Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan (Frequently Asked Questions/FAQ) terkait dengan PKH.
- Apa itu PKH?Program
Keluarga Harapan (PKH) adalah program pemberian uang tunai kepada Rumah
Tangga Sangat Miskin (RTSM) berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang
telah ditetapkan dengan melaksanakan kewajibannya. Program semacam ini
secara internasional dikenal sebagai program conditional cash transfers (CCT) atau
program Bantuan Tunai Bersyarat. Persyaratan tersebut dapat berupa
kehadiran di fasilitas pendidikan (misalnya bagi anak usia sekolah),
ataupun kehadiran di fasilitas kesehatan (misalnya bagi anak balita,
atau bagi ibu hamil).
Teknis pelaksanaan program ini didasarkan pada 3 hal:- Verifikasi, yang merupakan esensi utama dari PKH. Kegiatan verifikasi mengecek kepatuhan peserta memenuhi persayaratan yang telah ditetapkan.
- PKH melaksanakan pemotongan bantuan tunai bagi keluarga yang tidak mematuhi kewajiban yang telah ditetapkanPeserta PKH mengetahui persis bahwa mereka harus memenuhi sejumlah kewajiban untuk dapat menerima bantuan tunai. Peserta adalah elemen penting dalam program ini. Pengetahuan atas kewajiban ini yang menjadi dasar perubahan perilaku keluarga dan anggota keluarga di bidang pendidikan dan kesehatan.
- Peserta PKH mengetahui persis bahwa mereka harus memenuhi sejumlah kewajiban untuk dapat menerima bantuan tunai. Peserta adalah elemen penting dalam program ini. Pengetahuan atas kewajiban ini yang menjadi dasar perubahan perilaku keluarga dan anggota keluarga di bidang pendidikan dan kesehatan
- Apakah tujuan dari PKH?Tujuan
PKH adalah untuk mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mengubah perilaku yang
kurang mendukung peningkatan kesejahteraan dari kelompok paling miskin.
Tujuan ini berkaitan langsung dengan upaya mempercepat pencapaian target
Millennium Development Goals (MDGs). Secara khusus, tujuan PKH adalah:
- Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan bagi Peserta PKH
- Meningkatkan taraf pendidikan Peserta PKH
- Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil (bumil), ibu nifas, bawah lima tahun (balita) dan anak prasekolah anggota Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)/Keluarga Sangat Miskin (KSM).
- Siapa penerima manfaat PKH?Sejak
tahun 2012, untuk memperbaiki sasaran penerima PKH, data awal untuk
penerima manfaat PKH diambil dari Basis Data Terpadu hasil PPLS 2011,
yang dikelola oleh TNP2K. Sampai dengan tahun 2014, ditargetkan cakupan
PKH adalah sebesar 3,2 juta keluarga. Sasaran PKH yang sebelumnya berbasis Rumah Tangga, terhitung sejak saat tersebut berubah menjadi berbasis Keluarga.Perubahan
ini untuk mengakomodasi prinsip bahwa keluarga (yaitu orang tua–ayah,
ibu–dan anak) adalah satu orang tua memiliki tanggung jawab terhadap
pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan masa depan anak. Karena itu
keluarga adalah unit yang sangat relevan dengan peningkatan kualitas
sumber daya manusia dalam upaya memutus rantai kemiskinan antar
generasi. Beberapa keluarga dapat berkumpul dalam satu rumah tangga yang
mencerminkan satu kesatuan pengeluaran konsumsi (yang dioperasionalkan
dalam bentuk satu dapur).
PKH diberikan kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM). Data keluarga yang dapat menjadi peserta PKH didapatkan dari Basis Data Terpadu dan memenuhi sedikitnya satu kriteria kepesertaan program berikut, yaitu:- Memiliki ibu hamil/nifas/anak balita
- Memiliki anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan dasar (anak pra sekolah)
- Anak usia SD/MI/Paket A/SDLB (usia 7-12 tahun),
- Anak SLTP/MTs/Paket B/SMLB (Usia 12-15),
- Anak 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar termasuk anak dengan disabilitas.
Seluruh keluarga di dalam suatu rumah tangga berhak menerima bantuan tunai apabila memenuhi kriteria kepesertaan program dan memenuhi kewajibannya.
- Dimana saja lokasi pelaksanaan PKH?Ketika awalnya dilaksanakan sebagai suatu kegiatan uji coba di tahun 2007, PKH dijalankan di 7 (tujuh) provinsi, 48 kabupaten/kota, dan melayani 387.928 RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin). Pada tahun 2011, pelaksanaan PKH telah dikembangkan di 25 provinsi, 118 kabupaten/kota, dan melayani 1,1juta RSTM.
Tabel: Peserta dan Jumlah Lokasi PKH Menurut Tahun Kepesertaan 2007-2008
Sumber: UPPKH-Kemensos, 2014
Pada tahap perluasan, PKH akan dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah penerima manfaat (beneficiaries),
atau peserta PKH akan ditingkatkan secara bertahap hingga menjangkau
seluruh keluarga dalam rumah tangga sangat miskin (RTSM), dengan
menyesuaikan kemampuan negara. Hingga tahun 2014 peserta PKH ditargetkan
sebesar 3,2 juta Keluarga Sangat Miskin.
- Bagaimana mekanisme pembayaran bantuan PKH?Bantuan
dana tunai PKH diberikan kepada ibu atau perempuan dewasa (nenek, bibi
atau kakak perempuan) dan selanjutnya disebut Pengurus Keluarga.Dana
yang diberikan kepada pengurus keluarga perempuan ini telah terbukti
lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan
penerima bantuan.Pengecualian dari ketentuan diatas dapat dilakukan pada
kondisi tertentu, misalnya bila tidak ada perempuan dewasa dalam
keluarga maka dapat digantikan oleh kepala keluarga.
Sebagai bukti kepesertaan PKH, KSM diberikan Kartu Peserta PKH.Uang bantuan dapat diambil oleh Pengurus Keluarga di Kantor Pos terdekat dengan membawa Kartu Peserta PKH dan tidak dapat diwakilkan.Sebagian peserta PKH menerima bantuan melalui rekening bank (BRI).
- Apa hak peserta PKH?Hak peserta PKH adalah:
- Menerima bantuan uang tunai.
- Menerima pelayanan kesehatan (ibu dan bayi) di Puskemas, Posyandu, Polindes, dan lain-lain sesuai ketentuan yang berlaku.
- Menerima pelayanan pendidikan bagi anak usia wajib belajar Pendidikan Dasar 9 tahun sesuai ketentuan yang berlaku.
- Apa kewajiban peserta PKH?Agar
memperoleh bantuan tunai, peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan
dan komitmen untuk ikut berperan aktif dalam kegiatan pendidikan anak
dan kesehatan keluarga, terutama ibu dan anak.
- Kesehatan
KSM yang sudah ditetapkan menjadi peserta PKH dan memiliki kartu PKH diwajibkan memenuhi persyaratan kesehatan yang sudah ditetapkan dalam protokol pelayanan kesehatan sebagai berikut: - Anak usia 0-6 tahun:
- Bayi baru lahir (BBL) harus mendapat IMD, pemeriksaan segera saat lahir, menjaga bayi tetap hangat, Vit K, HBO, salep mata, konseling menyusui.
- Anak usia 0-28 hari (neonatus) harus diperiksa kesehatannya sebanyak 3 kali: pemeriksaan pertama pada 6-48 jam, kedua: 3-7 hari, ketiga: 8-28 hari. Anak usia 0-6 bulan harus diberikan ASI ekslusif (ASI saja).
- Anak usia 0–11 bulan harus diimunisasi lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B) dan ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan.
- Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan Vitamin A minimal sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu bulan Februari dan Agustus.
- Anak usia 12–59 bulan perlu mendapatkan imunisasi tambahan dan ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan.
- Anak usia 5-6 tahun ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan untuk dipantau tumbuh kembangnya dan atau mengikuti program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD/Early Childhood Education) apabila di lokasi/posyandu terdekat terdapat fasilitas PAUD.
- Ibu hamil dan ibu nifas:
- Selama kehamilan, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan sebanyak 4 (empat) kali, yaitu sekali pada usia kehamilan sekali pada usia 0-3 bulan, sekali pada usia kehamilan 4-6 bulan, dua kali pada kehamilan 7-9 bulan, dan mendapatkan suplemen tablet Fe.
- Ibu melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
- Ibu nifas harus melakukan pemeriksaan/diperiksa kesehatan dan mendapat pelayanan KB pasca persalinan setidaknya 3 (tiga) kali pada minggu I, IV dan VI setelah melahirkan.
- Anak dengan disabilitas: Anak penyandang disabilitas dapat memeriksa kesehatan di dokter spesialis atau psikolog sesudai dengan jenis dan derajat kecacatan.
- Kesehatan
- PendidikanPeserta
PKH diwajibkan memenuhi persyaratan berkaitan dengan pendidikandan
mengikuti kehadiran di satuan pendidikan/rumah singgah minimal 85% dari
hari sekolah dalam sebulan selama tahun ajaran berlangsung dengan
catatan sebagai berikut:
- Peserta PKH yang memiliki anak usia 7-15 tahun diwajibkan untuk didaftarkan/terdaftar pada lembaga pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/Salafiyah Ula/Paket A atau SMP/MTs/SMLB/Salafiyah Wustha/Paket B termasuk SMP/MTs terbuka) dan mengikuti kehadiran di kelas minimal 85 % dari hari belajar efektif setiap bulan selama tahun ajaran berlangsung. Apabila ada anak yang berusia 5-6 tahun yang sudah masuk sekolah dasar dan sejenisnya, maka yang bersangkutan dikenakan persyaratan pendidikan.
- Bagi anak penyandang disabilitas yang masih mampu mengikuti pendidikan regular dapat mengikuti program SD/MI atau SMP/MTs, sedangkan bagi yang tidak mampu dapat mengikuti pendidikan non reguler yaitu SDLB atau SMLB.
- Peserta PKH yang memiliki anak usia 15-18 tahun dan belum menyelesaikan pendidikan dasar; maka diwajibkan anak tersebut didaftarkan /terdaftar ke satuan pendidikan reguler atau non-reguler(SD/MI atau SMP/MTs, atau Paket A, atau Paket B).
- Anak peserta PKH yang bekerja atau menjadi pekerja anak atau telah meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama, maka anak tersebut harus mengikuti program remedial yakni mempersiapkannya kembali ke satuan pendidikan. Program remedial yakni mempersiapkannya kembali ke satuan pendidikan. Program remedial ini adalah layanan rumah singgah atau shelter yang dilaksanakan Kementerian Sosial untuk anak jalanan dan Kemenakertrans untuk pekerja anak.
- Bila
kedua persyaratan di atas, kesehatan dan pendidikan, dapat dilaksanakan
secara konsisten oleh Peserta PKH, maka mereka akan memperoleh bantuan
secara teratur.
- Bagaimana kalau peserta PKH tidak memenuhi kewajibannya?Semua
peserta WAJIB menjalankan kewajiban. Apabila tidak memenuhi kewajiban,
maka jumlah bantuan yang diterima akan dikurangi bahkan bantuan dapat
dihentikan.
- Berapa besaran bantuan yang akan diperoleh peserta PKH?Besaran Bantuan Tunai Bersyarat untuk setiap keluarga Peserta PKH ditunjukkan oleh tabel berikut:
Besaran Bantuan PKH
Catatan:
- Bantuan terkait kesehatan berlaku bagi keluarga dengan anak di bawah umur 6 tahun dan/atau ibu hamil/nifas. Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah anak.
- Untuk usia 6 tahun, masuk ke dalam layanan Kesehatan APRAS.
- Dengan adanya perbedaan komposisi anggota keluarga Peserta PKH, maka besar bantuan yang diterima setiap Peserta PKH akan bervariasi. Contoh variasi besar bantuan, baik per tahun maupun per triwulan, berdasarkan komposisi anggota keluarga dapat dilihat pada Tabel berikut:
Variasi Komposisi Anggota Keluarga dan Jumlah Bantuan
Seluruh
anggota rumah tangga yang menjadi penerima bantuan PKH, seperti yang
tertera pada tabel 6 (Variasi Nominal Bantuan/tahun, berdasarkan
Komponen PKH) di atas, diharuskan menjalankan kewajiban sebagai peserta
PKH.
Bantuan tetap per RTSM/KSM per tahun sebesar Rp. 300.000,-
dibayarkan pada tahap penyaluran bantuan kedua. Sedangkan untuk peserta
PKH lokasi baru yang bantuannya hanya dibayarkan satu kali (di akhir
tahun), besar bantuan tetap per RTSM/KSM sebesar Rp 75.000,-
Apabila
Peserta PKH tidak memenuhi kewajiban atas syarat kepersertaan dalam
tiga bulan, maka akan dilakukan pengurangan pembayaran bantuan tunai.
Pemotongan langsung dikenakan terhadap total bantuan pada periode
tersebut.
Penggunaan bantuan tidak diatur dan ditentukan, tetapi
diprioritaskan untuk mengakses layanan pendidikan dan kesehatan.
Penggunaan bantuan tidak diperbolehkanuntuk konsumsi yang merugikan hak
anak seperti rokok, minuman keras, judi dan lainnya.
Mengingat
bahwa besaran bantuan PKH telah berjalan selama hampir 5 tahun, maka
pada tahun-tahun mendatang besaran bantuan ini akan dievaluasi dan
disesuaikan dengan tingkat harga dan kemampuan keuangan negara.
10. Apakah peserta PKH berhak menerima progam lainnya
Peserta PKH juga berhak mendapatkan layanan program Bantuan Sosial secara terintegrasi.
Karena Peserta PKH merupakan kelompok yang paling miskin, maka idealnya
Peserta PKH juga secara otomatis mendapatkan program lainnya seperti
Jaminan Kesehatan, Bantuan Pendidikan bagi Siswa Miskin, Beras untuk
Rumah Tangga Miskin, dan lainnya.
Siswa dari Rumah Tangga Peserta PKH seharusnya mendapatkan program Bantuan Siswa Miskin (BSM), Hal ini juga telah dicantumkan di dalam Pedoman Umum BSM Kemendikbud dan Kemenag. Selain itu sudah ada Surat Edaran dari Dirjen Pendidikan Islam No: Dj.1/PP.04/51.2014, Kementerian Agama mengenai Prioritas anak peserta PKH untuk memperoleh BSM dari Kemenag.
11. Berapa lama Jangka Waktu Kepesertaan PKH
Meski
Program Keluarga Harapan termasuk program jangka panjang, namun
kepesertaan PKH tidak akan bersifat permanen. Kepesertaan penerima
bantuan PKH selama enam tahun selama mereka masih memenuhi persyaratan
yang ditentukan, apabila tidak ada lagi persyaratan yang mengikat maka
mereka harus keluar secara alamiah (Natural Exit). Untuk
peserta PKH yang tidak keluar alamiah, setelah enam tahun diharapkan
terjadi perubahan perilaku terhadap peserta PKH dalam bidang pendidikan,
kesehatan dan peningkatan status sosial ekonomi. Pada tahun kelima
kepesertaan PKH akan dilakukan Resertifikasi.
Resertifikasi adalah
kegiatan pendataan ulang yang dilakukan pada tahun kelima kepesertaan
rumah tangga dengan menggunakan metoda tertentu.
12. Apakah yang dimaksud dengan Strategi Transformasi PKH
- Dilakukan pelaksanaan Resertifikasi pada tahun kelima (5) kepesertaan PKH dengan melihat kondisi sosial ekonomi serta syarat kepesertaan rumah tangga PKH.
- Rumah tangga yang tidak memenuhi persyaratan akan keluar dari program (Lulus), sementara itu untuk mereka yag masih memenuhi persyaratan akan menerima tambahan program selama tiga tahun (Transisi).
- Rumah Tangga Transisi diwajibkan untuk mengikuti kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan keluarga (P2K2) dengan memperoleh pengetahuan mengenai; Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga.
- Rumah Tangga yang Lulus (Graduasi) direkomendasikan untuk menerima program perlindungan sosial lainnya.
No comments:
Post a Comment