Thursday, June 13, 2013

MEMBACA INTERPRETATIF


1.                  Maksud Pengarang
            Butir pertama dari keenam untaian membaca interpretative adalah menafsirkan maksud pengarang. Seorang pengarang menulis sesuatu untuk dibaca orang lain. Sadar tidak sadar sebenarnya si pengarang mempunyai maksud-maksud tertentu dengan karyanya itu.
               Secara garis besarnya karya tulis dapat berupa :
  1. Narasi.
  2. Deskripsi
  3. Persuasi.
  4. Ekposisi.
               Pengklasifikasian karya tulis dapat pula dilakukan berdasarkan nada (voice) adalah sebagai berikut ini :

a)            Nada akrab.
         Tulisan yang bernada akrab membuahkan tulisan yang bersifat pribadi. Tulisan pribadi adalah suatu bentuk tulisan yang memberikan sesuatu yang paling menyenangkan dalam penjelajahan diri pribadi sang penulis.
         Karena bebas dari sifat-sifat keresmian, maka tulisan pribadi itu memang haruslah :
a)      Hidup, bersemangat.
b)      Lincah, cemerlang.
c)      Menarik, memikat, mempesona.
d)     Menyegarkan.
         Dan selanjutnya tulisan pribadi sudah tentu dapat pula :
a)      Ramah, tidak formal.
b)      Berapi-api penuh semangat.
c)      Riang-ria.
d)     Penuh cerita.
e)      Tanpa bayak perulangan, serta pemakaian paralinguistic yang relative sedikit.

b)            Nada penerangan.
         Pengalaman adalah guru yang baik, atau hidup adalah pengalaman, merupakan ungkapan yang sering kita dengar dari orang tua. Tulisan itu biasanya bernada penerangan, bersifat imformatif dan membuahkan tulisan yang bersifat deskriptif, bersifat memerikan.


PEMERIAN FAKTUAL
PEMERIAN PRIBADI
TUJUAN
Menyajikan imformasi
Menyajikan kesan
PENDEKATAN
Objektif ; tidak memihak
Subjektif ; interpretative
DAYA TARIK
Pada pengertian
Pada perasaan
NADA
Seadanya ; tidak berbelit
Emosional
CAKUPAN
Lengkap ; pasti
Selektif
BAHASA
Sederhana ; jelas
Kaya, sugestif
PENGGUNAAN
Karya tulis dalam ilmu pengetahuan, industri, pemerintahan, profesi-profesi, bisnis perusahaan.
Novel, cerita pendek, drama/sandiwara, puisi, cerita pribadi, beberapa esei.

( Perbedaan utama antara pemerian factual dan pemerian pribadi )

c)            Nada menjelaskan.
         Tulisan yang bernada penjelasan ( the explanatory evoice ) biasanya disebut tulisan penyingkapan berbeda dari tulisan yang bernada penerangan, karena tujuannya tidak hanya sekedar menceritakan, memerikan ataupun meyakinkan, tetapi justru menjelaskan sesuatu pada pembaca.

Setelah membaca
Pembaca memberi responsi
NARASI
Kami menikmatinya
DESKRIPSI
Kami melihat, mendengar, dan merasakannya
PERSUASI
Kami meyakininya, mempercayainya
EKSPOSISI
Kami mengerti, memehaminya

( Perbedaan response pembaca setelah membaca beberapa jenis karya tulis )

d)            Nada mendebat.
         Bila pengarang mempergunakan nada mendebat atau nada argumentative maka hasilnya adalah karya tulis persuatif. Persuasi adalah karya yang bertujuan meyakinkan para pembaca. Untuk mencapai tujuan itu maka dituntut beberapa kualitas, antara lain :
a)      Tulisan persuasif haruslah jelas dan tertib.
b)      Tulisan persuatif haruslah hidup dan besemangat.
c)      Tulisan persuasif haruslah beralasan kuat, mempunyai argument-argumen yang logis.
d)     Tulisan persuatif haruslah bersifat dramatic.

e)            Nada mengkritik.
         Tulisan bernada mengkritik menghasilkan tulisan mengenai sastra. Tulisan yang bernada kritik ini bertujuan menilai atau mengevaluasi karya sastra. Dalam usaha menulis karya sastra yang bernada kritik yang bertujuan mengevaluasi karya sastra, maka mau tak mau kita harus banyak membaca serta benar-benar memahami aneka aspek sastra, dan khususnya aneka aspek fiksi yang telah dirangkum dalam table berikut ini :

Pertanyaan
Bidang
Masalah
Siapa ?
Tokoh
Fungsi, cirri, keterpercayaan pada tokoh
Apa ?
Alur
Jalan cerita : mula-tengah-akhir
Di mana ?
Latar
Tempat dan lingkungan terjadinya cerita
Bila ?
Waktu
Struktur waktu penampilan cerita
Mengapa ?
Tema
Ide pokok yang disampaikan melalui tokoh dan alur cerita
Bagaimana ?
Teknik
Penggunaan sarana bahasa untuk memperoleh efek

