Saturday, July 28, 2012

UKG ON LINE 2012

UKG Online 2012 - UKG Online 2012 atau Uji Kompetensi Guru Online 2012 akan mulai dilaksanakan secara bertahap pada akhir Juli 2012 nanti. Dipastikan UKG ini akan terus berlangsung hingga akhir September 2012.

Sementara beberapa penolakan terhadap keberadaan UKG sudah mulai mengemuka, salah satunya digagas oleh Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Menurut pihak FSGI bahwa kebijakan UKG yang dikeluarkan pemerintah adalah perbuatan ilegal.

Meski ada beberapa penolakan dari beberapa organisasi guru terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi Guru, tetapi Pemerintah sendiri tetap bersikukuh akan menguji sekitar 1.020.000 guru diseluruh Indonesia dengan tujuan untuk melakukan pemetaan dan korelasi peningkatan mutu setelah para guru tersebut diberikan tunjangan profesi.

Terlepas dari beberapa penolakan yang dilakukan oleh organisasi guru. Pada kesempatan ini blog WARTA URANG GALUH mencoba akan memberikan berbagai kilasan seputar UKG Online 2012.

Adapun kilasan-kilasan seputar UKG 2012 yang dimaksudkan disini adalah tentang berbagai informasi penting yang sudah pernah dipublikasikan di blog WARTA URANG GALUH terkait dengan kegiatan UKG Online 2012 akan kembali diupdate melalui tulisan ini.

Informasi penting tersebut diantaranya adalah tentang Contoh soal UKG 2012 yang bisa di download secara gratis sebagai bahan untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti Uji Kompetensi Guru yang akan berlangsung akhir Juli 2012 nanti. Selain itu bisa juga dilihat informasi mengenai Prediksi Soal UKG Online 2012 yang bertujuan sama dengan contoh soal UKG 2012.

Selain kedua informasi penting diatas, maka ada satu hal yang tidak kalah penting, yaitu tentang Daftar Peserta UKG Online 2012. Untuk memastikan bahwa diri Bapak dan Ibu guru sudah terdaftar menjadi peserta Uji Kompetensi Guru 2012, maka alangkah baiknya informasi tentang cara mengetahui daftar nama peserta UKG 2012 wajib untuk diketahui.

Demikianlah update terbaru seputar informasi UKG Online 2012 yang bisa disampaikan pada kesempatan kali ini. Informasi terkait Uji Kompetensi Guru 2012 lainnya akan terus diupayakan melalui blog INI.

Thursday, July 26, 2012

Contoh Soal UKG Uji Kompetensi Guru

CONTOH SOAL UKG (UJI KOMPETENSI GURU)

SOAL  MATA PELAJARAN
DOWNLOAD
VIEW MATERI
CONTOH SOAL YANG BELUM TERTULIS DI TABEL BISA DILIHAT disini
Kisi-Kisi UKG Resmi dari Kemdikbud Lihat disini
Daftar Peserta UKG Lihat disini
NUPTK Lihat disini
Jadwal UKG lihat disini 
Lihat Juga Video Tutorial UKG Online disini 

INSTROPEKSI PASCALEBARAN

Selama sebulan kita melaksanakan ibadah puasa ramadhan. Kini kita berada di bulan syawal bulan peningkatan. Artinya, segala aspek kehidupan kita, idealnya menjadi meningkat lantaran latihan fisik dan mental secara ekstra keras selama ramadhan.

