Thursday, June 16, 2011

ANALISIS AKAR MASALAH DALAM MERANCANG INOVASI PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia dalam setengah abad terakhir ini dan dalam abad yang akan datang ditandai dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan tersebut telah menumbuhkan dan mendorong inovasi baru, baik dalam perkembangan ilmu itu sendiri maupun dalam menciptakan dan mengembangkan teknologi, demikian juga dalam meningkatkan kerja.
Pengalaman negara-negara maju menunjukkan bahwa keberhasilan mereka mencapai kemajuan tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan produktivitas rakyatnya, terutama pengetahuan dan produktivitas angkatan kerjanya. Mereka tidak henti-hentinya menciptakan inovasi di berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.Kata inovasi seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dapat dikategorikan sebagai inovasi. Rogers (1983 : 11) memberikan batasan yang dimaksud dengan inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau objek benda yang dipandang baru oleh seseorang atau kelompok adopter lain. Kata "baru" bersifat sangat relatif, bisa karena seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama tahu.
Lebih lanjut Rogers (1983 : 12-16) mengemukakan karakteristik yang dikandung oleh suatu inovasi mencakup :
a)      Adanya keunggulan relatif ; sejauh mana inovasi dianggap lebih baik dari gagasan sebelumnya. Biasanya tolok ukurnya adalah faktor ekonomi, sosial, kepuasan, dan kenyamanan.
b)      Kesesuaian ; merujuk kepada bagaimana suatu inovasi dipandang konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman yang lalu, dan sejauh mana dapat mengatasi kebutuhan calon penerima (adopter).
c)      Kompleksitas ; hal kompleksitas ini berkenaan dengan tingkat kesulitan suatu inovasi untuk dilaksanakan dibandingkan dengan kegunaannya. Apakah inovasi tersebut gagasannya sederhana atau sulit untuk dipahami, dan apakah tingkat kesulitan tersebut seimbang dengan kegunaannya.
d)     Trialabilitas ; aspek ini berkaitan dengan bagaimana tingkat ketercobaannya. Apakah inovasi tersebut mudah untuk diujicobakan.
e)      Observabilitas ; merujuk kepada bagaimana manfaat (hasil) inovasi dapat dilihat oleh masyarakat terutama masyarakat sasaran.
Pada dasarnya, inovasi diciptakan untuk memecahkan masalah. Dalam bidang pendidikan, inovasi diciptakan dengan tujuan untuk memecahkan berbagai masalah yang muncul di suatu instisuti pendidikan. Tanpa adanya inovasi, biasanya sebuah institusi pendidikan akan sulit mencapai kemajuan, terutama dalam mencapai target organiasasi yang telah dirancanga bersama.
Oleh karena itu, langkah awal dalam menciptakan sebuah inovasi aadalah mendeteksi akar permasalahan yang muncul di dunia pendidikan. Dengan analisis akar masalah, kita dapat menemukan inovasi apa yang paling tepat untuk diimplementasikan guna nenecahkan masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana prosedur dalam menganalisis akar permasalahan dalam inovasi pendidikan? Dan apa fungsi dari analisa tersebut?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini menjelaskan tahapan-tahapan dalam melakukan sebuah analisa akar masalah dalam inovasi pendidikan. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pihak-piohak yang berkepentingan dalam pendidikan, agar nantinya dapat merancang sebuah inovasi yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.

D. Manfaat Penulisan
Semoga makalah ini memberikan kontribusi yang berarti bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, terutama para praktisi pendidikan yang akan menciptakan inovasi pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan dan tercapainya tujuan nasional pendidikan yakni mencetak insan-insan yang cerdas, kompetitif dan bermartabat.

