I. Pengertian Majas
Majas atau Gaya Bahasa adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan, membandingkan, atau menyindirnya dengan sesuatu yang lain untuk memperoleh efek tertentu. Tujuannya adalah untuk menghidupkan dan memperindah susunan kalimat serta menimbulkan kesan imajinatif bagi pembaca atau pendengar.
Secara umum, majas dikelompokkan menjadi empat jenis utama:
Majas Perbandingan
Majas Pertentangan
Majas Sindiran
Majas Penegasan
II. Jenis-Jenis Majas dan Contohnya
1. Majas Perbandingan
Majas yang membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi dianggap memiliki kemiripan atau kesamaan.
| Nama Majas | Pengertian | Contoh Kalimat |
| Metafora | Perbandingan langsung, membandingkan dua hal secara implisit tanpa menggunakan kata pembanding (seperti, bagai, laksana). | Ayah adalah tulang punggung keluarga. (tulang punggung = pencari nafkah utama) |
| Simile / Asosiasi | Perbandingan yang eksplisit (jelas) menggunakan kata pembanding (seperti, bagai, laksana, ibarat, seumpama, bak). | Senyumnya manis seperti gula jawa. |
| Personifikasi | Gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat manusia pada benda mati atau makhluk hidup bukan manusia, seolah-olah benda tersebut dapat bertingkah laku seperti manusia. | Angin berbisik lembut di telingaku. |
| Alegori | Majas perbandingan yang melambangkan suatu hal dengan cerita atau rangkaian kata yang utuh. Seluruh cerita melambangkan sesuatu. | Hidup itu ibarat roda yang terus berputar, kadang di atas, kadang di bawah. |
| Metonimia | Menyebut suatu hal dengan merek dagang, ciri khas, atau atribut yang berkaitan dengan benda tersebut. | Kakek lebih suka minum Kapal Api daripada merek lain. (Kapal Api = merek kopi) |
| Sinekdoke | Terbagi menjadi dua: Pars Pro Toto (menyebutkan sebagian untuk keseluruhan) dan Totem Pro Parte (menyebutkan keseluruhan untuk sebagian). | Pars Pro Toto: Sejak kemarin, aku tidak melihat batang hidungnya. (batang hidung = orangnya) |
| Totem Pro Parte: Pertandingan itu dimenangkan oleh Indonesia. (Indonesia = tim sepak bola Indonesia) | ||
| Eufemisme | Mengganti kata-kata yang dianggap kurang sopan atau kasar dengan ungkapan yang lebih halus atau sopan. | Pemerintah membantu masyarakat yang kurang mampu. (kurang mampu = miskin) |
2. Majas Pertentangan
Majas yang mengungkapkan dua hal yang bertentangan atau berlawanan dengan kenyataan.
| Nama Majas | Pengertian | Contoh Kalimat |
| Hiperbola | Ungkapan yang melebih-lebihkan dari kenyataan sebenarnya, seringkali tidak masuk akal, untuk memberikan penekanan atau efek dramatis. | Suara teriakan para penggemar memecah gendang telinga. |
| Litotes | Ungkapan merendahkan diri, padahal kenyataannya justru sebaliknya, sering digunakan untuk kesopanan. | Silakan mampir ke gubuk kami yang sederhana ini. (gubuk = rumah) |
| Paradoks | Mengungkapkan dua hal yang seolah-olah bertentangan, tetapi pada dasarnya mengandung kebenaran. | Di tengah keramaian kota, ia merasa kesepian. |
| Antitesis | Menggunakan pasangan kata yang memiliki arti berlawanan dalam satu kalimat. | Baik kaya maupun miskin memiliki hak yang sama di mata hukum. |
3. Majas Sindiran
Majas yang bertujuan untuk menyindir atau mengejek dengan kata-kata kiasan.
| Nama Majas | Pengertian | Contoh Kalimat |
| Ironi | Menyatakan sesuatu dengan makna yang bertentangan dengan maksud sebenarnya, sering digunakan untuk sindiran halus. | Bagus sekali nilaimu, sampai-sampai tidak ada yang tuntas. (Bagus sekali = jelek) |
| Sinisme | Sindiran yang lebih kasar dari ironi, ungkapan ketidakpuasan secara langsung. | Kau sudah pintar 'kan? Mengapa masih saja bertanya padaku yang bodoh ini? |
| Sarkasme | Majas sindiran paling kasar dan menyakitkan, seringkali menggunakan kata-kata yang berkonotasi negatif atau tajam. | Dasar otak udang! Pekerjaan mudah seperti ini saja tidak bisa kamu kerjakan. |
4. Majas Penegasan
Majas yang digunakan untuk menegaskan atau memperkuat suatu pernyataan.
| Nama Majas | Pengertian | Contoh Kalimat |
| Repetisi | Pengulangan kata, frasa, atau klausa yang sama dalam satu kalimat atau paragraf untuk mempertegas maksud. | Aku akan berjuang, aku akan berusaha, aku akan meraih impianku. |
| Paralelisme | Pengulangan kata atau kelompok kata yang terdapat di awal (Anafora) atau di akhir (Epifora) baris secara berurutan, sering ditemui dalam puisi. | Cinta adalah kesetiaan. Cinta adalah pengorbanan. Cinta adalah keikhlasan. |
| Pleonasme | Menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan karena maknanya sudah terkandung dalam kata sebelumnya, bertujuan untuk penegasan. | Mereka maju ke depan untuk menerima penghargaan. (maju sudah pasti ke depan) |
| Klimaks | Pengurutan kata atau frasa dari yang paling rendah (sedikit) menuju yang paling tinggi (banyak) atau bertingkat. | Dari bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa, semua memiliki tanggung jawab. |
| Antiklimaks | Kebalikan dari klimaks, yaitu pengurutan kata atau frasa dari yang paling tinggi (banyak) menuju yang paling rendah (sedikit) atau bertingkat. | Di desa itu, mulai dari orang dewasa, pemuda, bahkan anak-anak, ikut bekerja bakti. |
Materi ini mencakup majas-majas yang paling umum dan sering digunakan dalam Bahasa Indonesia. Semoga dapat membantu pemahaman Anda!
No comments:
Post a Comment