Thursday, April 26, 2012

RENCANA PEMBELAJARAN SEBAGAI DISAIN DIDAKTIK HIPOTETIK

Inkuiri mengajar menempatkan guru dalam posisi strategis dalam menentukan apa dan bagaimana guru mengajar berdasarkan kebutuhan siswanya, membuat keputusan strategi apa yang tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa tersebut, dan meneliti bagaimana respons siswa terhadap proses pembelajaran tersebut. Inkuiri mengajar menempatkan guru dan siswa sebagai subjek belajar.
Guru menggunakan keterampilan berpikir di dalam proses pembelajaran. Proses berpikir dilakukan guru sebelum pembelajaran, selama pembelajaran, maupun sesudah pembelajaran. hasil proses berpikir tersebut menghasilkan disain didaktis inovatif. Menurut Suryadi (2010) proses berpikir inovatif tersebut dapat menghasilkan suatu disain didaktis baru, sehingga rangkaian tiga proses berpikir tersebut diformulasikan sebagai Penelitian Disain Didaktis (Didactical Design Research).
Proses berpikir dalam inkuiri mengajar yang dilakukan sebelum pembelajaran melibatkan tiga pertanyaan kunci. Pertama, materi apa yang diberikan kepada siswa untuk dipelajari, berdasarkan kondisi siswa, kondisi sekolah, kurikulum sekolah, dan kebijakan pemerintah. Kedua, model pembelajaran apa yang digunakan untuk membantu siswa belajar. Model pembelajaran mengacu pada pendapat Joyce dan Weil meliputi strategi, pendekatan, pengelolaan kelas, dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, data apa yang dikumpulkan untuk digunakan menentukan keefektifan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran, mengutip istilah yang dikemukakan Suryadi (2010) merupakan Disain Didaktis Hipotetik. Penyusunan rancangan pembelajaran tidak hanya didasarkan pada kondisi siswa, analisis respons siswa, pengalaman guru, tetapi juga pengetahuan dan teori-teori pendidikan yang dimiliki guru. Rencana pembelajaran merupakan rancangan yang didasarkan tidak hanya fakta-fakta empirik tetapi juga teori-teori pendidikan.

Tuesday, April 24, 2012

ETIKA DAN MORALITAS MANAGEMENT PENDIDIKAN

ETIKA DAN MORALITAS MANAJEMEN PENDIDIKAN  DALAM AKTIFITAS PEMBELAJARAN PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR
Bab. I .Pendahuluan.
A.Latar Belakang.
Etika dan Moralitas menjadi keprihatinan kita bersama saat ini.Seringkali kita melihat dalam kehidupan sehari-hari etika dan moral ini diabaikan.Bahkan para pejabatpun kerapkali tidak mengindahkan etika dan moralitas yang berlaku  dalam lingkungan kerjanya.Begitupula halnya yang terjadi dalam lembaga pendidikan seringkali etika dan moralitas manajemen pendidikan tidak dihiraukan.Hal ini dapat kita lihat setiap diadakannya ujian nasional,dimana guru maupun kepala sekolah berusaha dengan berbagai cara untuk meluluskan anak didiknya tanpa memperdulikan etika dan moralitas manajemen pendidikan.
Administrasi dan Manejemen pendidikan pada setiap  sekolah memegang peranan yang sangat penting,karena kelancaran seluruh kegiatan sekolah sangat ditentukan oleh Administrasi dan Manajemen sekolah itu.Jika Administrasi dan manajemen bagus maka segala kegiatan di sekolah itu akan berjalan dengan baik.Namun demikian tidak jarang  kita temukan di lapangan administrasi kurang diperhatikan dan manajemen tidak jelas,sehingga proses pembelajaran kurang efektif.Kenyataan ini menimbulkan kehawatiran bagi guru dan kepala sekolah yang akhirnya memaksa mereka untuk bertindak melanggar etika dan moralitas manajemen pendidikan.
B.Rumusan Masalah
Sistem pendidikan Nasional kita saat ini menetapkan kelulusan seorang anak melalui hasil ujian nasional.Hal ini membuat setiap anak menjadi ketakutan .Bukan saja anak-anak termasuk orangtua,guru ,kepala sekolah,bahkan dinas pendidikan merasa khawatir. Peraasaan –perasaan seperti ini sebenarnya bisa dihindari jika saja etika dan moralitas administrasi dan managemen sekolah tetap terjaga terutama administrasi dan managemen di kelas.Hal inilah yang akan dibahas dalam makalah ini ,yaitu Etika dan Moralitas Administrasi dan Managemen dalam Aktivitas pembelajaran di kelas.