( Aneka aspek fiksi )

f)             Nada kewenangan.
         Tulisan yang bernada kewenangan atau yang bernada otoritatif menghasilkan karya ilmiah. Tujuan karya ilmiah, yang bernada otoritatif ini ialah mencapai suatu gelar tertentu. Tahap-tahap yang harus dilalui tulisan ilmiah adalah sebgai berikut :
a)      Memilih topic.
b)      Membaca pendahuluan.
c)      Menentukan bibliografi pendahuluan.
d)     Membuat kerangka pendahuluan.
e)      Membuat catatan.
f)       Menysun kerangka akhir.
g)      Menyusun naskah pertama.
h)      Mengadakan revisi.
i)        Menyusun naskah akhir.
j)        Mengoreksi catatan percobaan.
k)      Mencetak karya tersebut.

2.                  Fakta atau Fiksi
            Butir kedua dari keenam untaian membaca interpretative adalah keterampilan mengenai perbedaan antara fakta dan fiksi. Kesimpulannya ialah bahwa cerita non fiksi bersifat aktualitas. Aktualitas adalah apa-apa yang benar-benar terjadi sedangkan realitas adalah apa-apa yang dapat terjadi tetapi belum tentu terjadi.
            Dalam peneulisan cerita fiksi perlu diperhatikan prinsip-prinsip teknis berikut ini :
a)      Permulaan dan eksposisi.
b)      Pemerian dan latar.
c)      Suasana.
d)     Pilihan dan saran.
e)      Saat penting.
f)       Klimaks.
g)      Konflik.
h)      Komplikasi.
i)        Pola atau model.
j)        Kesudahan ; kesimpulan.
k)      Tokoh dan aksi.
l)        Pusat minat.
m)    Pusat tokoh.
n)      Pusat narasi.
o)      Jarak.
p)      Skala.
q)      Langkah.
            Khusus bagi fiksi cerita pendek, maka unsur-unsur berikut ini haruslah dimiliki antara lain :
a)    Tema.
b)    Plot, perangkap, atau konflik dramatic.
c)    Pelukisan watak.
d)   Ketegangan dan pembayangan.
e)    Kesegaran dan suasana.
f)     Sudut pandang ; point of view.
g)    Focus terbatas dan kesatuan.
Sedangkan dari segi cara pembuatan fiksi, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
a)      Pemilihan ; penyaringan.
b)      Focus ; pusat.
c)      Sudut pandang.
d)     Gaya.
e)      Eksposisi, penyingkapan.
f)       Gerakan.
g)      Konflik ; pertentanan.

3.                  Sifat-sifat Tokoh
            Butir ketiga dari keenam untaian membaca interpretative adalah keterampilan menapsirkan sifat-sifat, cirri-ciri tokoh. Ciri-ciri atau sifat yang dibicarakan pada permulaan haruslah dibatasi denga baik yang berikutnya sudah boleh beranjak kepada yang lebih halus.
            Bobot hakekat kemanusiaan diekspresikan sebagai berikut :
a)      Kebutuhan-kebutuhan akan hubungan ( mengadakan kontak dengan orang lain dan alam sekitar ).
b)      Transdens ( berpisah dari orang lain dan benda-benda ).
c)      Ketergantungan ( mempunyai rasa rindu ).
d)     Identitas ( mengenali dan mengetahui siapa dan apa seseorang/sesuatu itu ).
e)      Kerangka acuan ( mempunyai cara yang stabil untuk mengenal dan memahami dunia).
Berdasarkan klasifikasi cirri-cirinya, maka setiap pribadi mempunyai orientasi tertentu. Orientasi yang terpenting adalah :
a)      Orientasi reseptif atau orientasi mau menerima saja.
b)      Orientasi eksploitatif atau orientasi yang bersifat memeras.
c)      Orientasi penimbunan atau orientasi yang bersifat memupuk atau menimbun.
d)     Orientasi perdagangan.
e)      Orientasi produktif

4.                  Reaksi Emosional
            Butir keempat dari untaian kegiatan membaca interpretatifadalah melatih keterampilan menapsirkan reaksi emosional sesuatu karya tulis. Pembicaraan kita dipusatkan pada dua aspek reaksi emosional, yaitu :
·         Reaksi emosional sang pembaca pada aneka tipe karya sastra.
·         Reaksi-reaksi emosional terhadap para tokoh di dalam karya sastra itu.
Agar maksud dan tujuan kita tercapai, serta menambah kejelian kita terhadap reaksi-reaksi emosional itu, maka berikut ini akan disinggung secara sepintas bagaimana caranya emosi mempengaruhi penyesuaian-penyesuain personal dan social anak-anak, dan cirri-ciri khas emosi tersebut.
Mengenai hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut ini :
a)                  Emosi dapat menambah kesenangan terhadap pengalaman sehari-hari.
b)                  Emosi mempersiapkan tubuh kita untuk peran tertentu.
c)                  Ketegangan emosi mengganggu keterampilan motoris.
d)                 Emosi dapat bertindak sebagai suatu bentuk komunikasi.
e)                  Emosi dapat mengganggu kegiatan-kegiatan mental.
f)                   Emosi dapat bertindak sebagai sumber-sumber penilaian social.
g)                  Emosi dapat mewarnai pandangan dan harapan anak-anak.
h)                  Emosi mempengaruhi interaksi social.
i)                    Emosi meninggalkan dampaknya pada ekspresi wajah air muka.
j)                    Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis.
k)                  Respon-respon emosional kalau berulang-ulang dapat berkembang.

5.                  Gaya Bahasa
            Keterampilan dan kemampuan menapsirkan gaya bahasa dan bahasa kias merupakan butir kelima dari kegiatan membaca interpretatif. Keterampilan pengarang memangfaatkan bahas untuk menciptakan nada dan suasana yang tepat guna dapat memukau para pembaca. Keterampilan ini merupakan salah satu modal utama bagi pengarang. Berbagai gaya bahasa dapat dimangfaatkan untuk mencapai tujuan pengarang, antara lain :
a)                  Aliterasi ( pengulangan bunyi-bunyi yang sama ).
b)                  Antanaklasis ( pengulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda ).
c)                  Antitesis ( perbandingan dua buah kata yang berantonim,yang berawalan makna ).
d)                 Kiasmus ( pengulangan serta inverse hubungan antara dua kata dalam kalimat ).
e)                  Oksimoron ( pembentukan suatu hubungan sintaksis antara dua buah antonym ).
f)                   Paralipsis ( suatu rumusan yang dipergunakan untuk mengumumkan bahwa seseorang tidak menyatakan apa yang dikatakannya dalam kalimat itu sendiri ).
g)                  Paronomasia ( penjajaran kata-kata yang bersamaan bunyi tetapi berbeda makna ).
h)                  Silepsis ( penggunaan sebuah kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan berpartisipasi dalamlebih dari satu konstruksi sintaksis ).
i)                    Zeugma ( koordinasi ketatabahasaan dua kata yang mempunyai makana yang berbeda).

6.                  Dampak Cerita
            Butir keenam dari untaian kegiatan membaca interpretative menyangkut masalah dampak cerita, suatu keterampilan meramalkan aneka dampak yang mungkin dihasiklan oleh sesuatu cerita.
            Biasanya setiap cerita dapat dibagi atas lima bagian, yaitu :
a)            Situation ( pengarang mulai melukiskan suatu keadaan atau situasi )
b)            Generating circumstances ( peristiwa yang bersangkutpaut )
c)            Rising action ( keadaan muali memuncak )
d)           Climax (peristiwa-peristiwa mulai memuncak )
e)            Denouement ( pengarang memberikan pemecahan soal dari peristiwa)

7.                  Aneka Tujuan
            Dengan kegiatan membaca interpretative ini, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai. Tujuan-tujuan itu adalah :
Tujuan tingkat A-C adalah agar para siswa dapat :
·               Mempertimbangkan, memikirkan maksud dan tujuan sang pengarang.
·               Memperhatikan realitas atau fantasi.
·               Memperhatikan sifat-sifat dan motif para tokoh.
·               Memperhatikan reaksi-reaksi emosional.
·               Memperhatikan tamsil-tamsil yang berhubungan dengan pancaindra.
·               Meramalkan pengaruh, akibat, dampak cerita.
Tujuan tingkat D-E adalah agar para siswa dapat :
·               Menentukan tujuan dan sikap sang pengarang.
·               Menetapkan fakta atau fiksi.
·               Menentukan sifat-sifat dan perubahan-perubahan para tokoh.
·               Memperhatikan reaksi-reaksi emosional para tokoh.
·               Memperhatikan gaya bahasa, bahasa kias yang terdapat pada bacaan.
·               Meramalkan pengaruh atau dampak-dampak cerita.
Tujuan tingkat F-G adalah gar para siswa dapat :
·               Mempertimbangkan, memikirkan pendapat sang penulis.
·               Menentukan unsure-unsur fakta atau fiksi.
·               Menentukan serta memperbandingkan sifat-sifat, sikap-sikap, perubahan-perubahan dan motif-motif para tokoh.
·               Mengenali reaksi-reaksi emosional para tokoh.
·               Memperhatikan penggunaan kata-kata yang bermakna konotatif dan denotative.
·               Meramalkan dampak-dampak bahan bacaan.

No comments: