Saturday, March 24, 2012

Masih Perlukah Kegiatan Inagurasi Dilaksanakan?


Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang Masih Perlukah Kegiatan Inagurasi Dilaksanakan? Kita semua tahu bahwa inagurasi berasal dari bahasa asing yang berarti kekeluargaan. Itu sebabnya mengapa kegiatan ini masih dipertahankan oleh rektorat dan bahkan mewajibkan setiap mahasiswa baru untuk mengikutinya. Tapi seiring dengan regenerasi mahasiswa, inagurasi pun berganti,  katanya? Menjadi ladang tempat mencari pengasilan atau uang jajan tambahan bagi para oknum pengurusnya.
Ketika saya konfirmasi ulang berita tersebut kepada pihak rektorat ternyata apa yang saya dapat? Mereka tidak bertanggung jawab dan lebih menyakitkan lagi pihak rektorat yang diwakili oleh salah satu stafnya mengatakan “Selama ini rektorat memberikan wewenang sebesar-besarnya kepada Hima dimasing-masing program studi untuk mengelola dana tersebut, rektorat hanya memberiakan keputusan bahwa mahasiswa hanya boleh diminta uang inagurasi sesuai dengan keputusan rektorat.”  Ini membuktikan bahwa selama ini rektorat sendiri tidak tahu menahu.
Kembali kepokok persoalan di atas ini membuktikan bahwa kata inagurasi yang digunakan sebagai batu untuk menyembunyikan udang artinya, kata inagurasi sendiri yang berarti kekeluargaan disalahgunakan oleh sebagian lagi-lagi oknum mahasiswa yang tidak bertanggung jawab untuk urusan kepentingan masing-masing. Ironis sekali mahasiswa sekarang. Kita tahu sebelumnya para kakak-kakak senior kita bahu-membahu menjadikan universitas ini untuk maju baik SDM maupun sarana dan prasarananya. Untuk mewujudkan itu maka kita perlu bergotong royong bekerja sama antara mahasiswa, dosen, pihak rektorat dan masyarakat.
Maka mahasiswa pun disatukan dengan suatu kegiatan yang bertema kekeluargaan yang sering kita dengar dengan sebutan inagurasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di luar kampus. Biasanya kegitan itu dilaksanakan di tempat-tempat objek wisata yang menarik. Inagurasi biasanya dikemas dalam suasana yang santai tetapi mendidik. Mahasiswa tingkat dua biasanya mendapatkan kehormatan menjadi panitia sedangkan tingkat tiga dan empat sebagai supervisor (pengawas lapangan). Di dalam kegiatan itu adik-adik mahasiswa baru mendapat kehormatan untuk menjamu kakak-kakak seniornya dengan membawakan makanan-makanan seperti buah-buahan. Disamping itu selain menjamu mereka juga berkesempatan untuk lebih mengenal kakak-kakak seniornya agar lebih akrab lagi.
Itu adalah gambaran kegiatan inagurasi di awal-awal kemunculannya sampai sekarang. Tapi muncul pertanyaan yang cukup serius yaitu kemanakan uang sisa pembayaran kegiatan inagurasi selama ini? Apabila kita hitung secara matematis uang tersebut jelas-jelas sisa banyak. Itulah yang menjadi kekhawatiran kita semua. Saya sendiri selama mengikuti kegiatan ini tidak pernah diberi tahukan berapa sisa uang inagurasi dan tidak pernah di audit oleh akuntan public,  makanya tidak pernah di umumkan kepada mahasiswa. Belajar dari pengalaman terdahulu kita ini dalam melaksanakan kegiatan inagurasi selalu saja ada permasalah yang mendasar seperti inagurasi pada tahun akademik 2006/2007 mahasiswa “dipaksa” menginap dihotel yang kurang layak ditambah lagi setiap kamar dihuni oleh 5 sampai 6 orang mahasiswa, apakah itu bukan berarti kejahatan HAM? Terus tahun berikutnya panitia salah memperkirakan jumlah mahasiswa makanya terjadi banyaknya bungkusan nasi yang tersisa banyak. Saya kira tahun ini mudah-mudahan tidak lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Setelah banyaknya peristiwa-peristiwa yang mencoreng kegiatan ini dan banyaknya kritikan-kritikan yang masuk sudah selayaknya kegiatan ini di bahas ulang oleh pihak rektorat khususnya oleh pengambil keputusan di lembaga ini. Mungkin kalau perlu kita undang saja instansi yang berwenang dalam hal ini KPK kalau perlu.
Saya sudah bosan menjadi “kambing conge”  dalam menyikapi kasus ini.  Makanya saya menghimbau kepada teman-teman aktivis untuk bergerak cepat mengatasi permasalahan ini. Inagurasi bagi saya sebagai dagig busuk yang bayak borok dan digerogoti belatung-belatung. Sudah tidak pantas inagurasi dipertahankan lagi. Kalau mau inagurasi dipertahankan saya menghimbau adanya tim independent khusus pemantau kegiatan ini disetiap program studi. Ditambah kita semua baik mahasiswa baru atau senior bekerja sama menjaga agar tidak disusupi oleh penyamun-penyamun yang berkedok mahasiswa. Menjaga lebih baik dari pada kita kecolongan oleh teman kita sendiri. Dan jangan pernah memasukan oknum-oknum mahasiswa busuk yang menjadi panitia dalam kegiatan ini.
Mari kita jaga kegiatan inagurasi ini sebagai sarana tempat saling mengenal antara junior dan senior, itu pun kalau kegiatan ini berjalan sampai nanti dan tidak dibubuarkan. Kita semua tahu bahwa kelangsungan lembaga pendidikan ini tergantung oleh kita sebagai mahasiswa. Kalau bukan kita semua yang menjaga dan melestarikan mau siapa lagi.
Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kerja keras saya dan semua teman-teman yang telah berpartisipasi. Mudah-mudah kerja keras kita semua tidak sia-sia. Kepada pihak-pihak yang tersinggung saya minta maaf.