     BAB II
PEMBAHASAN
A. Permasalahan Pendidikan
Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya.
Filsafat dalam pendidikan (filsafat pendidikan) digunakan untuk memecahkan problem hidup dan kehidupan manusia sepanjang perkembangannya dan digunakan untuk memecahkan problematika pendidikan masa kini.
Beberapa masalah pendidikan yang sering muncul, yaitu :
1)      Masalah pertama dan yang mendasar ialah tentang hakikat pendidikan.
Mengapa pendidikan itu harus ada pada manusia. Adalah merupakan hakikat hidup dan kehidupan. Apakah hakikat manusia itu dan bagaimana hubungan antara pendidikan dengan hidup dan kehidupan manusia?
2)      Apakah pendidikan itu berguna untuk membina kepribadian manusia?
Apakah potensi hereditas yang menentukan kepribadian manusia?
Apakah ada faktor yang dari luar dan lingkungan, tetapi tidak berkembang dengan baik?
3)      Apakah sebenarnya tujuan pendidikan itu? Apakah pendidikan itu untuk individu atau untuk kepentingan masyarakat? Apakah pembinaan itu untuk dan demi kehidupan riil dan material di dunia ataukah untuk kehidupan di akhirat kelak?
4)      Siapakah hakikatnya yang bertanggung jawab atas pendidikan?
Bagaimana hubungan tanggung jawab antara keluarga, masyarakat, dan sekolah terhadap pendidikan?
5)      Apakah hakikat kepribadian manusia itu? Manakah yang lebih untuk dididik; akal, perasaan, atau kemauannya, pendidikan jasmani atau mentalnya, pendidikan skill ataukah intelektualnya atau kesemuanya itu?
6)      Apakah hakikat masyarakat dan bagaimana kedudukan individu dalam masyarakat? Apakah individu itu independen, ataukah dependen dalam masyarakat?
7)      Apakah isi kurikulum yang relevan dengan pendidikan yang ideal?
Apakah kurikulum itu mengutamakan pembinaan kepribadian?
8)      Bagaimana metoda pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan yang ideal? Bagaimana kepemimpinannya dan pengaturan aspek-aspek sosial paedagogis lainnya?
9)      Bagaimana asas penyelenggaraan pendidikan yang baik, apakah sentralisasi, desentralisasi, ataukah otonomi, apakah oleh Negara, ataukah swasta?
Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dijawab dengan analisa filsafat sebagai berikut :
a)      Pendidikan mutlak harus ada pada manusia, karena pendidikan merupakan hakikat hidup dan kehidupan. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Allah yang dibekali dengan berbagai kelebihan, di antaranya kemampuan berfikir, kemampuan berperasaan, kemampuan mencari kebenaran, dan kemampuan lainnya. Kemampuan-kemampuan tersebut tidak akan berkembang apabila manusia tidak mendapatkan pendidikan. Allah SWT dengan jelas memerintahkan kita untuk “IQRO” dalam surat Al-Alaq yang merupakan kalamullah pertama pada Rosulullah SAW. Iqro di sini tidak bisa diartikan secara sempit sebagai “bacalah”, tetapi dalam arti luas agar manusia menggunakan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah Allah SWT berikan sebagai khalifah fil ardl. Sehingga pendidikan merupakan sarana untuk melaksanakan dan perwujudan tugas manusia sebagai utusan Allah di bumi ini. Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam, dengan sesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Sang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir.
b)      Pendidikan berguna untuk membina kepribadian manusia. Dengan pendidikan maka terbentuklah pribadi yang baik sehingga di dalam pergaulan dengan manusia lain, individu dapat hidup dengan tenang. Pendidikan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial manusia tanpa kehilangan pribadinya masing-masing. Sejak dahulu, disepakati bahwa dalam pribadi individu tumbuh atas dua kekuatan yaitu : kekuatan dari dalam (kemampuan-kemampuan dasar), Ki Hajar Dewantara menyebutnya dengan istilah “faktor dasar” dan kekuatan dari luar (faktor lingkungan), Ki Hajar Dewantara menyebutnya dengan istilah “faktor ajar”.
