Saturday, October 8, 2011

Beasiswa Pascasarjana (S2) Bagi Guru SMA dari Kemendiknas

Info Edaran Beasiswa Pascasarjana S2
Download:

Bagi mahasiswa yang berstatus sebagai Guru SMA ada kesempatan untuk mendapat dana bantuan bea siswa. Surat Edaran silahkan download.

Thursday, October 6, 2011

Pendidikan Seks Sejak Dini Kenapa Nggak?

SEKS…
Selama ini, jika kita berbicara mengenai seks, maka yang terbersit dalam benak sebagian besar orang adalah hubungan seks. Padahal, seks itu artinya jenis kelamin, yang membedakan laki-laki dan perempuan secara biologis. Sementara, seksualitas menyangkut beberapa hal antara lain :
  • Dimensi biologis – yaitu berkaitan dengan organ reproduksi, cara merawat kebersihan dan kesehatan.
  • Dimensi psikologis – seksualitas berkaitan dengan identitas peran jenis, perasaan terhadap seksualitas dan bagaimana menjalankan fungsinya sebagai makhluk seksual.
  • Dimensi sosial – berkaitan dengan bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar-manusia serta bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembentukan pandangan mengenai seksualitas dan pilihan perilaku seks.
  • Dimensi kultural – menunjukkan bahwa perilaku seks itu merupakan bagian dari budaya yang ada di masyarakat.
BEBERAPA FAKTA YANG MENGKHAWATIRKAN !
Dewasa ini, kehidupan seks bebas telah merebak ke kalangan kehidupan remaja dan anak. Hal ini dapat kita simak melalui penuturan yang disampaikan oleh Mestika (1996) yang merangkum hasil penelitian para pengamat masalah sosial remaja di beberapa kota besar. Hasil penelitian tersebut antara lain: Sarwono (1970) meneliti 117 remaja di Jakarta dan menemukan bahwa 4,1% pernah melakukan hubungan seks. Beberapa tahun kemudian, Eko (1983) meneliti 461 remaja, dan dari penelitian ini diperoleh data bahwa 8,2% di antaranya pernah melakukan hubungan seks dan 10% di antaranya menganggap bahwa hubungan seks pranikah adalah wajar.
Di Semarang, Satoto (1992) mengadakan penelitian terhadap 1086 responden pelajar SMP-SMU dan menemukan data bahwa 4,1% remaja putra dan 5,1% remaja putri pernah melakukan hubungan seks. Pada tahun yang sama Tjitarra mensurvei 205 remaja yang hamil tanpa dikehendaki. Survei yang dilakukan Tjitarra juga memaparkan bahwa mayoritas dari mereka berpendidikan SMA ke atas, 23% di antaranya berusia 15 – 20 tahun, dan 77% berusia 20 – 25 tahun.
Selain kehidupan seks bebas, kejahatan seks terhadap anak-anak saat ini ternyata tidak saja dilakukan oleh orang-orang yang tidak dikenal oleh korbannya. Dalam beberapa kasus yang terjadi, kejahatan seks justru dilakukan oleh orang-orang yang dekat dengan kehidupan anak.
Data yang ada mengenai kejahatan seks, selama tahun 1995 terjadi 12 kasus kejahatan seks yang dilakukan oleh orang tua kandung maupun tiri, 7 kasus dilakukan oleh saudaranya, 4 kasus oleh guru dan oleh teman atau kenalan sebanyak 49 kasus. Keadaan seperti itu jelas sangat memperhatikan.
Kehidupan seks bebas dan kejahatan yang terjadi belakangan ini adalah hal-hal yang perlu diketahui oleh remaja agar mereka dapat mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut. Remaja masa kini perlu disadarkan akan perlunya sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan lingkungannya demi masa depan yang cerah.
Remaja juga perlu ditumbuhkan kesadaran akan perlunya suatu sikap menghargai dan tanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungan melalui informasi tentang hakikat seksualitas pada diri mereka dan pada diri manusia pada umumnya secara benar. Informasi yang benar tersebut dapat diberikan melalui pendidikan seks. Pendidikan seks ini dapat diberikan oleh orang tua ataupun oleh pihak sekolah.
PENDIDIKAN SEKS = VULGAR = TABU ???
Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi (kespro) atau istilah kerennya sex education sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk mencegah biasnya pendidikan seks maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Materi pendidikan seks bagi para remaja ini terutama ditekankan tentang upaya untuk mengusahakan dan merumuskan perawatan kesehatan seksual dan reproduksi serta menyediakan informasi yang komprehensif termasuk bagi para remaja.
Meninjau berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia, agaknya masih timbul pro-kontra di masyarakat, lantaran adanya anggapan bahwa membicarakan seks adalah hal yang tabu dan pendidikan seks akan mendorong remaja untuk berhubungan seks. Sebagian besar masyarakat masih memandang pendidikan seks seolah sebagai suatu hal yang vulgar.
Berdasarkan sudut pandang psikologis, pendidikan seksual sangat diperlukan bagi perkembangan remaja, dengan harapan agar remaja tidak memiliki kesalahan persepsi terhadap seksualitas dan tidak terjebak pada perilaku-perilaku yang kurang bertanggungjawab baik dari segi kesehatan maupun psikologis.
Pendidikan seks yang dilakukan sejak dini dapat menekan laju angka penderita penyakit kelamin, AIDS dan aborsi yang dilakukan kalangan remaja. Bahkan juga bisa mencegah terjadinya perilaku penyimpangan seks. Materi pendidikan seks tidak perlu ditutup-tutupi, karena akan menjadikan siswa bertambah penasaran dan ingin mencobanya. Namun, perlu juga disertai penjelasan akibat seks itu sendiri.
PENTING KAH PENDIDIKAN SEKS ??
Ada dua faktor mengapa sex education sangat penting bagi remaja. Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adalah hal yang tabu. Sehingga dari ketidakpahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggungjawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.
Faktor kedua, dari ketidakpahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, banyak yang menawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain DVD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang seperti itu. Dampak dari ketidakpahaman remaja tentang sex education ini, banyak hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus HIV/AIDS dan sebagainya.
Dengan belajar tentang sex education, diharapkan remaja dapat menjaga organ-organ reproduksi pada tubuh mereka dan orang lain tidak boleh menyentuh organ reproduksinya khususnya bagi remaja putri.
BAGAIMANA CARA PENYAMPAIAN PENDIDIKAN SEKS YANG TEPAT ?
Belajar tentang seks berbeda dengan kita belajar tentang keterampilan yang lain. Misalnya kita belajar renang agar mengetahui tentang teknik berenang yang baik, namun belajar tentang seks bukanlah belajar bagaimana aktivitas seks yang baik, melainkan apa yang akan timbul atau dampak dari aktivitas seks tersebut.
Pembekalan tentang seks ini penting dan perlu sekali. Pengenalan atau pendidikan tentang seks, bisa dimulai dengan berdiskusi langsung tentang kesehatan reproduksi. Dengan cara yang lebih akrab atau curhat, mungkin siswa pun tidak perlu malu-malu lagi. Bisa juga dengan seringnya membuat sebuah seminar tentang seks dengan mengundang pakar yang bisa menjelaskan lebih detil lagi. Misalnya dokter atau psikolog, yang cakap dan paham dalam urusan gaya hidup remaja dan kesehatan reproduksi.
Ada beberapa sekolah yang sudah memberikan pelajaran tentang sex education yang disisipkan ke dalam pelajaran Biologi, Agama dan Bimbingan Konseling. Namun hanya mendapat bekal dari sekolah tentu tidak cukup. Komunikasi dari orang tua dan anak pun juga diperlukan. Dapat dikatakan bahwa tidak banyak remaja yang berani cerita tentang first kiss-nya ke ibu mereka. Kalau kita tanya di mana mereka bisa tahu tentang Love, Sex, and Dating, banyak yang menjawab bahwa mereka memperolehnya dari teman.
Sepertinya tidak hanya remaja saja yang berhak mendapatkan pengetahuan tentang seks dan gaya hidup remaja saat ini. Orangtua pun mesti mendapatkan pengetahuan tentang gaya hidup remaja saat ini, hal-hal apa saja yang sedang trend di kalangan remaja, sehingga dapat terjalin komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak. Karena bukan tidak mungkin, mereka yang tidak dekat atau jauh dari kontrol orang tualah yang lebih sering terjerumus ke hal-hal yang negatif.
Berikut ini adalah beberapa POIN-POIN topik/materi penting yang secara umum perlu diketahui anak, yang perlu disampaikan dalam sex education : (diunduh dari Edukasi Seks Sejak Dini)
1.  MENGENALKAN PERBEDAANLAWAN JENIS
