Saturday, November 12, 2011

Kumpulan Software Gratis Terbaru 2012

Banyak juga software baru yang masuk daftar, walau begitu masih terlihat cukup banyak software terbaik adalah muka-muka lama. Daftar aslinya bisa anda dapatkan disini. Secara keseluruhan bintang setubuh-setubuh aja dengan daftarnya to memamg beberapa softwware digunakan di komputer sendiri.
Cara download software cukup gampang kok, tinggal telusuri aja link yang ada. Dimana itu akan membawa kamu ke website pembuat resmi. Selain kamu bisa yakin download secara aman tanpa virus, kamu juga bisa mendapatkan update terbaru dari software gratis tersebut.
Beriku daftar software gratis terbaik.

Video

Apa gunanya dunia ini jika kita tidak bisa nonton video, download software keren dibawah ini yang sangat keren seperti pemilik blog ini. Ada beberapa software terbaru lho…………

Audio

Suka mendengarkan lagu terbaru lewat komputer, jangan lewatkan untuk download semua software di bawah ini. Nggak usah malu semua gratis kok ;

Security

Di zaman dimana semua orang punya niat jahat kecuali Bintang pemilik blog ini. Adalah wajib memiliki software gratis yang ada dibawah ini, sehebat apapun bank nggak ada gunanya tanpa seorang Satpam. Download melalui website resmi mereka, jangan antivirus tahun 1945 disuruh menghadapi virus tahun 2010. Bisa apa coba!!

Office

Masih pakai Microsoft Office yang mahalnya minta ampun. Coba software office dibawah ini, dibanding buatan microsoft memang masih tergolong terbaru, tapi kualitas jangan tanya. Bukan hanya itu ada pembaca pdf, dokumen konverter dsb

Internet

Suka menjelajah internet, software terbaru dibawah ini wajin di download kalau tidak ya nggak pa pa sih :

P2P

Suka banget berbagi file terbaru via komputer, atau suka download hal-hal yang berbau terlarang :

Chat

Suka berchatting ria, suka ngomongin gosib terbaru dan paling hot. Software di bawah ini adalah pilihan yang cocok

Archive managers

Tahukah anda winzip dan winrar itu sebenarnya bukan software gratis. Tapi kebanyakan orang yang sudah download merasa itu freeware. Padahal kedua software itu berbayar, nah yang dibawah ini baru gratis

Servers

Suka upload file ke website atau edit kode PHP, dibawah ini software yang keren
  • FileZilla – FTP client
  • FileZilla Server – FTP server
  • EFTP – FTP client/server
  • XAMPP – integrated server package of Apache, mySQL, PHP and Perl
  • WAMP – Apache, PHP5 and MySQL server

Codecs

Download software codecs terbaru melalui link dibawah ini :

Miscellaneous

Nggak begitu ngerti nih software buat apa, yang pasti gratis di download seperti yang lainnya

Wallpaper

Buat indah komputermu dengan wallpaper keren dan gratis serta terbaru :

System Utilities

Optimalkan komputer kamu, biar nggak lelet dengan utilitis terbaru ini, DOWNLOAD SEPUANYA!!!

Network

Sering berhubungan dengan network dan membutuhkan software yang ampuh……

Image

Untuk mengedit gambar bukan hanya photoshop, software gratis di bawah ini juga bisa melakukannya

3D

Software 3d terbaru dan gratis

CD/DVD

Dapatkan software-software terbaru melalui link dibawah ini, Selamat mencoba!!!

UI Enhancements

ubah desktop kamu sesuai keinginan kamu, software ini akan membuat desktop kamu menjadi terbaru

Hardware monitoring/Benchmarking

Ingin melihat kemampuan komputer kamu, test saja menggunakan software super gratis ini. Jika hasilnya mengecewakan inilah waktu yang tepat untuk membeli komputer terbaru

Developers

Suka coding, software gratis ini mungkin cocok untuk anda

Games

Emang sih nggak bagus-bagus amat, tapi download saja :

Education

Belajar itu penting, dapatkan informasi terbaru dengan software dibawah ini :
Keren banget kan semua software diatas, buat apa kita membeli barang bajakan jika ada software software terbaik yang tidak perlu kita beli. Cukup dowload, gunakan, dan berkreasi. Harap perhatikan!!! Daftar ini adalah yang terbaru untuk saat ini, jika kamu membaca artikel ini 1000 tahun lagi, tentu software terbaik diatas sudah tidak lagi terbaru …………he he he

Thursday, November 10, 2011

KUMPULAN CERITA LUCU

Putri katak

Sang engineer berjalan cepat melintasi tepi sungai, ketika terdengar suara panggilan. Setelah diamati, ternyata suara itu berasal dari seekor katak.

"Hai tunggu," kata si katak, "Aku sebenarnya putri yang cantik, tapi sedang dikutuk. Tapi kalau kamu menciumku, aku bisa jadi putri lagi. Ciumlah aku!"

Dengan hati-hati si engineer memungut si katak, lalu memasukkannya ke saku jaketnya.

Si katak berteriak, "Hai, ciumlah aku! Kalau aku sudah jadi putri, aku mau jadi pacarmu semalam." Si engineer cuma tersenyum kecil. "Iya deh, nggak semalam.

Seminggu penuh deh!!!" teriak si katak.

Si engineer senyum lebar, mengeluarkan katak dari saku, mengelus-elusnya, kemudian memasukkan kembali ke saku.

Si katak berteriak putus asa, "Ya deh, aku mau jadi pacar kamu seumur hidup. Tapi cium aku dong. Nanti aku jadi putri yang cantik sekali, yang akan menemani kamu selamanya."

Akhirnya si engineer buka suara juga. "Hey. Tahu nggak. Aku itu engineer. Aku nggak punya waktu buat pacaran. Tapi punya katak yang bisa bicara, keren juga."



3 sahabat karib

Pada zaman dahulu kala, ada 3 orang sahabat karib. Mereka selalu bersama kemana saja mereka pergi. Tapi ke-tiga2nya memiliki kegemaran berlainan. Si A suka main perempuan, si B suka minum minuman keras, dan si C suka segala jenis rokok.

