Thursday, May 24, 2018

PILIHAN MENU BERBUKA YANG SEHAT DAN NIKMAT

Kurma

Ini adalah menu yang wajib ada saat berbuka puasa. Saat hendak membatalkan puasa, sebaiknya Anda tidak mengkonsumsi makanan berat terlebih dahulu. Konsumsilah makanan ringan dan manis, seperti kurma. Mengapa harus kurma? Karena kurma menyimpan banyak manfaat positif untuk kesehatan tubuh, seperti mengatasi anemia.
Karena kurma mengandung zat besi yang cukup tinggi, maka secara tidak langsung buah ini dapat menjadi suplemen alami bagi penderita anemia. Di samping itu, kurma juga mengandung gula alami yang dapat mengembalikan energi Anda yang hilang selama berpuasa.

Takjil

sop buah menu buka puasa yang sehat
Sama seperti kurma, takjil adalah menu yang biasa dikonsumsi untuk membatalkan puasa sebelum Anda mulai menyantap makanan berat. Namun, untuk membuat takjil menjadi menu buka puasa yang sehat sebaiknya Anda memasak takjil sendiri. Takjil buatan sendiri tentu lebih higienis serta bebas pewarna dan perasa makanan buatan yang berbahaya untuk kesehatan tubuh. Beberapa contoh takjil yang sehat adalah sop buah dengan madu, salad buah segar, dan agar-agar.

Ikan Bakar

ikan bakar
Menu yang satu ini aman untuk pelaku diet yang sedang berpuasa. Pasalnya, ikan adalah lauk yang sangat rendah lemak. Untuk mengolah ikan bakar menjadi menu makanan yang sehat untuk berbuka puasa, Anda bisa menggunakan ikan mas, gurami, kakap, atau dorang.
Agar hidangan ini menjadi lebih sehat, sebaiknya Anda tidak membakarnya dengan mentega. Sebagai pengganti mentega, gunakan olive oil. Sementara itu, untuk membumbui ikan Anda dapat menggunakan cabe, jeruk nipis, merica, dan sedikit kecap manis. Selain itu, jangan membakar ikan hingga gosong. Karena daging ikan yang gosong dapat menyebabkan risiko kanker jadi meningkat.

Aneka Sup

capcay
Makanan hangat dapat menenangkan perut yang bermasalah setelah berpuasa sehari penuh. Selain itu, sup juga lebih sehat dibandingkan makanan yang digoreng. Nah, sup apa saja yang dianggap sehat untuk dijadikan menu buka puasa? Sup ayam dapat menjadi alternatif makanan sehat yang bisa disajikan saat buka puasa. Ayam akan menyediakan asupan protein yang nantinya akan diolah tubuh menjadi energi. Selain sup ayam, Anda juga bisa membuat sup yang berisi aneka sayuran, seperti chinese food yang bernama capcay kuah. Di dalam capcay kuah ini terdapat aneka sayuran, seperti wortel, kembang kol, dan sawi. Sementara itu, Anda juga dapat menambahkan lauk, seperti ayam, baso sapi, dan jamur, ke dalam capcay kuah ini.

Karedok atau Pecel

Bisa dibilang bahwa karedok atau pecel adalah salad ala Indonesia. Karedok memang memiliki kesamaan dengan pecel. Kedua makanan ini berisi aneka sayuran yang disiram dengan bumbu kacang. Hanya saja karedok berasal dari Jawa Barat dan pecel berasal dari Jawa Timur. Anda tentu sudah tahu mengapa kedua makanan ini dianggap sebagai menu buka puasa yang sehat, bukan?
Ya, keduanya sama-sama dibuat dengan sayuran yang kaya serat, vitamin, dan nutrisi. Selain itu, baik karedok atau pecel sama-sama bisa dikonsumsi dengan nasi. Namun, jika Anda ingin menyajikan menu makanan ini saat buka puasa sebaiknya tidak terlalu pedas agar Anda dan keluarga tidak sakit perut.

