Tuesday, May 12, 2015

MEMAHAMI POLA GILIR DALAM DISKUSI

Pemahaman terhadap pola gilir sangat pentingdalam keberhasilan berkomunikasi. Komunikasi harus berjalan dua arah (ada yang mendengarkan dan ada yang berbicara). Dengan adanya pola gilir diharapkan kamunikasi akan seimbang dan berjalan lancar karena adanya proses pergantianbicara sesuai topik pembicaraan atau sesuai keperluan.
Beberapa sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi antara lain seperti berikut :
  • Menghargai mitra bicara
Dalam kegiatan berkomunikasi, kita tidak boleh meremehkan lawan bicara, bagaimanapun keadaan lawan bicara tetap kita hormati dan hargai.
  • Peka terhadap kesempatan
Dalam kegiatan berkomunikasi secara lisan, sering terjadi dominasi satu pihak saat bicara terhadap pihak lain. Kita harus sadar dan mengetahui kapan saatnya kita bicara dan kapan saatnya kita siam untuk mendengarkan sehingga proses komunikasi berlangsung nyaman dan lancar.
  • Sadar akan relevansi pembicaraan
Komunikasi berjalan lancar dan mencapai tujuan jika pembicaraan  sesuai dengan permasalahan sehingga tercipta komunikasi yang efektif dan lancar.
  • Memilih kata yang tepat
Memilih dan menggunakan kata bentukan kata dan ungkapan yang santun sesui dengan situasi komunikasi, demi kelangsungan dan kenyamanan komunikasi. Berkomunikasi dalam kondisi dan situasi apa pun tetap memperhatikan etika berbahasa yang santun hindari kata-kata kasar, kurang pantas yang dapat menyinggung perasaan pihak yang diajak bicara.
sumber : Buku Besar Bahasa Indonesia Jilid2 untuk SMK.  http://yuniarsihsiti.blogspot.com3

Monday, May 11, 2015

INTERJEKSI ATAU KATA SERU DALAM BAHASA INDONESIA

Interjeksi atau kata seru adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati pembicara. Untuk memperkuat rasa hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik, orang memakai kata tertentu di samping kalimat yang mengandung maksud pokok.
Di bawah ini diberikan beberapa jenis interjeksi dan contohnya.

1. Interjeksi kejijikan
contoh: bah, cih, cis, ih, idih (idiih)

2. Interjeksi kekesalan atau kecewa
contoh: brengsek, sialan, buset (busyet) , keparat, celaka

3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan
contoh: aduh (duh), aduhai, amboi, asyik, wah

4. Interjeksi kesyukuran
contoh: syukur, alhamdulillah, untung

5. Interjeksi harapan
contoh: insya Allah, mudah-mudahan, semoga

6. Interjeksi keheranan
contoh: aduh, aih, ai, lo, duilah, eh, oh, ah

7. Interjekasi kekagetan
contoh: astaga, astagafirullah, masyaallah, masa, alamak, gila (gile)

8. Interjeksi ajakan
contoh: ayo, yuk, mari 

9. Interjeksi panggilan
contoh: hai, he, hei, eh, halo (alo) 

10. Interjeksi marah atau makian
contoh: goblok, tolol, anj*ng, sontoloyo 

Perlu diperhatikan bahwa banyak dari interjeksi itu dipakai dalam bahasa lisan atau bahasa tulis berbentuk percakapan. Pada bahasa tulis yang tidak merupakan percakapan, khususnya yang bersifat formal, interjeksi jarang dipakai.