Jelaskan bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan yang memiliki perbedaan jenis kelamin. Hal ini yang menyebabkan beberapa hal menjadi berbeda, seperti cara berpakaian, gaya rambut, cara buang air kecil. Terangkan bahwa anak laki-laki jika sudah besar akan jadi ayah dan anak perempuan akan men­jadi ibu. Tugas utama ayah adalah mencari nafkah, walaupun harus tetap memperhatikan keluarga. Adapun tugas utama ibu adalah mengatur rumah tangga dan kelu­arga. Namun, tidak menutup kemungkinan seorang ibu membantu ayah dalam mencukupi kebutuhan. Dengan demikian, anak bisa memahami peran jenis kelamin dengan baik dan benar.
2.  MEMPERKENALKAN ORGAN SEKS
Caranya cukup mudah, misalnya dengan menggunakan boneka ataupun ketika mandi. Perkenalkan anak secara singkat organ tubuh yang dimiliki, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut, serta jangan lupa penis dan va­gina. Terangkan juga fungsi dari anggota tubuh dan cara pemeliharaannya agar terhindar dari kuman penyakit.
3.  MENGHINDARI ANAK DARI KEMUNGKINAN PELECEHAN SEKSUAL
Tegaskan pada anak bahwa alat kelamin tidak boleh dipertontonkan secara sembarangan. Tumbuhkan rasa malu pada anak, misalnya ketiika keluar dari kamar mandi hendaknya mengenakan pakaian atau handuk penutup. Selain itu, jika ada yang menyentuhnya, segera laporkan pada orang tua atau guru di sekolah. Anak boleh teriak sekeras-kerasnya dalam hal ini untuk melindungi dirinya.
4.  INFORMASIKAN TENTANG ASAL-USUL ANAK
Untuk anak usia prasekolah, bisa diterangkan bahwa anak berasal dari perut ibu, misalnya sambil menunjuk perut ibu atau pada ibu yang sedang hamil. Sejalan dengan usia, anak boleh diterang­kan bahwa seorang anak berasal dari sel telur ibu yang dibuahi oleh sperma yang berasal dari ayah. Tekankan bahwa pembuahan boleh atau bisa dilakukan setelah wanita dan pria menikah.
5.PERSIAPAN MENGHADAPI MASA PUBERTAS
Informasikan bahwa seiring bertambahnya usia, anak akan mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan yang jelas terlihat adalah ketika memasuki masa pubertas. Anak perempuan akan mengalami menstruasi/haid, sedangkan anak laki-laki meng­alami mimpi basah. Hal ini menandai juga perubahan pada bentuk tubuh dan kualitas, misalnya bagian dada yang membesar pada wa­nita dan suara yang memberat pada seorang pria.
Penjelasan yang diberikan tentu menggunakan istilah tepat namun tetap dapat dipahami anak.
Orang tua dapat memberikan anak buku dengan topik pendidikan tentang seks. Bacalah bersama anak dan diskusikan apa yang telah dibaca. Hati-hati menonton acara televisi yang mungkin tidak sengaja berisi kasus-kasus perkosaan dan kekerasan seksual lainnya.
Oleh karena itu, orang tua harus peka untuk langsung mendiskusikannya dan menjelaskan secara baik, sebab akibat dari kasus tersebut. Yang terpenting di sini adalah meluangkan waktu, untuk menyampaikan pendidikan seks dengan santai dan cukup waktu. Perhatikan juga karakter anak dan rentang atensi yang dimiliki anak, sehingga anak tidak bosan atau jenuh. Gunakan media seperti gambar, buku, dan benda lain yang menarik minat anak dan buat semenarik mungkin.
Tujuan dari pendidikan seks juga disesuaikan dengan perkembangan usia, yaitu sebagai berikut : (diunduh dari Mengapa Pendidikan Seks Dianggap Tabu?)
1. Usia balita (1-5 tahun)
Memperkenalkan organ seks yang dimiliki seperti menjelaskan anggota tubuh lainnya, termasuk menjelaskan fungsi serta cara melindunginya.
2. Usia sekolah (6-10 tahun)
Memahami perbedaan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), menginformasikan asal-usul manusia, membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman dan penyakit.
3. Usia menjelang remaja
Menerangkan masa pubertas dan karakteristiknya, serta menerima perubahan dari bentuk tubuhnya.
4. Usia remaja
Memberi penjelasan mengenai perilaku seks yang merugikan (seperti seks bebas), menanamkan moral dan prinsip ‘say no‘ untuk seks pra nikah serta membangun penerimaan terhadap diri sendiri.
5. Usia pranikah
Pembekalan pada pasangan yang ingin menikah tentang hubungan seks yang sehat dan tepat.
6. Usia setelah menikah
Memelihara pernikahan melalui hubungan seks yang berkualitas dan berguna untuk melepaskan ketegangan dan stres.
PENDIDIKAN SEKS DI SEKOLAH