Thursday, March 22, 2012

MALAM MINGGUAN


Created by @ri_Cigerendeng
      Kisah ini berawal ketika pada malam itu malam minggu yang ditunggu2 oleh semua orang yang mempunyai seorang kekasih. Ketika itu ada seorang pemuda yang meminta temannya untuk mengantarnya pergi ke tempat pacarnya karena tempanya itu memang jauh sekali dan melewati hutang yang gelap. Tapi demi pacarnya dia rela untuk menemuinya apapun yang terjadi dia harus datang, karena sudah lama sekali dia tidak menemui pacarnya itu. Karena dia sendiri bekerja jauh di Jakarta sedangkan pacarnya di tinggal di kampungnya.

Asep       : Din urang hayang papanggih euy jeung si Siti?
Didin      : Kunaon kitu geus kangen-nya?
Asep       : Urang geus teu nahan deui hayang pa2nggih.
Didin      : Sep,maneh teu nyaho kitu imah-na jauh.
Didin      : Urang mah sory coy takut bisi aya jurig.
Asep       : Hari gini maneh takut jurig kasihan deh lho.
Asep       : Pokoknamah urang nu arek ngalawanna oge.
Didin      : Montong kitu Sep,manehmah sompral pisan.
Asep       : Engke ku urang dija2nan bakso mang Ipin.
Didin      : Oke dech,tapi urang kudu milu kajero imahna.
Asep       : Berez coy,kitu atuh eta kakara frend Asep.

      Selama dalam perjalanan keduanya saling mengobrol dan mereka saling menanyakan kabar keduanya. Tak lama kemudian setelah mereka baru setengah jalan tiba2 motornya mati mendadak.

Asep       : Din? kumaha motor naha jadi mogok?
Didin      : Aduh kumaha euy,urang teu nyaho na2on Sep.
Asep       : Din? Menta bantuan batur atuh.
Didin      : Kasaha? Ini teh hutan.
Didin      : Mana poek dei,aduh urang takut euy Sep?
Asep       : Din,maneh tong nyingsieunan urang atuh!
Didin      : Lain,urang mah lain nyingsieunan maneh!
Didin      : Urang mah,aya beja ti batur sok loba jurig.
Asep       : Aduh,Din? Urang hayang modol nyeri beuteung.
Asep       : Tadi burit urang dahar sambel jeung jengkol.
Didin      : Emangna sabaraha hiji cengekna dina sambel?
Asep       : Teing euy anu buatna ema urang,lada pisan.
Didin      : Gues ayeunamah cuang neangan takus!
Asep       : Dimana aya takus di hutan kieumah?
Didin      : Bener oge Sep,Geus wae ngagali taneh wae!

      Sudah beberapa saat kemudian Asep dan Didin pun pergi kembali melanjutkan perjalanannya. Sesampainya disana, hati Asep berbinar2 karena sudah lama tidak menemui kekasihnya itu.

Asep       : Din,urang akhirnya bertemu oge jeung Siti.
Didin      : Kumaha ayeuna cuang asup wae ka imahna?
Asep       : Oke dech coy maju tak gentar.
Didin      : Tapi inget,urang kade poho suguhan?
Asep       : Din, maneh tong ngerakeun urang atuh!
Asep       : Lamun tidak ada-mah cai oge hade atuh!
Didin      : Sep,uarang teh lapar pisan hayang dahar!
Asep       : Kumaha engke wae saayana wae-nya!