Suatu hari ketiga sahabat ini berjalan jalan tanpa tujuan. Tiba2 ketiganya bertemu dengan sebuah ketel/kendi (seperti cerita Aladin). Lalu salah seorang mengambilnya lalu meng-gosok2kan ketel tersebut. Sejurus kemudian asap keluar dari corong ketel tersebut dan secara perlahan berganti menjadi satu makluk yang menyeramkan yakni seekor/seorang (?) jin yang ganas. Lalu jin tersebut tertawa:

"Hahaha," dan berkata: "Akulah Jin Ifrit." Karena kamu telah membebaskan aku dari ketel itu maka aku akan tunaikan apa saja permintaan kamu sekalian. Ketiga sahabat yang pada mulanya panik dan takut menjadi gembira lalu termenung dan berpikir tentang peluang dan kemauan masing2 yang mungkin sekali dalam seumur hidup. Lalu mereka memilih kemauan mengikuti kegemaran masing2.

Berkata si A, Aku mau perempuan2 muda dari berbagai bangsa di seluruh dunia dan letakkan dalam sebuah gua tertutup dan jangan ganggu aku selama 10 tahun. Pufff dengan sekejap mata jin itu menyempurnakan permintaanA.

Berkata si B, Aku mau semua jenis arak dari seluruh dunia untuk bekal selama sepuluh tahun dan letakkan dalam sebuah gua tertutup dan jangan ganggu aku selama 10 tahun. Pufff dengan sekejap mata jin itu menyempurnakan permintaan si B.

Berkata pula si C. Aku mau semua jenis rokok dari seluruh dunia untuk bekal selama sepuluh tahun dan letakkan dalam sebuah gua tertutup dan jangan ganggu aku selama 10 tahun. Pufff dengan sekejap mata jin itu menyempurnakan permintaan si C.

Setelah genap 10 tahun, maka jin tersebut muncul kembali untuk membuka pintu gua masing2 sebagaimana yang dijanjikan. Maka jin tersebut pergi membuka pintu gua si A, ketika dibuka maka keluarlah si A dengan keadaan kurus kering, berdiri pun tidak bisa karena tidak sanggup untuk menggerakkan lutut sebab hari2 hanya memuaskan nafsu dengan perempuan. Tiba2 si A pun jatuh ketanah lalu mati.

Setelah itu jin tersebut pergi ke gua si B, ketika pintu dibuka maka keluarlah si B dengan perut yang sangat buncit karena hari2 mabuk2an. Jalan pun ter-huyung2. Tiba2 si B pun jatuh ketanah lalu mati.

Setelah itu jin pergi ke gua si C dan membuka pintu gua. Tiba2 si C keluar dalam keadaan sehat walafiat dan terus menampar si jin. Sambil me-maki2 si jin ia berkata: JIN GOBLOK, KOREKNYA MANA ...??? !!! 

