Tuesday, October 27, 2015

MATERI PERKULIAHAN KURIKULUM PAUD MINGGU, 01 NOPEMBER 2015

Aspek Perkembangan Anak Usia Dini.
Terdapat 6 aspek perkembangan yang membentuk focus sentral dari pengembangan kurikulum bermain kreatif pada anak usia dini,diantaranya :
1.       Kesadaran Personal : Permainan yang kreatif memungkinkan perkembangan kesadaran personal. Bermain mendukung anak untuk tumbuh secara mandiri dan memiliki control atas lingkungannya. Melalui bermain anak dapat menemukan hal yang baru,bereksplorasi,meniru,dan mempraktikkan kehidaupan sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membangun keterampilan menolong dirinya sendiri,keterampilan ini membuat anak merasa kompeten.
2.       Pengembangan Emosi : Melalui bermain anak dapat belajar menerima,berekspresi,dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain juga memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka sendiridan untuk mengembangkan pola prilaku yang memuaskan dalam hidup.
3.       Membangun Sosialisasi : Bermain memberikan jalan bagi perkembangan social anak ketika berbagi dengan anak lain. Bermain adalah sarana yang paling utama bagi pengembangan kemampuan bersosialisasi dan memperluas empati terhadap orang lain serta mengurangi sikap egosentrisme.
4.       Pengembangan Komunikasi : Bermain merupakan alat  yang paling kuat untuk membelajarkan  kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat memperluas kosakata dan mengembangkan daya penerimaan serta pengekspresian kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan.
5.       Pengembangan Kognitif : Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan lingkungan,untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu karya,serta untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya. Bermain menyediakan kerangka kerja untuk anak untuk mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri,orang lain,dan lingkungan. Bermain adalah awalan dari semua fungsi kognitif selanjutnya,oleh karenanya kognitif(pemikiran anak) sangat diperlukan dalam kehidupan anak-anak.
6.       Pengembangan Kemampuan Motorik : Kesempatan yang luas untuk bergerak,pengalaman belajar untuk menemukan, aktivitas sensor motor yang meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan perceptual motorik. Bermain dapat memacu perkembangan perceptual motorik pada beberapa area,yaitu:
a.      Koordinasi mata-tangan atau mata-kaki
b.      Kemampuan motorik kasar
c.       Kemampuan bukan motorik kasar
d.      Manajemen tubuh dan control.