c)      Teori konvergensi yang berpendapat bahwa kemampuan dasar dan faktor dari luar saling memberi pengaruh, kedua kekuatan itu sebenarnya berpadu menjadi satu. Si pribadi terpengaruh lingkungan, dan lingkungan pun diubah oleh si pribadi. Faktor-faktor intern (dari dalam) berkembang dan hasil perkembangannya digunakan untuk mengembangkan pribadi di lingkungan. Faktor dari luar dan lingkungan kadang tidak berkembang dengan baik, misalnya ketika pribadi terpengaruh oleh hal-hal negatif yang timbul dari luar dirinya.
d)     Pendidikan adalah proses penyesuian diri secara timbal balik antara manusia dengan alam, dengan sesama manusia atau juga pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah manusia oleh dan untuk kepentingan pribadi dirinya dan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan tersebut dalam hubungannya dengan Sang Maha Pencipta sebagai tujuan akhir.
e)      Secara sederhana Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa, “Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Tujuan Pendidikan Nasional adalah menghasilkan manusia yang berkualitas yang dideskripsikan dengan jelas dalam UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan tahun 2003, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, berjiwa patriotik, cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, menghargai jasa pahlawan, dan berorientasi pada masa depan.
f)       Pada hakikatnya pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, yakni keluarga, masyarakat, dan sekolah/ lembaga pendidikan. Keluarga sebagai lembaga pertama dan utama pendidikan, masyarakat sebagai tempat berkembangnya pendidikan, dan sekolah sebagai lembaga formal dalam pendidikan. Pendidikan keluarga sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian anak. Keluarga yang menghadirkan anak ke dunia, secara kodrat bertugas mendidik anak. Kebiasaan-kebiasaan yang ada di keluarga akan sangat membekas dalam diri individu setelah individu makin tumbuh berkembang. Selanjutnya pengaruh dari sekolah dan masyarakat yang akan tertanam dalam diri anak.
g)      Kata kepribadian berasal dari kata personality (bahasa Inggris) yang berasal dari kata persona (bahasa Latin yang berarti kedok/ topeng) yang maksudnya menggambarkan perilaku, watak/ pribadi seseorang. Hal itu dilakukan oleh karena terdapat ciri-ciri yang khas yang dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian yang baik ataupun yang kurang baik.
h)      Kurikulum yang relevan dengan pendidikan yang ideal adalah kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Kurikulum menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal. Pembinaan kepribadian merupakan kajian utama kurikulum. Materi program berupa kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan self-esteem, motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalah perumusan tujuan, perencanaan, efektifitas, hubungan antar pribadi, keterampilan berkomunikasi, keefektifan lintas budaya, dan perilaku yang bertanggung jawab.
i)        Metode pendidikan sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pendidikan yang ideal. Metode yang tepat jika mengandung nilai-nilai intrinsik dan ekstrinsik yang sejalan dengan mata pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam. Guru sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab untuk memilih, menggunakan dan memberikan metode yang efektif dalam mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum. Kepemimpinan dan pengaturan aspek-aspek paedagogis harus dilakukan para pelaku pendidikan guna memperlancar proses tercapainya tujuan pendidikan yang ideal.

B. Inovasi Pendidikan
Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu kelompok sosial. Inovasi dalam bidang pendidikan adalah sesuatu yang baru dalam bidang pendidikan yang diciptakan guna memecahkan masalah pendidikan.

C. Analisis Akar Masalah dalam Inovasi Pendidikan
Analisis akar masalah dalam bidang pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi dan investigasi yang efisien dalam menganalisa risiko yang timbul, untuk membantu manajemen mencari solusi perbaikan dan meningkatkan mutu pelayanan pendidikan.
Sebelum melakukan sebuah proyek inovasi, diperlukan analisa tentang situasi yang akan berkaitan dengan proyek tersebut. Masalah yang paling penting adalah melakukan identifikasi dengan analisis akar masalah, yang menjadi fokus utama dalam sebuah proyek inovasi. Sebelum memulai investigasi masalah, perlu dikumpulkan fakta-fakta untuk membatasi proyek.
Pembatasan
Perencana inovasi harus menentukan apa yang menjadi masalah, termasuk di dalam proyek inovasi dan apa saja yang termasuk didalamnya. Batasi proyek dan tetapkan analisis masalah untuk mengidentifikasi batasan agar memudahkan untuk mencari solusi yang lebih spesifik. Hasilnya, masalah spesifik akan dapat diselesaikan lebih efektif.
Rencanakan proyek inovasi dengan memasukkan definisi dan batasan waktu. Setelah itu, perencana dapat memulai mencari masalah yang ada pada populasi target di daerah yang spesifik. Batasan yang jelas akan proyek akan membuat proyek lebih konsisten, dan outcome dari proyek inovasi tersebut akan sesuai dengan identifikasi masalah diawal.
1.      Analisis Masalah
Analisis masalah adalah sesuatu yang terpenting dalam merencanakan proyek, sehingga dapat mengetahui intervensi apa yang dapat diterapkan. Ini merupakan dasar dari design proyek. Analisis masalah termasuk :
a)      Verifikasi analisis subjek;
b)      Identifikasi masalah yang terkait subjek;
c)      Membangun hirarki sebab akibat didalam masalah;
d)     Memvisualisasikan hubungan sebab akibat di dalam diagram.
Tiga tahap dalam proses analisis dalam metode analisis masalah adalah sebagai berikut.
a)      Analisis masalah terkait dengan subjek (gambaran sebenarnya)
b)      Analisis tujuan (gambaran masa depan, situasi yang diinginkan)
c)      Analisis strategi (perbandingan antar perbedaan kenyataan dengan tujuan)
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan analisis sebuah masalah adalah sebagai berikut.
Ø  Identifikasi masalah utama, berdasarkan informasi yang tersedia.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menjamin semua aspek proyek pada suatu daerah tidak sama dengan proyek yang baru. Alat untuk mengumpulkan data adalah brainstorming dengan para stakeholder, pemetaan komunitas, mengumpulkan komentar anggota organisasi pendidikan tentang fasilitas sebuah lembaga pendidikan.
Ø  Pilih salah satu masalah utama untuk dianalisis
Setelah mengidentifikasi seluruh masalah yang ada, tentukan masalah yang merupakan inti dari masalah yang menjadi target pada proyek inovasi, . yang dicoba diselesaikan dengan mengimplementasikan proyek. Pemilihan inti masalah harus dikomunikasikan dengan stakeholder pendidikan.
Ø  Identifikasi sebab langsung dari masalah utama dan menyusun pohon masalah
Memiliki identifikasi merupakan poin awal untuk menganalisis masalah, kita mengetahui inti untuk membangun pohon masalah. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui semua sebab langsung dari inti masalah pendidikan.
Ø  Identifikasi akibat langsung dari inti masalah dan buat dalam pohon masalah
Pada tahap ini, kita melihat akibat dari masalah timbul di sebuah lembaga pendidikan untuk dapat dicari solusinya.
Ø  Meninjau ulang pohon masalah
Langkah terakhir adalah meninjau kembali pohon masalah untuk memastikan sudah valid dan lengkap. Pohon tersebut harus terlihat dan memberikan logika dari hubungan sebab dan akibat.

2.      Analisis Pohon Masalah
Pohon masalah menunjukkan masalah serta akar dan akibatnya, yang berarti menunjukkan keadaan sebenarnya atau situasi yang tidak diharapkan. Analisis pohon masalah membantu untuk menemukan solusi dengan memetakan sebab dan akibat di sekitar masalah utama untuk membentuk pola pikir, tetapi dengan lebih terstruktur.
Analisis pohon masalah dalam bidang pendidikan sebaiknya dilakukan pada focus grup kecil sekitar 6 -8 orang dengan menggunakan kertas flipchart atau OHP. Langkah awal adalah mendiskusikan dan menyetujui masalah atau isu yang akan dianalisis. Masalah atau isu dituliskan ditengah flipchart dan menjadi inti masalah. Kata-kata yang menjadi inti masalah tidak panjang, yang penting dapat menjelaskan isu yang dimaksud kepada setiap orang dan semua menyetujuinya. Selanjutnya, grup melakukan identifikasi penyebab inti masalah (yang akan menjadi akar) dan mengidentifikasi akibat (yang akan menjadi cabang).
Inti dari latihan ini adalah diskusi, dialog dan debat untuk menemukan faktor-faktor yang berhubungan serta seringkali membentuk pembagian akar dan cabang lagi (seperti peta berfikir).

v  Beberapa keuntungannya :
­            Masalah dapat dipecah menjadi potongan-potongan yang lebih dapat diatur dan didefinisikan. Ini memungkinkan untuk membuat prioritas dan membantu objektif focus. Selain itu, dengan menganalisis pohon masalah, kita akan lebih mengerti masalah dan seringkali menghubungkan sebab-sebab yang berlawanan. Seringkali ini merupakan langkah awal untuk menemukan ide-ide baru dalam menciptakan sebuah inovasi pendidikan yang bermanfaat. Analisis pohon masalah pun berguna untuk mengidentifikasi isu dan pendapat yang mendukung, dan menolong orang yang berperan pada setiap tahap dan proses.
            Keuntungan lain dari analisis pohon masalah juga untuk membuat informasi selanjutnya, sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek atau membangun solusi yang meyakinkan. Analisis pohon masalah pun membantu kita untuk mengetahui isu saat ini, isu yang lampau, semuanya dapat teridentifikasi. Proses analisis pun seringkali membantu untuk membangun rasa berbagi dan saling pengertian dalam menentukan tujuan dan langkah selanjutnya.
Metode pohon masalah adalah metode perencanaan berdasarkan kebutuhan. Analisis pohon masalah diikuti dengan perencanaan proyek yang aktual.
v  Cara membuat analisis pohon masalah pendidikan.
            Berikut ini adalah cara membuat analisis pohon masalah dalam pendidikan.
a)      Identifikasi satu atau dua masalah inti yang mempengaruhi target populasi.
b)      Identifikasi masalah yang terkait dalam bidang pendidikan.
c)      Analisis dan identifikasi hubungan sebab dan akibat dan membuat pendahuluan dari pohon masalah.
d)     Mengecek hubungan kausal yang logis.

D. Analilis SWOT dalam Inovasi
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) adalah sebuah pendekatan analisis guna mendeteksi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang klita miliki dalam menciptakan sebuah inovasi pendidikan.
Pada umumnya, langkah-langkah untuk menganalisis SWOT adalah sebagai berikut:
Langkah 1
Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling urgen untuk diatasi secara umum pada semua komponen pendidikan.
Langkah 2
Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk upaya mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi lebih dahulu pada langkah pertama.
Langkah 3
Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan Langkah 2) ke dalam Bagan Deskripsi SWOT. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan, atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisi SWOT untuk komponen masukan, proses, dan keluaran.
Langkah 4
Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah , perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut.
Langkah 5:
Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan susunlah suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.

E. Gap Analysis
Dalam menciptakan sebuah inovasi pendidikan, kita pun bisa menggunakan Gap Analysis. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi perbedaan antara posisi organisasi saat ini dengan posisi organisasi yang diinginkan atau dicita-citakan pada masa depan.
Gap Analysis berakibat pada pengembangan strategi yang spesifik dan alokasi sumberdaya untuk menutup adanya gap (kesenjangan) tersebut. Dalam Gap Analysis perlu diperhatikan tuntutan minimum yang harus dipenuhi (minimum neccessary requirement atau MNR) untuk suatu institusi pendidikan. MNR dikenakan kepada setiap komponen (input-process-output-outcome-impact) evaluasi-diri untuk menjamin keberhasilan program studi. Keberhasilan program sangat dipengaruhi oleh NMR.
Dengan gap analysis sebelum menciptakan sebuah inovasi pendidikan, kita bisa menyusun beberapa pertanyaan mendasar seperti nerikut:
a)      Seberapa bagus apa yang kita kerjakan dibanding institusi lain ?
b)      Kita ingin menjadi seperti apa?
c)      Siapa yang saat ini kinerjanya terbaik ?
d)     Bagaimana mereka mencapai kinerja terbaik tersebut?
e)      Bagaimana kita mengadopsi inovasi apa yang mereka lakukan untuk institusi kita?
f)       Bagaimana kita bisa menunjukkan kita lebih baik dibanding mereka ?


     BAB III
KESIMPULAN

Pada hakikatnya, sebuah inovasi diciptakan untuk memecahkan masalah. Analisis akar masalah dalam inovasi pendidikan adalah upaya pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi akar permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.
Sebelum menciptakan sebuah inovasi, para perencana hendaknya menganalisis dulu akar masalah yang ada. Dengan begitu, nantinya keputusan yang diambil dalam menciptakan sebuah inovasi akan berjalan sesuai dengan kebutuhan anggota sistem sosial pendidikan.
Selain menganalisis akar masalah, para perencana pun seyogyanya menganalisis masalah dan pohon masalah. Setelah itu, para perencana hendaknya melakukan analisis SWOT dengan mengacu pada pohon masalah yang telah dibuat. Dengan menganalisis SWOT, kita bisa mengukur tingkat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki organisasi dalam melaksanakan sebuah inovasi.