Pada dasarnya, pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orangtua sendiri. Diwujudkan melalui cara hidup orangtua dalam keluarga sebagai suami-istri yang bersatu dalam pernikahan. Pendidikan seks ini sebaiknya diberikan dalam suasana akrab dan terbuka dari hati ke hati antara orangtua dan anak. Kesulitan yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orangtua yang kurang memadai (secara teoritis dan objektif) menyebabkan sikap kurang terbuka dan cenderung tidak memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks kepada anak.
Melihat kenyataan tersebut, jelas keluarga membutuhkan pihak lain dalam melengkapi upaya pembelajaran alami terhadap hakikat seksualitas manusia. Pihak lain yang cukup berkompeten untuk menambah dan melengkapi pengetahuan orangtua, menjadi perantara antara orangtua dan anak dalam memberikan pendidikan seks adalah sekolah.
Tujuan pendidikan seks di sekolah seperti yang diungkapkan oleh Federasi Kehidupan Keluarga Internasional ialah : (diunduh dari Pendidikan Seks di Sekolah)
  • Memahami seksualitas sebagai bagian dari kehidupan yang esensi dan normal.
  • Mengerti perkembangan fisik dan perkembangan emosional manusia.
  • Memahami dan menerima individualitas pola perkembangan pribadi.
  • Memahami kenyataan seksualitas manusia dan reproduksi manusia.
  • Mengkomunikasikan secara efektif tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan seksualitas dan perilaku sosial.
  • Mengetahui konsekuensi secara pribadi dan sosial dari sikap seksual yang tidak bertanggung jawab.
  • Mengembangkan sikap tanggung jawab dalam hubungan interpersonal dan perilaku sosial.
  • Mengenal dan mampu mengambil langkah efektif terhadap penyimpangan perilaku seksual.
  • Merencanakan kemandirian di masa depan, sebuah tempat dalam masyarakat, pernikahan dan kehidupan keluarga.
Materi pendidikan seks yang diberikan di sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan adalah sebagai berikut :
Sekolah Dasar (SD) –> Terutama Kelas 5-6 SD (memasuki usia remaja)
  • Keterbukaan pada orang tua.
  • Pengarahan akan persepsi mereka tentang seks bahwa hal tersebut mengacu pada ‘jenis kelamin’ dan bukan lagi tentang hal-hal di luar itu (hubungan laki-laki dan perempuan; proses membuat anak; dsb.).
  • Perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
  • Pengenalan bagian tubuh, organ, dan fungsinya.
  • Memakai bahasa yang baik dan benar tentang seks à menggunakan bahasa ilmiah, seperti ‘Penis’, ‘Vagina’.
  • Pengenalan sistem organ seks secara sederhana.
  • Anatomi sistem reproduksi secara sederhana.
  • Cara merawat kesehatan dan kebersihan organ tubuh, termasuk organ seks/organ reproduksi.
  • Mengajarkan anak untuk menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri.
  • Proses kehamilan dan persalinan sederhana.
  • Mempersiapkan anak untuk memasuki masa pubertas.
  • Perkembangan fisik dan psikologis yang terjadi pada remaja.
  • Ciri seksualitas primer dan sekunder.
  • Proses terjadinya mimpi basah.
  • Proses terjadinya ovulasi dan menstruasi secara sederhana.
  • Memberikan pemahaman bagi para siswa mengenai pendidikan seksual agar siswa dapat memiliki sikap positif dan perilaku yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya secara umum.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
  • Menjelaskan sistem organ seks dengan cukup detail.
  • Proses kehamilan dan persalinan agak detail.
  • Sedikit materi tambahan tentang kondisi patologis pada sistem organ seks.
  • Memperluas apa yang telah dibicarakan di SD kelas 5 dan 6, yakni identitas remaja, pergaulan, dari mana kau berasal, proses melahirkan, dan tanggung jawab moral dalam pergaulan.
  • Lebih mengarah ke penyuluhan ‘Safe Sex’. Bukan hanya untuk menhindari kehamilan, tapi juga menhindari penyakit-penyakit seksual.
Sekolah Menengah Atas (SMA)
  • Menjelaskan secara detail dan lengkap materi tersebut di atas, ditambah bahaya penyakit menular seksual (PMS), terutama HIV/AIDS.
  • Mendalami lagi apa yang telah diberikan di SD dan SLTP yakni secara psikologis pria dan wanita, paham keluarga secara sosiologi, masalah pacaran dan tunangan, komunikasi, pilihan cara hidup menikah atau membujang, pergaulan pria dan wanita, tubuh manusia yang berharga, penilaian etis yang bertanggung jawab sekitar masalah-masalah seksual dan perkawinan.

HARAPAN
Amat disayangkan bahwa banyak orangtua yang belum memahami manfaat dan tujuan dari pendidikan seks. Ada yang menganggap bahwa pendidikan seks tidak diperlukan, sebab akan memancing anak ke arah negatif.
Terkadang orangtua juga sulit untuk terbuka dan memulai dialog mengenai materi seks pada anak, sehingga akhirnya pendidikan seks dianggap tabu. Jelas hal ini tidak benar. Sesungguhnya dialog seks perlu dibangun, terutama dalam keluarga.
Mudah-mudahan, setelah membaca tulisan ini, para pembaca dapat memiliki perspektif yang baru mengenai pendidikan seks (sex education), semakin meningkat kesadarannya mengenai pentingnya pendidikan seks sejak usia dini, serta memiliki pemahaman yang benar mengenai cara penyampaian sex education yang tepat.

4 Makanan Terbaik Saat Jalani Pernikahan



MENJELANG masa pernikahan, fisik menjadi hal yang banyak diabaikan calon pengantin. Alhasil, saat hari H tiba pun, tak jarang tubuh menjadi drop.

Nah, sebelum stamina menurun ketika hajatan penting dihelat, inilah daftar makanan yang dapat dikonsumsi dan bermanfaat untuk membangkitkan tenaga. Shape memaparkannya untuk Anda.

Oatmeal

“Salah satu bagian penting untuk mendapatkan perasaan terbaik di hari pernikahan Anda adalah mengonsumsi makanan yang tepat sehingga emosional tetap stabil,” kata Keren Gilbert RD selaku Founder of Decision Nutrition.

Tujuannya adalah untuk membakar kalori tubuh dan memungkinkan tingkat gula darah naik secara perlahan-lahan untuk jangka waktu yang panjang, serta turun secara perlahan-lahan pula. Sebuah cara terbaik untuk melakukannya adalah mengawali hari dengan semangkuk oatmeal.

“Makanan ini mengandung serat yang mudah larut, sehingga dapat memperlambat penyerapan glukosa di perut Anda dan menjaga gula darah tetap stabil,” tambahnya.

Kerang

Untuk membangkitkan gairah seks Anda, kerang menjadi camilan terbaik yang dapat dikonsumsi. Makanan ini dapat bekerja sebagai zat penambah libido yang dapat membantu produksi testosteron lebih tinggi, sehingga peningkatan gairah pun akan terpompa dengan sendirinya.

Salad

“Hari bahagia akan membuat tubuh letih tak terkira. Tak jarang, mata dan kaki terasa kaku dan bengkak. Untuk menyiasatinya, cobalah irisan mentium dan peterseli serta 1 ¼ cangkir jus lemon untuk meredakannya,” kata Jackie Keller, ahli gizi para selebriti yang berbasis di LA.

