Thursday, December 19, 2013

MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SMK KELAS X-XII

Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk SMA/SMK kelas X-XII, meliputi materi pelajaran paragraf, surat dagang, surat dinas, surat lamaran kerja, tabel, tajuk rencana, ungkapan atau idiom, unsur-unsur prosa



  1. PARAGRAF
  2. SURAT DAGANG
  3. SURAT DINAS
  4. SURAT LAMARAN KERJA
  5. TABEL
  6. TAJUK RENCANA
  7. UNGKAPAN ATAU IDIOM
  8. UNSUR-UNSUR PROSA

Wednesday, December 18, 2013

ANALISIS UN OLEH MGMP BAHASA INDONESIA NASIONAL

Seperti biasa Jakarta Pusat dua tahun ini mengadakan ulangan umum bersama. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai UN. Tahun 2007/2008 Jakarta Pusat memiliki peringkat terakhir wilayah DKI dengan prosentase kelulusan (90,67)%. Tahun 2008/2009 Jakarta Pusat menjadi peringkat 4 dengan prosentase kelulusan 95,03%.  Dan untuk tahun ini 2009/2010 Jakarta Pusat masih di peringkat 4 dengan prosentase kelulusan ……
MGMP bahasa Indonesia sudah berusaha untuk meningkatkan prosentase kelulusan dengan mengadakan Bedah SKL UN, membahas soal-soal UN. Mengadakan pertemuan dengan guru-guru bidang studi. Dari pertemuan itu, kami menyimpulkan bahwa:
  1. Jam belajar bahasa Indonesia sangatlah kurang. Jam kelas X, XI dan XII hanya 2 jam perminggu. Jumlah jam ini sangat berbeda jauh bila dibandingkan jam mata pelajaran UN yang lain yaitu matematika , bahasa Inggris maupun Produktif 5 jam perminggu. Juga berbeda jauh mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA 5 jam perminggu. –> Pemecahan masalahnya: PusKUr dan Pihak sekolah (Wakil Kurikulum) tolong melihat perbedaan ini dan mohon untuk memberikan tambahan jam mata pelajaran bahasa Indonesia
  2. Paradigma siswa yang salah yang menganggap mata pelajaran bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang paling mudah sehingga tidak perlu dipelajari karena sudah dipakai sehari-hari. –> Pemecahan masalahnya: Memberikan pemahaman kepada siswa bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia juga sangat perlu dipelajari seperti mata pelajaran UN lainnya.
  3. Soal bahasa Indonesia banyak ditemui jawaban yang lebih dari satu. Padahal harus satu jawaban yang benar. Hal ini terbukti pada saat kami  membahas soal UN masing-masing guru memiliki jawaban dan argumen yang berbeda. –> Pemecahan masalahnya: Pembuat soal UN mohon tidak membuat soal yang pilihannya terlalu tipis perbedaannya. Jawaban lebih dari satu karena dapat dilihat dari berbagai sudut.

Tuesday, December 17, 2013

CONTOH KATA BAKU

Contoh kata baku - Kata baku dalam bahasa indonesia berarti penggunaan kata yang benar sesuai dengan tata aturan dan ejaan yang telah disempurnakan. Sebalikanya kata tidak baku merupakan kata yang tidak mengikuti aturan tata bahasa indonesia yang baik dan benar..

Penggunaan kata baku sering dipakai dalam kegiatan resmi sedangkan kata tidak baku sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Contoh sederhana, kata nggak. Kata nggak adalah kata tidak baku, kata bakunya adalah 'tidak'.

Berikuit ini adalah kumpulan perbandingan antara kata baku dan kata non baku yang sering dipakai :


Perbandingan kata baku - kata non baku

Abjad - abjat
Aktif – aktip
Aktivitas – aktifitas
Andal – handal
Analisis – analisa
Asasi – azasi
Antre – antri
Asas – azas
9. Apotek – apotik
Atlet – atlit
Atmosfer –atmosfir
Bus - bis
Cabai – cabe
Cendekiawan – cendikiawan
Cenderamata – cinderamata
Detail – detil
Definisi – difinisi
Diagnosis – diagnosa
Embus – hembus
Ekstra - extra
Ekstrem – ekstrim
Februari – Pebruari
Fondasi – pondasi
Formal - formil
Frekuensi – frekwensi
Gizi - gisi
Hafal – hapal
Hakikat - hakekat
Hipotesis – hipotesa
Hierarki – hirarki
Ijazah – ijasah
Izin – ijin
Imbau – himbau
Isap – hisap
Istri - isteri
Jadwal -jadual
Jenazah – jenasah
Jenderal - jendral
Justru – justeru
Karier – karir
Kategori – katagori
Komplet - komplit
Konferensi – konperensi
Kongres – konggres
Konkret - kongkrit
Kreativitas - kreatifitas
Kualifikasi – kwalifikasi
Kualitatif – kwalitatif
Kuantitatif – kwantitatif
Kualitas – kwalitas
Kuitansi – kwitansi
Lubang – lobang
Maaf – ma’af
Makhluk - mahluk
Masjid – mesjid
Merek – merk
Meterai – meterei
Metode – metoda
Miliar – milyar
Misi – missi
Modern - moderen
Mubazir - mubadir
Mulia – mulya
Mungkir – pungkir
Museum – museum
Napas - nafas
Narasumber – nara sumber
Nasihat – nasehat
Objek – obyek
Objektif – obyektif
Paham - faham
Paspor - pasport
Peduli – perduli
Pikir - fikir
Praktik – praktek
Provinsi – propinsi
Rabu- rebo
Risiko – resiko
Sah - syah
Sekadar – sekedar
Sentral - central
Silakan – silahkan
Sistem – sistim
Saksama – seksama
Subjek – subyek
Subjektif – subyektif
Surga - sorga
Tampak – nampak
Teladan - tauladan
teknik – tehnik
Teknologi – tehnologi
Telanjur – terlanjur
Telantar – terlantar
Terampil – trampil
Vila - villa
Wakaf - waqaf
Wujud - ujud
Yudikatif - yudikatip
Ubah – rubah
Zaman - jaman

Demikian postingan kali ini, semoga bermanfaat..

Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara RI

Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Jepang meyakinkan bangsa Indonesia tentang kemerdekaan yang dijanjikan dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan itu dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang untuk Jawa pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan BPUPKI. Pada tanggal 28 April 1945 diumumkan pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara peresmiannya dilaksanakan di Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang Gedung Departemen Luar Negeri). Ketua BPUPKI ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat, wakilnya adalah Icibangase (Jepang), dan sebagai sekretarisnya adalah R.P. Soeroso. Jumlah anggota BPUPKI adalah 63 orang yang mewakili hampir seluruh wilayah Indonesia ditambah 7 orang tanpa hak suara.
Suasana Sidang BPUPKI
Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei–1 Juni 1945)
Setelah terbentuk BPUPKI segera mengadakan persidangan. Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.
Mr. Mohammad Yamin
Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara Indonesia merdeka dihadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya diberi judul ”Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia”. Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka yang intinya sebagai berikut:
  1. peri kebangsaan;
  2. peri kemanusiaan;
  3. peri ketuhanan;
  4. peri kerakyatan;
  5. kesejahteraan rakyat.
Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
  1. persatuan;
  2. kekeluargaan;
  3. keseimbangan lahir dan batin;
  4. musyawarah;
  5. keadilan sosial.
Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima asas berikut ini:
  1. kebangsaan Indonesia;
  2. internasionalisme atau perikemanusiaan;
  3. mufakat atau demokrasi;
  4. kesejahteraan sosial;
  5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli bahasa. Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.
Masa Persidangan Kedua (10–16 Juli 1945)
Masa persidangan pertama BPUPKI berakhir, tetapi rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu bulan penuh. Untuk itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang beranggotakan sembilan orang sehingga disebut Panitia Sembilan. Tugas Panitia Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar negara Indonesia merdeka. Anggota Panitia Sembilan terdiri atas Ir. Sukarno (ketua), Abdulkahar Muzakir, Drs. Moh. Hatta, K.H. Abdul Wachid Hasyim, Mr. Moh. Yamin, H. Agus Salim, Ahmad Subarjo, Abikusno Cokrosuryo, dan A. A. Maramis. Panitia Sembilan bekerja cerdas sehingga pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
Pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rancangan undang-undang dasar. Untuk itu, dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai Ir. Sukarno. Panitia tersebut juga membentuk kelompok kecil yang beranggotakan tujuh orang yang khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil ini diketuai Mr. Supomo dengan anggota Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Hasil kerjanya kemudian disempurnakan kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Husein Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Mr. Supomo. Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang pada sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945. Pada laporannya disebutkan tiga hal pokok, yaitu pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang dasar, dan undang-undang dasar (batang tubuh). Pada tanggal 15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk menyusun UUD berdasarkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada tanggal 17 Juli 1945 dilaporkan hasil kerja penyusunan UUD. Laporan diterima sidang pleno BPUPKI

Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang. Untuk menindaklanjuti hasil kerja BPUPKI, Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Lembaga tersebut dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang wakil dari Sumatera, 2 orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda Kecil, Maluku serta penduduk Cina. Ketua PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, menambah anggota PPKI enam orang lagi sehingga semua anggota PPKI berjumlah 27 orang.
PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan penasihatnya Ahmad Subarjo. Adapun anggotanya adalah Mr. Supomo, dr. Rajiman Wedyodiningrat, R.P. Suroso, Sutardjo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Suryohamijoyo, Abdul Kadir, Puruboyo, Yap Tjwan Bing, Latuharhary, Dr. Amir, Abdul Abbas, Teuku Moh. Hasan, Hamdani, Sam Ratulangi, Andi Pangeran, I Gusti Ktut Pudja, Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, dan Iwa Kusumasumantri.

Proses Penetapan Dasar Negara dan Konstitusi Negara
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Pada sidang ini PPKI membahas konstitusi negara Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, serta lembaga yang membantu tugas Presiden Indonesia. PPKI membahas konstitusi negara Indonesia dengan menggunakan naskah Piagam Jakarta yang telah disahkan BPUPKI. Namun, sebelum sidang dimulai, Bung Hatta dan beberapa tokoh Islam mengadakan pembahasan sendiri untuk mencari penyelesaian masalah kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” pada kalimat ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan. Mereka perlu membahas hal tersebut karena pesan dari pemeluk agama lain dan terutama tokoh-tokoh dari Indonesia bagian timur yang merasa keberatan dengan kalimat tersebut. Mereka mengancam akan mendirikan negara sendiri apabila kalimat tersebut tidak diubah. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, dicapai kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Hal ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kita harus menghargai nilai juang para tokoh-tokoh yang sepakat menghilangkan kalimat ”.... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Para tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka juga mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak pada forum sidang agar permasalahan cepat selesai. Dengan disetujuinya perubahan itu maka segera saja sidang pertama PPKI dibuka.

Perbedaan dan Kesepakatan yang Muncul dalam Sidang PPKI
Pada sidang pertama PPKI rancangan UUD hasil kerja BPUPKI dibahas kembali. Pada pembahasannya terdapat usul perubahan yang dilontarkan kelompok Hatta. Mereka mengusulkan dua perubahan.
Pertama, berkaitan dengan sila pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kedua, Bab II UUD Pasal 6 yang semula berbunyi ”Presiden ialah orang Indonesia yang beragama Islam” diubah menjadi ”Presiden ialah orang Indonesia asli”. Semua usulan itu diterima peserta sidang. Hal itu menunjukkan mereka sangat memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa. Rancangan hukum dasar yang diterima BPUPKI pada tanggal 17 Juli 1945 setelah disempurnakan oleh PPKI disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. UUD itu kemudian dikenal sebagai UUD 1945. Keberadaan UUD 1945 diumumkan dalam berita Republik Indonesia Tahun ke-2 No. 7 Tahun 1946 pada halaman 45–48.

Sistematika UUD 1945 itu terdiri atas hal sebagai berikut.
  • Pembukaan (mukadimah) UUD 1945 terdiri atas empat alinea. Pada Alenia ke-4 UUD 1945 tercantum Pancasila sebagai dasar negara yang berbunyi sebagai berikut. 
Pancasila
  1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Persatuan Indonesia.
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

  • Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan
  • Penjelasan UUD 1945 terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal.
Susunan dan rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan perjanjian seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mulai saat itu bangsa Indonesia membulatkan tekad menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Monday, December 16, 2013

GAMBARAN UMUM RUMUS DALAM MICROSOFT EXCEL

Jika Anda baru menggunakan Excel, Anda akan menyadari Excel tidak hanya sekedar kisi di mana Anda memasukkan angka dalam kolom atau baris. Ya, Anda bisa menggunakan Excel untuk menemukan total untuk jumlah kolom atau baris, tapi Anda juga bisa menghitung pembayaran hipotek, memecahkan perhitungan matematika dan tehnik, atau menemukan pemecahan masalah terbaik berdasarkan jumlah variabel yang Anda masukkan.
Excel melakukan semua ini menggunakan rumus dalam sel. Rumus membuat perhitungan atau tindakan lainnya pada data dalam lembar kerja Anda. Rumus selalu dimulai dengan tanda sama dengan (=), yang bisa diikuti dengan angka, operator matematika (seperti tanda plus atau minus), dan fungsi, yang benar-benar bisa memperluas kecanggihan rumus.
Misalnya, rumus berikut mengalikan 2 dengan 3 lalu menambahkan 5 ke hasil perkalian tersebut sehingga menghasilkan jawaban, 11.
=2*3+5
Rumus berikut ini menggunakan fungsi PMT untuk menghitung pembayaran hipotek ($1,073.64), berdasarkan suku bunga 5 persen (5% dibagi dengan 12 bulan sama dengan suku bunga bulanan) dengan lama pinjaman selama 30 tahun (360 bulan) untuk pinjaman sebesar $200,000:
=PMT(0.05/12,360,200000)
Ini ada beberapa contoh tambahan yang bisa Anda masukkan dalam lembar kerja.
  • =A1+A2+A3    Menambahkan nilai di sel A1, A2, dan A3.
  • =SQRT(A1)    Menggunakan fungsi SQRT untuk mendapatkan nilai akar kuadrat dalam A1.
  • =TODAY()    Mengembalikan tanggal saat ini.
  • =UPPER("hello")     Mengonversi teks "hello" menjadi "HELLO" dengan menggunakan fungsi lembar kerja UPPER.
  • =IF(A1>0)    Menguji sel A1 untuk mengetahui apakah sel A1 berisi nilai yang lebih besar dari 0.

