Aspek Perkembangan Anak
Usia Dini.
Terdapat
6 aspek perkembangan yang membentuk focus sentral dari pengembangan kurikulum
bermain kreatif pada anak usia dini,diantaranya :
1.
Kesadaran Personal : Permainan yang kreatif memungkinkan
perkembangan kesadaran personal. Bermain mendukung anak untuk tumbuh secara
mandiri dan memiliki control atas lingkungannya. Melalui bermain anak dapat
menemukan hal yang baru,bereksplorasi,meniru,dan mempraktikkan kehidaupan
sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membangun keterampilan menolong
dirinya sendiri,keterampilan ini membuat anak merasa kompeten.
2.
Pengembangan Emosi : Melalui bermain anak dapat belajar
menerima,berekspresi,dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain
juga memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka sendiridan
untuk mengembangkan pola prilaku yang memuaskan dalam hidup.
3.
Membangun Sosialisasi : Bermain memberikan
jalan bagi perkembangan social anak ketika berbagi dengan anak lain. Bermain
adalah sarana yang paling utama bagi pengembangan kemampuan bersosialisasi dan
memperluas empati terhadap orang lain serta mengurangi sikap egosentrisme.
4.
Pengembangan Komunikasi : Bermain merupakan
alat yang paling kuat untuk membelajarkan kemampuan
berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat memperluas kosakata dan
mengembangkan daya penerimaan serta pengekspresian kemampuan berbahasa mereka
melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain
spontan.
5.
Pengembangan Kognitif : Bermain dapat
memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan lingkungan,untuk
bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu karya,serta untuk memenuhi
tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya. Bermain menyediakan kerangka kerja
untuk anak untuk mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri,orang
lain,dan lingkungan. Bermain adalah awalan dari semua fungsi kognitif
selanjutnya,oleh karenanya kognitif(pemikiran anak) sangat diperlukan dalam
kehidupan anak-anak.
6.
Pengembangan Kemampuan Motorik : Kesempatan yang luas
untuk bergerak,pengalaman belajar untuk menemukan, aktivitas sensor motor yang
meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk memenuhi
perkembangan perceptual motorik. Bermain dapat memacu perkembangan perceptual
motorik pada beberapa area,yaitu:
a. Koordinasi mata-tangan atau
mata-kaki
b. Kemampuan motorik kasar
c. Kemampuan bukan motorik
kasar
d. Manajemen tubuh dan
control.
D. Pola Perkembangan Anak
Ada
beberapa pola perkembangan anak,yaitu sebagai berikut :
1)
Perkembangan Fisik : Perkembangan fisik berlangsung secara
teratur,tidak secara acak. Perkembangan bayi ditandai dengan adanya perubahab
dari aktivitas yang tidak terkendali menjadi suatu aktivitas yang terkendali.
Perkembangan fisik pada masa bayi berjalan dengan cepat. Bayi belajar untuk
mengendalikan kepala,menggapai sebuah objek,dan barang kali berdiri dan
berjalan ditahun pertama tersebut. Ketika anak-anak tumbuh,perkembangan
dari keterampilan motor mereka tidaklah samacepatnya dengan seperti pada masa
kanak-kanak, tetapihal tersebut berlangsung terus sepanjang masa kanak-kanak.
Beberapa hal dapat membantu kita dalam mengembangkan keadaan fisik dari
anak-anak lewat kegiatan-kegiatan :
·
Menyediakan permainan diluar ruangan. Permainan yang
ada sebaiknya merupakan permainan yang dapat mengembangkan keterampilan
memanjat,berlari,melompat,dan seterusnya.
·
Meyakinkan anak-anak bahwa mereka memiliki suatu
kesempatan untuk berada di dalam suatu area permainan yang berisi matras,bola
karet dan target,dan bahan-bahan lain yang dapat mendukung perkembangan anak.
2)
Perkembangan Sosial : Perkembangan social dan
emosional bayi juga tidak dapat dibedakan,pada respons yang diberikan terhadap
suatu stimuli seperti lapar atau dingin maka akan menimbulkan tangisan yang
tidak dikhususkan bagi stimuli tersebut. Ketika anank berusia tiga tahun,anak
mulai membangun suatu hubungan dengan keluarga mereka dan juga dengan orang
lain yang bukan merupakan anggota keluarga mereka. Mereka juga mencoba untuk
membuat sebuah strategi untuk menyatakan keinginan mereka dan beberapa ide
tentang identifikasi terhadap peran seks.