      Tidak lama kemudian mereka mengetuk pintu rumahnya Siti dan yang menemuinya kebetulan seorang lelaki muda yang seumuran dengan kita tapi rada tua dikit. Asep bertanya2 siap laki2 ini, Siti-kan tidak mempunyai kakak laki2 dan masa sich ayahnya tidak mungkin banget sich.

Asep       : Assalamualaikum…?
Laki2            : Waalaikum salam.
Laki2            : Punteun bade kasaha-nya?
Asep       : Abdi Asep,bade ka Siti?
Laki2            : Oh… antosan hela-nya!
Didin      : Sep, saha eta teh ?
Asep       : Urang oge teu nyaho, jigana saudarana.
Siti        : Eh,Asep sareng saha kadie?
Asep       : Sareng Si Didin!
Siti        : Mangga atuh kalebeut, diluar-mah tiris.
Asep       : Hatur nuhun Siti.

      Tidak lama kemudian muncullah seorang laki2 yang tadi membuka pintu rumahnya Siti. Laki2 itu bersama dengan seorang anak kecil baru berumur kira2 1 Tahunan.

Asep       : Sit, saha eta the laki2 sareung budak leutik?
Siti        : Aduh hilapnnya heunteu memperkenalkeun.
Siti        : Ieu teh suami abdi namina Ujang Maman.
Siti        : Ieu putra abdi namina Enda.

      Betapa kagetnya hati Asep ketika mendengar bahwa pujaan hatinya yang selama ini dikaguminya telah mempunyai pendamping lain selain dirinya. Hatinya hacur lebur dan tak kuat lagi untuk berandai2 berdua dengannya. Tak lama kemudian mereka berdua berpamitan untuk pulang karena sudah malam. Asep pulang dengan perasaan yang kalah dalam perang.

Asep       : Din kumaha ieu teh Siti udah punya orang?
Didin      : Sabar wae Sep,awewe mah masih banyak.
Asep       : Hanasan urang ngabelaan peuting2 datang.
Asep       : Lamun nyaho kieu mah urang kajen teu datang.
Didin      : Sep, kumaha ayena kamana?
Asep       : Balik wae urang tunduh hayang sare.
Didin      : Kumaha bakso mang Ipin jadi heunte?
Asep       : Moal jadi, pokoknamah batal titik.
Didin      : Ah bener2 si Asep tega ka urang teh.
( TAMAT )