Di artikel ini

Bagian-bagian rumus

Rumus juga bisa memuat salah satu atau semua dari yang berikut ini: fungsi, referensi, operator, dan konstanta.

Bagian-bagian rumus
Bagian-bagian rumus
Callout 1 Fungsi: PI() mengembalikan nilai dari pi: 3,142...
Callout 2 Referensi: A2 mengembalikan hasil dalam sel A2.
Callout 3 Konstanta: Nilai angka atau teks yang dimasukkan langsung ke rumus, misalnya 2.
Callout 4 Operator: operator ^ (sisipan) menaikkan angka ke pangkat, dan operator * (tanda bintang) mengalikan angka.

Menggunakan konstanta dalam rumus

Konstanta adalah nilai yang tidak dihitung; nilainya selalu sama. Misalnya, tanggal 10/9/2008, angka 210, dan teks "Pendapatan per Kuartal" adalah konstanta. Sebuah ekspresi atau nilai yang dihasilkan dari ekspresi bukanlah merupakan konstanta. Jika Anda menggunakan konstanta dalam rumus dan bukannya referensi untuk sel (misalnya, =30+70+110), hasilnya akan berubah jika Anda mengubah rumus.

Menggunakan operator perhitungan dalam rumus

Operator menentukan tipe perhitungan yang ingin Anda jalankan di elemen sebuah rumus. Ada urutan default dalam perhitungan yang terjadi (ini mengikuti aturan matematika umum), tapi Anda bisa mengubah urutan ini dengan menggunakan tanda kurung.

Tipe-tipe operator

Ada empat tipe operator perhitungan yang berbeda: aritmetika, perbandingan, teks dan referensi.

Operator aritmetika

Untuk melakukan operasi matematika dasar, seperti penambahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian; menggabungkan angka; dan menghasilkan nilai numerik, gunakan operator aritmetika berikut ini.
Operator aritmetika Arti Contoh
+ (tanda plus) Penjumlahan 3+3
– (tanda minus) Pengurangan
Negasi
3–1
–1
* (tanda bintang) Perkalian 3*3
/ (tanda garis miring) Pembagian 3/3
% (tanda persen) Persen 20%
^ (tanda sisipan) Pangkat 3^2

Operator perbandingan

Anda bisa membandingkan dua nilai dengan operator berikut ini. Saat dua nilai dibandingkan dengan menggunakan operator ini, hasilnya adalah nilai logika — TRUE atau FALSE.
Operator perbandingan Arti Contoh
= (tanda sama dengan) Sama dengan A1=B1
> (tanda lebih besar dari) Lebih besar dari A1>B1
> (tanda lebih kecil dari) Lebih kecil dari A1<B1
>= (tanda lebih besar dari atau sama dengan) Lebih besar dari atau sama dengan A1>=B1
<= (tanda lebih kecil dari atau sama dengan) Lebih kecil atau sama dengan A1<=B1
<> (tanda tidak sama dengan) Tidak sama dengan A1<>B1

Operator penggabungan teks

Gunakan lambang dan (&) untuk menggabungkan(gabungan) satu atau beberapa string teks untuk menghasilkan sebuah teks tunggal.
Operator teks Arti Contoh
& (tanda dan) Menghubungkan, atau menggabungkan, dua nilai untuk menghasilkan satu nilai teks yang berkelanjutan "North"&"wind" menghasilkan "Northwind"

Operator referensi

Menggabungkan rentang sel untuk perhitungan dengan operator berikut ini.
Operator referensi Arti Contoh
: (titik dua) Operator rentang, yang menghasilkan satu referensi untuk semua sel antara dua referensi, termasuk kedua referensi. B5:B15
, (koma) Operator gabungan, yang menggabungkan beberapa referensi menjadi satu referensi SUM(B5:B15,D5:D15)
(spasi) Operator irisan, yang menghasilkan satu referensi ke sel yang umumnya untuk dua referensi. B7:D7 C6:C8

Urutan Excel dalam melakukan operasi dalam rumus

Dalam beberapa kasus, urutan perhitungan yang dilakukan bisa mempengaruhi nilai yang dihasilkan rumus, jadi sangat penting untuk memahami bagaimana cara menentukan urutan dan bagaimana Anda bisa mengubah urutan untuk mendapatkan hasil yang Anda inginkan.

Urutan perhitungan

Rumus menghitung nilai dalam susunan spesifik. Rumus di Excel selalu dimulai dengan tanda sama dengan (=). Excel menganggap karakter setelah tanda sama dengan sebagai rumus. Tanda sama dengan berikut ini adalah elemen untuk dihitung (operand), seperti konstanta atau referensi sel. Ini dipisahkan oleh operator perhitungan. Excel menghitung rumus dari kiri ke kanan, sesuai dengan susunan tertentu untuk setiap operator dalam rumus tersebut.

Susunan operator

Jika Anda menggabungkan beberapa operator dalam satu rumus, Excel menjalankan operasi dalam susunan yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini. Jika sebuah rumus berisi operator dengan susunan yang sama — misalnya, jika rumus berisi operator perkalian dan operator pembagian — Excel mengevaluasi operator dari kiri ke kanan.
Operator Deskripsi
: (titik dua)
(satu spasi)
, (koma)
Operator referensi
Negasi (seperti di –1)
% Persen
^ Pangkat
* dan / Perkalian dan pembagian
+ dan – Penjumlahan dan pengurangan
& Menyambungkan dua string teks (penggabungan)
=
< >
<=
>=
<>
Perbandingan

Penggunaan tanda dalam kurung

Untuk mengubah susunan evaluasi, bagian rumus yang dimasukkan dalam kurung harus dihitung terlebih dahulu. Misalnya, rumus berikut ini menghasilkan 11 karena Excel melakukan perkalian sebelum penambahan. Rumus tersebut mengalikan 2 dengan 3 lalu menambahkan 5 ke hasil tersebut.
=5+2*3
Sebaliknya, jika Anda menggunakan tanda kurung untuk mengubah sintaks, Excel menjumlahkan 5 dan 2 bersamaan lalu mengalikan hasilnya dengan 3 untuk menghasilkan 21.
=(5+2)*3
Dalam contoh berikut ini, tanda kurung yang menampung bagian pertama rumus memaksa Excel untuk menghitung B4+25 terlebih dahulu lalu membagi hasilnya dengan menjumlahkan nilai dalam sel D5, E5, dan F5.
=(B4+25)/SUM(D5:F5)

Menggunakan fungsi dan fungsi yang ditumpuk dalam rumus

Fungsi merupakan rumus yang telah ditetapkan sebelumnya yang menjalankan perhitungan dengan menggunakan nilai tertentu, yang disebut argumen, dalam susunan tertentu, atau struktur. Fungsi bisa digunakan untuk menjalankan perhitungan sederhana atau kompleks.

