Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang Masih Perlukah
Kegiatan Inagurasi
Dilaksanakan? Kita semua tahu
bahwa inagurasi berasal dari bahasa asing yang berarti kekeluargaan. Itu sebabnya
mengapa kegiatan ini masih dipertahankan oleh rektorat dan bahkan mewajibkan
setiap mahasiswa baru untuk mengikutinya. Tapi seiring dengan regenerasi
mahasiswa, inagurasi pun berganti, katanya? Menjadi ladang tempat mencari
pengasilan atau uang jajan tambahan bagi para oknum pengurusnya.
Ketika saya konfirmasi ulang berita tersebut kepada pihak rektorat
ternyata apa yang saya dapat? Mereka tidak bertanggung jawab dan lebih
menyakitkan lagi pihak rektorat yang diwakili oleh salah satu stafnya mengatakan
“Selama ini rektorat memberikan wewenang sebesar-besarnya kepada Hima
dimasing-masing program studi untuk mengelola dana
tersebut, rektorat hanya memberiakan keputusan bahwa mahasiswa hanya boleh
diminta uang inagurasi sesuai dengan keputusan rektorat.” Ini membuktikan bahwa selama ini rektorat
sendiri tidak tahu menahu.
Kembali kepokok persoalan di atas ini membuktikan bahwa kata
inagurasi yang digunakan sebagai batu untuk menyembunyikan udang artinya, kata
inagurasi sendiri yang berarti kekeluargaan disalahgunakan oleh sebagian
lagi-lagi oknum mahasiswa yang tidak bertanggung jawab untuk urusan kepentingan
masing-masing. Ironis sekali mahasiswa sekarang. Kita tahu sebelumnya para
kakak-kakak senior kita bahu-membahu menjadikan universitas ini untuk maju baik
SDM maupun sarana dan prasarananya. Untuk mewujudkan itu maka kita perlu
bergotong royong bekerja sama antara mahasiswa, dosen, pihak rektorat dan
masyarakat.
Maka mahasiswa pun disatukan dengan suatu kegiatan yang bertema
kekeluargaan yang sering kita dengar dengan sebutan inagurasi. Kegiatan
tersebut dilaksanakan di luar kampus. Biasanya kegitan itu dilaksanakan di
tempat-tempat objek wisata yang menarik. Inagurasi biasanya dikemas dalam
suasana yang santai tetapi mendidik. Mahasiswa tingkat dua biasanya mendapatkan
kehormatan menjadi panitia sedangkan tingkat tiga dan empat sebagai supervisor (pengawas lapangan). Di dalam kegiatan itu adik-adik mahasiswa baru
mendapat kehormatan untuk menjamu kakak-kakak seniornya dengan membawakan
makanan-makanan seperti buah-buahan. Disamping itu selain menjamu mereka juga
berkesempatan untuk lebih mengenal kakak-kakak seniornya agar lebih akrab lagi.
Itu adalah gambaran kegiatan inagurasi di awal-awal kemunculannya
sampai sekarang. Tapi muncul pertanyaan yang cukup serius yaitu kemanakan uang
sisa pembayaran kegiatan inagurasi selama ini? Apabila kita hitung secara
matematis uang tersebut jelas-jelas sisa banyak. Itulah yang menjadi
kekhawatiran kita semua. Saya sendiri selama mengikuti kegiatan ini tidak
pernah diberi tahukan berapa sisa uang inagurasi dan tidak pernah di audit oleh
akuntan public, makanya tidak pernah di
umumkan kepada mahasiswa. Belajar dari pengalaman terdahulu kita ini dalam
melaksanakan kegiatan inagurasi selalu saja ada permasalah yang mendasar
seperti inagurasi pada tahun akademik 2006/2007 mahasiswa “dipaksa” menginap
dihotel yang kurang layak ditambah lagi setiap kamar dihuni oleh 5 sampai 6
orang mahasiswa, apakah itu bukan berarti kejahatan HAM? Terus tahun berikutnya
panitia salah memperkirakan jumlah mahasiswa makanya terjadi banyaknya
bungkusan nasi yang tersisa banyak. Saya kira tahun ini mudah-mudahan tidak
lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Setelah banyaknya peristiwa-peristiwa yang mencoreng kegiatan ini
dan banyaknya kritikan-kritikan yang masuk sudah selayaknya kegiatan ini di
bahas ulang oleh pihak rektorat khususnya oleh pengambil keputusan di lembaga
ini. Mungkin kalau perlu kita undang saja instansi yang berwenang dalam hal ini
KPK kalau perlu.
Saya sudah bosan menjadi “kambing conge” dalam menyikapi kasus ini. Makanya saya menghimbau kepada teman-teman
aktivis untuk bergerak cepat mengatasi permasalahan ini. Inagurasi bagi saya
sebagai dagig busuk yang bayak borok dan digerogoti belatung-belatung. Sudah
tidak pantas inagurasi dipertahankan lagi. Kalau mau inagurasi dipertahankan
saya menghimbau adanya tim independent
khusus pemantau kegiatan ini disetiap program studi. Ditambah kita semua baik
mahasiswa baru atau senior bekerja sama menjaga agar tidak disusupi oleh penyamun-penyamun
yang berkedok mahasiswa. Menjaga lebih baik dari pada kita kecolongan oleh
teman kita sendiri. Dan jangan pernah
memasukan oknum-oknum mahasiswa busuk yang menjadi panitia dalam kegiatan ini.
Mari kita
jaga kegiatan inagurasi ini sebagai sarana tempat saling mengenal antara junior
dan senior, itu pun kalau kegiatan ini berjalan sampai nanti dan tidak
dibubuarkan. Kita semua tahu bahwa kelangsungan lembaga pendidikan ini
tergantung oleh kita sebagai mahasiswa. Kalau bukan kita semua yang menjaga dan
melestarikan mau siapa lagi.
Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kerja keras saya dan
semua teman-teman yang telah berpartisipasi. Mudah-mudah kerja keras kita semua
tidak sia-sia. Kepada pihak-pihak yang tersinggung saya minta maaf.