SEKILAS TENTANG KEADAAN DI KABUPATEN CIAMIS


Kabupaten Ciamis adalah salah satu kabupaten yang tak terpisahkan dari Propinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 244.479 Ha dan secara administratif Pemerintah Kabupaten  Ciamis terbagi dalam 36 kecamatan, 338 desa dan 7 kelurahan.
Prasarana wilayah yang tersedia di  Kabupaten Ciamis meliputi prasarana transportasi dengan status  jalan Nasional 40.035 km, jalan propinsi 159,52 km, jalan kabupaten 771 km dan jalan desa 3.450 km. Selain itu Kabupaten Ciamis dilalui oleh jalur kereta api yang menghubungkan Jakarta – Surabaya, serta  memiliki dermaga penyeberangan ferry di Majingklak dan Bandara Udara Nusawiru.
Infrastruktur lainnya yang juga telah tersedia dalam menunjang pembangunan di Kabupaten Ciamis antara lain jaringan listrik, telekomunikasi, irigasi dan air bersih.
Perekonomian Kabupaten Ciamis sampai saat ini masih berbasis pertanian dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 29,93% dari total PDRB. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang dicapai pada tahun 2004 adalah sebesar 4,28% dengan laju inflasi 7,81%, dan pendapatan per kapita sebesar Rp. 5.130.797,00.
Jumlah penduduk Kabupaten Ciamis tahun 2004 sebanyak 1.453.139 orang dengan tingkat pendidikan masyarakat masih relatif rendah, yaitu 53,74% tamat SD, 15,59% tamat SLTP, 7,84% tamat SLTA dan 3,07% tamat Perguruan Tinggi.
Derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Ciamis setiap tahunnya mengalami peningkatan, walaupun masih dibawah rata-rata Propinsi Jawa Barat. Pada tahun 2005 Angka Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten Ciamis sebesar 65,85 tahun.
Pembangunan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Ciamis telah terlihat keberhasilannya dari tahun ke tahun nampak perubahan sejalan dengan dinamika masyarakat antara lain di sektor pertanian yang semula dilakukan secara tradisional bergeser ke arah mekanisasi pertanian. Demikian pula di sektor pariwisata telah menunjukkan perkembangan yang cukup berarti.
Untuk lebih mengembangkan hasil yang selama ini telah dicapai, Kabupaten Ciamis berupaya memacu pembangunan yang bertumpu pada kondisi dan potensi  yang dimiliki, yang direfleksikan dalam Visi Pemerintah Kabupaten Ciamis, yaitu :    Dengan Iman dan Taqwa Ciamis Terdepan Dalam Agribisnis dan Pariwisata di Priangan Tahun 2009.
Dalam upaya mewujudkan  pencapaian Visi tersebut Pemerintah Kabupaten Ciamis telah menetapkan sasaran pembangunan selama 5 (lima) tahun ke depan,  yaitu meningkatnya jumlah investasi, jumlah pelaku usaha masyarakat lokal dalam agribisnis dan kepariwisataan, meningkatkan kualitas aparatur, meningkatkan pendapatan, perbaikan jaringan pemasaran, meningkatkan volume produk pertanian unggulan, meningkatkan kualitas obyek wisata, meningkatkan fungsi lahan di daerah tangkapan dan peningkatan pelayanan umum.
Capaian pembangunan di Kabupaten Ciamis sampai dengan tahun 2004 bervariatif yaitu ada yang berhasil, belum berhasil dan kurang berhasil.  Pembangunan yang berhasil antara lain dalam peningkatan  produksi padi telah mencapai surplus rata-rata 200.000 ton per tahun, sehingga memberikan kontribusi pada stok regional maupun nasional;  Dihasilkannya cabe merah berkualitas yang dapat bersaing di tingkat regional maupun nasional;   Ciamis menjadi produsen ayam ras yang cukup besar  di Jawa Barat dengan kapasitas rata-rata 120 juta ekor per tahun;  Kemandirian peternak dalam pelaksanaan Inseminasi Buatan sapi potong;  Komoditi perikanan laut sudah mampu diekspor oleh pengusaha lokal ke berbagai negara dengan volume rata-rata 520 ton per tahun;  Besarnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan sarana prasarana diwujudkan dalam bentuk kontribusi langsung (imbal swadaya) baik berupa tenaga maupun pembiayaan khususnya pada pembangunan jalan desa, tempat ibadah, revitalisasi SD/MI, dan sarana pelayanan kesehatan swasta;  Tidak terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)  selama 2 tahun berturut-turut;  Tidak terjadi kasus rabies; Dipertahankannya keberadaan budaya dan lingkungan antara lain di Kampung Kuta sebagai perintis pelestari lingkungan.
Pembangunan yang belum tuntas yang perlu segera dilanjutkan antara lain  Pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan Cikidang di Pangandaran; Pembangunan Pusat Pemasaran Bersama Makanan Olahan dan Kerajinan di Cihaurbeuti;  Wajar Dikdas 9 tahun;  Penanganan lahan kritis khususnya DAS Citanduy; Pembangunan instalasi air minum di Sindangkasih; dan Jalan Lingkar Selatan.
 Pembangunan yang kurang berhasil pemanfaatannya antara lain :  Sub Terminal Agribisnis Tanaman Pangan di Panumbangan;  Pasar Wisata Pangandaran;  Bandara Nusawiru di Cijulang; dan Dermaga Majingklak di Kalipucang dan Rest Area di Karangkamulyan.
Capaian IPM Kabupaten Ciamis setiap tahun masih di atas rata-rata pencapaian IPM Jawa Barat, walaupun dari indikator Daya Beli dan RLS masih di bawah. Hal ini menggambarkan tingkat ekonomi sebagian masyarakat terutama di perdesaan masih belum terangkat akibat proses pemberdayaan masyarakat belum berjalan secara optimal.
Upaya-upaya yang ditempuh untuk jangka pendek dan menengah setiap tahun ditingkatkan melalui berbagai kebijakan dan program. Seperti program yang berkaitan erat dengan upaya percepatan penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun yang memiliki relevansi dengan upaya meningkatkan Indeks Pendidikan, antara lain melalui pemberian bantuan Bebas Biaya Pendidikan kepada siswa SD/MI yang pada tahap awal baru diterapkan untuk  sebagian siswa pada jenjang pendidikan dasar hingga menengah, dan bantuan biaya Penerimaan Siswa Baru. 
Berdasarkan analisis SWOT, dalam upaya meningkatkan IPM yang berdampak pada aspek pelayanan terhadap masyarakat di Kabupaten Ciamis, faktor kekuatan yang sangat berpengaruh dalam lingkungan internal meliputi 6 (enam) aspek yaitu potensi sumberdaya alam dan kelautan yang cukup besar, penduduk usia produktif yang cukup banyak, jumlah pelaku usaha kecil yang cukup besar, tersedianya lembaga-lembaga pendidikan, tingginya partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan serta tersedianya sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Sedangkan faktor kelemahan meliputi 5 (lima) aspek yaitu masih rendahnya kualitas SDM, masih rendahnya kualitas sarana dan prasarana wilayah, masih rendahnya kualitas dan kuantitas produksi usaha kecil, masih rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan, sertamasih rendahnya kualitas lingkungan pemukiman. 
Selain itu terdapat faktor-faktor eksternal yang perlu diantisipasi antara lain peluang yang meliputi 4 (empat) aspek yaitu peluang pasar produk usaha kecil di luar Ciamis masih terbuka, adanya kebijakan pusat dan propinsi yang mendukung pembangunan daerah, adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat serta stabilitas keamanan regional dan nasional yang semakin kondusif. Faktor eksternal lain yaitu  ancaman yang meliputi 3 (tiga) aspek terdiri dari tingginya pengaruh negatif dari arus globalisasi, tidak terkendalinya arus informasi dan budaya asing  serta adanya penyakit menular bawaan dari luar Ciamis.
Berdasarkan hasil analisis keterkaitan lingkungan internal dan eksternal dapat diidentifikasikan faktor-faktor kunci keberhasilan (Critical Success Factors) yang meliputi 7 (tujuh) aspek yaitu dimanfaatkannya penduduk usia produktif, ditingkatkannya sarana dan parasanana pendidikan, dioptimalkannya partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan daerah, ditingkatkannya kualitas sarana dan prasarana wilayah, ditingkatkannya kualitas lingkungan pemukiman dan terkendalinya penularan penyakit bawaan dari luar Ciamis, dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan, diberdayakannya pelaku usaha kecil.
Hasil evaluasi pembangunan tahun 2000 – 2004 khususnya yang berkaitan dengan IPM yaitu Indeks Pendidikan, Kesehatan dan Daya Beli, secara umum masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yaitu di Bidang  Pendidikan kondisi sarana prasarana pendidikan dasar masih  kurang memadai, angka putus sekolah dan melanjutkan  masih tinggi, penyebaran guru kurang merata  dan jumlah guru yang kurang memadai.
Image 
Di Bidang Kesehatan masih dihadapkan pada rendahnya tingkat layanan kesehatan dan pemanfaatan rujukan, rendahnya kesadaran untuk hidup sehat, kurangnya sanitasi lingkungan, masih adanya kasus gizi buruk, kasus penyakit menular, relatif tingginya Angka Kematian Bayi (AKB), masih tingginya Angka  Kematian Ibu (AKI). Namun demikian Angka Harapan Hidup (AHH) masih di atas rata-rata Propinsi Jawa Barat.
Di Bidang Daya Beli masih dihadapkan pada rendahnya produktivitas pelaku usaha kecil, rendahnya kualitas infrastruktur transportasi dan irigasi, masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha kecil, rendahnya akses permodalan bagi pelaku usaha kecil. Di sisi lain potensi yang mendukung untuk peningkatan daya beli adalah kondisi SDM usia produktif serta partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan yang cukup besar, tersedianya kelembagaan pelaku usaha kecil dan koperasi. Secara keseluruhan kondisi Indeks Daya Beli di Kabupaten Ciamis masih berada di bawah rata-rata Propinsi Jawa Barat.
Berdasarkan hasil evaluasi dengan menggunakan analisis SWOT teridentifikasi 11 permasalahan yang mendasar yang berpengaruh terhadap pencapaian IPM yaitu : Rendahnya akses permodalan bagi pelaku usaha kecil; rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur; Rendahnya pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha kecil; kurangnya pemerataan sarana dan prasarana kesehatan; Rendahnya kualitas bangunan sekolah; Kurangnya tenaga pengajar; Rendahnya kesejahteraan dan pemerataan tenaga guru; Kurangnya biaya operasional penyelenggaraan pendidikan; Kurang memasyarakatnya budaya hidup sehat; Kurangnya sarana sanitasi dasar serta menurunnya daya dukung lingkungan.

Tuesday, November 8, 2011

MEDAN MAKNA DAN KOMPONEN MAKNA



Pendahuluan
Kata- kata atau leksem- leksem dalam setiap bahasa dapat dikelompokan atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan kesamaan ciri semantik yang memiliki kata- kata itu. Umpamanya, kata-kata kuning,merah,hijau,biru dan ungu berada dalam satu kelompok, yaitu kelompok warna, sebaliknya, setiap kata atau leksem dapat pula dianalisis unsur-unsur maknanya untuk mengetahui perbedaan makna antara kata terdebut dengan kata lainnya yang berbeda dalan satu kelompok. Misalnya mayat dan bangkai berada dalam satu kelompok, yang perbedaannya terletak pada bahwa mayat memiliki unsur makna /+manusia/sedangkan bangkai memiliki unsur makna /manusia/, alias bukan manusia.
Kata-kata yang berada dalam satu kelompok lazim dinamai kata-kata yang berada dalam satu medan makna atau satu medan leksikal. Sedangkan usaha untuk menganalisis kata atau leksem atas unsur-unsur makna yang dimilinya disebut analisis komponen makna atau analisis ciri-ciri makna, atau juga analisis ciri-ciri leksikal.

1.1       Medan Makna
Yang dimaksud dengan medan makna (semantic demain, semantic field) atau medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya, nama-nama warna, nama-nama perabot rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan, yang masing-masing merupakan satu medan makna. Banyaknya unsur leksikal dalam satu medan makna antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak sama  besarnya, karena hal tersebut berkaitan erat dengan sistem budaya masyarakat pemilik bahasa itu. Medan warna dalam bahasa Indonesia mengenal nama-nama merah cokelat, biru, hijau, kuning, abu-abu, putih dan hitam dengan catatan, menurut fisika, putih adalah campuran berbagai warna sedangkan hitam adalah tak berwarna untuk menyatakan nuansa warna yang berbeda, bahasa Indonesia memberi keterangan perbandingan seperti merah darah, merah jambu dan merah bata. Bahasa Inggris mengenal 11 warna dasar yaitu white, reed, green, yellow, blue, brown, purple, pink, orange, dan grey. Sedangkan dalam bahasa hunanco, salah satu daerah di Filipina, hanya terdapat empat warna yaitu (ma) biru, yakni warna hitam dan warna gelap lainya.(ma) langit,yakni warna putih dan warna cerah lainya,(ma) rarar, yakni kelompok warna merah; dan (ma) latuy yakni warna kuning, hijau muda, dan coklat muda.
Jumlah nama atau istilah perkerabatan juga tidak sama banyaknya antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lainya, malah bisa konsep penamaanya berbeda, dalam bahasa Indonesia dikenal nama kakak dan adik yaitu orang yang lahir dari orang yang sama bahasa Inggris menyebut orang yang lahir dari ibu yang sama dengan istilah brother dan sister. Di sini jelas perbedaan konsep penamaannya: bahasa indonesia berdasarkan usia, lebih tua atau lebih muda; sedangkan bahasa Inggris berdasarkan jenis kelamin, lelaki atau perempuan dalam dialek Melayu Jakarta ada kombinasi 2 konsep itu, meskipun tidak lengkap, yakni disamping ada abang ‘saudara laki-laki yang lebih tua’, ada juga mpo ‘saudara perempuan yang lebih tua’, dan adik ‘saudara lebih muda baik laki-laki maupun perempuan’.
Berapa banyak kelompok medan makna yang dapat dibuat dari setiap bahasa? Pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan menyebut jumlah angka yang pasti, sebab pengelompokan kata-kata berdasarkan medan maknanya sangat tergantung pada konsep budaya masing-masing masyarakat pemakai bahasa itu. Di dalam buku Thesaurus of english word and phrases Clasified and aranged so as to facilitate the Expression of Ideas and Assist in literacy Composition oleh peter Mark Raget (1779-1868)terdaftar 1042 kelompok medan makna yang keseluruhannya terdiri dari 250.000 kata dan frase. Namun, dalam studi medan makna ini, seperti yang dilakukan Nida (1974 dan 1975 ), kata-kata biasanya dibagi atas 4 kelompok, yaitu kelompok bendaan (entiti), kelompok kejadian/ peristiwa (event), kelompok abstrak, dan kelompok relasi. Anggota kelompok bendaan dan peristiwa tampaknya tidak terbatas, tetapi dua kelompok yang terakhir bersifat terbatas.
Kata – kata atau leksem-leksem yang mengelompok dalam satu medan makna, berdasarkan sifat hubungan hubungan semantisnya dapat dibedakan atas kelompok medan kolokasi dan medan set. Kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmatik yang yang dapat antara kata-kata atau unsur –unsur leksikal itu. Umpamanya, dalam kalimat.
Ø  (51) Tiang layar perahu nelayan itu patah dihantam badai,lalu perahu itu digulung ombak dan tenggelam beserta segala isinya.
Kita dapati kata-kata layar, perahu, nelayan, badai ombak, dan tenggelam yang merupakan kata-kata dalam satu kolokasi, satu tempat atau lingkungan yang sama. Dalam hal ini lingkungan kelautan. Contoh lain, kata-kata cabe, bawang, terasi, garam, merica, dan lada berada dalam satu kolokasi, yaitu yang berkenaan dengan bumbu dapur.
Kalau kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmatik, karena sifatnya yang linear, karena sifatnya yang linear, maka kelompok set menunjuk pada hubungan paragdimatik, karena kata- kata yang berada dalam satu kelompok set itu saling bisa disubsitusikan. Sekelompok makna yang merupakan satu set biasanya mempunyai kelas yang sama, dan tampaknya juga merupakan satu kesatuan. Setiap kata dalam set dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota lain dalam set itu. Umpamanya, kata remaja merupakan tahap perkembangan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Sedangkan kata-kata yang satu set dengan remaja dan sejuk dibagankan adalah menjadi sebagai berikut.
Ø  (52)      Manula/lansia  terik     terik
            Dewasa                       panas
            Remaja                        hangat
            Kanak-kanak               sejuk
            Bayi                             dingin
Pengelompokan kata atas kolokasi dan set ini besar artinya bagi kita dalam memahami konsep-konsep budaya yang ada dalam suatu masyarakat bahasa. Namun, pengelompokan ini sering kurang jelas karena adanya ketumpangtindihan unsur-unsur leksikal yang dikelompokan itu. Umpamanya, kata candi dapat masuk kelompok medan makna pariwisata, dan bisa juga masuk kelompok medan makna kesejarahan. Selain, itu pengelompokan kata atas medan makna ini tidak memperdulikan adanya nuansa makna, perbedaan makna denotasi dan konotasi. Umpamanya, kata remaja dalam contoh diatas hanya menunjuk pada  jenjang usia ,padahal kata remaja itu memiliki juga makna “belum dewasa, keras kepala, bersikap kaku, suka mengganggu dan membantah, serta mudah berubah pikiran, sikap, dan pendapat. Jadi, pengelompokan kata atas medan makna ini hanya bertumpu pada makna dasar, makna denotatif, atau makna pusatnya saja.