Puasa yang kita laksanakan itu, merupakan pilar islam yang sarat dengan muatan-muatan hikmah. Para ahli dari berbagai disiplin ilmu, banyak menguak hikmah dan muatan filosofis yang terkandung dalam ibadah yang satu ini. Ada yang meninjaunya dari perspektif kesehatan, manajemen, psikologi, ekonomi, sosiology, etika sosial, dsb.
Dengan analisis itu, puasa disimpulkan dapat membuat orang menjadi sehat, baik jasmani maupun rohani, puasa dapat meningkatkan kedisiplinan, membentuk insan yang jujur, berkepribadian luhur, mempunyai kepekaan sosial yang tinggi, dapat melahirkan pencerahan etika dan perilaku positif. Tidak cuma itu, puasa dapat meningkatkan etos kerja dan produktifitas, bahkan dapat mewujudkan pencerahan spiritual dan intelektual. Demikianlah sebagian kekayaan hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa ramadhan.
Namun, apakah hikmah puasa yang berlimpah itu tercapai pasca ramadhan sehingga puasa mempunyai dampak terhadap pencerahan perilaku, pembangunan manusia yang sehat fisik dan mental, jujur, berdisiplin, mempunyai kepekaan sosial, etos kerja tinggi, produktif, dsb?.
Yang jelas, realitas menunjukkan, masih banyak orang yang berpuasa, kesehatannya justru semakin menurun. Pasca ramadhan ia selalu ke rumah sakit dan menghubungi dokter. Kejujuran mulai dikesampingkan, kolusi dan korupsi dipraktekkan, etos kerja melempem, produktifitas menurun, semangat mengamalkan ajaran agama menjadi luntur, pencerahan spritual dan intelektual menjadi gelap, jiwa kepekaan sosial menjadi pekak, bekerja tetap tidak disiplin, kurang menghargai waktu, dsb.
Jika demikian, benarlah apa yang pernah dituturkan oleh Nabi kita, “Betapa banyak orang puasa, tetapi tidak mendapatkan hikmah sedikitpun dari puasanya, kecuali rasa lapar dan dahaga saja. Dan betapa banyak orang yang shalat di malam hari, tetapi tidak mendapat apapun kecuali sekedar bangun malam” (HR. Ad-Darimi).
Dalam konteks inilah kita perlu melakukan evaluasi terhadap rangkaian ibadah yang telah kita lakukan selama ramadhan serta mencari sebab kegagalan puasa yang kita laksanakan.

Kesenjangan antara ideal dan faktual
Memang, Islam selalu unggul dalam ajaran yang kaya hikmah atau makna filosofis. Namun sangat disayangkan, selalu saja terjadi kesenjangan antara muatan hikmat yang holistik itu dengan praktek yang ditemui di lapangan. Misalnya, islam adalah agama yang sangat intens mengajarkan kebersihan, namun masih banyak ummat Islam yang akrab dengan lingkungan kotor. Islam adalah agama yang sangat menekankan kedisiplinan, tetapi ummat Islam lah yang banyak melanggar disiplin dan membuang-buang waktu. Islam adalah agama yang syarat mengajarkan urgensi membaca dan menuntut ilmu, tetapi ternyata ummat Islam lah yang malas membaca dan belajar, sehingga terbelenggu dalam bingkai keterbelakangan dan kebodohan. Islam mengajarkan etos kerja secara mengesankan, tetapi umat islam lah yang masih banyak bermalas-malasan. Puasa dalam Islam mengandung segudang hikmah, namun realitas selalu berbeda dengan tujuan hikmat tersebut.
Inilah kesenjangan-kesenjangan antar ideal (das sein) dan faktual (das solen). Upaya pelacakan faktor-faktor terjadinya kesenjangan itu disebut dengan evaluasi, yaitu penilaian kembali ibadah puasa yang telah dilaksanakan. Evaluasi maupun introspeksi, merupakan keniscayaan dilakukan, demi perbaikan dan peningkatan kualitas ibadah di masa depan dan pada gilirannya merefleksikan implikasi positif secara vertikal dan horizontal.

Introspeksi Puasa
Dengan melakukan evaluasi (muhasabah), berarti kita berupaya merenungkan kembali segala amal yang kita lakukan. Dalam tataran ini, kita melakukan evaluasi secara total dan kritis terhadap ibadah puasa yang telah kita laksanakan.
Kalau pasca ramadhan, kesehatan manusia semakin menurun, barangkali kita belum proporsional dalam mengukur porsi makanan. Betul, di siang hari kita menahan lapar dan dahaga, tetapi ketika masuk waktu berbuka di malam hari, kita makan dan minum secara berlebihan, seakan melampiaskan dendam. Kelebihan makanan, selalu menimbulkan kerawanan terhadap berbagai penyakit. Para ahli membuktikan bahwa perut yang tidak teratur, merupakan sumber terjadinya penyakit-penyakit fisik.
Selain, timbulnya penyakit psca ramadhan ini, mungkin saja makanan dan minuman yang kita konsumsi, tidak halalan dan thayyiban sebagaimana yang dianjurkan Al-Qur’an. (QS. 2:168), sehingga berimplikasi negatif bagi kesehatan.
Kalau pasca ramadhan, semangat beribadah semakin luntur sinar spritual semakin gelap, hati semakin mati dan kesat, barangkali karena puasa yang kita lakukan hanya terperangkap kepada pemenuhan rukun formal yakni menahan lapar, dahaga dan hubungan seksual. Atau mungkin kita belum maksimal melaksanakan amalan-amalan yang sangat dianjurkan di bulan ramadhan, seperti banyak membaca Al-Qur’an, rajin berdzikir, selalu bershalawat, banyak berdo’a, tekun istighfar, suka i‘tikaf, dsb. Karena, bila kita melakukan paket amalan ini, berarti kita telah berupaya mencerahkan spritual, mengasah dan mempertajam intuisi, serta meningkatkan etos ibadah. Atau mungkin kita masih melaksanakan sebagian amalan-amalan tersebut, tetapi hanya terperangkap kepada rutinitas ritual, atau kuantitas ibadah, tanpa meresapi dan menghayati makna-makna yang termuat di dalamnya.
Kalau pasca ramadhan, kita masih egois atau individualistis, tak tergugah melihat kemiskinan finansial dan intelektual, tak tersentuh melihat penderitaan saudara-saudara kita, sehingga solidaritas sosial menurun, barangkali, selama ramadhan, kita tidak melaksanakan titah Rasul untuk memperbanyak sedekah dan infaq di bulan ramadhan, sehingga latihan bersifat pemurah tidak terlaksana. Akibatnya, sifat egois dan individualistis masih bermayam dalam diri orang yang berpuasa formalistis itu.

Kalau pasca ramadhan, etos kerja dan produktifitas menurun, kedisiplinan tetap dilanggar, atau perilaku tetap menyimpang, barangkali puasa yang kita lakukan tidak didasarkan perenungan mendalam yang optimistik (ihtisaban) tentang makna filosofis di balik ritus puasa, atau mungkin mengabaikan dimensi historis pelaksanaan puasa di kalangan sahabat Rasul yang tetap mempunyai etos tinggi dan sangat produktif. Hal ini terlihat dari kemenangan-kemenangan besar yang mereka raih pada bulan ramadhan, seperti perang Badar, penaklukkan Mekkah, Tabuk, dsb.
Kalau pasca ramadhan, kejujuran semakin tipis atau sirna, pungli, kolusi dan korupsi tetap menjadi kebiasaan, barangkali puasa yang kita lakukan tidak didasari iman yang benar, tetapi mungkin kita berpuasa karena mengikuti tradisi.
Kita meyakini, bahwa doktrin ibadah dalam Islam, sarat dengan makna dan muatan filosofis yang mengesankan termasuk puasa. Tapi, karena masih banyak umat Islam yang terjebak kepada ibadah formalistis dan rutinitas ritual, maka puasa yang kaya hikmah itu, tidak melahirkan refleksi sosial, tidak menumbuhkan perubahan dalam perilaku keseharian, tidak mewujudkan pencerahan spiritual dan moral, serta tidak memberikan nilai tambah bagi peningkatan disiplin, etos kerja, dan produktifitas.
Puasa bukanlah sekedar menunaikan rukun formal, tetapi dalam konteks yang lebih luas, puasa merupakan upaya pengendalian diri dari seluruh kecenderungan sifat dan perilaku yang merusak untuk mewujudkan insan muttaqin dan sosok manusia paripurna menurut konsep Al-Qur’an.

Penutup
Bila kita telah melakukan evaluasi dan introspeksi terhadap ibadah puasa dan amalan ramadhan lainnya, kemudian memperbaiki kekurangan-kekurangannya, maka selanjutnya kita serahkan kepada Allah SWT karena kita telah berupaya secara maksimal dalam beramal dan/muhasabah (evaluasi). Sikap ini harus pula kita iringi dengan khauf dan raja’, sebagaimana yang dikemukakan oleh imam al-ghazali dalam karya monumentalnya, ihya ulumuddin . Ia mengatakan, bahwa setelah kita melaksanakan ibadah puasa dan amalan-amalan lainnya, kita harus menyikapinya dengan dua maqam. Yaitu, khauf (khawatir) dan raja’ (harap). Maksudnya, “kita takut kalau-kalau ibadah kita tidak diterima Allah, dan “berharap” kiranya ibadah kita diterima-Nya” .

Tuesday, July 24, 2012

10 HIKMAH PUASA DI BULAN SUCI RAMADHAN

Ketika bulan ramadhan seperti ini kita selalu berpikir apa hikmah yang kita dapat setelah berjuang puasa seharian. berikut adalah 10 hikmah puasa ramadhan :

Quote:
1.Bulan Ramadhan bulan melatih diri untuk disiplin waktu. Dalam tiga puluh hari kita dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita bangun, waktu makan kita makan, waktu menahan kita sholat, waktu berbuka kita berbuka, waktu sholat tarawih, iktikaf, baca qur'an kita lakukan sesuai waktunya. Bukankah itu disiplin waktu namanya? Ya kita dilatih dengan sangat disiplin, kecuali orang tidak mau ikut latihan ini.
Quote:
2.Bulan Ramadhan bulan yang menunjukkan pada manusia untuk seimbang dalam hidup. Di bulan Ramadhan kita bersemangat untuk menambah amal-amal ibadah,dan amal-amal sunat. Artinya kita menahan diri atas satu pekerjaan yang monoton dan lalai beribadah kepadaNya. Orang yang lalai atas mengingat Allah, selalu asyik dengan pekerjaannya, sehingga waktu istirahat siang, sholat, dan makan sering terabaikan. Atau waktu yang seharusnya dipakai untuk beribadah kepada Allah dipakai untuk makan siang bersama kekasih. Sholat? tinggal. Di bulan Ramadhan kita diajarka hidup seimbang, antara pekerjaan, dan Ibadah. Pekerjaan untuk kepentingan dunia dan Ibadah untuk kepentingan Akhirat.
Quote:
3.Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan Manusia akan pentingnya arti persaudaraan, dan silaturahmi. Di keluarga orang yang tidak mengerti akan arti persaudaraan. Persaudaraan di keluarga tidak begitu akrab, adik beradik bertengkar, Ibu dan Ayah kadang saling tidak memperhatikan. Persaudaraan dari Gang Jalanan, banyak juga perkelahiannya. Persaudaraan atas satu kelompok, satu bangsa, satu tanah air, hanya selogan dan nama, kurang sekali mendapat makna. Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid. Semuanya didapat gratis tanpa bayaran. Sesama muslim saling bersalaman, bercengkrama saling menanyakan kabar. Sama-sama sholat tarawih tadarus dengan saling mengajarkan Qur'an, dan banyak makanan sedekah di Masjid. Ya tentunya Gratis. Persaudaraan sesama muslim sebenarnya punya pelajaran dan bab khusus, ada ayat qur'an tentang persaudaraan, ada banyak hadits nabi, tetapi jarang diperhatikan orang betapa pentingnya arti persaudaraan itu. Tetapi dibulan Ramadha ia akan tampak dengan sendirinya.
Quote:
4.Bulan Ramadhan mengajarkan agar peduli pada orang lain yang lemah. Di bulan Ramadhan kita puasa, merasaka lapar dan dahaga, mengingatkan kita betapa sedihnya nasib orang yang tidak berpunya, orang terlantar, anak yatim yang tiada orang tuanya, fakir miskin yang hidup di tempat yang tidak layak. Apakah kita tidak merasa prihatin? Sehingga kita peduli untuk membantu saudara-saudara kita yang kelaparan. Baik karena kondisi ekonomi, atau disebabkan bencana Alam. Allah menyindir orang yang tidak peduli pada nasib orang lain yang miskin sebagai pendusta Agama. Juga Allah mengataka orang yang tidak peduli dengan nasib fakir miskin dan anak yatim sebagai orang yang tidak mempergunakan potensi pancaindranya untuk melihat keadaan sekelilingnya. Orang yang tidak peduli dengan orang lain juga disebut sebagai orang yang salah menilai atau memandang kehidupan.
Quote:
5.Bulan Ramadhan mengajarkan akan adanya tujuan setiap perbuatan dalam kehidupan. Di bulan puasa kita diharuskan sungguh-sungguh dalam beribadah, menetapkan niat yang juga berisi tujuan kenapa dilakukannya puasa. Tuajuan puasa adalah untuk melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.
Quote:
6.Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita hidup ini harus selalu mempunyai nilai ibadah. Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang ibadah, berbuat adil pada manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah, membuang duri di jalan ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah, sehingga segala sesuatu dapat dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa hidup dalam ibadah. Artinya semua dapat bernilai ibadah.
Quote:
7.Bulan Ramadhan melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap perbuatan, terutama yang mengandung dosa. Dibulan Ramadhan kita berpuasa. Kita menahan Lapar dan dahaga. Bukan itu saja. Tetapi juga menahan segala yang dapat membatalkan puasa, juga segala yang dapat merusak puasa. Terutama hal-hal yang dapat menimbulkan dosa. Sehingga di dalam bulan Ramadhan kita dapat terbiasa dan terlatih untuk menghindari dosa-dosa kita agar kita senantiasa bersih dari perbuatan yang dapat menimbulkan dosa. Latihan ini menimbulkan kemajuan positif bagi kita jika diluar bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.
Quote:
8.Bulan Ramadhan melatih kita untuk selalu tabah dalam berbagai halangan dan rintangan. Dalam Puasa di bulan Ramadhan kita dibiasakan menahan yang tidak baik dilakukan. Misalnya marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan sifat Sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita. Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau mungkin meruncing pada Fitnah, tetapi kita tetap Sabar karena kita dalam keadaan Puasa. Dengan Sabar hasutan Syeitan untuk memperuncing konflik menjadi gagal. Kitalah pemenangnya dari godaan Syeitan tersebut. Masalah orang menggunjing, memfitnah, biarlah itu jadi dosa-dosanya, janganlah kita ikut berdosa dengan dosa orang lain.
Quote:
9.Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan arti hidup hemat dan sederhana. Setiap hari kita membeli kue dan minuman untuk berbuka puasa. Dari sekian banya kue dan minuman yang kita beli. Hanya minuman segelas teh buatan kita sendiri yang diminum. Yang lain banyak tertinggal dan sebagian terbuang keesokan harinya. Hal ini menyadarkan kita, bahwa apa yang kita beli banyak-banyak sebelum berbuka, hanyalah hawa nafsu saja. Kebutuhan kita hanyalah segelas teh manis! Mengapa kita harus membeli banyak-banyak minuman dan kue-kue yang akhirnya tidak kita makan? Hal ini menyadarkan kita betapa kita harus hemat, membeli sekedar yang dibutuhkan. Kelebihan uang yang kita punyai mungkin dapat kita sedekahkan bagi yang lebih membutuhkan.
Quote:
10.Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur kita, atas nikmat-nikmat yang diberikan pada kita. Rasa syukur kita akan adanya nikmat makanan yang telah kita punyai terasa ketika kita puasa. Kita merasakan lapar, tetapi kita masih mempunyai makanan. Bagaimana dengan orang yang merasakan lapar tetapi bukan karena ia juga puasa, tetapi karena memang tidak punya makanan? Kita sakit, kita dapat makan obat ketika buka, tetapi bagaimana dengan orang yang tidak punya obat, ketika ia sakit? Kita enak, ketika kita puasa merasa lapar dan haus, kita lengahkan dengan menonton televisi atau hal-hal lain seperti internet. Bagaimana dengan orang ketika ia lapa dan haus mereka lengahkan lapar dan hausnya dengan bekerja memenuhi tuntutan majikannya? Bukan karena memang tidak punya televisi atau internet, tetapi karena tuntutan hidup, yang mengharuskan ia bekerja untuk makan hari ini dan hari ketika ia tidak bekerja. Tidakkah harusnya kita bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan pada kita?