D.   Pola Perkembangan Anak
Ada beberapa pola perkembangan anak,yaitu sebagai berikut :
1)     Perkembangan Fisik : Perkembangan fisik berlangsung secara teratur,tidak secara acak. Perkembangan bayi ditandai dengan adanya perubahab dari aktivitas yang tidak terkendali menjadi suatu aktivitas yang terkendali. Perkembangan fisik pada masa bayi berjalan dengan cepat. Bayi belajar untuk mengendalikan kepala,menggapai sebuah objek,dan barang kali berdiri dan berjalan ditahun pertama tersebut. Ketika anak-anak tumbuh,perkembangan dari keterampilan motor mereka tidaklah samacepatnya dengan seperti pada masa kanak-kanak, tetapihal tersebut berlangsung terus sepanjang masa kanak-kanak. Beberapa hal dapat membantu kita dalam mengembangkan keadaan fisik dari anak-anak lewat kegiatan-kegiatan :
·         Menyediakan permainan diluar ruangan. Permainan yang ada sebaiknya merupakan permainan yang dapat mengembangkan keterampilan memanjat,berlari,melompat,dan seterusnya.
·         Meyakinkan anak-anak bahwa mereka memiliki suatu kesempatan untuk berada di dalam suatu area permainan yang berisi matras,bola karet dan target,dan bahan-bahan lain yang dapat mendukung perkembangan anak.
2)     Perkembangan Sosial : Perkembangan social dan emosional bayi juga tidak dapat dibedakan,pada respons yang diberikan terhadap suatu stimuli seperti lapar atau dingin maka akan menimbulkan tangisan yang tidak dikhususkan bagi stimuli tersebut. Ketika anank berusia tiga tahun,anak mulai membangun suatu hubungan dengan keluarga mereka dan juga dengan orang lain yang bukan merupakan anggota keluarga mereka. Mereka juga mencoba untuk membuat sebuah strategi untuk menyatakan keinginan mereka dan beberapa ide tentang identifikasi terhadap peran seks.
·         Perkembangan Kepribadian,guru yang berfikir tentang prilaku anak-anak akan merencanakan program yang menyediakan banyak peluang untuk anak-anak untuk membangun kepercayaan dan untuk membuat berbagai pilihan serta merasakan sukses dari pilihan yang mereka buat sendiri.
·         Perkembangan Konsep Diri,konsep diri dikembangkan secara bertahap; anak mengembangkan konsep dirinya sebagai seorang individu yang terpisah dari orang lain selama beberapa tahun. Melalui interaksi pertama anak dengan orang tua dan keluarga dan kemudian dengan orang lain di luar keluarga tersebut,anak secara berangsur-angsur mulai mengembangkan suatu konsep mengenaiseperti apa mereka dan siapa mereka.
·         Peran Dari Permainan,pengalaman bermain sangat penting di dalam perkembangan social dan emosional dari anak-anak. Anak-anak dapat memainkan berbagai peran dan prilaku serta mendapatkan umpan balik tentang kecocokkan dari prilaku dalam bermain. Anak-anak yang lebih muda sering memainkan peran anggota keluarga, dan seiring dengan pengalaman yang mereka miliki maka mereka juga mulai mencoba untuk memainkan peran di luar peran keluarga tersebut.
·         Agresi,aspek yang lain tentang pembangunan social yang patut mendapat perhatian adalah agresi. Para guru dan orangtua mempunyai kaitan dengan prilaku yang agresif pada anak-anak. Hasil dari studi menunjukan bahwa prilaku yang agresif di kelas dapat dikurangi dengan menyediakan bahan-bahan,ruang yang cukup sedemikian hingga anak-anak tidak mempunyai alasan untuk bersaing antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.
·         Identifikasi Peran Seks,sebelum anak yang berusia tiga tahun mulai untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri sebagai anak laki-laki atau anak perempuan, maka pada usia ini mereka sudah dapat mengidentifikasi orang lain sebagai anak laki-laki atau perempuan. Selanjutnya mereka mulai mengembangkan konsep identitas seksual dan sikap mereka tentang peran yang sesuai bagi pria dan wanita.
3)     Perkembangan Emosional : Perkembangan emosional seperti perkembangan fisik dan social,mengikuti tahapan  perkembangan  yang dapat diramalkan tentang pertumbuhan. Bayi bereaksi terhadap emosi apapun dengan mengeluarkan suara tangisan yang tidak dibedakan. Anak kecil memiliki perilaku yang sangat memaksa. Meraka hanya memiliki sedikit kendali dari dorongan hati mereka dan mudah merasa putuh asa. Bagi anak yang berada di bangku Taman Kanak –kanak dan kelas satu,sudah dapat menyatakan dan melabelkan suatu emosi yang luas. Mereka dapat menguraikan rasa sedih yang mereka alami,rasa marah,atau perasaan senang dan juga menguraikan suatu situasi yang merupakan emosi yang dihasilkan oleh anak-anak yang lain.
4)     Perkembangan Intelektual : Perkembangan kognisi mengacu pada perkembangan anak dalam berfikir dan kemampuan untuk member alas an. Perkembangan kognitif dari anak-anak yang lebih muda diuraikan dalam beberapa teori yang berbedadi daam kurun waktu yang berbeda. Para pendukung teori behavior memiliki segi pandang bahwa anak-anak tumbuh dengan mengumpulkan informasi yang semakin bayak dari hari ke hari. Piaget dalam Nixon dan Gould menguraikan perkembangan kognitif dari anak-anak dalam beberapa langkah,yang mencangkup tahap sensorimotor,pra operational,dan tahap konkret operasional. Tahapan-tahapan ini mengembngkan anak untuk bertumbuh kearah kedewasaan dan juga pengalaman.

A.     Pengertian Pendidikan dan Komponen-komponen Pendidikan
Dalam arti luas pendidikan adalah segala bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mengembangkan kemampuan seoptimal mungkin sejak lahir sampai akhir hayat. Dalam arti sempit, pendidikan identik dengan persekolahan di mana pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang terprogram dan terencana secara formal.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut meliputi: 1) tujuan pendidikan, 2) peserta didik, 3) pendidik, 4) kurikulum, 5) fasilitas pendidikan, dan 6) interaksi edukatif.
Para ahli pendidikan anak berpendapat bahwa pendidikan TK merupakan pendidikan yang dapat membantu menumbuhkembangkan anak dan pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar. Pada hakikatnya pendidikan TK/usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya adalah upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

B.     Hakikat Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
Pada hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan, bersifat aktif dan energik, egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, antusias terhadap banyak hal, bersifat eksploratif dan berjiwa petualang, kaya dengan fantasi, mudah frustrasi, dan memiliki daya perhatian yang pendek. Masa anak merupakan masa belajar yang potensial.
Kurikulum untuk anak usia dini/TK harus benar-benar memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangan dan harus dirancang untuk membuat anak mengembangkan potensi secara utuh. Baik Kurikulum TK 1994 maupun Kurikulum TK 2004 pada dasarnya sama memuat aspek-aspek perkembangan yang dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh yang mencakup bidang pengembangan perilaku melalui pembiasaan dan bidang kemampuan dasar.
Pembelajaran anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi bermain (belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar), pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat. Pendekatan yang paling tepat adalah pembelajaran yang berpusat pada anak

4.    KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA TK
A.   Hakikat Perkembangan
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia yang berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat. Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik maupun psikis. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara bertahap dan berurutan.
Perkembangan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti. 2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. 3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. 4) Perkembangan terjadi pada tempat yang berlainan. 5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. 6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda tentang pembabakan atau periodisasi perkembangan ini. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.

B.   Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak
Perkembangan anak usia TK yang terentang antara usia empat sampai dengan enam tahun merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional, serta bahasa. Ketika anak mencapai tahapan usia TK (3 sampai 6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang badan, serta keterampilan yang mereka miliki.
Dilihat dari tahapan menurut Piaget, anak usia TK berada pada tahapan praoperasional, yaitu tahapan di mana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering mereka perlihatkan dan sering berebut perhatian guru.
Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap dirinya. Bagi anak prasekolah, kegiatan bermain menjadikan fungsi sosial anak semakin berkembang.
Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog, dan menyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga dapat menambah perbendaharaan kata.

5.    PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN
A.   Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak menuntut pendidik yang memiliki kemampuan profesional, sosial dan pribadi yang baik. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik atau guru Taman Kanak-kanak adalah memahami perkembangan anak. Pemahaman tentang karakteristik perkembangan anak memberikan kontribusi terhadap pendidik untuk merancang kegiatan, menata lingkungan belajar, mengimplementasikan pembelajaran serta mengevaluasi perkembangan dan belajar anak.
Prinsip-prinsip perkembangan anak meliputi: (1) anak berkembang secara holistik, (2) perkembangan terjadi dalam urutan yang teratur, (3) perkembangan anak berlangsung pada tingkat yang beragam di dalam dan di antara anak, (4) perkembangan baru didasarkan pada perkembangan sebelumnya, (5) perkembangan mempunyai pengaruh yang bersifat kumulatif.
Prinsip-prinsip perkembangan anak tersebut memberikan implikasi bagi pendidik dalam menentukan tujuan, memilih bahan ajar, menentukan strategi, memilih dan menggunakan media, serta mengevaluasi perkembangan dan mendukung belajar anak secara optimal.

B.   Dasar Pemikiran dan Pengertian Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan
                Ada beberapa hal yang mendasari munculnya praktik pembelajaran yang berorientasi perkembangan, antara lain meningkatnya praktik pembelajaran yang bersifat formal di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini, kuatnya tuntutan dan tekanan orang tua dan masyarakat terhadap pengajaran yang lebih bersifat akademik, kesalahpahaman masyarakat tentang konsep pendidikan anak usia dini. Pembelajaran yang berorientasi perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu (1) berorientasi pada usia, (2) berorientasi pada anak secara individual, dan (3) berorientasi pada konteks sosial budaya anak.
                Praktik pembelajaran yang berorientasi perkembangan menekankan pada hal-hal sebagai berikut: (1) anak secara holistik, (2) program pendidikan yang bersifat individual, (3) pentingnya kegiatan yang diprakarsai anak, (4) fleksibel, lingkungan kelas menstimulasi anak, (5) pentingnya bermain sebagai wahana belajar, (6) kurikulum terpadu, (7) belajar melalui bekerja, (8) memberikan pilihan kepada anak tentang apa dan bagaimana caranya belajar, (9) penilaian bersifat kontinu, dan (10) bermitra dengan orang tua untuk mendukung perkembangan dan belajar anak.

C.    Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia Taman Kanak-kanak
                Prinisp-prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan dapat diidentifikasi dari beberapa dimensi, sebagai berikut.
  1. Menciptakan iklim yang positif dan kondusif untuk belajar.
  2. Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu.
  3. Lingkungan dan jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif, mengambil inisiatif, melakukan eksplorasi terhadap objek dan lingkungannya.
  4. Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara konkret dan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
  5. Mendorong anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa secara menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis dini.
  6. Strategi pembelajaran dirancang agar anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya secara individual dan dalam kelompok kecil.
  7. Motivasi dan bimbingan diberikan agar anak mengenal lingkungannya, mengembangkan keterampilan sosial, pengendalian dan disiplin diri.
  8. Kurikulum diorganisasikan secara terpadu untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi aspek fisik motorik, sosial emosi, kognitif, bahasa, dan seni.
  9. Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi.
  10. Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara melakukan kegiatan tersebut. 
6.    PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A.   Pengertian dan Komponen-komponen Pembelajaran
                Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat tercapai.
Perencanaan pembelajaran mengandung komponen-komponen yang ditata secara sistematis dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain.
Komponen-komponen perencanaan pembelajaran meliputi:
  1. Tujuan merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran merupakan proyeksi tentang hasil belajar atau kemampuan yang harus dicapai anak setelah belajar.
  2. Materi adalah bahan yang akan diajarkan agar tujuan tercapai.
  3. Kegiatan belajar mengajar adalah proyeksi kegiatan belajar yang harus dilakukan anak agar tujuan tercapai.
  4. Media dan sumber belajar merupakan salah satu komponen yang memberi dukungan terhadap proses belajar.
  5. Evaluasi merupakan suatu proses memilih, mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan. Evaluasi sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan.
  6. Prosedur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
  7. Salah satu tugas guru adalah membuat perencanaan pembelajaran.
  8. Jenis-jenis perencanaan di TK meliputi Perencanaan Tahunan, Perencanaan Semester, Perencanaan Mingguan (SKM), Perencanaan Harian (SKH).
  9. Perencanaan Tahunan, memuat keterampilan, kemampuan, pembiasaan-pembiasaan dan tema-tema yang sesuai dengan minat anak dan dekat dengan lingkungan anak.
  10. Perencanaan semester merupakan penjabaran dari perencanaan tahunan yang dibagi ke dalam dua semester.
  11. Perencanaan Mingguan berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan tema pada minggu itu.
  12. Perencanaan Harian (SKH) merupakan perencanaan operasional yang disusun oleh guru dan merupakan acuan dalam melaksanakan pembelajaran. SKH dijabarkan dari SKM.