1.2       Komponen Makna
Setiap kata, leksem, atau butir leksikal tentu mempunyai makna. Makna yang dimiliki oleh setiap kata itu terdiri dari sejumlah komponen (yang disebut komponen makna), yang membentuk keseluruhan makna kata itu. Komponen makna ini dapat dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu persatu , berdasarkan “pengertian-pengertian “ yang dimilikinya. Umpamanya, kata ayah memiliki komponen   makna /+manusia/, /+dewasa/, /+jantan/, /+kawin/, dan  /+punya anak/; dan kata ibu memiliki komponen makna /+manusia/, /+dewasa/, /-jantan/, /+kawin/, dan /+punya anak/. Kalau dibandingkan komponen kata ayah dan ibu adalah tampak sebagai bagan (53) berikut  

(53) 
NO
KOMPONEN MAKNA
AYAH
IBU
1
MANUSIA
+
+
2
DEWASA
+
+
3
JANTAN
+
-
4
KAWIN
+
+
5
PUNYA ANAK
+
+

Keterangan   :  tanda + berarti memiliki komponen makna tersebut, dan tanda – berati tidak memiliki komponen makna itu
            Dari bagan tersebut terlihat bahwa beda makna ayah dan ibu hanyalah pada komponen makna/ jantan/: ayah memiliki komponen makna itu, sedangkan ibu tidak memilikinya untuk lebih jelas, perhatikan analisis komponen makna lima buah kata Inggris man, woman, boy, girl, dan bull.
(54)
NO
KOMPONEN MAKNA
MAN
WOMAN
BOY
GIRL
BULL
1
MANUSIA
+
+
+
+
-
2
DEWASA
+
+
-
-
-
3
JANTAN
+
-
+
-
±

Tampak terlihat bahwa man, woman, boy, dan girl memiliki komponen makana/+manusia/, sedangkan bull tidak memiliki komponen makna itu. Lalu, man dan oman meiliki kompeonen makna /+dewasa/, sedangkan boy, girl dan bull tidak memiliki kompoenen makan tersebut. Selanjutnya terlihat bahwa man dan boy memilikomponen makna /+jantan/, sedangkan woman dan girl tidak memiliki komponen makna tersebut; dan bull bisa memiliki bisa juga tidak meiliki, sebab bull termasuk jantan dan betina.
Kalau kita bandaingkan kata Inggris boy, girl, child, dan kata Indonesia anak, maka akan tampak perbedaan maknanya sebagai mana terpampang pada bagan berikut :
(52)
NO
KOMPONEN MAKNA
BOY
GIRL
CHILD
ANAK
1
MANUSIA
+
+
+
+
2
DEWASA
-
-
-
±
3
JANTAN
+
-
±
±

