Pendekatan Pembelajaran yang dianggap mendukung untuk
mengembangkan keterampilan yang diutarakan di atas adalah antara lain apa yang
kita kenal dengan ActiveLearning, alias pembelajaran aktif. Pendekatan
pembelajaran ini sudah dan sedang dikembangkan dan diimplementasikan di
berbagai negara maju. Pembelajaran aktif adalah istilah umum yang menggambarkan
suatu pendekatan pembelajaran yang secara luas diterima di seluruh dunia
sebagai praktik terbaik (bestpractice). Pendekatan ini didasarkan pada prinsip
bahwa cara belajar terbaik bagi anak-anak adalah dengan melakukan, dengan
menggunakan semua inderanya, dan dengan mengeksplorasi lingkungannya yang
terdiri atas orang, hal, tempat dan kejadian yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari anak (pembelajaran kontekstual). Dan, bahwa mereka belajar dari
pengalaman langsung dan konkrit (menulis surat, menanam bunga, mengukur benda)
serta berbagai bentuk pengalaman lainnya (seperti, membaca buku, melihat
gambar, atau mendengarkan radio). Keterlibatan aktif dengan benda dan gagasan
ini mendorong anak untuk aktif berpikir untuk mendapatkan pengetahuan baru dan
memadukannya dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
Di Indonesia, istilah PAKEM (singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) sudah lazim digunakan untuk
menggambarkan pendekatan serupa dalam pembelajaran. Untuk memfasilitasi
pembelajaran aktif, guru harus menggunakan berbagai strategi yang aktif dan kontekstual,
melibatkan pembelajaran bersama (cooperativelearning) dan mengakomodasi
perbedaan jender dan gaya belajar masing-masing anak. Semuanya dilakukan guna
memaksimalkan kemampuan pembelajar untuk memahami dan dapat menggunakan
informasi baru yang diajarkan. Pembelajaran aktif juga dapat mengangkat tingkat
pembelajaran dari keterampilan berpikir tingkat rendah (pengamatan, menghafal,
dan mengingat informasi, pengetahuan akan gagasan umum–yakni tentang apa, di
mana dan kapan) hingga keterampilan berpikir tingkat yang lebih tinggi
(memecahkan masalah, analisis, sintesis, evaluasi–yakni tentang bagaimana dan
mengapa).
Pembelajaran aktif merujuk pada teknik yang di dalamnya siswa
berbuat lebih dari sekedar mendengarkan. Siswa berbuat sesuatu seperti menemukan,
memproses dan menerapkan informasi. Pembelajaran aktif itu didasarkan atas dua
asumsi: pertama, bahwa belajar itu secara alami merupakan upaya aktif, dan
kedua, bahwa setiap siswa itu belajar dengan caranya sendiri berbeda dari siswa
lainnya.
Dalam menggunakan pendekatan pembelajaran aktif itu guru bisa
menghadapi beberapa kesulitan baik bagi guru maupun siswa yang memang tidak
terbiasa dengan bentuk pengajaran seperti itu. Berikut ini adalah beberapa
teknik yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar yang aktif.
1. Think-pair-share
merupakan kegiatan sederhana di kelas. Berikan waktu kepada siswa untuk
memikirkan tentang sebuah topik, berdiskusi dengan teman sebelahnya, dan
berbagai hasilnya dengan teman lain di kelasnya.
2. MinutePapers
memberikan peluang kepasa siswa untuk mensintesiskan pengetahuannya dan
menjawab pertanyaan seperti apa hal yang paling penting yang telah dipelajari
hari ini? Apa pertanyaan yang masih belum terjawab? Dan pertanyaan lainnya yang
menyangkut kegiatan belajar mengajar yang telah dilaluinya.
3. Writingactivities
merupakan peluang bagi siswa untuk berpikir dan memproses informasi yang
dimilikinya. Misalnya sebagai tambahan ke kegiatan MinutesPapers di atas, guru
dapat memberikan sebuah pertanyaan yang dari situ siswa diberi waktu untuk
secara bebas menuliskan jawabannya. Tentu saja guru juga bisa memberikan topik
untuk menjadi bahan yang akan ditulis oleh siswanya.
4. Brainstorming
merupakan teknik sederhana lainnya yang dapat melibatkan semua siswa di dalam
kelas untuk berdiskusi. Dengan mengetengahkan sebuah topik, guru dapat meminta
masukan dari siswanya dan mencatat masukan-masukan itu pada papan tulis.
5. Games
merupakan teknik yang biasanya menarik banyak siswa. Bisa termasuk
didalamnyamatching, mysteries, groupcompetitions, solvingpuzzles, dan lain
sebagainya.
Debates yang ditampilkan di kelas bisa menjadi alat yang efektif dalam mendorong siswa untuk berpikir tentang sesuatu dari arah yang berbeda-beda.
Debates yang ditampilkan di kelas bisa menjadi alat yang efektif dalam mendorong siswa untuk berpikir tentang sesuatu dari arah yang berbeda-beda.
6. Group
work dapat menjadi peluang bagi setiap siswa untuk berbicara,
berbagi pandangan, dan mengembangkan keterampilan untuk berkolaborasi dengan
orang lain.
7. Casestudies
biasanya menggunakan ceritera nyata dari kehidupan sehari-hari yang terjadi
pada masyarakat di lingkungan siswa itu sendiri, dalam keluarga, dalam sekolah,
atau atau yang terjadi pada seseorang di antara siswa itu. Hal ini akan
memberikan wawasan tentang situasi nyata, langkah yang sebaiknya diambil, dan
akibat-akibat yang mungkin terjadi.
8. Conceptmapping
membantu siswa untuk bisa menciptakan representasi visual dari model, gagasan,
dan hubungan antara konsep. Mereka menggambarkannya dengan menggunakan
lingkaran dan garis penghubung, dengan frase yang dapat menghubungkan pada
garis-garis tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual maupun
kelompok.