Nasi Merah atau Kentang Rebus

Bagaimana dengan sumber karbohidrat saat berpuasa? Anda bisa mendapatkan sumber karbohidrat kompleks yang baik untuk tubuh dari nasi merah atau kentang rebus. Pasalnya, kandungan kalori dalam nasi merah atau kentang rebus tidak sebanyak nasi putih.
Oleh karena itu, kedua jenis makanan ini sering dikonsumsi oleh pelaku diet yang ingin menurunkan berat badan. Meskipun Anda tidak sedang menurunkan berat badan, Anda tetap dapat mengkonsumsi nasi merah atau kentang rebus saat buka puasa.

Daging Panggang

Daging Panggang
Tak ada salahnya jika sesekali Anda ingin menyantap daging saat buka puasa. Namun, pastikan Anda sudah memangkas semua lemak dan kulit pada daging tersebut sebelum diolah. Untuk menu buka puasa sehat, sebaiknya pilihlah daging sapi tanpa lemak. Kemudian, olah daging tersebut dengan cara dipanggang seperti steak. Nah, bagaimana dengan bumbunya? Karena Anda ingin membuat daging panggang yang sehat, maka sebaiknya panggang daging dengan olive oil, bukan margarin atau mentega. Untuk bumbunya, Anda bisa mengandalkan air perasan lemon, merica, dan sedikit garam. Sementara itu, untuk membuat saus steaknya, gunakan tomat segar, saus sambal, dan sedikit air peras lemon.

Ayam Panggang/Rebus/Pepes

Ayam Panggang
Ayam bisa diolah menjadi hidangan sup atau soto. Tak hanya itu saja, ayam juga bisa diolah dengan cara panggang, rebus, maupun dipepes dengan bumbu yang terbuat dari bahan-bahan segar. Sebisa mungkin hindari memasak ayam dengan cara digoreng, apalagi jika Anda menggunakan tambahan tepung untuk membuat ayam seperti yang dijual di restoran cepat saji.
Dalam rangka  menyiapkan menu makanan yang sehat untuk buka puasa, Anda bisa mengolah ayam tersebut dengan cara-cara yang sudah disebutkan tadi. Buang kulit ayam karena bagian tersebut mengandung lemak yang tinggi.

Tumis Sayuran

tumis kangkung
Apa sayur kesukaan Anda? Apakah kangkung, sawi, tauge, atau bayam? Semua sayuran tersebut bisa ditumis dengan bumbu yang sederhana. Untuk menumis sayuran, Anda hanya memerlukan garam, merica, bawang merah, dan bawang putih. Gunakan olive oil saat menumis sayuran tersebut. Jika Anda penggemar rasa pedas, tambahkan sedikit potongan cabai kecil saat menumis sayuran ini. Tumis sayuran adalah menu makanan yang sangat sehat untuk disajikan pada saat buka puasa.

Oatmeal

Oatmeal adalah makanan yang praktis dan sehat untuk disajikan saat buka puasa. Di samping itu, makanan ini juga bisa disajikan untuk menu sahur. Oatmeal adalah makanan yang kaya serat. Apabila waktu buka puasa Anda sudah sangat dekat dengan waktu tarawih, Anda bisa menyantap oatmeal ini saat buka puasa.
Oatmeal akan memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Jadi, makanan ini bisa mengganjal perut Anda setelah sehari penuh berpuasa. Topping yang sehat untuk oatmeal adalah buah-buahan segar, madu, susu rendah lemak, dan granola.
Inilah sepuluh menu buka puasa yang sehat dari Bacaterus. Yuk, jangan malas untuk membuat menu makanan yang sehat meskipun Anda sedang menjalankan ibadah puasa. Pasalnya, kita juga harus tetap menjaga kesehatan agar kita kuat untuk berpuasa sebulan penuh.

Makna, Hukum, Hikmah dan Keutamaan Puasa Ramadhan

 Pertama: Makna Puasa
Puasa (الصوم) maknanya secara bahasa adalah menahan (الإمساك).[1]
Adapun maknanya secara istilah adalah,
هو التعبد لله تعالى بالإمساك بنية: عن الأكل، والشرب، وسائر المفطرات، من طلوع الفجر الثاني إلى غروب الشمس، من شخص مخصوص، بشروط مخصوصة
“Ibadah kepada Allah ta’ala yang disertai niat, dengan menahan diri dari makan, minum dan seluruh pembatal puasa, sejak terbit fajar kedua sampai terbenam matahari, yang dilakukan oleh orang yang tertentu dengan syarat-syarat yang tertentu.” [Ash-Shiyaamu fil Islam, hal. 8]
 Penjelasan Ringkas Makna Puasa:
1) Puasa adalah ibadah kepada Allah ta’ala yang disertai niat, yaitu niat karena Allah ta’ala dan niat jenis puasanya, apakah wajib, sunnah, dan lain-lain.
2) Menahan diri dari makan, minum dan seluruh pembatal puasa, yaitu tidak melakukan pembatal-pembatal puasa tersebut, sebagaimana akan datang rinciannya insya Allah.
3) Sejak terbit fajar kedua sampai terbenam matahari, yaitu sejak masuk waktu sholat Shubuh sampai masuk waktu sholat Maghrib.
4) Yang dilakukan oleh orang yang tertentu, yaitu muslim, baligh, berakal, mampu, muqim dan tidak memiliki penghalang-penghalang, sebagaimana akan datang penjelasannya lebih detail insya Allah.
5) Syarat-syarat yang tertentu, yaitu syarat-syarat puasa menurut syari’at yang insya Allah akan datang pembahasannya lebih terperinci.
 Kedua: Hukum Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam dan hukumnya wajib berdasarkan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijma’ (kesepakatan seluruh ulama).[2] Allah ta’ala berfirman,
يأَيُّهَا الَّذِينَءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ * أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ وَأَن تَصُومُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ * شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِى أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang telah ditentukan. Maka siapa di antara kamu yang sakit atau dalam perjalanan jauh (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya (orang tua dan orang sakit yang tidak diharapkan lagi kesembuhannya, yang tidak mampu berpuasa, jika mereka tidak berpuasa) wajib membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin (untuk setiap satu hari puasa yang ditinggalkan). Barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” [Al-Baqoroh: 183-185]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ، شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ الله، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ الْبَيْتِ
“Islam dibangun di atas lima rukun: Syahadat Laa ilaaha illallaah dan Muhammad Rasulullah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan dan berhaji ke baitullah.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, dan lafaz ini milik Muslim]
Adapun ijma’, maka para ulama kaum muslimin seluruhnya telah sepakat atas wajibnya puasa Ramadhan, juga sepakat atas kafirnya orang yang mengingkari atau menentang kewajibannya, kecuali orang bodoh yang baru masuk Islam, maka ketika itu hendaklah ia diajari, apabila ia terus mengingkari atau menentang maka ia kafir dan wajib dihukum mati oleh pemerintah sebagai orang yang murtad, karena ia menolak satu kewajiban yang ditetapkan dengan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijma’, yang termasuk kategori ma’lum min-addin bid-daruroh (sesuatu yang diketahui sebagai bagian dari agama secara pasti).[3]
 Sekilas Sejarah Tahapan Diwajibkannya Puasa
Puasa disyari’atkan pada tahun ke-2 Hijriyah, dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berpuasa sebanyak sembilan kali Ramadhan, adapun tahapan diwajibkannya:
Pertama: Diwajibkan pertama kali dalam bentuk boleh memilih, apakah berpuasa atau memberi makan setiap satu hari satu orang miskin, dan disertai motivasi untuk berpuasa.
Kedua: Diwajibkan berpuasa, dengan aturan bahwa apabila orang yang berpuasa tertidur sebelum berbuka maka haram atasnya berbuka sampai malam berikutnya.
Ketiga: Diwajibkan berpuasa, dimulai sejak terbit fajar kedua sampai terbenam matahari, inilah yang berlaku sampai hari kiamat.
Diantara hikmah pentahapan kewajibannya yang dimulai dari kebolehan memilih apakah mau berpuasa atau memberi makan setiap satu hari satu orang miskin adalah agar syari’at puasa lebih mudah diterima oleh jiwa manusia, maka pada akhirnya puasa diwajibkan, dan bagi yang tidak mampu boleh menggantinya dengan fidyah, yaitu memberi makan setiap satu hari yang ditinggalkan kepada satu orang miskin.[4] Insya Allah akan datang pembahasan tentang fidyah lebih detail.
 Ketiga: Hikmah Puasa
Diantara hikmah dan manfaat ibadah puasa adalah:[5]
1) Puasa adalah sarana menggapai ketakwaan.
2) Puasa adalah sarana mensyukuri nikmat.
