Materi cerita rakyat jenis Hikayat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X biasanya mencakup hal-hal berikut:
1. Pengertian Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa Melayu lama yang berisi kisah, cerita, dan dongeng.
Umumnya mengisahkan tentang kebesaran, kepahlawanan, atau riwayat hidup orang-orang ternama, seperti raja, pangeran, atau orang suci di sekitar istana.
Tujuannya bisa untuk pelipur lara (penghibur), membangkitkan semangat juang, atau sekadar meramaikan pesta.
2. Ciri-Ciri (Karakteristik) Hikayat
Hikayat memiliki ciri khas yang membedakannya dari jenis cerita rakyat lain, yaitu:
Anonim: Nama pengarangnya tidak diketahui secara jelas karena disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut.
Istana Sentris: Pusat ceritanya berada di lingkungan istana/kerajaan. Tokoh-tokohnya adalah raja, pangeran, permaisuri, dan kehidupan kerajaan menjadi latar utama.
Pralogis (Kemustahilan/Fantastis): Cerita mengandung hal-hal yang tidak masuk akal atau mustahil terjadi di dunia nyata, seperti tokoh yang memiliki kesaktian, keajaiban, atau peristiwa di luar nalar.
Kesaktian Tokoh: Tokoh utama (protagonis) atau tokoh lainnya seringkali digambarkan memiliki kesaktian atau mukjizat yang luar biasa.
Menggunakan Bahasa Melayu Lama (Arkais): Menggunakan kosakata khas yang sudah jarang dipakai dalam bahasa Indonesia modern, seperti: hatta, syahdan, alkisah, konon, sebermula, dan lain-lain.
Statis: Penggambaran dan penulisan cenderung tetap dan tidak banyak berubah dari waktu ke waktu.
Penokohan Hitam Putih: Tokoh baik (protagonis) digambarkan benar-benar baik, sementara tokoh jahat (antagonis) digambarkan benar-benar jahat, tanpa ada karakter abu-abu.
3. Nilai-Nilai dalam Hikayat
Dalam hikayat terkandung berbagai nilai kehidupan yang bisa dipetik oleh pembaca, seperti:
Nilai Moral: Berkaitan dengan baik dan buruknya perilaku atau etika tokoh.
Nilai Agama/Religius: Berkaitan dengan kepercayaan, keyakinan, dan ajaran keagamaan.
Nilai Sosial: Berkaitan dengan norma dan interaksi antarindividu dalam masyarakat (contoh: tolong-menolong, musyawarah).
Nilai Budaya: Berkaitan dengan adat istiadat, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku dalam masyarakat tertentu (contoh: tata krama di istana).
Nilai Pendidikan (Edukasi): Berisi pelajaran atau didikan yang ditujukan kepada pembaca.
4. Struktur Hikayat
Meskipun hikayat adalah sastra lama, kerangka ceritanya juga memiliki unsur-unsur pembangun (intrinsik) seperti cerita lainnya, antara lain:
Tema: Pokok pikiran yang mendasari cerita (misalnya: kepahlawanan, percintaan, petualangan, ketuhanan).
Tokoh dan Penokohan: Karakter dan penggambaran sifat tokoh.
Latar (Setting): Keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana dalam cerita.
Sudut Pandang: Posisi pengarang dalam menceritakan kisah (umumnya menggunakan sudut pandang orang ketiga serbatahu).
Alur: Urutan jalan cerita.
5. Contoh-Contoh Hikayat yang Populer
Beberapa contoh hikayat yang sering dipelajari:
Hikayat Hang Tuah
Hikayat Si Miskin
Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Bayan Budiman
Hikayat Panji Semirang
Dalam pembelajaran di kelas X, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi ciri-ciri hikayat, menganalisis nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, membandingkan hikayat dengan cerpen, dan bahkan menceritakan kembali isinya.