Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang
dewasa, sebagai pengajar dan pendidik dan sebagi pegawai. Yang paling utama
ialah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik, yakni sebagai guru.
Berdasarkan keduduknnya sebagai guru ia harus menunjukan kelakuan yang layak
bagi guru menurut harapan masyarakat. Apa yang dituntut dalam aspek etis,
intelektual dan social lebih tinggi daripada yang dituntut dari orang dewasa
lainya. Guru sebagai
pendidik dan Pembina generasi muda harus dijadikan teladan, di dalam maupun di
luar sekolah. Guru harus
senangtiasa sadar akan kedudukannya selama 24 jam sehari. Di
mana dan kapan saja ia akan selalu dipandang sebagai guru yang harus
memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat, khususnya oleh anak
didik.
Penyimpangan dari kelakuan yang etis oleh guru mendapat sorotan dan
kecaman yang lebih tajam. Masyarakat tidak dapat membenarkan
pelanggaran-pelanggaran seperti mabuk, berjudi, korupsi atau mengebut, namun
kalau guru melakukannya maka dianggap sangatserius. Guru yang berbuat demikian
akan dapat merusak murid-murid yang dipercayakan kepadanya. Orang yang kurang
bermoral dianggap tidak akan mungkin menghasilkan anak-didik yang mempunyai
etika tinggi.
Sebalikanya harapan-harapan masyarakat tentang kelakuan guru menjadi
pedoman bagi guru. Guru-guru memperlihatkan tuntutan masyarakat tentang
kelakuan yang layak bagi guru dan menjadikannya sebagai norma
kelakuan dalam segala situasi social di dalam maupun di luar sekolah. Ini akan
terjadi bila guru mengintenalisasi norma-norma
itu sehingga menjadi bagian dari pribadinya. Ada norma-norma
yang umum bagi semua guru di suatu negara, ada pula yang ditentukan oleh norma-norma yang khas yang berlaku di daerah tertentu
menurut adapt istiadat yang terdapat di lingkungan itu.
Kedudukan guru juga ditentukan oleh fakta bahwa ia orang dewasa.
Dalam masyarakat kita orang yang lebih tua harus dihormati. Oleh sebab guru
lebih tua daripada muridnya maka berdasarkan usianya ia mempunyai kedudukan yang harus dihormati,
apalagi karena guru juga dipandang sebagai pengganti orang tua. Hormat anak
terhadap orang tuanya sendiri harus pula diperlihatkannya terhadap gurunya dan
sebaliknya guru harus pula dapat memandang murid sebagai anak.
Ada anggapan bahwa dewasa ini rasa hormat anak muda terhadap orang tua
makin merosot. Erosi kewibawaan orang tua, mungkin disebabkan oleh peranan
generasi muda dalam revolusi kemerdekaan, oleh pengaruh kebudayaan asing, oleh
sikap kritis para pemuda. Ketidakmampuan orang tua mempertahankan kedudukan
yang dipegangnya sediakala dalam dunia feudal patriarchal yang sediakala dalam
dunia demokrasi industri yang modern.
Sebagai pegawai kedudukan guru ditentukan oleh pengalaman kerja,
golongan, ijazah, dan lama kerjanya.