3) Puasa melatih diri untuk mengekang jiwa, melembutkan hati dan mengendalikan syahwat.
4) Puasa memfokuskan hati untuk berdzikir dan berfikir tentang keagungan dan kebesaran Allah.
5) Puasa menjadikan orang yang kaya semakin memahami besarnya nikmat Allah kepadanya
6) Puasa memunculkan sifat kasih sayang dan lemah lembut terhadap orang-orang miskin.
7) Puasa menyempitkan jalan peredaran setan dalam darah manusia.
8) Puasa melatih kesabaran dan meraih pahala kesabaran tersebut, karena dalam puasa terdapat tiga macam kesabaran sekaligus, yaitu sabar menghadapi kesulitan, sabar dalam menjalankan perintah Allah dan sabar dalam menjauhi larangan-Nya.
9) Puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan.
10) Hikmah puasa terbesar adalah penghambaan kepada Allah tabaraka wa ta’ala dan peneladanan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.
 Keempat: Keutamaan Puasa
Diantara keutamaan ibadah puasa adalah:
1) Puasa adalah jalan meraih ketakwaan.
2) Puasa adalah sebab dosa-dosa diampuni, apabila dikerjakan berdasar iman, ikhlas serta meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.
3) Pahala puasa melimpah ruah, apabila dilakukan sesuai dengan adab-adabnya.
4) Puasa adalah perisai dari perbuatan yang haram.
5) Puasa adalah perisai dari api neraka.
6) Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari aroma kasturi.
7) Meraih dua kebahagiaan dengan puasa, yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Allah tabaraka wa ta’ala.
8) Masuk surga dari pintu khusus yang bernama Ar-Royyan.
9) Berpuasa dan membaca Al-Qur’an adalah dua amalan yang akan memberi syafa’at bagi pemiliknya di hari kiamat.
10) Doa orang yang berpuasa tidak akan ditolak.
 Kelima: Dalil-dalil Keutamaan Puasa Ramadhan
Allah ta’ala berfirman,
يأَيُّهَا الَّذِينَءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [Al-Baqoroh: 183]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa sholat di malam lailatul qodr karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَف الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan, satu kebaikan dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman, ‘Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, sebab orang yang berpuasa itu telah meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku’. Dan bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu Rabb-Nya. Dan sungguh, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari aroma kasturi.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman: Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya.” [HR. Ahmad dari Jabir radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 4308]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang telah mampu hendaklah ia segera menikah, karena menikah itu akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu akan menjadi perisai baginya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّ فِي الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sungguh di surga ada sebuah pintu yang disebut Ar-Royyan, yang akan dimasuki di hari kiamat oleh orang-orang yang berpuasa, tidak ada seorang pun yang bisa masuk darinya selain mereka. Dikatakan (pada hari kiamat): Mana orang-orang yang berpuasa? Maka mereka pun bangkit (untuk masuk surga melalui pintu Ar-Royyan), tidak seorang pun yang bisa masuk darinya selain mereka, apabila mereka telah masuk pintu tersebut ditutup, maka tidak seorang pun yang bisa masuk darinya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa’ad As-Saa’idi radhiyallahu’anhu]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، قَالَ: فَيُشَفَّعَانِ
“Amalan puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat. Amalan puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan amalan membaca Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafa’at.” [HR. Ahmad dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 1429]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ لَا تُرَدُّ، دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Ada tiga doa yang tidak akan ditolak: Doa orang tua, doa orang yang berpuasa, dan doa musafir.” [HR. Al-Baihaqi dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 1797]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
—————————
[1] Lihat Lisaanul Arab, 12/350, sebagaimana dalam Ash-Shiyaamu fil Islam, hal. 6.
[2] Lihat Asy-Syarhul Mumti’, 6/298.
[3] Lihat Al-Mughni, 4/324, Maraatibul Ijma’, 70, At-Tamhid, 2/148, Al-Ijma’ libni Abdil Barr, hal. 126 dan Al-Ijma’ libnil Mundzir, hal. 52, sebagaimana dalam Ash-Shiyaamu fil Islam, hal. 51.
[4] Lihat Asy-Syarhul Mumti’, 6/298-299 dan Ash-Shiyaamu fil Islam, hal. 51-55.
[5] Diringkas secara makna disertai tambahan dari Kitab Ash-Shiyaamu fil Islam, hal. 27-30.

