Saturday, March 3, 2012

Dimensi dan Indikator Kualitas Pelayanan





 
Berdasarkan pendapat Zeithaml et.al (1990:42) yang mengatakan Kualitas servequal mengandung Tangibles; tercermin pada fasilitas fisik, peralatan, personil dan bahan komunikasi; Reliability; kemampuan memenuhi pelayanan yang dijanjikan secara terpercaya, tepat; Responsiveness; kemauan untuk membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan yang tepat; Assurance; pengetahuan dari para pegawai dan kemampuan mereka untuk menerima kepercayaan dan kerahasian; dan Emphaty; perhatian individual diberikan oleh perusahaan kepada para pelanggan.

Dengan pendapat di atas, maka definisi konseptual variabel tergantung Kualitas Pelayanan adalah karakteristik pelayanan public yang terungkap dari tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty.

Dari definisi konseptual tersebut, variabel Kualitas Pelayanan dijabarkan menjadi 5 dimensi sebagai berikut:
  1. Dimensi tangible,
  2. Dimensi reliability,
  3. Dimensi responsiveness,
  4. Dimensi assurance, dan
  5. Dimensi emphaty.
Dimensi tangible dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator : (1) Ruang tunggu pelayanan, (2) Loket pelayanan, dan (3) Penampilan Petugas Pelayanan. Dimensi reliability dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator : (4) Keandalan petugas dalam memberikan informasi pelayanan, (5) Keadalan petugas dalam melancarkan prosedur pelayanan, dan (6) Keadalanan petugas dalam memudahkan teknis pelayanan. Dimensi responsiveness dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator : (7) Respon petugas pelayanan terhadap keluhan warga, (8) Respon petugas pelayanan terhadap saran warga, dan (9) Respon petugas pelayanan terhadap kritikan warga. Dimensi assurance dijabarkan menjadi indikator-indikator : (10) Kemampuan administrasi petugas pelayanan, (11) Kemampuan teknis petugas pelayanan, (12) Kemampuan sosial petugas pelayanan. Dimensi emphaty dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator : (13) Perhatian petugas pelayanan, (14) Kepedulian Petugas, (15) Keramahan petugas pelayanan.

Program SBI

Pengertian SBI
SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didik berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia berkualitas Internasional dan lulusannya berdaya saing Internasional.
Karakteristik SBI
  1. Menerapkan KTSP yang dikembangkan dari standart isi, standart kompetensi kelulusan dan kompetensi dasar yang diperkaya dengan muatan Internasional.
  2. Menerapkan proses pembelajaran dalam Bahasa Inggris, minimal untuk mata pelajaran MIPA dan Bahasa Inggris.
  3. Mengadopsi buku teks yang dipakai SBI (negara maju).
  4. Menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang ada di dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP).
  5. Sarana/prasarana memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
  6. Penilaian memenuhi standar nasional dan Internasional.
Visi dan Misi SBI
Visi  SBI dirancang agar memnuhi tiga indikator,yaitu:
  1. Mencirikan wawasan kebangsaan,
  2. Memberdayakan seluruh potensi kecerdasan (multiple inteligencies)
  3. Meningkatkan daya saing global
Misi SBI merupakan jabaran visi SBI yang dirancang untuk dijadikan referensi dalam menyusun/mengembangkan rencana program kegiatan, indikator untuk menuyun misi  ini terangkum pada akronim SMART:
  1. Specific
  2. Measurable (terukur)
  3. Achievable (dapat dicapai)
  4. Realistis
  5. Time Bound (jelas jangkauan waktunya)
LAYANAN EDU untuk SBI & RSBI
Pendidikan merupakan salah satu penentu daya saing bangsa, dengan demikian, perlu peningkatan mutu yang berk elanjutan. Salah satunya dengan konsep peningkatan status sekolah secara bertahap ke arah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Hal ini searah dengan perubahan paradigma dalam pembelajaran menuju masyarakat berbasis pengetahuan, yang menempatkan ICT atau TIK sebagai pendukung utama

Dari penjelasan di atas, pengenalan TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) beserta aplikasinya harus dimulai sedini mungkin, tanpa diskriminasi yang dilakukan secara bertahap mulai dari sekolah dasar sampai pendidikan tinggi
Berangkat dari hal tersebut di atas, kami dari PT. Edu Media Nusantara menawarkan solusi praktis penerapan ICT untuk mendukung layanan pendidikan khusus di Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) terbagi dalam program:
PELATIHAN Pengembangan SDM sebagai percepatan optimalisasi TIK dalam pembelajaran:
Kompetensi Guru
  1. Paket Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis ICT level Dasar
  2. Paket Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis ICT level Menengah
  3. Paket Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis ICT level Lanjut
  4. Program Pelatihan Spesifik Produk:
    - Pelatihan Pembuatan Storyboard Bahan Ajar Multimedia
    - Pelatihan Pembuatan VCD/DVD Pembelajaran