Sintaks fungsi

Contoh berikut dari fungsi ROUND membulatkan angka dalam sel A10 mengilustrasikan sintaks fungsi.

Struktur fungsi
Struktur fungsi
Callout 1 Struktur. Struktur fungsi dimulai dengan tanda sama dengan (=), yang diikuti dengan nama fungsi, tanda kurung buka, argumen untuk fungsi yang dipisahkan oleh koma, dan tanda kurung tutup.
Callout 2 Nama fungsi. Untuk daftar fungsi yang ada, klik sel dan tekan SHIFT+F3.
Callout 3 Argumen. Argumen bisa berupa angka, teks, nilai logika seperti TRUE atau FALSE, array, nilai kesalahan seperti #N/A, atau referensi sel. Argumen yang Anda tentukan harus menghasilkan nilai yang valid untuk argumen itu. Argumen juga bisa berupa konstanta, rumus, atau fungsi lainnya.
Callout 4 Argumen tips alat. Tips alat dengan sintaks dan argumen muncul saat Anda mengetikkan fungsi. Misalnya, ketik =ROUND( dan tips alat akan muncul. Tips alat hanya muncul untuk fungsi bawaan.

Memasukkan fungsi

Ketika Anda membuat rumus yang berisi fungsi, Anda bisa menggunakan kotak dialog Sisipkan Fungsi untuk membantu Anda memasukkan fungsi lembar kerja. Saat Anda memasukkan fungsi ke dalam rumus, kotak dialog Sisipkan Fungsi menampilkan nama fungsi, setiap argumen fungsi, deskripsi fungsi dan setiap argumen, hasil fungsi saat ini, dan hasil seluruh rumus terbaru.
Untuk lebih memudahkan membuat dan mengedit rumus dan mengurangi kesalahan pengetikan dan sintaks, gunakan Rumus LengkapiOtomatis. Setelah Anda mengetik = (tanda sama dengan) dan huruf awal atau menampilkan pemicu, Excel menampilkan, di bawah sel, daftar turun bawah dinamis dari fungsi, argumen dan nama yang cocok dengan huruf dan pemicu. Kemudian Anda bisa menyisipkan item dari daftar turun bawah ke dalam rumus.

Fungsi yang ditumpuk

Dalam kasus tertentu, Anda mungkin perlu menggunakan fungsi sebagai salah satu argumen fungsi lainnya. Misalnya, rumus berikut ini menggunakan fungsi AVERAGE yang ditumpuk dan membandingkan hasil dengan nilai 50.
Fungsi yang ditumpuk
Callout 1 Fungsi AVERAGE dan SUM ditumpuk di dalam fungsi IF.
Hasil yang valid    Ketika fungsi yang ditumpuk digunakan sebagai argumen, fungsi yang ditumpuk harus menghasilkan nilai tipe yang sama dengan yang digunakan argumen. Misalnya, jika argumen menghasilkan nilai TRUE atau FALSE, fungsi yang ditumpuk harus menghasilkan nilai TRUE atau FALSE. Jika fungsi tidak menampilkan nilai yang sama, Excel menampilkan nilai kesalahan #VALUE!.
Batas tingkat penumpukan     Rumus bisa memuat hingga delapan tingkat fungsi yang ditumpuk. Ketika satu fungsi (kita akan menyebut ini Fungsi B) digunakan sebagai argumen dalam fungsi lain (kita menyebut ini Fungsi A), Fungsi B bertindak sebagai fungsi tingkat kedua. Misalnya, fungsi AVERAGE dan fungsi SUM merupakan fungsi tingkat kedua jika keduanya digunakan sebagai argumen dari fungsi IF. Fungsi yang ditumpuk di dalam fungsi AVERAGE akan menjadi fungsi tingkat ketiga, dan seterusnya.

Menggunakan referensi dalam rumus

Referensi mengidentifikasi sel atau rentang sel di lembar kerja, dan memberitahu Excel di mana mencari nilai atau data yang ingin Anda gunakan dalam rumus. Anda bisa menggunakan referensi untuk menggunakan data yang berada di bagian yang berbeda dari lembar kerja dalam satu rumus atau menggunakan nilai dari satu sel dalam beberapa rumus. Anda juga bisa merujuk ke sel pada lembar lainnya dalam lembar kerja yang sama, dan ke buku kerja lainnya. Referensi ke sel dalam buku kerja lainnya disebut link atau referensi eksternal.

Gaya referensi A1

Gaya referensi default    Secara default, Excel menggunakan gaya referensi A1, yang merujuk ke kolom dengan huruf (A hingga XFD, dengan total kolom 16,384) dan merujuk pada baris dengan angka (1 hingga 1.048.576). Huruf dan angka ini disebut judul baris dan kolom. Untuk merujuk ke sel, masukkan huruf kolom diikuti dengan angka baris. Misalnya, B2 merujuk ke sel irisan dari kolom B dan baris 2.
Untuk merujuk ke Gunakan
Sel dalam kolom A dan baris 10 A10
Rentang sel dalam kolom A dan baris 10 hingga 20 A10:A20
Rentang sel dalam baris 15 dan kolom B hingga E B15:E15
Semua sel dalam baris 5 5:5
Semua sel dalam baris 5 hingga 10 5:10
Semua sel dalam kolom H H:H
Semua sel dalam kolom H hingga J H:J
Rentang sel dalam kolom A hingga E dan baris 10 hingga 20 A10:E20
Membuat referensi ke lembar kerja lain    Dalam contoh berikut ini, fungsi lembar kerja AVERAGE menghitung nilai rata-rata untuk rentang B1:B10 pada lembar kerja yang dinamai Marketing dalam buku kerja yang sama.

Contoh referensi lembar
Referensi untuk rentang sel di lembar kerja lain dalam buku kerja yang sama
Callout 1 Merujuk ke lembar kerja bernama Marketing
Callout 2 Merujuk ke rentang sel antara dan mencakup B1 dan B10
Callout 3 Memisahkan referensi lembar kerja dari referensi rentang sel

Perbedaan antara referensi absolut, relatif dan campuran

Referensi relatif    Referensi sel relatif dalam rumus, seperti A1, didasarkan pada posisi relatif dari sel yang berisi rumus dan sel yang dirujuk referensi. Jika posisi sel yang berisi rumus berubah, referensi berubah. Jika Anda menyalin atau mengisi rumus baris mendatar atau kolom menurun, referensi menyesuaikan secara otomatis. Secara default, rumus baru menggunakan referensi relatif. Misalnya, jika Anda menyalin atau mengisi referensi relatif dalam sel B2 ke sel B3, referensi disesuaikan secara otomatis dari =A1 ke =A2.

Menyalin rumus dengan referensi relatif
Menyalin rumus dengan referensi relatif

Referensi absolut    Referensi sel absolut dalam rumus, seperti $A$1, selalu merujuk ke sel dalam lokasi tertentu. Jika posisi sel yang berisi rumus berubah, referensi absolut tetap sama. Jika Anda menyalin atau mengisi baris mendatar atau kolom menurun, referensi absolut tidak disesuaikan. Secara default, rumus baru menggunakan referensi relatif , jadi Anda mungkin harus mengubahnya menjadi referensi absolut. Misalnya, jika Anda menyalin atau mengisi referensi absolut dalam sel B2 ke cell B3, referensi tetap sama dalam kedua sel: =$A$1.

Menyalin rumus dengan referensi absolut
Menyalin rumus dengan referensi absolut

Referensi campuran    Referensi campuran memiliki kolom absolut dan baris relatif, atau baris absolut dan kolom relatif. Kolom referensi absolut berupa $A1, $B1, dan seterusnya. Baris referensi absolut berupa A$1, B$1, dan seterusnya. Jika posisi sel yang berisi rumus berubah, referensi relatif juga berubah, dan referensi absolut tidak berubah. Jika Anda menyalin rumus baris mendatar dan kolom menurun, referensi relatif disesuaikan secara otomatis, dan referensi absolut tidak disesuaikan secara otomatis. Contohnya, jika Anda menyalin atau mengisi referensi campuran dari sel A2 ke B3, referensi disesuaikan dari =A$1 ke =B$1.

Menyalin rumus dengan referensi campuran
Menyalin rumus dengan referensi campuran

Gaya referensi 3-D

Mereferensikan beberapa lembar kerja dengan nyaman    Jika Anda ingin menganalisa data dalam sel yang sama atau rentang sel di beberapa lembar kerja di dalam buku kerja, gunakan referensi 3-D. Referensi 3-D termasuk referensi sel atau rentang, didahului dengan nama lembar kerja. Excel menggunakan semua lembar kerja yang disimpan di antara nama awal dan nama akhir referensi. Misalnya, =SUM(Sheet2:Sheet13!B5) menambahkan semua nilai yang terdapat di sel B5 pada semua lembar kerja di antara dan termasuk Lembar 2 dan Lembar 13.
  • Anda bisa menggunakan referensi 3-D untuk merujuk ke sel di lembar lain, untuk menentukan nama, dan untuk membuat rumus dengan menggunakan fungsi berikut ini: SUM, AVERAGE, AVERAGEA, COUNT, COUNTA, MAX, MAXA, MIN, MINA, PRODUCT, STDEV.P, STDEV.S, STDEVA, STDEVPA, VAR.P, VAR.S, VARA, dan VARPA.
  • Referensi 3-D tidak bisa digunakan dalam rumus array.
  • Referensi 3-D tidak bisa digunakan dengan operator irisan (satu spasi) atau dalam rumus yang menggunakan irisan implisit.
Apa yang terjadi ketika Anda memindahkan, menyalin, menyisipkan, atau menghapus lembar kerja    Contoh berikut ini menjelaskan apa yang terjadi ketika Anda memindahkan, menyalin, menyisipkan, atau menghapus lembar kerja yang termasuk dalam referensi 3-D. Contoh yang menggunakan rumus =SUM(Sheet2:Sheet6!A2:A5) untuk menambahkan sel A2 hingga A5 pada lembar kerja 2 hingga 6.
  • Sisipkan atau salin     Jika Anda menyisipkan atau menyalin lembar kerja antara Sheet2 dan Sheet6 (titik akhir dalam contoh ini), Excel akan memasukkan semua nilai dalam sel A2 sampai A5 dari lembar kerja yang ditambahkan dalam perhitungan.
  • Hapus     Jika Anda menghapus lembar antara Sheet2 dan Sheet6, Excel akan menghapus nilainya dari perhitungan.
  • Pindahkan     Jika Anda memindahkan lembar dari antara Sheet2 dan Sheet6 ke lokasi di luar rentang lembar yang dirujuk, Excel akan menghapus nilainya dari perhitungan.
  • Pindahkan titik akhir    Jika Anda memindahkan Sheet2 atau Sheet6 ke lokasi lain di buku kerja yang sama, Excel menyesuaikan perhitungan untuk mengakomodasi rentang baru lembar antara keduanya.
  • Hapus titik akhir    Jika Anda menghapus Sheet2 atau Sheet6, Excel menyesuaikan perhitungan untuk mengakomodasi rentang baru lembar antara keduanya.

Gaya referensi R1C1

Anda juga bisa menggunakan gaya referensi di mana kedua baris dan kolom pada lembar kerja bernomor. Gaya Referensi R1C1 berguna untuk komputasi posisi baris dan kolom dalam makro. Dalam gaya R1C1, Excel menunjukkan lokasi sel dengan "R" diikuti oleh jumlah baris dan "C" diikuti oleh jumlah kolom.
Referensi Arti
R[-2]C Referensi relatif ke sel dua baris ke atas dan dalam kolom yang sama
R[2]C[2] Referensi relatif ke sel dua baris ke bawah dan dua kolom ke kanan
R2C2 Referensi absolut ke sel dalam baris kedua dan dalam kolom kedua.
R[-1] Referensi relatif ke seluruh baris di atas sel aktif
R Referensi absolut ke baris saat ini
Ketika Anda merekam makro, Excel merekam beberapa perintah dengan menggunakan gaya referensi R1C1. Misalnya, jika Anda merekam perintah, seperti mengklik tombol AutoSum untuk menyisipkan rumus yang menambahkan rentang sel, Excel merekam rumus dengan menggunakan gaya referensi R1C1, bukan gaya referensi A1.
Anda bisa mengaktifkan atau menonaktifkan gaya referensi R1C1 dengan mencentang atau mengosongkan kotak centang gaya referensi R1C1di bawah bagian Bekerja dengan rumus dalam kategori Rumus di kotak dialog Opsi. Untuk menampilkan kotak dialog ini, klik tab File.

Menggunakan nama dalam rumus

Anda bisa membuat nama yang ditentukan untuk mewakili sel, rentang sel, rumus, konstanta, atau tabel Excel. Nama adalah singkatan bermakna yang memudahkan untuk memahami tujuan suatu referensi sel, konstanta, rumus, atau tabel, yang akan sulit untuk dipahami secara sekilas. Informasi berikut ini memperlihatkan contoh-contoh umum nama dan bagaimana menggunakannya dalam rumus bisa meningkatkan kejelasan dan membuat rumus lebih mudah dipahami.
Tipe contoh Contoh, menggunakan rentang dan bukan nama Contoh, menggunakan nama
Referensi =SUM(A16:A20) =SUM(Sales)
Konstanta =PRODUCT(A12,9.5%) =PRODUCT(Price,KCTaxRate)
Rumus =TEXT(VLOOKUP(MAX(A16,A20),A16:B20,2,FALSE),"m/dd/yyyy") =TEXT(VLOOKUP(MAX(Sales),SalesInfo,2,FALSE),"m/dd/yyyy")
Tabel A22:B25 =PRODUCT(Price,Table1[@Tax Rate])

Contoh dalam lembar kerja

Salin contoh data di dalam tabel berikut ini dan tempel ke dalam sel A1 lembar kerja Excel yang baru. Agar rumus memperlihatkan hasil, pilih datanya, tekan F2, lalu tekan Enter. Jika perlu, Anda bisa menyesuaikan lebar kolom untuk melihat semua data.
Tipe contoh Contoh, tidak menggunakan nama Contoh, menggunakan nama Rumus dan hasilnya, menggunakan nama
Referensi '=SUM(A9:A13) '=SUM(Sales) =SUM(Sales)
Rumus '=TEXT(VLOOKUP(MAX(A9:13),A9:B13,2,FALSE),"m/dd/yyyy") '=TEXT(VLOOKUP(MAX(Sales),SalesInfo,2,FALSE),"m/dd/yyyy") =TEXT(VLOOKUP(MAX(Sales),SalesInfo,2,FALSE),"m/dd/yyyy")
       
Harga      
$995      
       
Penjualan Tanggal Penjualan    
$249 17/3/2011    
$399 2/4/2011    
$643 23/4/2011    
$275 30/4/2011    
$447 5/4/2011    
Catatan: Dalam rumus di kolom C dan D, nama yang ditentukan "Sales" menggantikan referensi ke (rentang) A9:A13 dan nama "SalesInfo" menggantikan rentang A9:B13.

Tipe-tipe nama

Ada beberapa tipe nama yang bisa Anda buat dan gunakan.
Nama yang ditentukan    Nama mewakili nilai sel, rentang sel, rumus, atau konstanta. Anda bisa membuat sendiri nama yang ditentukan. Juga, Excel kadang-kadang membuat nama yang ditentukan untuk Anda, seperti ketika Anda mengatur area cetak.
Nama tabel    Nama untuk tabel Excel, yang merupakan koleksi data mengenai subjek tertentu yang disimpan dalam rekaman (baris) dan bidang (kolom). Excel membuat nama tabel default Excel Table1, Table2, dan seterusnya, setiap kali Anda menyisipkan tabel Excel, tapi Anda bisa mengubah nama ini untuk membuatnya lebih bermakna.
Untuk informasi selengkapnya mengenai tabel Excel, lihat Menggunakan referensi terstruktur dengan tabel Excel.

Membuat dan memasukkan nama

Anda membuat nama dengan menggunakan:
  • Kotak nama pada bilah rumus    Ini paling cocok digunakan untuk membuat nama tingkat buku kerja untuk rentang terpilih.
  • Buat nama dari pilihan    Anda bisa membuat nama dengan nyaman dari label baris dan kolom yang telah ada dengan menggunakan pilihan sel dalam buku kerja.
  • Kotak dialog Nama Baru     Ini cara terbaik apabila Anda menginginkan fleksibilitas dalam membuat nama, misalnya menentukan lingkup tingkat lembar kerja atau membuat komentar nama.
 Catatan   Secara default, nama menggunakan referensi sel absolut.
Anda bisa memasukkan nama dengan:
  • Ketik     Ketikkan nama, misalnya, sebagai argumen untuk rumus.
  • Menggunakan Rumus LengkapiOtomatis    Gunakan Rumus LengkapiOtomatis daftar turun bawah, di mana nama yang valid secara otomatis dicantumkan untuk Anda.
  • Memilih dari perintah Gunakan dalam Rumus    Pilih nama yang ditentukan dari daftar yang tersedia di perintah Gunakan dalan Rumus dalam grup Nama yang Ditentukan pada tab Rumus.
Untuk informasi selengkapnya, lihat Menentukan dan menggunakan nama dalam rumus.

Menggunakan rumus array dan konstanta array

Rumus array bisa menjalankan beberapa perhitungan dan menghasilkan satu hasil atau beberapa hasil. Rumus array dijalankan pada dua atau beberapa set nilai yang dikenal sebagai argumen array. Setiap argumen array harus memiliki jumlah baris dan kolom yang sama. Anda membuat rumus array dengan cara yang sama yang Anda gunakan untuk membuat rumus yang lain, kecuali Anda menekan CTRL+SHIFT+ENTER untuk memasukkan rumus. Beberapa fungsi bawaan merupakan rumus array, dan harus dimasukkan sebagai array untuk mendapatkan hasil yang tepat.
Konstanta array bisa digunakan dalam tempat yang direferensikan ketika Anda tidak ingin memasukkan setiap nilai konstanta dalam sel yang terpisah pada lembar kerja.

Gunakan rumus array untuk menghitung satu hasil atau beberapa hasil

Ketika Anda memasukkan rumus array, Excel secara otomatis menyisipkan rumus di antara { } (kurung kurawal).
Untuk menghitung satu hasil    Tipe rumus array ini bisa menyederhanakan model buku kerja dengan mengganti beberapa rumus yang berbeda dengan satu rumus array.
Contohnya, rumus berikut menghitung nilai total array harga dan jumlah saham, tanpa menggunakan baris sel untuk menghitung dan menampilkan nilai individual untuk setiap saham.

Rumus array yang menghasilkan sebuah hasil
Rumus array yang menghasilkan sebuah hasil

Ketika Anda memasukkan ={SUM(B2:D2*B3:D3)} sebagai rumus array, rumus mengalikan Jumlah dan Harga untuk setiap saham, lalu menambahkan hasil perhitungan tersebut sekaligus.
Untuk menghitung beberapa hasil    Beberapa fungsi buku kerja menghasilkan nilai array, atau membutuhkan nilai array sebagai argumen. Untuk menghitung beberapa hasil dengan rumus array, Anda harus memasukan array ke dalam rentang sel yang memiliki jumlah baris dan kolom yang sama dengan argumen array.
Misalnya, adanya seri tiga angka penjualan (dalam kolom B) untuk seri tiga bulan (dalam kolom A), fungsi TREND menentukan nilai langsung untuk angka penjualan tersebut. Untuk menampilkan semua hasil rumus, semuanya dimasukkan ke dalam tiga sel di dalam kolom C (C1:C3).