Tampak, bahwa boy, girl, child dan anak memiliki komponen makna /+manusia/; bedanya boy, gilr, dan child memiliki komponen makna /-dewasa/, sedangkan anak memiliki komponen makna /±dewasa/. Jadi kata anak dalam bahasa Indonesia bisa dewasa tetapi juga belum dewasa. Beda lain, boy memiliki komponen makna /+ jantan/, girl memiliki komponen makan /-jantan/; sedangkan child dan anak sama-sama memiliki komponen makna /±jantan/. Oleh karena itu, bila kita akan menerjemahkan kata Inggris boy dan girl ke dalam bahasa Indonesia, maka haruslah pada kata anak itu ditambahkan atribut laki-laki menjadi anak laki-laki untuk boy; dan ditambah atribut perempuan menjadi anak perempuan untuk girl. Penambahan ini perlu dilakukan karena kata anak dalam bahasa Indonesia itu belum memiliki komponen makna/ + jantan/ maupun/ -jantan/. Bagaimana kalau kita kalau kita harus menerjemahlan kata anak ke dalam bahasa Inggris? Dalam hal ini haruslah dilihat dari konteksnya; mungkin harus menjadi boy, menjadi girl, atau pun menjadi child.
            Analisis komponen makna ini dapat dimanfaatkan untuk mencari perbedaan dari bentuk-bentuk yang bersinonim. Umpamanya, kata ayah dan bapak adalah dua buah kata yang bersinonim dalam bahasa Indonesia. Lalu, seperti telah dikatakan bahwa dua buah kata yang bersinonim maknanya tidak persis sama. Oleh karena itu, kata ayah dana bapak pun, meskipun bersinonim, tentu ada perbedaan maknanya. Di manakah letak bedanya itu? Kalau kita analisis komponen makna yang dimiliki kata bapak dan ayah akan terlihat sebagai berikut :
NO
KOMPONEN MAKNA
AYAH
BAPAK
1
MANUSIA
+
+
2
DEWASA
+
+
3
SAPAAN KEPADA ORANG TUA LAKI-LAKI
+
+
4
SAPAAN KEPADA YANG DIHORMATI
-
+
  
Dari bagan itu terlihat bahwa kata ayah dan bapak sama-sama memiliki komponen makna 1 sampai 3; bedanya, lata ayah tidak memiliki komponen nomor 4, sedangkan kata bapak memiliki komponen makna itu. Dengan demikian, Anda bisa melihat beda makna kata ayah dan bapak yang hakiki, yang menyebabkan kata bapak dalam ujaran (57) berikut tidak dapat ditukar dengan kata ayah.
Ø  Kami menghadap Bapak Gubernur Upin di kantornya.
            Kegunaan analisis komponen yang lain ialah untuk menembus prediksi makna-makna gramatikal afiksasi, reduplikasi, dan komposisi dalam bahasa Indonesia. Umpamanya, proses afikssasi dengan prefiks me- pada nomina yang memiliki komponen makna/ +alat/, akan mempunyai makna gramatikal ‘melakukan tindakan dengan alat (yang disebut kata dasarnya)’, seperti terdapat pada menggergaji, memahat, menombak, dan menggali. Proses afiksasi dengan prefiks me- terhadap nomina yang memiliki komponen makna/ +sifat, atau cirri khas/, akan mempunyai makna gramatikal ‘menjadi atau berbuat seperti (yang disebut kata dasar)’. Misalnya, membeo, mematung, membaja, dan membatu. Proses afiksasi dengan prefis me- pada nomina yang memiliki komponen makan/ +hasil olahan/ akan memiliki makna gramatikal ‘membuat yang disebut kata dasarnya’. Misalnya, menyambal, menggulai, dan menyate. Sedikit catatan mengenai kata mematung; di dalam buku-buku pelajaran tata bahasa dikatakan mempunyai makna (1) menjadi atau berlaku seperti patung, dan (2) membuat patung. Adanya dua makna gramatikal ini karena komponen makna yang dimiliki kata patung adalah memang (1) memiliki sifat atau cirri khas, dan (2) hasil olahan. Jadi komponen makna (1) memberikan makna gramatikal (1), dan komponen makna (2) memberikan makna gramatikal (2)
            Bahwa analisis komponen ini dapat digunakan untuk meramalkan makna gramatikal, dapat juga kita lihat pada proses reduplikasi dan proses komposisi. Dalam proses reduplikasi, yang terjadi pada dasar verba yang memiliki  komponen makna/+sesaat/ memberi makna gramatikal ‘berulang-ulang’ seperti pada memotong-motong, memukul-mukul, dan menendang-nendang. Sedangkan pada verba yang memiliki komponen makna/+bersaat/ akan memberi makna gramatikal ‘dilakukan tanpa tujuan’, seperti pada membaca-baca, mandi-mandi, dan duduk-duduk. Jadi, dalam proses reduplikasi itu terlihat verba yang memiliki komponen makna/ +sesaat/ mempunyai makna gramatikal yang berbeda dengan verba yang memiliki komponen makna/-sesaat/
            Dalam proses komposisi, atau proses penggabungan leksem dengan leksem, terlihat juga bahwa komponen makna yang dimiliki oleh bentuk dasar yang terlibat dalam prose situ menentukan juga makna gramatikal yang dihasilkannya. Misalnya, makna gramatikal ‘milik’ hanya dapat terjadi apabila konstituen kedua dari komposisi itu memiliki komponen makna/ +manusia/, atau /+dianggap manusia/. Misalnya, sepeda Dika, rumah paman, dan mobil kantor. Jika tidak memiliki komponen makna itu, maka makna gramatikal ‘milik’ tidak akan muncul.misalnya, bulu kucing bukan bermakna gramatikal ‘bulu milik kucing’, melainkan ‘bulu dari kucing’. Dalam buku C.A. Mess (1954) ada konstruksi lukisan Yusuf yang dikatakan bermakna ganda, yakni (1) lukisan milik Yusuf, (2) lukisan karya Yusuf, atau Yusuf yang dibuat, dan (3) lukisan wajah Yusuf, atau Yusuf jadi objek lukisan itu.
Dengan menggunakan analisis komponen makna terhadap kata Yusuf hal tersebut dapat dijelaskan. Jika kita butiri komponen maknanya, maka dapat disebutkan bahwa Yusuf memiliki komponen makna /+manusia/; dan mempunyai kemungkinan memiliki komponen makna /+pelukis/, /+kolektor/, dan /+objek lukisan/. Disebut mempunyai kemungkinan karena kita tidak mengenal, apakah Yusuf memang pelukis, memang kolektor, atau memang juga objek lukisan. Kalau kita bandingkan dengan Basuki Abdullah, maka sudah jelas bahwa Basuki Abdullah memang memiliki komponen makna /+pelukis/; dan kalau dibandingkan dengan Bung Karno maka sudah jelas bahwa Bung Karno adalah kolektor lukisan; akhirnya, kalau kita bandingkan dengan banteng tidak memiliki komponen makna /+pelukis/ dan /+kolektor/. Yang mungkin banteng hanya memiliki kemungkinan makna /+objek lukisan/. Perhatikan bagan berikut, dengan catatan komponen makna yang mungkin ditulis dalam tanda kurung.