    - Pelatihan Pembuatan Media Belajar Mandiri
    - Pelatihan Pembuatan Animasi Pembelajaran
    - Pelatihan Pembuatan Media Ajar berbasis Web
    - Pelatihan Pembuatan Mobile Book
    - Pelatihan Pembuatan Evaluasi On-line
    - Pelatihan Pembuatan E-Book, dan AudioBook
  5. Paket Pelatihan Pengembangan E-Learning Sekolah
  6. Paket Pelatihan Berbasis ICT lain sesuai kebutuhan pengguna)
Kompetensi Tenaga Kependidikan Non Guru
Paket Pelatihan Pengenalan & Optimalisasi Perangkat ICT Penunjang Proses Belajar Mengajar
Paket Pelatihan Aplikasi Administrasi & Manajemen berbasis ICT
Paket Pelatihan Aplikasi Pengelolaan Konten Pembelajaran
Siswa terkait ICT
Paket Pelatihan Pengenalan & Optimalisasi Perangkat ICT Penunjang Proses Belajar Mengajar

Untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan khususnya pada SBI, Edu Media menyediakan beberapa layanan diantaranya sebagai berikut:
  1. Penyusunan bahan ajar/modul multimedia (bilingual)
  2. Pengembangan partnership dan manajemen berbasis ICT
  3. Peningkatan  SDM  tenaga  pendidik  dan  tenaga  kependidikan  di bidang ICT
  4. Promosi dan pemasaran sekolah bertaraf internasional
  5. Pengadaan sarana prasarana ICT:
    - Pengadaan laboratorium komputer multimedia
    - Pengadaan LCD Projektor
    - Pengadaan Printer dan scanner