Buah dan sayur

Jika tak memiliki cairan yang cukup, maka tubuh pun akan lesu. Buah dan sayur-sayuran dapat menjadi sumber alami yang dapat memberikan pasokan cairan sampai dengan 95 persen. Anda dapat mengonsumsi melon, papaya, dan mangga yang mengandung potasium sehingga dapat membantu mengatur keseimbangan tubuh

Pengertian Paradigma Secara Komprehensif


  1. Pengertian paradigma secara komprehensif.
Jawab :
a)      Arti paradigma secara etimologis.
Kata paradigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu model, teladan, arketif dan ideal. Berasal dari kata para yang berarti di samping memperlihatkan dirinya.
Arti paradigma ditinjau dari asal usul beberapa bahasa diantaranya:
Ø  Menurut bahasa Inggris adalah keadaan lingkungan.
Ø  Menurut bahasa Yunani adalah para yang berarti disamping di sebelah dan dikenal sedangkan deigma berarti suatu model, teladan, arketip, dan ideal.
b)      Arti paradigma secara terminologis.
Ø  Paradigma adalah konstruk berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan konseptual terhadap suatu permasalah dengan menggunakan teori formal, eksperimentasi dan metode keilmuan yang terpercaya.
Ø  Paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia alam sekitarnya, yang merupakan persfektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalah-masalah dunia nyata yang kompleks.
c)      Pengertian paradigma menurut para ahli.
1)      Thomas Khun
Menurut Thomas Khun; paradigma merupakan landasan berpikir atau konsep dasar yang dianut atau dijadikan model, baik berupa model atau pola yang dimaksud para ilmuwan dalam upayanya mengandalkan studi-studi keilmuan. Thomas Khun dalam karyanya The Structure of Scientific Revolution (Chicago: The Univesity of Chicago Prerss, 1970). Paradigma di sini diartikan Khun sebagai kerangka referensi atau pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori.
2)      C.J. Ritzer
Menurut C.J. Ritzer paradigma merupakan pandangan mendasar para ilmuawan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang seharusnya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43).
3)      Robert Friedrichs.
Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra subyektif seseorang mengenai realita dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi realita itu
Berdasarkan tiga pendapat di atas, paradigma dapat digunakan dalam khasanah keilmuan sebagai model, pola, dan ideal. Dari berbagai model, pola, dan ideal itulah penomena yang dijelaskan paradigma tertentu menjadi dasar untuk menyeleksi berbagai problem serta pola-pola untuk mencari dan menemukan problem riset. Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan yang harus dijawab, bagaimana harus menjawabnya, serta aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang harus dikumpulkan informasi yang dikumpulkan dalam menjawab persoalan-persoalan tersebut.
Sementara Khun sendiri, seperti ditulis Ritzer (1980) tidak mendefinisikan secara jelas pengertian paradigma. Bahkan menggunakan kata paradigma dalam konteks yang berbeda. Namun dari pengertian tersebut oleh Masterman diklasifikasikan dalam tiga pengertian paradigma. 1) Paradigma metafisik yang mengacu pada sesuatu yang menjadi pusat kajian ilmuwan. 2) Paradigma Sosiologi yang mengacu pada suatu kebiasaan sosial masyarakat atau penemuan teori yang diterima secara umum. 3) Paradigma Konstrak sebagai sesuatu yang mendasari bangunan konsep dalam lingkup tertentu, misalnya paradigma pembangunan, paradigma pergerakan. Masterman sendiri merumuskan paradigma sebagai pandangan mendasar dari suatu ilmu yang menjadi pokok persoalan yang dipelajari (a fundamental image a dicipline has of its subject matter) sedangkan George Ritzer mengartikan paradigma sebagai apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan apa yang mesti dipelajari, bagaimana seharusnya menjawabnya, serta seperangkat aturan tafsir sosial dalam menjawab persoalan-persoalan tersebut. Maka, jika dirumuskan secara sederhana sesungguhnya paradigma adalah “How to see the Word” semacam kaca mata untuk melihat, memaknai, menafsirkan masyarakat atau realitas sosial. Tafsir sosial ini kemudian menurunkan respon sosial yang memandu arahan pergerakan.

