Thursday, March 5, 2015

JENIS-JENIS WACANA BESERTA CONTOHNYA

Jenis Karangan / Wacana
5 jenis karangan/wacana
 Eksposisi / Paparan
 Argumentasi / Pendapat
 Persuasi / Ajakan
 Narasi / Cerita
 Deskripsi / Gambaran
CONTOH

Eksposisi
Karangan yang berisi penjelasan-penjelasan atau paparan yang dapat memperluas pengetahuan pembaca.
Contoh :
Membaca intensif merupakan kegiatan membaca secara teliti atau membaca secara saksama bacaan berupa teks. Tujuan membaca dengan cara ini untuk mendapatkan pemahaman isi bacaan secara tepat dan rinci. Misalnya, mengetahui hal-hal yang diperlukan.
Argumentasi
Karangan yang berisi pendapat yang disertai pembahasan logis dan diperkuat dengan data atau fakta sehingga pendapat itu diterima kebenarannya.
Contoh :
Air yang tergenang seperti di kaleng-kaleng bekas dan di selokan harus dibersihkan. Air yang tergenang itu tidak boleh dibiarkan karena akan menjadi sarang nyamuk. Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di genangan air tersebut.
Persuasi
Karangan yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang-orang tertentu, kelompok, atau masyarakat tentang sesuatu. Agar hal yang disampaikan itu dapat mempengaruhi orang lain, harus pula disertai penjelasan dan fakta.
Contoh :
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.
Narasi
Karangan yang berisi cerita, ada pelaku, peristiwa, konflik, dan penyelesaiannya.
Contoh:
Hafiz terkejut mendengar suara kemenakannya itu. Dengan segera ditariknya tali timba pengangkat tanah, tempat Abdullah bergantung. Ketika itu tampaklah oleh Hafiz mata air berbusa-busa naik ke atas dengan cepat, besar, dan jernih.
Deskripsi
Karangan yang berisi pengalaman atas sesuatu yang dilihat, dirasa, didengar, dialami, dan sebagainya, sehingga membuat pembaca seolah-olah melihat, merasa, mendengar, mengalami, dan sebagainya, apa yang digambarkan tersebut (memfungsikan pancaindera si pembaca).
Contoh :
Malam itu indah sekali. Bintang-bintang di langit berkerlap-kerlip memancarkan cahaya. Udara dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik mengusik sepinya malam.

Wednesday, March 4, 2015

PARAGRAF ANALOGI

Paragraf Analogi adalah paragraf yang penalarannya dengan cara membandingkan dua hal yang banyak mengandung persamaan. Dalam membuat paragraf analogi ini kita diharuskan memikirkan 2 hal yang memiliki kesamaan. Proses berfikir ini ialah yang disebut proses berfikir Induktif. Jadi proses berfikir induktif ialah proses berfikir yang bergerak dari pandangan umum lalu menuju kepada penjelasan yang lebih khusus lagi. Atau bisa dengan mudah kita pahami bahwa Berfikir induktif bisa dikatakan dengan meletakkan gagasan utama di awal paragraf seperti pada paragraf induktif.


Penalaran Induksi atau Induktif sebelumnya saya bahas dalam artikel contoh paragraf analogi , contoh paragraf generalisasi , contoh paragraf sebab akibat. Ketiga artikel diatas bisa menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan dari ketiga jenis teks tersebut. Namun dari ketiga jenis tersebut masih ada kesamaan yang bisa kita temukan. Persamaannya ialah ketiga terks tersebut menggunakan pola pikir induktif.
Semoga artikel disana bisa mmebantu anda sedikit memahami Penalaran Induksi atau Induktif.



Contoh Paragraf Analogi

Contoh Paragraf Analogi 1:

Budi adalah anak yang penakut sikapnya ini membuatnya sering jadi bahan mainan teman-temannya. Bagai kerbau dicocok hidung ia selalu mengikuti apa kata orang lain. Sehingga ia tidak dapat berkembang dan selalu hanya bisa diam sama seperti kerbau yang hanya bisa diam ketika hidungnya dicocok untuk melakukan apa yang diinginkan tuannnya.