    - Pengadaan CD-CD pembelajaran
    - Pengadaan jaringan internet
    - Pengadaan Control - Monitor Class
    - Pengembangan workshop/pelatihan ICT
    - Pengajaran dan pembelajaran berbasis ICT (e-learning)
    - Pengembangan ICT
Pengembangan Kurikulum & Konten Pembelajaran
  1. Produksi materi penunjang Mobile Learning
    Belajar kini bisa dimana saja tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu. Ponsel pun bisa menjadi sarana penting dalam proses belajar mengajar ini. Ringkasan materi atau soal latihan dapat dijadikan aplikasi pembelajaran yang dapat dijalankan pada ponsel.
  2. Aplikasi Pengelolaan Konten Pembelajaran (Pengembangan dari Aplikasi Digital Library)
    Aplikasi untuk mengelola pengetahuan/konten multimedia pembelajaran yang dapat diakses seluruh warga sekolah, memfasilitasi penyediaan referensi ilmu pengetahuan terkini (internet based content) sekaligus memfasilitasi pertukaran konten dan atau pakar dengan sekolah lain
  3. Penyediaan Multimedia Based Content untuk materi lokal
    Penyediaan konten multimedia pembelajaran yang materinya telah disusun oleh guru. Jenis multimedia based content yang dapat ditangani antara lain:
    - Animasi peristiwa (proses peristiwa nyata atau rekaan) berdasarkan teori tertentu dalam bentuk CD atau media lain.
    - Simulasi kasus (representasi tiruan fungsional suatu system) aplikasi menghasilkan output yang berbeda untuk input yang bereda. Bersifat multimedia dalam bentuk CD atau media lain.
    - Visual Multimedia (gambaran visual 2/3D tentang keterkaitan antar komponen dalam system) bersifat multimedia dalam bentuk CD atau media lain.
    - Media belajar mandiri (berisi konten pembelajaran yang digunakan siswa untuk belajar mandiri)
    - E-Test/Latihan mata pelajaran (berisi soal-soal latihan suatu mata pelajaran yang disajikan secara interaktif)
    - E-Book/Aplikasi buku/modul digital (bentuk penyajian buku dalam format digital)
    - E-AudioBook/Aplikasi buku/modul digital (bentuk penyajian buku dalam format digital yang disertai audio
  4. Unit Produksi Pengembangan Konten Pembelajaran dan Evaluasi
    Layanan kerja sama dalam membentuk dan mengembangkan unit produksi konten pembelajaran yang terdiri dari praktisi, guru dan murid. Fungsi Unit Produksi ini untuk membantu warga sekolah dalam mewujudkan konten multimedia pembelajaran bermutu.
Pengembangan Fasilitas/Sarana & Prasarana TIK
Smart Class Monitoring System
Smart Class Monitoring Sistem merupakan sistem pemanfaatan perangkat TIK salah satunya CCTV  yang berfungi untuk memantau proses belajar mengajar guna mendukung layanan pendidikan bermutu secara modern dan terpadu.
Proses pemantauan ini dapat dilakukan dari sebuah ruang kontrol secara langsung ke semua kelas, baik oleh kepala sekolah, guru, atau pihak yang terkait. Dari pemantauan ini, sekolah dapat mengevaluasi, merumuskan, menilai dan merancang strategi-strategi pengembangan metode pembelajaran ke arah yang lebih baik.
Perangkat/Media Publikasi sekolah
  1. Website Instansi Sekolah + Learning Activity
    Website ini bermanfaat untuk mengenalkan sekolah secara lebih rinci dan profesional melalui internet, bertujuan memberikan pengetahuan/informasi tentang sekolah, mulai dari profil, guru dan staff, siswa, kegiatan ekstra kurikuler sekolah, fitur halaman guru dan siswa. Selain itu fasilitas PLUS website ini sudah dilengkapi dengan fasilitas database yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar secara online. (misalnya: media komunikasi guru & siswa, sarana upload/download media pembelajaran, latihan/evaluasi online)
  2. Profil Interaktif & Videografi
    Profil interaktif ini bermanfaat untuk mengenalkan tentang manajemen, sistem dan situasi pada sebuah institusi pendidikan kepada khalayak umum melalui teknologi multimedia. Keuntungan yang diperoleh: muatan isi lebih banyak, lengkap, berisi berbagai macam tipe informasi: teks, gambar/foto, suara/musik, video, memudahkan institusi dalam pengembangan promo sekolah. Produk berupa cd multimedia interaktif dan VCD/DVD
Administrasi & Manajemen Sekolah
  1. Software Sistem Informasi Manajemen Akademik Sekolah (SIMAS)
    Merupakan perangkat lunak berbasis web, terdiri dari berbagai macam aplikasi yang membentuk fungsi guna membantu pelayanan administrasi dan manajemen sekolah. Dengan SIMAS, sekolah dapat mengevaluasi, merumuskan, menilai, merancang strategi-strategi pengembangan akademik siswa ke arah yang lebih baik. Aplikasi tersebut antara lain:
    - Aplikasi penerimaan siswa baru
    - Aplikasi data personal siswa
    - Aplikasi pengelolaan hasil proses pembelajaran siswa
    - Aplikasi pengelolaan proses keuangan
    - Aplikasi pengelolaan data guru dan karyawan
    - Aplikasi pengelolaan asset dan perlengkapan
    - Aplikasi publikasi informasi
    - Aplikasi konsolidasi laporan periodik pendidikan
    - Aplikasi pengelolaan ruang belajar
    - Aplikasi pengelolaan jadwal pengajaran
    - Aplikasi pengelolaan jadwal guru mengajar
    - Aplikasi pengelolaan kegiatan ektrakurikuler
  2. Aplikasi Digital Library
    Adalah program aplikasi pengelolaan perpustakaan dengan melibatkan pengelolaan database informasi pada perpustakaan. Dengan program ini akan memudahkan petugas/pengelola dalam  menjalankan aktivitasnya yang ada hubungannya dengan layanan perpustakaan serta pengguna/anggota perpustakaan  untuk menjelajahi segala isi dan fasilitas perpustakaan seperti mencari informasi tentang buku, ebook, katalog buku,  download, dan menyalin buku.
  3. Aplikasi Pengelolaan Koperasi Sekolah
    Adalah program aplikasi sistem akuntansi  untuk mengelola koperasi sekolah. Program ini dilengkapi dengan fitur entry data, processing data, dan report guna memudahkan pengelola koperasi dalam menjalankan layanannya serta terdapat aplikasi unit simpan pinjam lengkap laporan keuangannya.
Dari  paparan  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  pemanfaatan ICT dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah karena dalam  rancangan pembelajaran dengan bantuan ICT selalu ada stimulus  yang  menyenangkan.  Sistem  ICT  dapat  mendiagnosis kesulitan-kesulitan  siswa  dalam  belajar  dan  memberikan  bantuan  untuk memecahkan  masalah  yang  dihadapi.

Thursday, March 1, 2012

PERMASALAHAN DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI SEKOLAH


        Saat ini KTSP sudah berjalan dan diimplementasikan di sekolah, dengan demikian ketentuan perundangan sudah dilaksanakan dengan baik. Namun juga tidak dapat dipungkiri adanya beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya, yaitu dalam hal keterlibatan guru dalam penyusunan KTSP, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Selain itu satu hal yang perlu dilihat ulang, karena sampai saat ini sekolah ternyata masih sangat tergantung dengan model kurikulum dari Pusat Kurikulum ataupun dari Direktorat Pembinaan TK/SD/ SMP/SMA/SMK. Harusnya dikembalikan ke jiwa semula bahwa yang ditentukan oleh pusat (BSNP) adalah Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian, selain tentu saja standar-standar yang lain. Namun pada kenyataannya KTSP di sekolah hanyalah modifikasi dari model yang dikembangkan oleh direktorat terkait, dan yang menyedihkan adalah pihak sekolah takut mengembangkan lebih lanjut walaupun sudah memenuhi standar-standar dari BSNP, seharusnya pihak sekolah didorong untuk mengembangkan KTSP sejauh memenuhi pedoman dan standar-standar yang telah ditetapkan. Masalah modelnya, sekolah harusnya diberi kebebasan untuk mengembangkan model yang sesuai bagi sekolahnya. Apabila hal ini dapat dilaksanakan maka filosofi KTSP akan dapat diimplementasikan.
       Khusus untuk SMK acuan untuk program produktif mengambil dari SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Dengan demikian sekolah seharusnya boleh mengembangkan KTSP sejauh mengambil SKKNI tersebut. Tetapi dengan adanya ketentuan spektrum SMK dengan standar kompetensi yang harus diambil maka sebenarnya menjadikan ketidakbebasan sekolah untuk mengambil standar kompetensi apa yang akan diajarkan kepada siswa. Untuk ke depan maka KTSP harus dikembalikan kepada filosofi dan semangat semula tentang otonomi pendidikan.   
       Saat ini yang perlu dilatihkan kepada guru di sekolah adalah bagaimana mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan dan bagaimana mengembangkan soal/instrumen penilaian yang akurat mengukur pencapaian kompetensi oleh siswa. dari beberapa pelatihan yang penulis lakukan, terlihat kompetensi sebagian guru masih kurang dalam mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dan menyusun soal yang tepat. Untuk mengatasi hal ini sekolah harus terus mendorong guru untuk belajar dengan cara mendatangkan narasumber maupun memanfaatkan guru yang telah memiliki kompetensi mumpuni dalam pengembangan pembelajaran dan penyusunan instrumen penilaian proses dan hasil belajar.
PENGEMBANGAN SILABUS
A.    Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai "Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran" (Salim, 1987: 98). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari SK dan KD yang ingin dicapai, dan materi pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai SK dan KD. Seperti diketahui, dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditentukan SK yang berisikan kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang ingin dicapai, materi yang harus dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan sistem evaluasi untuk mengetahui pencapaian SK. Dengan kata lain, pengembangan kurikulum dan pembelajaran menjawab pertanyaan (1) Apa yang akan diajarkan (SK, KD, dan Materi Pembelajaran); (2) Bagaimana cara  melaksanakan kegiatan pembelajaran, metode, media); (3) Bagaimana dapat diketahui bahwa SK dan KD telah tercapai (indikator dan penilaian). Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengem­bangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu SK maupun satu KD. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sistem penilaian selalu mengacu pada SK, KD, dan indikator yang terdapat di dalam silabus.
B.    Prinsip Pengembangan Silabus
Untuk memperoleh silabus yang baik, dalam penyusunan silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1.     Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Di samping itu, strategi pembelajaran yang dirancang dalam silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan teori belajar.
2.     Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.  Prinsip ini mendasari pengembangan silabus, baik dalam pemilihan materi pembelajaran,  strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu, strategi penilaian maupun dalam mempertimbangkan kebutuhan media dan alat pembelajaran. Kesesuaian antara isi dan pendekatan pembelajaran yang tercermin dalam materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran pada silabus dengan tingkat perkembangan peserta didik akan mempengaruhi kebermaknaan pembelajaran. 