C.Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk m enambah pemahaman tentang Etika dan Moralitas dalam Administrasi dan Manajemen yang efektif dalam proses pembelajaran sekaligus untuk memenuhi tugas perkuliahan di PPS UNIMED.Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita.
1
Bab  II.Pembahasan
A.Etika dan Moralitas Managemen sekolah
Etika dan Moralitas Kepala Sekolah sangat berpengaruh pada efisinsi dan efektifitas kinerja sekolah.Kepala sekolah yang menjaga etika dan moralitas yang baik akan menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan nyaman,selanjutnya keadaan seperti ini akan menunjang terciptanya kondisi pembelajaran yang efisien dan efektif.
Efektif berarti berhasil guna ,sedangkan efisien berarti berdaya guna. Efektif berarti segala kegiatan yang  dilakukan oleh sekolah lebih fokus pada pencapaian tujuan,sedangkan efisien lebih ditekankan pada penghematan biaya.
Sesuatu yang efektif belum tentu efisien dan sesuatu yang efisien belum tentu efektif.Sebagai contoh sebuah sekolah menerima sejumlah murid dengan jumlah siswa 60 orang pada setiap kelas.Hal ini memang cukup efisien tetapi tidak efektif.Efisien karena dapat menghemat biaya sebab hanya membayar satu guru,tetapi kurang efektif karena sulit bagi seorang guru untuk menguasai kelas gemuk seperti itu.Setiap kegiatan yang dilakukan haruslah efektif dan efisien sehingga kegiatan itu menjadi produktif.
Kegiatan administrasi tidak terbatas hanya pada aktifitas surat-menyurat ,tetapi administrasi merupakan suatu proses atau tugas. Jadi administrasi sekolah merupakan suatu proses yang  dilakukan untuk mencapai tujuan sekolah yang sudah ditetapkan .Sama halnya dengan Administrasi sekolah, bahwa manejemen sekolah juga merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan sekolah.Jadi administrasi sekolah dan manejemen sekolah sama-sama mengurus dan mengatur segala kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah.Berdasarkan pemahaman ini maka untuk selanjutnya saya gunakan istilah manejemen sekolah yang dalam hal ini adalah kepala sekolah.
Peranan kepala sekolah dalam aktivitas pembelajaran cukup besar .Maju mundurnya sebuah sekolah sangat tergantung pada kebijakan kepala sekolah.Seorang kepala sekolah harus mampu mengatur dan mengawasi  jalannya proses pembelajaran dengan berbagai cara agar pembelajaran efektif.Kepala sekolah harus mampu memecahkan berbagai problematika pendidikan di sekolah sebagai komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi,konsultasi,dan perbaikan –perbaikan penting guna meningkatkan kwalitas pembelajaran.Kepala sekolah harus bisa membina kerjasama yang baik dengan steakholder sekolah itu.Sifat kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap guru,konselor ,siswa dan profesi kependidikan lainnya yang sekaligus juga akan mempengaruhi kenyamanan pembelajaran.Pembelajaran yang nyaman akan mempengaruhi  kondisi psikologis ,budaya dan sosial anak didik.Jadi kepala sekolah tidak boleh otoriter yang hanya bisa menjadi “polisi” sekolah yang ditakuti oleh guru dan siswa. Jika ada kepala sekolah yang hanya menakut-nakuti lebih baik tidak jadi kepala sekolah,karena hal itu akan menghambat kreatifitas dan inovasi para guru.
2
Pada sekolah dasar masih banyak yang menganut sistem guru kelas yang artinya seorang guru menjabat sebagai wali kelas dan sekaligus mengemban beberapa mata pelajaran pokok.Dalam hal ini seorang kepala sekolah harus jeli melihat kemampuan seorang guru atau calon gurunya ,apakah si guru mampu untuk ditempatkan sebagai guru kelas atau tidak.Kesalahan dalam penempatan guru dapat berakibat fatal bagi sekolah tersebut.Karena sistem ini membuat beban tanggung jawab guru semakin besar.
Agar kepemimpinan seorang kepala sekolah efektif maka seorang kepala sekolah harus memenuhi kriteria yang umum berikut ini yaitu cerdas,percaya diri,integritas,dan berjiwa sosial.