Pandangan Deming, Crosby, dan Juran dalam buku TQM (Edward Salis)


  1. Pandangan Deming, Crosby, dan Juran dalam buku TQM (Edward Salis).
a)      Pandangan Deming.
Deming (1986) menyatakan bahwa implementasi konsep mutu dalam sebuah organisasi memerlukan perubahan dalam filosofi yang ada di sekitar manajemen. Deming mengusulkan empat belas butir pemikiran yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas suatu organisasi juga dalam bidang pendidikan. Keempat belas butir pemikiran tersebut adalah:
1)      Ciptakan Tujuan yang Mantap Demi Perbaikan Produk dan Jasa
Sekolah memerlukan adanya tujuan akhir yang mampu mengarahkan siswa menghadapi masa depan secara mantap. Jangan membuat siswa sekedar memiliki nilai bagus tetapi juga harus mampu membuat siswa memiliki kemauan belajar seumur hidup.
2)      Adopsi Filosofi Baru
Siswa berhak mendapatkan pembelajaran yang berkualitas. Dengan kata lain, mereka tidak lagi sebagai siswa yang pasif dan rela diperlakukan seburuk apapun tanpa dapat berkomentar.
3)      Hentikan Ketergantungan pada Inspeksi Masal
Dalam bidang pendidikan, evaluasi yang dilakukan jangan hanya pada saat ulangan umum ataupun ujian akhir, tetapi dilakukan setiap saat selama proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, dalam menetapkan standar uji, maka perlu diperhatikan teoriteori kepemimpinan yang berkembang dalam Total Quality Management dan lainnya, seperti teori sifat, teori lingkungan, teori perilaku, teori humanistik, dan teori kontigensi.
4)      Akhiri Kebiasaan Melakukan Hubungan Bisnis Hanya Berdasarkan Biaya
Dalam bidang pendidikan pernyataan di atas terutama dikaitkan dengan biaya pendidikan yang ada hubungannya dengan perbandingan junlah guru dan murid pada satu ruangan/kelas. Kelas besar memang akan membuat sekolah tersebut melakukan penghematan biaya, tetapi mutu yang dihasilkan tidak terjamin dan bukan tidak mungkin terjadi peningkatan biaya di bagian lain pada system tersebut.
5)      Perbaiki Sistem Produksi dan Jasa Secara Konstan dan Terus Menerus
Dalam bidang pendidikan seorang guru harus berpikir secara strategic agar siswa dapat menjalani proses belajar mengajar secara baik, sehinggamemperoleh nilai yang baik pula. Guru jangan hanya berpikir bagaimana siswamendapatkan nilai yang baik.
6)      Lembagakan Metode Pelatihan yang Modern di Tempat Kerja
Hal ini perlu dilakukan agar terdapat kesamaan dasar pengetahuan bagi semua anggota staf dalam suatu lembaga pendidikan. Setelah itu barulah guru dan administrator mengembangkan keahlian sesuai yang diperlukan bagi peningkatan profesionalitas.
7)      Lembagakan Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) berbeda dengan pemimpin (leader). Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok dengan maksud mencapai suatu tujuan yang dinginkan bersama. Sedangkan pemimpin adalah seseorang atau sekelompok orang seperti kepala, komandan, ketua dan sebagainya. Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan itu adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
8)      Hilangkan Rasa Takut
Perlu disadari bahwa rasa takut menghambat karyawan untuk mampu mengajukan pertanyaan, melaporkan masalah, atau menyatakan ide padahal itu semua perlu dilakukan untuk menghasilkan kinerja yang maksimum. Oleh karena itu para pelaku pendidikan hendaknya jangan menerapkan system imbalan dan hukuman kepada siswa karena akan menghambat berkembangnya motivasi internal dari siswa masing-masing.
9)      Pecahkan Hambatan di antara Area Staf
Hambatan antardepartemen fungsional berakibat menurunkan produktivitas. Hambatan ini dapat diatasi dengan mengembangkan kerjasama kelompok. Oleh karena itu para anggota staf harus bekerjasama dan memprioritaskan diri pada peningkatan kualitas.
10)  Hilangkan Slogan, Nasihat, dan Target untuk Tenaga Kerja
Perbaikan secara berkesinambungan sebagai sasaran umum harus menggantikan simbol-simbol kerja.
11)  Hilangkan Kuota Numerik
Kuota cenderung mendorong orang untuk memfokuskan pada jumlah sering kali dengan mengorbankan mutu. Terlalu banyak menggunakan slogan dan terlalu berpatokan pada target dapat menimbulkan salah arah untuk pengembangan sistem yang baik. Tidak jarang patokan terget akan lebih terfokus pada guru dan siswa daripada sistem secara keseluruhan.
12)  Hilangkan Hambatan Terhadap Kebanggaan Diri atas Keberhasilan Kerja