·
Perkembangan Kepribadian,guru yang berfikir tentang
prilaku anak-anak akan merencanakan program yang menyediakan banyak peluang
untuk anak-anak untuk membangun kepercayaan dan untuk membuat berbagai pilihan
serta merasakan sukses dari pilihan yang mereka buat sendiri.
·
Perkembangan Konsep Diri,konsep diri dikembangkan
secara bertahap; anak mengembangkan konsep dirinya sebagai seorang individu
yang terpisah dari orang lain selama beberapa tahun. Melalui interaksi pertama
anak dengan orang tua dan keluarga dan kemudian dengan orang lain di luar
keluarga tersebut,anak secara berangsur-angsur mulai mengembangkan suatu konsep
mengenaiseperti apa mereka dan siapa mereka.
·
Peran Dari Permainan,pengalaman bermain sangat
penting di dalam perkembangan social dan emosional dari anak-anak. Anak-anak
dapat memainkan berbagai peran dan prilaku serta mendapatkan umpan balik
tentang kecocokkan dari prilaku dalam bermain. Anak-anak yang lebih muda sering
memainkan peran anggota keluarga, dan seiring dengan pengalaman yang mereka
miliki maka mereka juga mulai mencoba untuk memainkan peran di luar peran
keluarga tersebut.
·
Agresi,aspek yang lain tentang pembangunan social yang
patut mendapat perhatian adalah agresi. Para guru dan orangtua mempunyai kaitan
dengan prilaku yang agresif pada anak-anak. Hasil dari studi menunjukan bahwa
prilaku yang agresif di kelas dapat dikurangi dengan menyediakan
bahan-bahan,ruang yang cukup sedemikian hingga anak-anak tidak mempunyai alasan
untuk bersaing antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.
·
Identifikasi Peran Seks,sebelum anak yang berusia
tiga tahun mulai untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri sebagai anak
laki-laki atau anak perempuan, maka pada usia ini mereka sudah dapat
mengidentifikasi orang lain sebagai anak laki-laki atau perempuan. Selanjutnya
mereka mulai mengembangkan konsep identitas seksual dan sikap mereka tentang
peran yang sesuai bagi pria dan wanita.
3)
Perkembangan Emosional : Perkembangan
emosional seperti perkembangan fisik dan social,mengikuti
tahapan perkembangan yang dapat diramalkan tentang
pertumbuhan. Bayi bereaksi terhadap emosi apapun dengan mengeluarkan suara
tangisan yang tidak dibedakan. Anak kecil memiliki perilaku yang sangat
memaksa. Meraka hanya memiliki sedikit kendali dari dorongan hati mereka dan
mudah merasa putuh asa. Bagi anak yang berada di bangku Taman Kanak –kanak dan
kelas satu,sudah dapat menyatakan dan melabelkan suatu emosi yang luas. Mereka
dapat menguraikan rasa sedih yang mereka alami,rasa marah,atau perasaan senang
dan juga menguraikan suatu situasi yang merupakan emosi yang dihasilkan oleh
anak-anak yang lain.
4)
Perkembangan Intelektual : Perkembangan kognisi
mengacu pada perkembangan anak dalam berfikir dan kemampuan untuk member alas
an. Perkembangan kognitif dari anak-anak yang lebih muda diuraikan dalam
beberapa teori yang berbedadi daam kurun waktu yang berbeda. Para pendukung
teori behavior memiliki segi pandang bahwa anak-anak tumbuh dengan mengumpulkan
informasi yang semakin bayak dari hari ke hari. Piaget dalam Nixon dan Gould
menguraikan perkembangan kognitif dari anak-anak dalam beberapa langkah,yang
mencangkup tahap sensorimotor,pra operational,dan tahap konkret operasional.
Tahapan-tahapan ini mengembngkan anak untuk bertumbuh kearah kedewasaan dan
juga pengalaman.
A.
Pengertian Pendidikan dan Komponen-komponen Pendidikan
Dalam arti luas pendidikan adalah segala bentuk
pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat untuk mengembangkan kemampuan seoptimal mungkin sejak lahir sampai
akhir hayat. Dalam arti sempit, pendidikan identik dengan persekolahan di mana
pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang terprogram dan
terencana secara formal.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri
dari komponen-komponen yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan saling
berhubungan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut meliputi: 1) tujuan
pendidikan, 2) peserta didik, 3) pendidik, 4) kurikulum, 5) fasilitas pendidikan,
dan 6) interaksi edukatif.
Para ahli pendidikan anak berpendapat bahwa
pendidikan TK merupakan pendidikan yang dapat membantu menumbuhkembangkan anak
dan pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar. Pada hakikatnya
pendidikan TK/usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing,
mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan
kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya
adalah upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
B.
Hakikat Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
Pada hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan
perilakunya secara relatif spontan, bersifat aktif dan energik, egosentris,
memiliki rasa ingin tahu yang kuat, antusias terhadap banyak hal, bersifat
eksploratif dan berjiwa petualang, kaya dengan fantasi, mudah frustrasi, dan
memiliki daya perhatian yang pendek. Masa anak merupakan masa belajar yang
potensial.
Kurikulum untuk anak usia dini/TK harus
benar-benar memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangan dan harus
dirancang untuk membuat anak mengembangkan potensi secara utuh. Baik Kurikulum
TK 1994 maupun Kurikulum TK 2004 pada dasarnya sama memuat aspek-aspek
perkembangan yang dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh yang mencakup
bidang pengembangan perilaku melalui pembiasaan dan bidang kemampuan dasar.
Pembelajaran anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah
pembelajaran yang berorientasi bermain (belajar sambil bermain dan bermain
sambil belajar), pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak
memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat.
Pendekatan yang paling tepat adalah pembelajaran yang berpusat pada anak
4. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA TK
A. Hakikat Perkembangan
Perkembangan dan
pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia yang berlangsung
secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat. Perkembangan juga
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang individu menuju
tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik maupun psikis.
Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling
ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme.
Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam
(meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung
secara bertahap dan berurutan.
Perkembangan memiliki
prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Perkembangan merupakan proses yang tidak
pernah berhenti. 2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. 3)
Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. 4) Perkembangan terjadi pada
tempat yang berlainan. 5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. 6)
Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.
Fase perkembangan dapat
diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan
individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.
Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda tentang pembabakan atau
periodisasi perkembangan ini. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besar
dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis,
dan psikologis.
B. Karakteristik Perkembangan Anak Taman
Kanak-kanak
Perkembangan anak usia TK
yang terentang antara usia empat sampai dengan enam tahun merupakan bagian dari
perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup
perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional, serta bahasa. Ketika
anak mencapai tahapan usia TK (3 sampai 6 tahun), terdapat ciri yang sangat
berbeda dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi
tubuh, berat dan panjang badan, serta keterampilan yang mereka miliki.
Dilihat dari tahapan
menurut Piaget, anak usia TK berada pada tahapan praoperasional, yaitu tahapan
di mana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai
dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang
lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu
berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Perkembangan emosi berhubungan
dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia
prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak cenderung mengekspresikan
emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering mereka perlihatkan dan sering
berebut perhatian guru.
Perkembangan sosial adalah
perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan
masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil
belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial diperoleh
anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap
dirinya. Bagi anak prasekolah, kegiatan bermain menjadikan fungsi sosial anak
semakin berkembang.
Anak prasekolah biasanya
telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat
memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara
seperti bertanya, berdialog, dan menyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat
berminat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga
dapat menambah perbendaharaan kata.
5. PEMBELAJARAN YANG BERORIENTASI PERKEMBANGAN
A. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
Penyelenggaraan pendidikan
Taman Kanak-kanak menuntut pendidik yang memiliki kemampuan profesional, sosial
dan pribadi yang baik. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik
atau guru Taman Kanak-kanak adalah memahami perkembangan anak. Pemahaman
tentang karakteristik perkembangan anak memberikan kontribusi terhadap pendidik
untuk merancang kegiatan, menata lingkungan belajar, mengimplementasikan
pembelajaran serta mengevaluasi perkembangan dan belajar anak.
Prinsip-prinsip
perkembangan anak meliputi: (1) anak berkembang secara holistik, (2)
perkembangan terjadi dalam urutan yang teratur, (3) perkembangan anak
berlangsung pada tingkat yang beragam di dalam dan di antara anak, (4)
perkembangan baru didasarkan pada perkembangan sebelumnya, (5) perkembangan
mempunyai pengaruh yang bersifat kumulatif.
