Thursday, October 23, 2025

Penjelasan Premis dan Jenis-Jenisnya


Premis: Dasar Pemikiran untuk Kesimpulan

Premis adalah istilah yang digunakan dalam logika dan penalaran. Secara umum, premis adalah:

  1. Kalimat atau proposisi (pernyataan yang bernilai benar atau salah) yang dijadikan dasar atau landasan berpikir (alasan) untuk menarik suatu kesimpulan.

  2. Sesuatu yang dianggap benar untuk memulai sebuah argumen atau proses penalaran.

Dalam sebuah argumen logis (seperti silogisme), premis adalah bukti, fakta, atau pernyataan yang disajikan untuk mendukung kebenaran kesimpulan. Agar kesimpulan dapat diterima secara logis, premis-premisnya haruslah benar (memiliki validitas material) dan cara penarikan kesimpulannya (strukturnya) haruslah sahih (valid).


Jenis-Jenis Premis dalam Logika (Silogisme)

Dalam konteks silogisme (penalaran deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan), premis dibagi menjadi dua jenis:

1. Premis Mayor (Major Premise)

  • Definisi: Keterangan atau pernyataan yang bersifat umum atau garis besar.

  • Fungsi: Menyatakan kelas yang lebih besar atau aturan umum.

  • Isi: Mengandung Term Predikat (P) dari kesimpulan dan Term Tengah (M) yang menghubungkan kedua premis.

2. Premis Minor (Minor Premise)

  • Definisi: Keterangan atau pernyataan yang bersifat khusus atau lebih spesifik.

  • Fungsi: Menyatakan anggota kelas atau kasus spesifik yang terkait dengan aturan umum pada premis mayor.

  • Isi: Mengandung Term Subjek (S) dari kesimpulan dan Term Tengah (M).

Kesimpulan (Conclusion)

  • Hasil penarikan logika dari hubungan antara Premis Mayor dan Premis Minor.


Contoh Premis

Berikut adalah beberapa contoh premis dalam berbagai jenis penalaran logis:

Contoh 1: Silogisme Kategorik (Menggunakan Premis Mayor dan Minor)

Bagian LogikaPernyataanKeterangan
Premis MayorSemua manusia ($\text{M}$) adalah makhluk hidup ($\text{P}$).Pernyataan umum. Term $\text{P}$ (makhluk hidup) menjadi predikat kesimpulan.
Premis MinorSocrates ($\text{S}$) adalah manusia ($\text{M}$).Pernyataan khusus. Term $\text{S}$ (Socrates) menjadi subjek kesimpulan.
KesimpulanSocrates ($\text{S}$) adalah makhluk hidup ($\text{P}$).Hasil penalaran.

Contoh 2: Modus Ponens (Silogisme Hipotetis)

Modus Ponens adalah bentuk argumen yang menguatkan anteseden (syarat) untuk menyimpulkan konsekuen (akibat).

Bagian LogikaPernyataanKeterangan
Premis 1 ($p \Rightarrow q$)Jika hari ini hujan ($\text{p}$), maka jalanan basah ($\text{q}$).Premis bersyarat.
Premis 2 ($p$)Hari ini hujan.Premis yang menyatakan syarat terpenuhi.
Kesimpulan ($q$)Jalanan basah.Hasil penalaran.

Contoh 3: Modus Tollens (Silogisme Hipotetis)

Modus Tollens adalah bentuk argumen yang menyangkal konsekuen (akibat) untuk menyimpulkan bahwa anteseden (syarat) tidak terjadi.

Bagian LogikaPernyataanKeterangan
Premis 1 ($p \Rightarrow q$)Jika Andi rajin belajar ($\text{p}$), maka ia mendapat nilai bagus ($\text{q}$).Premis bersyarat.
Premis 2 ($\sim q$)Andi tidak mendapat nilai bagus.Premis yang menyangkal akibat.
Kesimpulan ($\sim p$)Andi tidak rajin belajar.Hasil penalaran.

Contoh 4: Silogisme Disjungtif

Silogisme ini memberikan pilihan.

Bagian LogikaPernyataanKeterangan
Premis 1 ($p \lor q$)Budi pergi ke Bali atau ke Jogja.Premis disjungtif (pilihan).
Premis 2 ($\sim p$)Budi tidak pergi ke Bali.Premis yang menolak salah satu pilihan.
Kesimpulan ($q$)Budi pergi ke Jogja.Hasil penalaran.

No comments: