contoh - contoh kalimat di atas dapat diketahui perbedaan antara kalimat opini dan kalimat fakta antaralain :

Fakta
1. Kebenarannya bersifat objektif
2. Merupakan kenyataan yang sebenarnya terjadi
3. Terdapat data yang akurat sebagai pendukung

Opini
1. Kebenarannya bersifat subyektif
2. Menunjukkan peristiwa yang belum terjadi
3. Tidak adanya data pendukung

Jenis jenis kalimat opini dan fakta


Jenis - jenis fakta
  1. Fakta Umum - Kebenaran yang berlaku epanjang zaman. contohnya pada no 5
  2. Fakta Khusus - Kebenaran yang berlaku pada 1 atau beberapa waktu tertentu. contohnya Aldi membaca buku
Jenis - Jenis Opini
  1. Opini perorangan - contohnya pada no 1
  2. Opini umum - contohnya makan yang berlebihan dapat mengakibatkan kegemukan

Wednesday, May 6, 2015

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin (Sugianto, 2010:45).

Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel (Slavin, 2005:246). Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Sudrajat, 2008:1).

Model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain (Zaini, 2008:56).

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw

Pada pembelajaran model Jigsaw para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa tersebut diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan lembar ahli yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah semua peserta didik selesai membaca, siswa dari tim berbeda yang mempunyai fokus topik sama bertemu dalam kelompok ahli untuk menentukan topik mereka. Para ahli tersebut kemudian kembali kepada tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka.

Selanjutnya para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik dan skor kuis akan menjadi skor tim. Skor-skor yang dikontribusikan para siswa kepada timnya didasarkan pada sistem skor perkembangan individual dan para siswa yang timnya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat atau bentuk-bentuk rekognisi tim lainnya. Dengan demikian para siswa termotivasi untuk mempelajari materi dengan baik dan untuk bekerja keras dalam kelompok ahli mereka supaya dapat membantu timnya melakukan tugas dengan baik.

Tahapan-tahapan penerapan pembelajaran model Jigsaw adalah sebagai berikut:
  1. Pilihlah materi belajar yang dapat dipisah menjadi bagian-bagian. Sebuah bagian dapat disingkat seperti sebuah kalimat atau beberapa halaman.
  2. Hitung jumlah bagian belajar dan jumlah peserta didik. Dengan satu cara yang pantas, bagikan tugas yang berbeda kepada kelompok peserta yang berbeda.
  3. Setelah selesai, bentuk kelompok Jigsaw Learning. Setiap kelompok  ada seorang wakil dari masing-masing kelompok dalam kelas.
  4. Kemudian bentuk kelompok peserta didik Jigsaw Learning dengan jumlah sama.
Berikut ini disajikan diagram tahapan pembelajaran model Jigsaw:

Diagram 1. Urutan Pertama Penjelasan Semua Kelompok

Diagram di atas menggambarkan guru membagi kelompok ke dalam tiga kelompok yang berbeda dan masing-masing kelompok terdiri dari empat orang siswa (ditandai dengan warna yang berbeda-beda).

Diagram 2. Urutan Kedua Kelompok Belajar

Untuk diagram kedua menggambarkan masing-masing kelompok mendiskusikan materi yang berbeda.

Diagram 3 Urutan Ketiga Kelompok Belajar Kolaboratif

Diagram di atas adalah pembentukan kelompok baru yang anggota kelompoknya terdiri atas anggota utusan dari masing-masing kelompok sebelumnya (diagram kedua).

Faktor Keberhasilan Model Pembelajaran Jigsaw

Faktor-faktor kunci keberhasilan yang harus diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran jigsaw adalah:
  1. Positive interdependence. Setiap anggota kelompok harus memiliki ketergantungan satu sama lain yang dapat menguntungkan dan merugikan anggota kelompok lainnya.
  2. Individual accountability. Setiap anggota kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan proses belajar seluruh anggota termasuk dirinya sendiri.
  3. Face-to-face promotive interaction. Anggota kelompok melakukan interaksi tatap muka yang mencakup diskusi dan elaborasi dari materi pembahasan.
  4. Social skills. Setiap anggota kelompok harus memiliki kemampuan bersosialisasi dengan anggota lainnya sehingga pemahaman materi dapat diperoleh secara kolektif.
  5. Groups processing and Reflection. Kelompok harus melakukan evaluasi terhadap proses belajar untuk meningkatkan kinerja kelompok.

Hambatan model pembelajaran Jigsaw

Tidak selamanya proses belajar dengan model Jigsaw berjalan dengan lancar. Ada beberapa hanbatan yang dapat muncul antara lain:
  1. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan model ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan model konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah. 
  2. Terbatasnya waktu. Proses model pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lebih banyak, sementara waktu pelaksanaan model ini harus disesuaikan dengan beban kurikulum.

Daftar Pustaka

  • Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning (cara efektif dan menyenangkan pacu prestasi seluruh peserta didik). Bandung: Nusa Media.
  • Sudrajat, Akhmad. 2008. Cooperative Learning-teknik Jigsaw. http://akhmadsudrajat.wordpress.com.
  • Sugianto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
  • Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Tuesday, May 5, 2015

MACAM-MACAM KALIMAT TANYA

Kalimat tanya dicirikan oleh empat hal, yaitu sebagai berikut.
1. Penggunaan kata tanya: apa, siapa, di mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.
   Contoh :
    - Bagaimana kondisi pengungsi lumpur Lapindo saat ini?
    - Apa Anda sudah berpengalaman di bidang mesin?

2. Penggunaan kata bukan atau tidak
    Contoh :
    - Bukankah ini tas yang kamu bawa?
    - Ini hasil ulanganmu, bukan?
    - Tidakkah dia merasa aneh dengan sikapmu?

3. Penggunaan klitika -kah pada predikat kalimat yang diubah susunannya SP-PS
    Contoh :
   1.a. Ia lulus tahun ini.
      b. Luluskah ia tahun ini?
   2.a. Ia sudah pulang?
      b. Sudah pulangkah ia?

4. Penggunaan intonasi naik pada suku kata akhir
    Contoh :
    - Ayahnya terlibat perampokan .
    - Ayahnya terlibat perampokan?
    - Dia pergi ke luar negeri.
    - Dia pergi ke luar negeri ?

Jenis Kalimat Tanya dan Kata Tanya
1. Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi
Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat tanya konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya ini tidak meminta penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran atau sebaliknya
dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.
Contoh kalimat tanya Klarifikasi:
1. Benarkah Saudara yang memimpin penelitianmu?
2. Apa benar barang-barang ini milik Anda?
3. Jadi benar isu mengenai keluarnya Anda dari Proyek Management?
4. Benarkah akan terjadi gempa di Jakarta, Pak?

Contoh kalimat tanya Konfirmasi:
1. Apakah Saudara mempunyai hubungan erat dengan terdakwa?
2. Apa Bapak sudah menerima surat pengunduran diri saya?
3. Apakah ini kunci mobil saudara?
4. Apa hari itu Anda pergi bersamanya?

2. Kalimat Tanya Retoris
Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban atau tanggapan langsung. Kalimat tanya retoris biasanya digunakan dalam pidato, khotbah, atau orasi. Pertanyaan retoris dikemukakan dengan bermacam-macam maksud sesuai dengan pokok pembicaraan. Pertanyaan retoris bertujuan untuk memberi semangat, menggugah hati, memotivasi, memberi kesadaran, dan sebagainya terhadap audiens atau pendengar.
Contoh kalimat retoris :
1. Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?
2. Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?
3. Mana mungkin Allah menurunkan rezeki bagi orang-orang malas?
4. Di mana kita saat mereka memohon pertolongan?
5. Mana ada pejabat yang jujur di zaman edan seperti ini?
6. Sudahkah kita mencoba memulai dari diri kita sendiri?
7. Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap moral bangsa kalau bukan kita?

3. Kalimat Tanya Tersamar
Kalimat tanya tersamar maksudnya adalah bentuk kalimat tanya yang mengacu pada bermacam maksud. Dengan kalimat tanya tersamar, penanya dapat menyampaikan berbagai tujuan seperti, memohon, meminta, menyindir, membiarkan, mengajak, menegaskan, menyetujui, menggugah, melarang, menyuruh, dan lain sebagainya.
Contoh :
1. Tujuan meminta:
    - Bolehkah saya tahu siapa namamu?
    - Dapatkah kamu menolong saya?
2. Tujuan mengajak:
    - Bagaimana kalau kamu ikut dalam perlombaan sains antarsekolah?
    - Dapatkah kamu menemaniku ke pesta itu nanti malam?
3. Tujuan memohon:
    - Apakah kamu bersedia menerima lamaran saya?
    - Bersediakah kamu meminjamkan motormu kepadaku?
4. Tujuan menyuruh:
    - Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?
    - Maukah kamu membuatkan kue bolu?
5. Tujuan merayu:
    - Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
     - Jadi kan kamu traktir saya makan hari ini?
6. Tujuan menyindir:
    - Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?
    - Begini caranya kamu berterima kasih?
7. Tujuan menyanggah:
    - Apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?
    - Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?
8. Tujuan meyakinkan:
    - Mestikah saya bersumpah di hadapanmu?
    - Apa selama ini kata-kata saya cuma pepesan kosong?
9. Tujuan menyetujui:
    - Tak ada alasan untuk ditolak, bukan?
    - Apa pantas hal ini saya abaikan?

4. Jenis Kalimat Tanya Biasa
Kalimat tanya biasa disebut juga kalimat tanya untuk menggali informasi. Kalimat untuk menggali informasi biasanya menggunakan kata tanya.
Kata tanya yang dipergunakan, dirumuskan dengan 5W+ 1H, yaitu : what (apa), where (di mana), who (siapa), whene (kapan), why (mengapa) dan how (bagaimana).
Contoh penggunaannya di dalam kalimat:
- Apa yang menyebabkan terjadinya kebakaran ini?
- Dari mana asal api?
- Siapa yang pertama kali melihat kejadian ini?
- Kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?
- Mengapa pemadam kebakaran terlambat datang?
- Bagaimana upaya warga menyelamatkan barang-barangnya dari kebakaran itu?

Berikut ini jenis kata tanya yang biasa dipergunakan.
1. mempertanyakan barang : apa
2. mempertanyakan orang : siapa
3. mempertanyakan pilihan : mana
4. mempertanyakan sebab : mengapa
5. mempertanyakan waktu: kapan dan bila
6. mempertanyakan tempat : di mana
7. mempertanyakan arah/tempat yang dituju : ke mana
8. mempertanyakan tempat asal, arah dari suatu tempat atau milik : dari mana
9. mempertanyakan keadaan sesuatu atau cara : bagaimana
10. mempertanyakan bahan  baku : dari apa
11. mempertanyakan asal milik : dari siapa
12. mempertanyakan alat  : dengan apa
13. mempertanyakan yang ikut serta : dengan siapa
14. mempertanyakan tujuan melakukan suatu perbuatan : untuk apa
15. mempertanyakan orang yang dituju : untuk siapa
16. mempertanyakan jumlah : berapa