HIKMAH RAMADHAN

Puasa Ramadhan banyak dijadikan momen baik untuk memperbaiki banyak hal. Mulai dari memperbaiki gaya hidup yang lebih sehat, meningkatkan kualitas ibadah, hingga menjadi momentum bagi kita untuk mengoreksi dan memperbaiki diri. Ya, hikmah Ramadhan mengajarkan kita pada banyak hal, terutama dalam hal perbaikan diri. Berikut hal-hal yang bisa kita ambil dari hikmah Ramadhan.

  1. Mengajarkan sikap lemah lembut
Salah satu hikmah Ramadhan untuk perbaikan diri, yaitu mengajarkan kita sikap lemah lembut dan tidak lekas marah. Sikap lemah lembut ini juga menjadi salah satu akhlak baik yang dilakukan oleh para nabi. Sebuah perilaku dari orang terhormat dan mulia.

  1. Bersabar
Hikmah puasa Ramadhan juga mengajarkan kita untuk bersabar. Sabar dalam bulan Ramadhan dibagi dalam tiga hal, yaitu sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah, sabar dalam meninggalkan yang haram, dan sabar dalam menghadapi takdir yang terasa menyakitkan. Dalam sebuah Hadis Riwayat Muslim, dijelaskan bahwa setiap amalan di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan. Dalam QS. Az Zumar: 10, dijelaskan yang artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

  1. Mencintai orang miskin
Bukti dari hikmah Ramadhan yang satu ini sudah sangat jelas kita rasakan. Yaitu dengan menjalankan puasa, yang artinya kita menahan rasa lapar dan haus. Hal inilah yang dirasakan banyak orang yang kurang beruntung di luar sana. Bulan Ramadhan mengajarkan kita untuk bisa merasakan derita yang dirasakan oleh orang miskin. Dalam Hadis Riwayat Muslim juga dijelaskan bahwa mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka akan memudahkan hisab seorang muslim pada hari kiamat.

  1. Memperbanyak doa
Panjatkanlah doa sebanyak mungkin di bulan Ramadhan. Karena Ramadhan juga disebut sebagai bulan doa yang artinya di bulan suci ini, doa begitu diperkenankan. Dalam sebuah hadis juga dijelaskan bahwa Ramadhan adalah waktu terkabulnya doa dan bulan penuh pengampunan dosa.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa begitu pentingnya kita memiliki hati yang bersih. Karena dari hati yang bersihlah muncul segalam macam perbuatan baik.