3.     Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. SK dan KD merupakan acuan utama dalam pengembangan silabus. Dari kedua komponen ini, ditentukan indikator pencapaian, dipilih materi pembelajaran yang diperlukan, strategi pembelajaran yang sesuai, kebutuhan waktu dan media,  serta teknik dan instrumen penilaian yang tepat untuk mengetahui pencapaian kompetensi tersebut.
4.     Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta  teknik dan  instrumen penilaian. Dengan prinsip konsistensi ini,  pemilihan materi pembelajaran, penetapan strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan sumber dan media pembelajaran, serta penetapan teknik dan penyusunan instrumen penilaian semata-mata diarahkan pada pencapaian KD dalam rangka pencapaian SK.
5.     Memadai
Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian KD.  Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Sebagai contoh, jika SK dan KD menuntut kemampuan menganalisis suatu obyek belajar, maka indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik serta instrumen penilaian harus secara memadai mendukung kemampuan untuk menganalisis.
6.     Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. Banyak fenomena  dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan dapat mendukung kemudahan dalam menguasai kompetensi perlu dimanfaatkan dalam pengembangan pembelajaran.  Di samping itu, penggunaan media dan sumber belajar berbasis teknologi informasi, seperti komputer dan internet perlu dioptimalkan, tidak hanya untuk pencapaian kompetensi, melainkan juga untuk menanamkan kebiasaan mencari informasi yang lebih luas kepada peserta didik.
7.     Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat. Fleksibilitas silabus ini memungkinkan pengembangan dan penyesuaian silabus dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.
8.     Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Prinsip ini hendaknya dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga dapat mempertajam kemampuan afektif dan psikomotoriknya serta dapat secara optimal melatih kecakapan hidup (life skill).
C.    Unit Waktu Silabus
1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk setiap mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
2. Penyusunan silabus suatu mata pelajaran memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
3. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan SK dan KD untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.
D.    Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus  dilakukan oleh kelompok guru mata pelajaran sejenis pada satu sekolah atau beberapa sekolah pada kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
1. Disusun secara mandiri oleh kelompok guru mata pelajaran sejenis pada setiap sekolah apabila guru-guru di sekolah yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/ madrasah dan lingkungannya.
2. Sekolah/madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah/madrasah lain melalui forum MGMP untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dalam lingkup MGMP setempat. Dapat pula mengadaptasi atau mengadopsi contoh model yang dikeluarkan oleh BSNP.
E.     Komponen Silabus
Silabus merupakan salah satu bentuk penjabaran kurikulum. Produk pengembangan kurikulum ini memuat pokok-pokok pikiran yang memberikan          rambu-rambu dalam menjawab tiga pertanyaan mendasar dalam pembelajaran, yakni (1) kompetensi apa yang hendak dikuasai peserta didik, (2) bagaimana memfasilitasi peserta didik untuk menguasai kompetensi itu, dan (3) bagaimana mengetahui tingkat pencapaian kompetensi oleh peserta didik. Dari sini jelas bahwa silabus memuat pokok-pokok kompetensi dan materi, pokok-pokok strategi pembelajaran dan pokok-pokok penilaian.
Pertanyaan mengenai kompetensi yang hendaknya dikuasai peserta didik dapat terjawab dengan menampilkan secara sistematis, mulai dari SK, KD dan indikator pencapaian kompetensi serta hasil identifikasi materi pembelajaran yang digunakan.  Pertanyaan mengenai bagaimana memfasilitasi peserta didik agar mencapai kompetensi, dijabarkan dengan mengungkapkan strategi, pendekatan dan metode yang akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran.  Pertanyaan mengenai bagaimana mengetahui ketercaiapan kompetensi dapat dijawab dengan menjabarkan teknik dan instrumen penilaian.  Di samping itu, perlu pila diidentifikasi ketersediaan sumber belajar sebagai pendukung pencapaian kompetensi. 
Berikut disajikan ikhtisar tentang komponen pokok dari silabus yang lazim digunakan:
1. Komponen yang berkaitan dengan kompetensi yang hendak dikuasai, meliputi :
  • a. SK
  • b. KD
  • c. Indikator
  • d. Materi Pembelajaran
2. Komponen yang berkaitan dengan cara menguasai kompetensi, memuat pokok pokok kegiatan dalam pembelajaran.
3. Komponen yang berkaitan dengan cara mengetahui pencapaian kompetensi, mencakup
  • a. Teknik Penilaian : Jenis Penilaian dan Bentuk Penilaian
  • b. Instumen Penilaian
4. Komponen Pendukung, terdiri dari :
  • a. Alokasi waktu
  • b. Sumber belajar.