Kebanggaan diri atas hasil kerja yang dicapai perlu dimiliki oleh guru dan siswa. Adanya kebanggaan dalam diri membuat guru dan siswa bertanggungjawab atas tugas dan kewajiban yang disandangnya sehingga mereka dapat menjaga mutu.
13)  Lembagakan Program Pendidikan dan Pelatihan yang Kokoh.
Hal ini berlaku bagi para pelaku pendidikan karena memiliki dampak langsung terhadap kualitas belajar siswa.
14)  Lakukan Tindakan Nyata/ Contoh Nyata
Manajer harus menjadi”lead manager” bukan “boss manager”. Seorang “lead manager” akan berusaha mengkomunikasikan pandangannya selalu berusaha mengembangkan kerjasama, meluangkan waktu dan tenaga untuk system sehingga dengan adanya contoh nyata, pekerja menyadari cara untuk melakukan pekerjaan yang berkualitas.
b)     Pandangan Crosby.
Menurut Crosby, kemutlakan bagi kualitas adalah:
1)      Kualitas harus disesuaian sebagai kesesuaian terhadap kebutuhan-kebutuhan, bukan sebagai kebaikan, juga bukan keistimewaan,
2)      Sistem untuk menghasilkan kualitas adalah pencegahan bukan penilaian,
3)      Standar kerja harus tanpa cacat, bukan “cukup mendekati tanpa cacat”,
4)      Pengukuran kualitas merupakan harga ketidaksesuaian, bukan pedoman.
Karena itu, menurut tokoh yang sangat terkemuka dengan gagasan kualitas ini, bahwa manajemen adalah penyebab setidak-tidaknya 80 % masalah-masalah kualitas di dalam organisasi. Karena itu, satu-satunya jalan memperbaikinya adalah melalui kepemimpinan manajemen.
Crosby memberikan “vaksin kualitas” (Quality vaccine), yaitu:
1)      Tujuan: manajemen merupakan satu-satunya alat yang akan mengubah citra organisasi,
2)      Pendidikan: membantu semua komponen organisasi mengembangkan satu pengertian umum tentang kualitas dan memahami peran mereka masing-masing di dalam proses perbaikan kualitas,
3)      Penerapan: membimbing dan mengarahkan program perbaikan.
Chosby mengidentifikasi empat belas tahapan mencapai zero defects yang melibatkan pentingnya kelompok kualitas, pengukuran kualitas yang ada, mengestimasi biaya kualitas, mengeliminasi kesalahan dan proses pengerjaan ulang.
c)      Pandangan Juran.
Adapun karakteristik Total Quality Manajement (TQM) menurut Joseph M. Juran adalah meliputi;
1)      Kualitas menjadi bagian dari setiap agenda managemen
2)      Sasaran kualitas dimasukkan dalam rencana bisnis.
3)      Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking: fokus adalah pada pelanggan dan pada kesesuaian kompetisi, di sana adalah sasaran untuk peningkatan kualitas tahunan.
4)      Sasaran disebarkan ke tingkat yang mengambil tindakan.
5)      Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat.
6)      Pengukuran ditetapkan seluruhnya.
7)      Manajer teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan sasaran.
8)      Penghargaan diberikan untuk performansi terbaik.
9)      Sistem imbalan (reward system) diperbaiki
Trilogi Kualitas (The Quality Trilogy)
1)      Perencanaan Kualitas (quality planning)
Quality planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian mentransfer pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan.
·         memenuhi kebutuhan pelanggan/konsumen
·         tentukan market segment (segmen pasar) produk
·         mengembangkan karakteristik produk sesuai dengan Permintaan konsumen
·         mengembangkan proses yang mendukung tercapainya karakteristik produk
2)      Pengendalian Kualitas (quality control)
Quality control, suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki.
·         mengevaluasi performa produk
·         membandingkan antara performa aktual dan target
·         melakukan tindakan jika terdapat perbedaan/penyimpangan
3)      Perbaikanan Kualitas (quality improvement)
Quality improvement, suatu proses dimana mekanisme yang sudah mapan dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber, menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan yang terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk mengejar mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya.
·         mengidentifikasi proyek perbaikan (improvement)
·         membangun infrastruktur yang memadai
·         membentuk tim
·         melakukan pelatihan-pelatihan yang relevan
·         diagnosa sebab-akibat (bisa memakai diagram Fishbone-Ishikawa)
·         cara penanggulangan masalah
·         cara mencapai target sasaran
  1. Indikator kinerja mutu.