Rumus array yang menghasilkan beberapa hasil
Rumus array yang menghasilkan beberapa hasil

Saat Anda memasukkan rumus =TREND(B1:B3,A1:A3) sebagai rumus array, rumus menghasilkan tiga hasil terpisah (22196, 17079, dan 11962), didasarkan pada tiga angka penjualan dan tiga bulan.

Menggunakan konstanta array

Dalam rumus biasa, Anda bisa memasukkan referensi ke sel yang berisi nilai, atau nilai itu sendiri, juga disebut konstanta. Begitu juga, dalam rumus array Anda bisa memasukkan referensi ke array, atau memasukkan nilai yang dimuat dalam sel, juga disebut konstanta array. Rumus menerima konstanta dalam cara yang sama yang dilakukan rumus non array, Anda harus memasukkan konstanta array dalam format tertentu.
Konstanta array bisa berisi angka, teks, nilai logika seperti TRUE atau FALSE, atau nilai kesalahan seperti #N/A. Tipe-tipe nilai yang berbeda bisa berada di konstanta array yang berbeda — misalnya, {1,3,4;TRUE,FALSE,TRUE}. Jumlah konstanta array bisa berupa bilangan bulat, desimal, atau format ilmiah. Teks harus dimasukkan dalam tanda petik ganda — misalnya, "Selasa".
Konstanta array tidak boleh berisi referensi sel, kolom atau baris yang panjangnya tidak sama, rumus, atau karakter khusus $ (tanda dolar), tanda kurung atau % (tanda persen).
Ketika Anda memformat konstanta array, pastikan Anda:
  • Memasukkannya dalam kurung kurawal ( { } ).
  • Memisahkan nilai dalam kolom yang berbeda dengan menggunakan koma (,). Misalnya, untuk mewakili nilai 10, 20, 30, dan 40, Anda memasukkan {10,20,30,40}. Konstanta array ini dikenal sebagai array 1 kali 4 dan sama dengan referensi 1-baris-kali-4-kolom.
  • Memisahkan nilai dalam baris yang berbeda dengan menggunakan titik koma(;). Misalnya, untuk mewakili nilai 10, 20, 30, dan 40 dalam satu baris dan 50, 60, 70, dan 80 dalam baris tepat di bawahnya, Anda memasukkan konstanta 2 kali 4: {10,20,30,40;50,60,70,80}.

ARTI SEBUAH LAMBANG FARMASI


Apa sih arti dari lambang farmasi ? Kok ada ularnya? Apa hubungannya dengan farmasi?
Seperti yang kita ketahui ular adalah hewan yang memiliki racun (bisa) yang dapat mematikan, namun tahukah kamu? racun tersebut bisa di ubah menjadi obat yang bermanfaat untuk menyembuhkan. Farmasi adalah tenaga kesehatan yang berperan dalam hal obat - obatan, obat memiliki fungsi yang sebenarnya untuk menyembuhkan tetapi obat jika juga dapat menjadi racun yang dapat membunuh jika disalah gunakan. Inilah persamaan antara racun pada ular dan obat, sehingga digunakan gambar ular sebagai lambang farmasi. Ini adalah penjelasan sederhana tentang lambang farmasi, arti yang lebih dalam ada di  teks dibahwah ini.




Lambang farmasi ( "Bowl of Hygeia" ) tersebut merupakan patung yang menggambarkan dewi Yunani-Hygieia-sedang memegang mangkuk dengan ular jinak yang mengitarinya dan seolah minum dari mangkuk tersebut. Hygeia adalah dewi kesehatan, kebersihan dan sanitasi yang merupakan seorang anak dari Asclepius (Dewa pengobatan dan penyembuhan dalam mitologi yunani). Beberapa orang berpendapat bahwa mangkuk Hygeia dan ular merupakan simbol keseimbangan alam di muka bumi. Ular menggambarkan pasien yang bebas memilih untuk mengobati dirinya sendiri atau tidak. Menurut kepercayaan Yunani kuno, ular yang melilit pada mangkuk menggambarkan kebijaksanaan dan kesembuhan. Hal ini dikarenakan ketika orang mati akan berada pada alam baka yang entah baik atau buruk dan ular dipercaya bisa berkomunikasi dengan orang mati tersebut. Bahkan ular juga dipercaya bisa membawa jiwa orang yang telah meninggal untuk membantu kehidupan.

ADAT ISTIADAT BUDAYA SUNDA

1.    Teori
Adat Istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun-temurun dari generasi satu ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat Pada umumnya menyangkut tentang unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti acara-acara keramaian anak negeri, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab, tari-tarian dan aneka kesenian yang dihubungkan dengan upacara perhelatan perkawinan, pengangkatan penghulu maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung.
Adat istiadat semacam ini sangat tergantung pada  situasi sosial ekonomi masyarakat. Bila sedang panen baik biasanya megah meriah, begitu pula bila keadaan sebaliknya. Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.
Suku Sunda adalah suatu suku etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, dari Ujung Kulon yang berada di ujung barat pulau Jawa sampai sebagian
Jawa Tengah. Suku bangsa yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini. 65% penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda yang merupakan penduduk asli provinsi ini. Suku lainnya adalah Suku Jawa yang banyak dijumpai di daerah bagian utara Jawa Barat.
Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Maka dari itu saya akan mendeskripsikan kebudayaan tersebut.
            2.    Kasus/Artikel
Dari teori yang ada maka kasus dari masalah ini adalah bagaimana adat istiadat pernikahan yang berlaku dikeluarga saya yaitu menggunakan adat sunda (jawa barat).
          3.    Analisis
Adat istiadat timbul dari suatu kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Sehingga kemudian kebiasaan tersebut ditetapkan menjadi suatu adat istiadat. Adat istiadat bisa menjadi norma, sehingga bisa menjadi tatanan atau aturan – aturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengikat meski tidak sekuat hukum. Namun sangsinya adalah dikucilkan dari masyarakat tersebut.
Dalam hal ini saya ingin mengamati bahwa dalam kehidupan di keluarga saya lebih mendominasi adat sunda yaitu dari keluarga ayah dan ibu saya. Contohnya pernikahan kakak saya seperti :
1.     Upacara sebelum akad nikah
Pada upacara ini biasanya dilaksanakan adat :

(1) Neundeun Omong : yaitu kunjungan orang tua jejaka kepada orang tua si gadis untuk bersilaturahmi dan menyimpan pesan bahwa kelak anak gadisnya akan dilamar.
(2) Ngalamar : nanyaan atau nyeureuhan yaitu kunjungan orang tua jejaka untuk meminang/melamar si gadis, dalam kunjungan tersebut dibahas pula mengenai rencana waktu penikahannya. Sebagai acara penutup dalam ngalamar ini si pelamar memberikan uang sekedarnya kepada orang tua si gadis sebagai panyangcang atau pengikat, kadang-kadang dilengkapi pula dengan sirih pinang selengkapnya disertai kue-kue & buah-buahan. Mulai saat itu si gadis telah terikat dan disebut orang bertunangan.
(3) Seserahan: yaitu menyerahkan si jejaka calon pengantin pria kepada calon mertuanya untuk dikawinkan kepada si gadis. Pada acara ini biasa dihadiri oleh para kerabat terdekat, di samping menyerahkan calon pengantin pria juga barang-barang berupa uang, pakaian, perhiasan, kosmetik dan perlengkapan wanita, dalam hal ini tergantung pula pada kemampuan pihak calon pengantin pria. Upacara ini dilakukan 1 atau 2 hari sebelum hari perkawinan atau adapula yang melaksanakan pada hari perkawinan sebelum akad nikah dimulai.
(4) Ngeuyeuk Seureuh: artinya mengerjakan dan mengatur sirih serta mengait-ngaitkannya. Upacara ini dilakukan sehari sebelum hari perkawinan, yang menghadiri upacara ini adalah kedua calon pengantin, orang tua calon pengantin dan para undangan yang telah dewasa. Upacara dipimpin oleh seorang pengetua, benda perlengkapan untuk upacara ini seperti sirih beranting, setandan buah pinang, mayang pinang, tembakau, kasang jinem/kain, elekan, dll semuanya mengandung makna/perlambang dalam kehidupan berumah tangga. Upacara ngeuyeuk seureuh dimaksudkan untuk menasihati kedua calon mempelai tentang pandangan hidup dan cara menjalankan kehidupan berumah tangga berdasarkan etika dan agama, agar bahagia dan selamat. Upacara pokok dalam adat perkawinan adalah ijab kabul atau akad nikah .
2.      Upacara adat akad nikah  
Upacara perkawinan dapat dilaksanakan apabila telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam agama Islam dan adat. Ketentuan tersebut adalah: adanya keinginan dari kedua calon mempelai tanpa paksaan, harus ada wali nikah yaitu ayah calon mempelai perempuan atau wakilnya yang sah, ada ijab kabul, ada saksi dan ada mas kawin. Yang memimpin pelaksanaan akad nikah adalah seorang Penghulu atau Naib, yaitu pejabat KUA.
Upacara akad nikah biasa dilaksanakan di Mesjid atau di rumah mempelai wanita. Adapun pelaksanaannya adalah kedua mempelai duduk bersanding diapit oleh orang tua kedua mempelai, mereka duduk berhadapan dengan penghulu yang di kanan kirinya didampingi oleh 2 orang saksi dan para undangan duduk berkeliling. Yang mengawinkan harus wali dari mempelai perempuan atau mewakilkan kepada penghulu. Kalimat menikahkan dari penghulu disebut ijab, sedang sambutan dari mempelai pria disebut qobul (kabul). Setelah dilakukan ijab-qobul dengan baik selanjutnya mempelai pria membacakan talek, yang bermakna ‘janji’ dan menandatangani surat nikah. Upacara diakhiri dengan penyerahan mas kawin dari mempelai pria kepada mempelai wanita.
3.     Upacara adat sesudah akad nikah
  • Munjungan / sungkeman : yaitu kedua mempelai sungkem kepada kedua orang tua mempelai untuk meminta doa restu.
  • Upacara sawer (nyawer)  : perlengkapan yang diperlukan adalah sebuah bokor yang berisi beras kuning, uang kecil (receh) /logam, bunga, dua buah tektek (lipatan sirih yang berisi ramuan untuk menyirih), dan permen. Pada pelaksanaannya kedua mempelai duduk di halaman rumah di bawah cucuran atap (panyaweran), upacara dipimpin oleh juru sawer. Juru sawer menaburkan isi bokor tadi kepada kedua pengantin dan para undangan sebagai selingan dari syair yang dinyanyikan olehnya sendiri. Adapun makna dari upacara nyawer tersurat dalam syair yang ditembangkan juru sawer, intinya adalah memberikan nasehat kepada kedua mempelai agar saling mengasihani, dan mendo’akan agar kedua mempelai mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam membina rumah tangganya, hidup rukun sampai diakhir hayatnya.
  • Upacara Nincak Endog     : setelah upacara nyawer kedua mempelai mendekati tangga rumah , di sana telah tersedia perlengkapan seperti sebuah ajug/lilin, seikat harupat (sagar enau) berisikan 7 batang, sebuah tunjangan atau barera (alat tenun tradisional) yang diikat kain tenun poleng, sebuah elekan, sebutir telur ayam mentah, sebuah kendi berisi air, dan batu pipisan, semua perlengkapan ini mempunyai perlambang. Dalam pelaksanaannya lilin dinyalakan, mempelai wanita membakar ujung harupat selanjutnya dibuang, lalu mempelai pria menginjak telur, setelah itu kakinya ditaruh di atas batu pipisan untuk dibasuh air kendi oleh mempelai wanita dan kendinya langsung dihempaskan ke tanah hingga hancur. Makna dari upacara ini adalah menggambarkan pengabdian seorang istri kepada suaminya.
  • Upacara Buka Pintu         : upacara ini dilaksanakan setelah upacara nincak endog, mempelai wanita masuk ke dalam rumah sedangkan mempelai pria menunggu di luar, hal ini menunjukan bahwa mempelai wanita belum mau membukakan pintu sebelum mempelai pria kedengaran mengucapkan sahadat. Maksud upacara ini untuk meyakinkan kebenarannya beragama Islam. Setelah membacakan sahadat pintu dibuka dan mempelai pria dipersilakan masuk. Tanya jawab antara keduanya dilakukan dengan nyanyian (tembang) yang dilakukan oleh juru tembang.
  • Upacara Huap Lingkung  : Kedua mempelai duduk bersanding, yang wanita di sebelah kiri pria, di depan mempelai telah tersedia adep-adep yaitu nasi kuning dan bakakak ayam (panggang ayam yang bagian dadanya dibelah dua). Mula-mula bakakak ayam dipegang kedua mempelai lalu saling tarik menarik hingga menjadi dua. Siapa yang mendapatkan bagian terbesar dialah yang akan memperoleh rejeki besar diantara keduanya. Setelah itu kedua mempelai huap lingkung , saling menyuapi. Upacara ini dimaksudkan agar kedua mempelai harus saling member tanpa batas dengan tulus dan ikhlas sepenuh hati. Setelah upacara huap lingkung kedua mempelai dipersilakan duduk di pelaminan diapit oleh kedua orang tua mempelai untuk menerima ucapan selamat dari para tamu undangan.
Kesimpulannya Adat Istiadat adalah segala aturan, ketentuan, tindakan, dan sebagainya yang menjadi kebiasaan secara turun temurun. Adat istiadat pernikahan dikeluarga saya adalah menggunakan adat sunda. Karena adat sunda lebih ke dalam sikap dan perilaku sehari-hari yaitu sopan santun dan ramah.
4.     Referensi        :