Tuesday, March 20, 2012

Mahasiswa Unigal Ciamis Kesurupan Saat Acara Inagurasi Di Baturraden


PURWOKERTO, Sabtu (1/11/2008), Kawasan Loka Wisata Baturraden terletak dekat Kota Purwokerto, kurang lebih 15 kilometer kearah utara kota. Berada dikaki Gunung Slamet, tak heran bila udara sejuk dan segar ikut menambah daya tarik tersendiri untuk dikunjungi selain pemandangan alam Kota Purwokerto yang bisa dinikmati dari ketinggian 673m. Selain itu, objek wisata ini memiliki beragam pesona wisata, sebutlah dari air terjun, pemandian air panas, kolam renang dengan papan luncurnya yang berliku-liku, arena mainan anak, hingga kebun/taman binatang yang berisi binatang-binatang aneh/langka. Terdapat beberapa air terjun pada objek wisata ini, dimana air yang mengalir cukup deras diantara bebatuan cadas sungai yang membelah kawasan ini. Salah satunya merupakan tempat favorit bagi pengunjung karena berada dilokasi terbuka dengan genangan/tampungan air yang tidak begitu dalam, sangat cocok untuk untuk bermain air bagi tua dan muda.
            Itu mungkin yang menjadi pertimbangan para mahasiswa Universitas Galuh khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk melaksanakan kegiatan inagurasi tahun ini dilaksanakan di objek wisata Baturraden. Biasanya kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun ajaran baru. Nurul Mubin (21) ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa, “Tahun ini memang inagurasi akan dilaksanakan di Baturraden dan mahasiswa untuk tahun ini cukup banyak, sehingga kami dan seluruh panitia akan bekerja keras untuk mengsukseskan kegiatan ini, tegasnya”. Jadwalnya mereka berangkat dari kampus Unigal Ciamis pukul 08.00 WIB.
            Sabtu siang sekitar pukul 13.00 WIB, bus yang mengangkut rombongan mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia disambut dengan guyuran hujan deras dan tiba di hotel Rosenda Baturraden. Rombongan peserta inagurasi pun keluar dari bus meskipun harus berhujan-hujanan, kemudian masuk ke kamar hotel didampingi oleh kakak pendamping. Siti (20) salah satu peserta inagurasi, mengatakan, “Alhamdullilah, saya baru kali ini menginjakan kaki di kaki Gunung Slamet dan baru kali ini melihat dengan mata kepala sendiri keindahan objek wisata Baturraden”. Dia menambahkan bahwa dirinya mengaku belum pernah menginap di hotel semewah ini, tapi dia menyayangkan bahwa setiap kamar dihuni dengan 4-5 orang. Padahal tegasnya kamar hotel ini kapasitasnya hanya untuk 2 orang.
            Kira-kira pukul 19.30 WIB, hujan yang mengguyur objek wisata Baturraden pun mulai menampakan belaskasihan kepada semua peserta kegiatan inagurasi ini. Kegiatan pun yang sempat tertunda dilaksanakan kembali. Malam itu semua peserta mendapatkan bimbingan dari ketua Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu Bapak Drs.H. Yaya Sunarya dan didampingi oleh dosen Bahasa Indonesia Bapak Drs.Ending, M.Pd. Ketua Prodi Bahasa Indonesia Drs.H. Yaya Sunarya mengatakan, “Anda semua mahasiswa Bahasa Indonesia sebagai calon tenaga kependidikan/Guru diharapkan dapat belajar dengan sungguh-sungguh, karena di masa yang akan datang profesi guru akan menjadi profesi yang diminati dan disegani, tegasnya”.
            Tidak lama setelah itu, menjelang pukul 20.00 WIB terjadilah suatu peristiwa yang membuat merinding semua peserta inagurasi. Di awali dengan pingsannya salah seorang peserta inagurasi sebut saja SN (19) dan disusul dengan peserta lainnya yaitu LY (18). Tidak lama setelah mereka pingsan mereka tebangun dan peristiwa kesurupan pun dimulai. Mereka yang menjadi korban kesurupan dibawa oleh panitia ke kamar yang letaknya tidak jauh dari tempat kejadian tepatnya berada dibawah aula. Panitia pun beramai-ramai menyadarkan korban kesurupan dan sebagian lainnya khususnya panitia perempuan menenangkan para peserta lainnya yang panic. Tidak lama setelah itu salah seorang panitia perempuan yang bernama Winda Wulandari (20) tingkat 2a semester 3 menjadi salah satu korban kebiadaban mahluk penghuni tempat itu. Dia dibawa oleh panitia lainnya ke kamar yang sama dengan korban-korban lainnya. Setidaknya kami mencatat ada lebih dari 3-6 orang kesurupan, kata Suparno (45) salah seorang petugas keamanan di hotel itu.
            Dheny (21) salah satu kerabat dekat korban kesurupan, mengatakan, “Winda (20) (salah satu korban kesurupan), adalah orang yang ceria, suka membantu teman dan enak diajak untuk berteman. Dia menambahkan sebelumnya Winda ini memang terguncang jiwanya karena habis putus dengan pujaan hatinya, tegasnya”. Keterangan ini diperkuat dengan pengakuan Soleha (20) salah satu panitia dan teman sekelasnya korban, melihat Winda sedang melamun sendirian di halaman belakang hotel. Sedangkan untuk kedua korban lainnya berhasil disembuhkan dengan mendatangkan seorang ahli (dukun), sebut saja Abah (65) yang tidak mau menyebutkan nama aslinya kepada kami. Abah (65) meyakini bahwa memang disini ada penunggunya dan seharusnya sebelum melaksanakan kegiatan di tempat ini harus minta izin dulu kepada penghuni tempat ini, katanya. Memang ketika kami datang ke TKP di hotel Rosenda. Tempat itu bagus tetapi banyak ornament-ornamen tempo dulu ketika zaman kerajaan, sebut saja Patung Ganesa, dll.
            Ketika kami konfirmasi kepada ketua HIMA yaitu Nurul Mubin (21), “Dia mengakui bahwa dirinya dan semua panitia kecolongan dengan terjadinya peristiwa ini. Dia berjanji tidak akan ada kejadian serupa, tegasnya.” Sementara itu nasib Winda (20) yang menjadi korban kesurupan berangsur-angsur sembuh. Ketika kami mewawancarai Winda (20) korban kesurupan dia mengatakan, “Dirinya tiba-tiba dimasuki sesosok mahluk besar, hitam dan mengajaknya untuk pergi bersamanya. Namun dirinya tidak mau sehingga dirinya berteriak-teriak sekeras-kerasnya untuk minta tolong, tegasnya”.
            Mungkin sebaiknya kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa kita hidup di dunia jangan melupakan bahwa dunia kita berdekatan erat dengan dunia mereka (setan, jin, iblis dll) itu yang dikatan Ki Joko Bodo salah satu paranormal beken di Indonesia kepada kami via pesan singkat (SMS). Ini merupakan bukti bahwa kita ini harus saling toleransi antar mahluk ciptaan tuhan. . **(Ari Nugraha/AMJI) **