Tuesday, February 28, 2012

Perubahan


Assalammualaikum…

Perubahan..kata-kata itu yang slalu aku lakukan dengan tiba-tiba. Dulu ketika aku berubah dari wanita yang cuek dan rada tomboy yang kemudian menjadi feminim dengan tiba-tiba, walau keinginan berubah itu sudah ada sebelumnya cuma menunggu waktu terhadap perubahan itu dan aku berubah tidak setengah-setengah dalam melakukan perubahan.

Dan sekarang ini, aku mencoba untuk menjadi muslimah yang benar-benar muslimah, memakai tutup kepala alias Jilbab. Niat itu sudah lama ada tetapi entahlah mungkin menunggu moment ato apa. Tapi Hidayah itu telah datang padaku dan itu Alhamdulillah. Aku sudah merasakan sejak lama mendapatkan tanda-tanda yang mungkin itulah yang menjadi Hidayah ku itu. Pernah suatu ketika aku bermimpi, roh ku dicabut dan aku menangis karena aku belum melakukan banyak hal di Dunia ini, juga belum bisa membahagiakan kedua orang tuaku, kemudian aku berkata “Jangan cabut dulu roh dari tubuhku ini sebelum aku bisa melakukan banyak hal untuk orang tuaku dan juga untuk orang lain, aku belum banyak berguna untuk orang lain, aku belum melakukan apa yang menjadi kewajibanku sebagai seorang muslimah”.

Dan entahlah semenjak itu aku selalu teringat dengan mimpi itu walau orang bilang mimpi adalah bunga tidur tapi bagi aku itu adalah petunjuk bagi aku untuk segera mungkin untuk memakai Jilbab dan ya sekarang itu sudah aku lakukan, aku memakai Jilbab bukan karena orang yang menyuruhku ato karena fashion tapi karena keinginan ku sendiri. Sekarang aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku dan membuat hidupku benar-benar berarti untuk orang banyak, sebelum waktuku itu tiba, Insya Allah..Amin.

Wise Word

Dr.H.Abdul Karim Amrullah:
”Rinduilah Tuhan, melebihi rindumu kepada segala kekasih. Sebab kekasih yang lain akan kita tinggalkan atau meninggalkan kita. Tetapi Tuhan sebagai kekasih, dialah yang akan kita tuju”

Nabi bersabda:
”Mimpi yang benar merupakan seperempat puluh kenabian”

Kung Fu Tse:
“Yang dicari orang besar ada dalam dirinya sendiri, yang dicari orang kecil ada dalam diri orang lain”

”Anda berjalan seorang diri, mati seorang diri, dan dibangkitkan nanti sebatang kara”

Theodore Roosevelt:
“Faktor terpenting bagi perkembangan watak ialah memutuskan sesuatu dengan tegas”

“Rupaya kalau kita membenci sesuatu, sesuatu itu justru mendatangi kita, kalau kita mengiklaskan segala sesuatu, maka yang terbaiklah yang datang kepada kita”

Kahlil Gibran:
“Benci adalah cinta yang disakiti”

Jack Demsey:
“Saya tak akan hidup lagi dimasa lampau dan saya tidak akan menangisi susu yang tumpah. Saya harus menerima segala pukulan sebagai kenyataan dan harus bisa menanggungnya, tetapi saya tidak mau binasa karenanya”

“Tak ada keputusan tanpa diiringi dengan pengorbanan”

”Langkah hari ini akan menentukan apakah kelak kita jadi ’pemain’ ataukah jadi ’bola’ yang bergulir”

Hakikat Cinta:
”Engkau cintai apa yang dicintai Allah, engkau benci apa yang dibenci Allah, engkau memohon Ridha-Nya, engkau tolak sekalian yang akan merintangi engkau menuju Dia. Jangan takut akan kebencian orang yang yang membenci, jangan mementingkan diri dan melihatnya karena dinding yang sangat tebal untuk melihatNya ialah lantaran melihat diri sendiri”

”Orang yang terbelenggu adalah orang yang dibelenggu oleh hawa nafsunya, dan orang yang tertawan adalah yang ditawan setan iblis”

”Banyak orang yang tidak menyediakan ruang bagi orang lain, karena dirinya dipenuhi oleh dirinya sendiri. Ia sekedar perabot yang tidak bisa ditempati oleh perabot, dan justru hidup untuk merebut ruang bagi dirinya sendiri belaka”

”Memang, mempertahankan apa yang sudah diraih itu lebih susah dari pada usaha untuk meraih sesuatu”