Kecerdasan Kepala Sekolah untuk memimpin guru yaitu :1.Kecerdasan etika (adil,hormat kepada orang lain,menjunjung tinggi kebenaran,dan     bertanggung jawab )2.Kecerdasan spiritual (mencari makna hidup,berahlak mulia )3.Kecerdasan kontekstual (memahami lingkungan lokal,regional,dan global )4.Kecerdasan operasional (berpikir strategis, mengembangkan perencanaan,mengatur manajemen,danmendistribusikan kepemimpinan) 5.Kecerdasan emosional (mengenal diri sendiri,mengenal diri orang lain,mampu mengendalikan emosi,dan mengembangkan kepribadian )6.Kecerdasan kolegial (komitmen terhadap tujuan bersama,mengetahui kreasi,pembelajaran multilevel,dan membangun kepercayaan)7.Kecerdasan reflektif (menyediakan waktu untuk refleksi,evaluasi diri, mempelajari secara    mendalam,dan menerima umpan balik untuk perbaikan) 8.Kecerdasan pedagogik (mengembangkan visi baru dan tujuan pembelajaran,sikap keterbukaan,dan bersikap mendidik )9.Kecerdasan sistematik (memberi contoh model mental,berpikir sistem,mengorganisasi diri     sendiri,dan mengefektifkan jaringan kerja)
Etika dan Moralitas yang harus dimiliki dalam Administrasi dan Managemen sekolah adalah sebagai berikut :
1.Kejujuran.
Kepala Sekolah sebagai Manager harus bertindak jujur.Kejujuran Kepala Sekolah dalam memimpin guru dan pegawai akan menambah efektivitas kegiatan pembelajaran di kelas.Sebaliknya guru dan pegawai juga harus bersikap jujur kepada kepala sekolah,baik dalam menyampaikan informasi ,melaksanakan kerja maupun dalam memberikan laporan.Sebagai contoh sebuah kejujuran yang dapat berdampak luas yaitu : Kejujuran seorang guru dalam memberi nilai.Kejujuran ini akan memberi informasi yang akurat akan perkembangan kognisi anak didik,sehingga kepala sekolah dapat sesegera mungkin mencari solusi terbaik untuk mengatasi kelemahan –kelemahan yang ada bekerjasama dengan guru-guru.Begitu pula terhadap anak didik akan menambah semangat belajarnya sebab guru memberikan nilai apa adanya sesuai dengan hasil yang diperolehnya.Para orangtua muridpun akan lebih memperhatikan perkembangan belajar anaknya sebab orangtua tak dapat lagi mempengaruhi gurunya.
3
2.Keadilan
Sikap adil dalam bertindak akan membuat bawahan merasa senang.Kesenangan guru dan pegawai terhadap kepemimpinan akan menambah semangat kerja para guru dan pegawai,sehingga proses pembelajaran akan lebih efektif.Demikian pula sikap adil seorang guru di dalam kelas akan menambah semangat anak dalam belajar sehingga memungkinkan tercapainya tujuan belajar.
3.Hormat terhadap orang lain
Seorang Kepala Sekolah harus bersikap hormat terhadap siapapun terutama dalam menyampaikan perintah terhadap bawahan sehingga bawahan akan merasa dihormati dan dihargai.Sikap seperti ini akan menambah rasa tanggungjawab dalam diri guru dan pegawai dalam melaksanakan tugasnya.Guru juga harus bersikap hormat terhadap orang lain terutama para orangtua murid dan menghargai setiap anak didik sesuai dengan keberadaannya.Dengan perasaan dihargai akan menambah simpati anak terhadap guru,sehingga mereka akan semakin senang dengan pelajaran yang kita berikan.
4.Disiplin
Penegakan disiplin di lingkungan sekolah adalah hal yang mutlak diperlukan dalam upaya mengefektifkan kegiatan pembelajaran.Namun sebelum kita menegakkan disiplin sebaiknya kepala sekolah harus terlebih dulu berdisiplin.Sebab mustahil kita menegakkan disiplin jika kita sebagai kepala sekolah tidak disiplin.Guru dan pegawai juga pada dasarnya akan berusaha untuk berdisiplin.Jika guru sudah disiplin maka lebih mudah bagi guru untuk menegakkan disiplin anak di dalam kelas sehingga tercipta situasi dan kondisi pembelajaran yang nyaman dan kondusif.
Peranan Guru
Selain penguasaan materi juga dituntut dari seorang guru kelas, keterampilan pengelolaan kelas.Khusus untuk kelas satu dan dua sistem ini memang lebih baik apalagi dengan kurikulum tematik sekarang ini,dimana dalam satu pokok bahasan harus bisa diajarkan seluruh bidang studi.
Keberhasilan guru dalam pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh penguasaan materi ,namun banyak hal lain yang juga turut menjadi penentu berhasil tidaknya pembelajaran,seperti metode,media ,terutama profesionalisme seorang guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan sekolah.