NO
KOMPONEN MAKNA
YUSUF
BASUKI ABDULLAH
BUNG KARNO
BANTENG
1
MANUSIA
+
+
+
-
2
PELUKIS
(+)
+
(+)
-
3
KOLEKTOR
(+)
(+)
+
-
4
OBJEK LUKISAN
(+)
(+)
(+)
(+)

Karena konstituen Yusuf dalam komposisi lukisan Yusuf memiliki kemungkinan bentuk mempunyai komponen makna /+pelukis/, /+kolektor/, /+objek lukisan/, maka kemungkinan pada lukisan Yusuf untuk bermakna gramatikal ‘milik’, ‘karya’, dan ‘objek’ menjadi mungkin. Konstituen Basuki Abdullah pada lukisan Basuki Abdullah, jelas mempunyai komponen makna /+pelukis/ karena beliau memang seorang pelukis; tetapi juga mempunyai komponen makna /+kolektor/ dan /+objek lukisan/. Oleh karena itu, komposisi lukisan Basuki Abdullah sudah jelas akan memiliki makna gramatikal ‘karya’. Konstituen Bung Karno pada komposisi lukisan Bung Karno, jelas memiliki komponen makna /+kolektor/, karena beliau memang terkenal sebagai kolektor lukisan; tetapi di samping itu mempunyai kemungkinan juga untuk memiliki komponen makna /+pelukis/ dan /+objek lukisan/. Oleh karena itu, komposisi lukisan Bung Karno jelas akan memiliki makna gramatikal ‘milki’, meskipun makna ‘karya’ dan ‘objek’ juga mungkin. Akhirnya, konstituen banteng pada komposisi lukisan banteng jelas hanya akan memiliki makna gramatikal ‘objek’, sebab konstituen banteng itu hanya mungkin memiliki komponen makna /+objek lukisan/; dia tidak mempunyai kemungkinan untuk mempunyai komponen makna /+pelukis/ maupun /+kolektor/.
            Sekadar catatan tambahan, analisis makna dengan mempertentangkan ada (+) atau tidak adanya (-) komponen makna pada sebuah butir leksikal disebut analisi biner, analisis dua-dua. Analisis ini berasal dari studi fonologi yang dilakukan Roman Jakobson dan Morris Halle. Dalam laporan penelitiannya yang berjudul Preliminaries to Appech Analysis: The Distinctive Features and their Correlates (1951), mereka memberi tanda (+) untuk bunyi mengandung suatu cirri fonologis, dan memberi tanda (-) untuk yang tidak mempunyai cirri itu. Umpamanya, bunyi /p/, /b/, /t/, /d/ memiliki cirri-ciri sebagai tampak dalam bagan berikut.
NO
CIRI PEMBELA
p
b
t
d
1
HAMBAT
+
+
+
+
2
BILABIAL
+
+
-
-
3
BERSUARA
-
+
-
+

Dan bagan tersebut bahwa bedanya bunyi /p/, dan /b/ adalah cirri bersuara; /p/ adalah bunyi tak bersuara, sedangkan /b/ adalah bunyi bersuara. Bedanya bunyi /p/ dan /t/ terletak pada cirri bilabial; /p/ bunyi bilabial, sedangkan /t/ bukan bunyi bilabial. Persamaan dan perbedaaan lainnya dari keempat bunyi itu dapat Anda lihat sendiri dari bagan tersebut.
            Para pakar antropologi pada tahun 50-an juga mengembangkan suatu analisis yang mirip dengan analisis distinctive features dari Morris Halle dan Roman Jakobson itu. Para ahli antropologi menggunakan analisis ini untuk, antara lain, menjelaskan perbedaan dan persamaan dalam istilah perkerabatan. Hanya bedanya mereka tidak selalu terpaku pada ada atau tidaknya suatu cirri makna pada suatu unsure leksikal. Umpamanya, ayah satu tingkat di atas ego; nenek dua tingkat di atas ego; ipar setingkat dengan ego; dan cucu dua tingkat di bawah ego.
            Kemudian, oleh Chomsky (1965) prinsip-prinsip analisi yang dilakuakn Roman Jakobson dan para ahli antropologi itu digunakan untuk memberi cirri-ciri gramatikal dan cirri-ciri semantic terhadap semua morfem dalam daftar morfem yang melengkapi tata bahasa generatif transformasinya. Umpamanya, kata boy oleh Chomsky diberi cirri /+nomina, +insane, +terhitung, + konkret, +bernyawa/; kata dog diberi cirri /+nomina, insane, +terhitung, + konkret, -bernyawa-nyawa/;  dan kata spirit diberi cirri /+nomina, -insan, -terhitung, -konkret, -bernywa/. Dengan memberi cirri-ciri seperti itu pada setiap butir leksikal, maka akan dapat dijelaskan berterima atau tidaknya sebuah kalimat, baik secara leksikal maupun gramatikal.
Kesesuaian Semantik dan Sintaktik
            Telah disebutkan bahwa berterima tidaknya sebuah kalimat bukan hanya masalah gramatikal, tetapi juga masalah semantik. Kalau kita amati keempat kalimat berikut akan tampat perbedaan ketidakberterimaannya.
Ø  (60) Kambing yang Pak Ipin terlepas lagi.
Ø  (61) Segelas kambing minum setumpuk air.
Ø  (63) Kambing itu membaca komik.
Ø  (64) Penduduk DKI Jakarta sekarang ada 50 juta orang.
Ketidakberterimaan kalimat (60) tersebut adalah karena kesalahan gramatikal, yaitu adanya konjungsi yang antara kambing dan Pak Ipin. Konjungsi yang tidak dapat menggabungkan nomina dengan nomina; tetapi dapat menggabungkan nomina dengan ajektifa. Misalnya, menjadi kambing yang besar, atau kambing yang kurus. Lagi pula dalam konstruksi yang menyatakan milik tidak perlu menggunakan konjungsi yang maka, kalimat itu menjadi benar kalau dikatakan seperti kalimat (60a) berikut.
Ø  (60a) Kambing Pak Ipin terlepas lagi
Kalimat (61) tersebut tidak berterima bukanlah karena kesalahan gramatikal, tetapi karena kesalahan persesuaian leksikal. Seharusnya bukan ‘segelas kambing, melainkan seekor kambing’. Begitu juga bukan ‘setumpuk air, melainkan segelas air atau seember air’. Jadi kalimat (61) itu akan menjadi berterima kalau dibuat menjadi kalimat (61a) berikut.
Ø  (61a) Seekor kambing minum seember air.
Ketidakberterimaan kalimat (62) tersebut adalah karena tidak ada persesuaian semantic antara kambing sebagai pelaku dengan kata membaca sebagai perbuatan yang dilakukan kambing itu. Terakhir, kalimat (63) itu tidak berterima adalah karena kesalahan informasi. Dewasa ini penduduk DKI Jakarta hanya ada 8 juta orang, bukan 50 juta orang.
            Mari kita lihat kembali kalimat (61) dan kalimat (62). Kedua kalimat itu tidak berterima, bukanlah karena kesalahan semantic. Kesalahan itu berupa tidak adanya persesuaian semantic diantara konstituen-konstituen yang membangun kalimat itu. Frase ‘segelas kambing’ pada kalimat (61) tidak berterima karena kata segelas memiliki komponen makna /+satuan wadah/, /+benda cair/, dan /+terhitung/; padahal kata kambing berkomponen makna /-benda cair/ dan /+terhitung/. Jadi, mana mungkin menempatkan benda tidak cair dan terhitung pada wadah untuk benda cair yang tidak terhitung. Begitu juga dengan frase ‘setumpuk air’. Kata setumpuk memilki komponen makna /+satuan hitungan/ dan /+benda padat/; padahal kata cair tidak meiliki komponen benda padat itu.
            Bagaimanakah dengan kalimat (62) menurut Chafe (1970) inti sebuah kalimat adalah pada predikat atau verba. (Karena dalam bahasa Inggris predikat selalu berupa verba, maka Chafe menganggap predikat sama dengan verba). Menurut teori Chafe, verbalah yang menentukan kehadiran konstituen lain dalam sebuah kalimat. Kalau verbanya berupa kata kerja membaca, maka dalam kalimat itu akan hadir sebuah subjek berupa nomina pelaku dan berkomponen makna /+manusia/. Mengapa? Karena verba membaca berkomponen makna /+manusia/. Selain itu, juga harus hadir sebuah objek berupa nomina yang memiliki komponen makna /+bacaan/ atau /+tulisan/, sebab verba menbaca juga memiliki komponen makna /+bacaan/ atau /+tulisan/. Perhatikan bagan berikut :