Prinsip-prinsip
perkembangan anak tersebut memberikan implikasi bagi pendidik dalam menentukan
tujuan, memilih bahan ajar, menentukan strategi, memilih dan menggunakan media,
serta mengevaluasi perkembangan dan mendukung belajar anak secara optimal.
B. Dasar Pemikiran dan Pengertian Pembelajaran
yang Berorientasi Perkembangan
Ada beberapa hal yang mendasari munculnya praktik
pembelajaran yang berorientasi perkembangan, antara lain meningkatnya praktik
pembelajaran yang bersifat formal di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini,
kuatnya tuntutan dan tekanan orang tua dan masyarakat terhadap pengajaran yang
lebih bersifat akademik, kesalahpahaman masyarakat tentang konsep pendidikan
anak usia dini. Pembelajaran yang berorientasi perkembangan mengacu pada tiga
hal penting, yaitu (1) berorientasi pada usia, (2) berorientasi pada anak
secara individual, dan (3) berorientasi pada konteks sosial budaya anak.
Praktik pembelajaran yang berorientasi perkembangan
menekankan pada hal-hal sebagai berikut: (1) anak secara holistik, (2) program
pendidikan yang bersifat individual, (3) pentingnya kegiatan yang diprakarsai
anak, (4) fleksibel, lingkungan kelas menstimulasi anak, (5) pentingnya bermain
sebagai wahana belajar, (6) kurikulum terpadu, (7) belajar melalui bekerja, (8)
memberikan pilihan kepada anak tentang apa dan bagaimana caranya belajar, (9)
penilaian bersifat kontinu, dan (10) bermitra dengan orang tua untuk mendukung
perkembangan dan belajar anak.
C. Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia Taman Kanak-kanak
Prinisp-prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan
dapat diidentifikasi dari beberapa dimensi, sebagai berikut.
- Menciptakan iklim yang positif dan kondusif untuk belajar.
- Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu.
- Lingkungan dan jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif, mengambil inisiatif, melakukan eksplorasi terhadap objek dan lingkungannya.
- Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara konkret dan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
- Mendorong anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa secara menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis dini.
- Strategi pembelajaran dirancang agar anak dapat berinteraksi dengan anak lainnya secara individual dan dalam kelompok kecil.
- Motivasi dan bimbingan diberikan agar anak mengenal lingkungannya, mengembangkan keterampilan sosial, pengendalian dan disiplin diri.
- Kurikulum diorganisasikan secara terpadu untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi aspek fisik motorik, sosial emosi, kognitif, bahasa, dan seni.
- Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi.
- Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara melakukan kegiatan tersebut.
6. PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
A. Pengertian dan Komponen-komponen Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat
oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan
anak agar tujuan dapat tercapai.
Perencanaan pembelajaran
mengandung komponen-komponen yang ditata secara sistematis dimana
komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling ketergantungan satu
sama lain.
Komponen-komponen perencanaan pembelajaran meliputi:
Komponen-komponen perencanaan pembelajaran meliputi:
- Tujuan merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran merupakan proyeksi tentang hasil belajar atau kemampuan yang harus dicapai anak setelah belajar.
- Materi adalah bahan yang akan diajarkan agar tujuan tercapai.
- Kegiatan belajar mengajar adalah proyeksi kegiatan belajar yang harus dilakukan anak agar tujuan tercapai.
- Media dan sumber belajar merupakan salah satu komponen yang memberi dukungan terhadap proses belajar.
- Evaluasi merupakan suatu proses memilih, mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan. Evaluasi sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan.
- Prosedur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
- Salah satu tugas guru adalah membuat perencanaan pembelajaran.
- Jenis-jenis perencanaan di TK meliputi Perencanaan Tahunan, Perencanaan Semester, Perencanaan Mingguan (SKM), Perencanaan Harian (SKH).
- Perencanaan Tahunan, memuat keterampilan, kemampuan, pembiasaan-pembiasaan dan tema-tema yang sesuai dengan minat anak dan dekat dengan lingkungan anak.
- Perencanaan semester merupakan penjabaran dari perencanaan tahunan yang dibagi ke dalam dua semester.
- Perencanaan Mingguan berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan tema pada minggu itu.
- Perencanaan Harian (SKH) merupakan perencanaan operasional yang disusun oleh guru dan merupakan acuan dalam melaksanakan pembelajaran. SKH dijabarkan dari SKM.