Contoh Paragraf Analogi 2:


Belajar dengan menggunakan buku dan kertas seperti pedang yang berkepala dua . Jika menggunakan kertas terlalu banyak dapat menyebabkan hutan gundul dan pemansan global terjadi. Tapi apabila tidak menggunakan kertas dapat menyebabkan orang tidak dapat belajar dengan baik apalagi yang memiliki tingkat ekonomi terbatas serba salah untuk mengambil keputusan seperti saat menggukan pedang berkepala dua yang bisa menyerang 2 arah yang berlawanan.  

Contoh Paragraf Analogi 3:


Pertumbuhan tindak kejahatan korupsi di Inodnesia terus bertumbuh pesat. Baru saja ada yang tertangkap sudah muncul banyak tersangka lain yang terus menghebohkan dunia perpolitikan Indonesia. Sama halnya seperti pepatah mati satu tumbuh seribu . Begitulah juga keadaaan tindak korupsi di negara ini yang terus tumbuh pesat dan merugikan banyak orang.

Contoh Paragraf Analogi 4:

Belajar matematika butuh ketelitian apalagi ketika mempelajari beberapa bab tertentu yang butuh tingkat ketelitian yang tinggi. Sama seperti kita mencari jarum di tumpukan jerami ialah hal yang susah namun bukanlah mustahil jika dilakukan dengan penuh semangat dan konsentrasi.


Contoh Paragraf Analogi 5:


Ternyata monyet merawat anaknya mirip dengan cara menusia merawat anaknya. Mereka juga menyusui anaknya dan tentunya mereka juga selalu menggendong anaknya penuh belas kasih. Induk monyet juga sangat mengjaga anaknya dari marabahaya sama seperti ibu kita yang juga selalu menjaga kita.

Tuesday, March 3, 2015

KALIMAT EFEKTIF, CIRI – CIRI, DAN CONTOH KALIMAT EFEKTIF

Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Disini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu :

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)
    Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif :

1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.

Monday, March 2, 2015

DISKUSI DAN PERANAN PESERTANYA

1. Pengertian Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan dengan tujuan mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok diperlukan seorang pemimpin yang disebut ketua diskusi. Tugas ketua diskusi adalah membuka dan menutup diskusi, membangkitkan minat anggota untuk menyampaikan gagasan, menengahi anggota yang berdebat, serta mengemukakan kesimpulan hasil diskusi.
Diskusi yang melibatkan orang banyak dapat berupa diskusi panel, simposium, seminar, lokakarya, serta rapat kerja. Diskusi panel merupakan salah satu bentuk diskusi resmi yang dihadiri oleh orang banyak dan para panelisnya pun golongan cendekiawan dalam bidangnya.
Pelaksanaan diskusi panel secara umum seperti berikut ini :
Pertama-tama moderator/ pemandu diskusi membuka acara diskusi dengan menyampaikan tema yang dibahas. Kemudian, panelis/pembicara menyampaikan gagasannya, acara dilanjutkan dengan tanya jawab antara peserta dan panelis. Akhirnya, acara ditutup dengan simpulan yang disampaikan oleh moderator.
Dalam keterampilan berbicara perlu diperhatikan bahwa penggunaan bahasa tidak hanya mudah ditangkap, sopan, dan tidak menyinggung, tetapi juga mempermudah bertukar pikiran mengenai sesuatu masalah.
 