Ø  (64)    subjek                             predikat                             objek
                /+nomina/                       membaca                           /+nomina/
                /+manusia/                      /+manusia/                         /+bacaan/
                                                       /+bacaan/

                nenek                              membaca                           komik
                +nomina                         +verba                               +nomina
                +manusia                        +manusia                           +bacaan
                                                       +bacaan

Ø  (65)    kambing                         membaca                           komik
                +nomina                         +verba                               +nomina
                -manusia                         +manusia                           +bacaan
                                                       +bacaan

Ø  (66)    kambing                         membaca                           meja
                +nomina                         +verba                               +nomina
                -manusia                         manusia                             -bacaan
                                                       +bacaan
            Dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa kalimat (64) Nenek membaca komik berterima karena antara kata nenek dan membaca ada persesuaian semantic, dan antara kata membaca dan komik juga ada persesuaian semanatis itu. Kalimat kambing membaca komik tidak berterima, karena antara kata membaca dan kambing tidak ada persesuaian semantic; membeca berciri makna /+manusia/ sedangkan kambing berciri makna /-manusia/. Begitu juga dengan kalimat (66) tidak berterima karena tidak ada persesuaian semantic sama sekali antara kata membaca dan kambing, dan antara kata membaca dengan meja.
            Analisi perseuaian semantic dan sintaktis ini tentu saja harus memperhitungkan komponen makna kata secara lebih terperinci. Misalnya, kalimat (67) dan (68) sama-sama dapat diterima, meskipun seubjeknya yang pertama berciri /+manusia/ dana yang kedua berciri /-manusia/, karena verbanya, yaitu makan, memiliki komponen makna /+mahluk hidup/, yang bisa berlaku untuk manusia dan binatang .
Ø (67) Nenek makan dendeng.
Ø (68) Kucing makan dendeng.
Bagaimana dengan kalimat (69) berikut, yang juga bisa diterima, padahal jelas rumput itu bukan makanan?
Ø  (69) Kambing itu makan rumput.
Di sini tampak pula bahwa keterperincian analisis lebih diperlukan lagi, sebab ternyata rumput memang bukan makanan untuk manusia, tetapi merupakan makan bagi kambing.
            Selain dipergunakan keterperincian analisis, masalah metafora tampaknya juga perlu disingkirkan, sebab kalimat-kalimat metaforis seperti (7) dan (71) adalah berterima.
Ø  (70) Bangunan itu menelan biaya 100 juta rupiah.
Ø  (71) Pak Lurah kami dituduh makan duit rakyat.


KESIMPULAN

            Yang dimaksud dengan medan makna (semantic demain, semantic field) atau medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. Misalnya, nama-nama warna, nama-nama perabot rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan, yang masing-masing merupakan satu medan makna.
            Setiap kata, leksem, atau butir leksikal tentu mempunyai makna. Makna yang dimiliki oleh setiap kata itu terdiri dari sejumlah komponen (yang disebut komponen makna), yang membentuk keseluruhan makna kata itu. Komponen makna ini dapat dianalisis, dibutiri, atau disebutkan satu persatu , berdasarkan “pengertian-pengertian “ yang dimilikinya.
 
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Citra
Poerwadaminta ,W.J.S, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
                        Pendidikan da Kebudayaan.
_________,     1973. Ensiklopedia Umum Indonesia. Yogyakarta ; Kanisius