4
Untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan ini seorang guru harus memiliki ketrampilan pengelolaan kelas yaitu :
  • Ketrampilan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang kondusif dan optimal yang dilihat dari ketrampilan dan kemampuan membagi perhatian,memberi petunjuk yang jelas dan kemampuan menegur siswa yang berperilaku menyimpang dan memberi penguatan.
  • Kemampuan menciptakan kondisi belajar yang optimal. Guru harus mampu dan terampil merespon gangguan siswa yang berkelanjutan,dengan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Dengan dimilikinya ketrampilan-ketrampilan tersebut memungkinkan guru untuk mengelola pembelajaran yang efektif,sebab tanpa adanya ketrampilan dan profesionalisme ,guru sulit untuk mengefektifkan pembelajaran.Pembelajaran yang efektif dapat tercipta apabila kondisi dan situasi kelas kondusif.
Ada tiga pendekatan yang dilakukan guru dalam pengelolaan kelas,yaitu :
1.Pendekatan tingkah laku
2.Pendekatan proses kelompok.
3.Pendekatan sosio emosional
Pendekatan – pendekatan di atas disesuaikan dengan situasi dan masalah yang dihadapi.
Pada saat guru ingin membina tingkahlaku si anak sesuai dengan yang dikehendaki yaitu tingkah laku positif ,maka guru menggunakan pendekatan perubahan tingkah laku yaitu dengan cara memberikan penguatan  (reinforcement) yang bersifat positif.
Sedangkan untuk menghilangkan tingkahlaku yang tidak diinginkan ,digunakan peringatan atau bahkan memberi sanksi sesuai kaidah-kaidah pendidikan.
Pendekatan proses kelompok digunakan apabila guru ingin mengefektifkan  kegiatan kelompok,sehingga produktif.
Pendekatan sosio emosional digunakan apabila sasaran tindakan pengelolaan adalah peningkatan hubungan antar pribadi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Efektifitas  pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru menyangkut pengelolaan aspek lingkungan fisik yaitu ruangan kelas dan seluruh kelengkapan maupun administrasinya.Selain itu pengelolaan aspek sosio emosional para siswa yang ada dalam kelas tersebut yang melakukan kegiatan belajar.Seorang guru harus mampu mengatur dan merancang tempat duduk siswa sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan saat mengajar.
5
Tipe kepemimpinan seorang guru di kelas akan mewarnai suasana kelas yang dipinpinnya.Sebaiknya seorang guru menggunakan tipe kepemimpinan yang demokratis di kelas,sehingga anak –anak akan merasa dihargai dan akan lebih bertanggung jawab.Dengan demikian mereka akan lebih mampu menghadapi/ mengatasi permasalahan yang dihadapi di kelas.
Supervisi Pendidikan.
Secara umum pemahaman orang tentang supervisi pendidikan adalah pengawasan atau inspeksi pendidikan yang untuk tingkat sekolah dasar dilakukan oleh penilik sekolah.Memang kenyataan di lapangan hal ini sering terjadi,dimana seorang suvervisor datang untuk mencari kesalahan sekolah terutama kesalahan yang dilakukan oleh guru.Supervisi pendidikan dilakukan untuk membantu guru dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan profesional seorang guru.Jadi supervisi diberikan kepada guru untuk mendukung keberhasilan siswa dan bukan untuk menakut-nakuti guru.
Fungsi supervisi lebih kepada penilaian (evaluation) dengan jalan penelitian (research) dan merupakan usaha perbaikan (improvement).
Sedangkan peranannya adalah korektif,preventif,konstruktif, dan kreatif dengan sasaran memperbaiki situasi belajar mengajar siswa dan meningkatkan kwalitas proses belajar mengajar.Supervisi memegang peranan penting dalam mengefektifkan proses pembelajaran.
Maka untuk itu perlu adanya sistem supervisi yang efektif untuk memperoleh pengajaran yang baik .
Jadi dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa tujuan supervisi adalah sebagai berikut :1.Membantu guru melihat tujuan pendidikan,2.Membimbing pengalaman belajar mengajar,3.Menggunakan sumber belajar,4.Menggunakan metode mengajar,5.Memenuhi kebutuhan belajar murid,6.Menilai kemajuan belajar murid,7.Membina moral kerja,8.membina sekolah.
Apabila supervisor menjalankan tugasnya dengan baik maka peranan supervisi itu akan semakin jelas pengaruhnya dalam mengefektifkan pembelajaran,sehingga apa yang dinginkan yang menjadi tujuan sekolah akan tercapai.