2. Macam-macam Diskusi
Berikut ini macam-macam diskusi.
a.      Diskusi Kelompok
Dalam diskusi ini perlu ada ketua atau moderator, notulis, dan beberapa peserta yang sekaligus sebagai penyaji maupun penyanggah.
Penyaji tidak perlu menggunakan makalah atau kertas kerja. Pada akhir diskusi moderator menyampaikan hasil diskusi.
b.      Diskusi Panel
Diskusi ini biasanya digunakan untuk memperluas wawasan mengenai sesuatu masalah yang sedang hangat. Diskusi ini melibatkan beberapa pakar dari disiplin ilmu atau profesi yang berbeda untuk bertindak sebagai panelis/pembicara. Moderator bisa langsung bertanya kepada panelis untuk menggali pandangan/pendapat. Peserta diskusi diberi kesempatan untuk bertanya atau menanggapi/menyanggah pendapat para panelis. Pada akhir diskusi moderator menyajikan pokok-pokok pikiran hasil diskusi.
c.       Seminar
Bentuk diskusi ini digunakan untuk mencari kesepakatan/kesamaan langkah atau pandangan dalam menghadapi persoalan sifatnya formal, sehingga para pemrasaran menyiapkan kertas kerja/ makalah untuk disajikan. Para peserta diskusi diberi kesempatan untuk menanggapi ataupun menyanggah makalah tersebut. Pada akhir diskusi moderator menyampaikan hasil pemikiran.
d.       Simposium
Diskusi yang diselenggarakan untuk membahas prasaran-prasaran mengenai suatu pokok persoalan atau masalah.
e.       Lokakarya
Lokakarya adalah diskusi atau pertemuan para ahli (pakar) untuk membahas suatu masalah di bidangnya.
f.       Kongres
Kongres adalah pertemuan para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan mengenai suatu masalah.
g.      Konferensi
Konferensi adalah pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
 
3. Unsur-unsur Diskusi
Setiap unsur-unsur di dalam diskusi memiliki tugas dan peranannya masing-masing. Agar diskusi bisa berjalan dengan lancar maka setiap unsur diskusi harus menjalankan tugas dan peranannya tersebut dengan baik. Tugas unsur-unsur diskusi adalah sebagai berikut :
 1. Tugas Moderator/Pemimpin Diskusi
 a.
 Menyiapkan pokok masalah yang akan dibicarakan
 b.
 Membuka diskusi dan menjelaskan topik diskusi
 c.
 Memperkenalkan komponen diskusi terutama pembicara jika ada   unsure pembicara/penyaji
 d.
 Membuat diskusi menjadi hidup atau dinamis
 e.
 Mengatur proses penyampaian gagasan atau tanya jawab
 f.
 Menyimpulkan diskusi dan membacakan simpulan diskusi
 g.
 Menutup diskusi
 
 2. Tugas Pembicara
 a.
 Menyiapkan materi diskusi sesuai topik yang akan dibahas
 b.
 Menyajikan pembahasan materi atau menyampaikan gagasangagasan serta pandangan yang berkaitan dengan topik diskusi
 c.
 Menjawab pertanyaan secara objektif dan argumentatif
 d.
 Menjaga agar pertanyaan tetap pada konteks pembicaraan
 
 3. Tugas dan Peranan Notulis
 a.
 Mencatat topik permasalahan
 b.
 Waktu dan tempat diskusi berlangsung
 c.
 Mencatat jumlah peserta
 d.
 Mencatat segala proses yang langsung dalam diskusi
 e.
 Menuliskan kesimpulan atau hasil diskusi
 f.
 Membuat laporan hasil diskusi
 g.
 Mendokumentasikan catatan tentang diskusi yang telah dilakukan
 
 4. Peranan atau Tugas Peserta Diskusi
 a.
 Mengikuti tata tertib dan aturan dalam diskusi
 b.
 Mempelajari topik/permasalahan diskusi
 c.
 Mengajukan pertanyaan, pendapat/sanggahan, atau usulan
 d.
 Menunjukkan solidaritas dan partisipasi
 e.
 Bersikap santun dan tidak emosional
 f.
 Memusatkan perhatian
 g.
 Turut serta menjaga kelancaran dan kenyamanan diskusi
 
5. Pengamat (tugas dan peran pengamat penyeimbang dalam diskusi)