Agar
menjadi seorang penulis, seseorang haruslah menulis. Tidak bisa hanya
mengkristalkan sesuatu dalam pikiran, berpikir layaknya seorang penulis, dan
percaya pada kekuatan kata saja, seorang penulis harus mampu menyampaikan gagasannya
melalui tulisan. Dengan bahasa tulisan yang dipakainya, orang dapat mengerti
apa yang menjadi ide pikirannya. Pembaca dapat pula dibawa mengembara ke alam
pikiran sang penulis dengan kata-kata yang dirangkainya. Namun, apakah Anda
masih menemui kesulitan manakala harus menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan?
Kesulitan
menyampaikan gagasan melalui tulisan mungkin tidak lagi menjadi masalah utama
bagi seorang penulis handal, meskipun mungkin mereka juga masih mengalami
kebuntuan dalam menemukan ide. Namun bagi penulis pemula, menyampaikan gagasan
lewat tulisan bisa jadi merupakan pelajaran sulit yang harus mereka pecahkan.
Termasuk dalam hal memilih kata-kata dan merangkainya dalam kalimat agar
gagasannya sampai kepada para pembaca.
Gagasan
adalah hasil pemikiran. Jadi sebuah tulisan bukanlah hasil angan-angan,
meskipun seorang penulis juga tidak terlepas dari angan, daya khayal, atau
imajinasi. Imajinasi di sini merupakan imajinasi yang ditempa dalam pikiran,
dicerna dalam otak, dan diteruskan dalam bentuk tulisan. Tulisan yang dimaksud
adalah tulisan yang ditulis dengan rancangan, dengan pemikiran, dan dengan
aturan yang berlaku, tidak sebatas angan saja (Nadeak, 1989:10).
MENEMUKAN GAGASAN
Sebelum
seorang penulis menyampaikan gagasannya, terlebih dahulu mereka harus menemukan
ide atau gagasan yang hendak mereka sampaikan. Suatu hal yang mustahil bagi
seorang penulis untuk dapat menyampaikan gagasan tanpa memiliki sesuatu pun
untuk dituangkan. Lalu dari manakah gagasan tersebut didapatkan seorang penulis?
Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan seorang penulis agar menemukan gagasan
untuk ditulis.
1. Memperkaya diri
dengan membaca.
Membaca
dan menulis diibaratkan seperti dua sisi mata uang. Keduanya tidak dapat
dipisahkan. Menulis membutuhkan membaca dan begitu pula sebaliknya, membaca
membutuhkan menulis. Kegemaran membaca akan membekali seorang penulis dengan
wawasan dan pengetahuan yang luas. Dengan membaca, hal-hal baru diperoleh dan
munculnya ide baru pun sangat memungkinkan. Dan jangan lupa untuk mencatat
poin-poin penting dari apa yang sudah dibaca. Catatan-catatan tersebut akan
menjadi referensi dalam menemukan gagasan baru yang akan ditulis.
2. Menyadari semua hal
di sekitar.
Jangan
pernah abaikan apa yang terjadi dan yang ada di sekitar kita. Hal-hal tersebut
merupakan sumber gagasan untuk menulis. Coba perhatikan dan rasakan sejuknya
udara pagi hari, indahnya kicauan burung, perhatikan pula aktivitas pagi yang
mulai menggeliat. Catatlah apa yang dilihat dan rasakan, kelak bisa saja
hal-hal tersebut menjadi benih ide tulisan. Orang-orang, binatang, alam bisa
menjadi sumber inspirasi untuk karya fiksi dengan latihan dan sedikit
imajinasi.
3. Melihat ke dalam
hidup pribadi.
Sumber
gagasan lainnya adalah hidup kita. Penulis dapat memulai menulis dengan menceritakan
dirinya sendiri. Misalnya dengan menceritakan mengenai kelahiran, arti nama,
mengapa orang tua memberikan nama tersebut, dan lain sebagainya. Bisa juga Anda
menulis mengenai pengalaman pribadi yang menyedihkan, menyenangkan, bahkan
memalukan. Semuanya merupakan sumber gagasan yang tidak akan ada habisnya. Setelah
menangkap gagasan-gagasan, mulailah menulis. Tuangkan gagasan dengan kata-kata
dalam sebuah kalimat. Jangan pedulikan tata bahasanya ataupun kesalahan dalam
melafalkannya. Akan ada waktunya nanti untuk membereskannya.
MENUANGKAN GAGASAN
DAN PENGGUNAAN BAHASA TULISAN
Menuangkan
gagasan melalui tulisan memang tidak mudah karena menulis bukan hanya
menuangkan apa yang diucapkan atau membahasatuliskan bahasa lisan saja. Menulis
merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk
mengungkapkan suatu gagasan atau pesan (Rusyana, 1988:191). Artinya, gagasan
yang ada pada penulis disampaikan dengan menggunakan lambang-lambang bahasa
yang terpola dan melaluinya pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan
penulis. Bila apa yang dimaksudkan oleh penulis sama dengan yang dimaksudkan
oleh pembaca, seseorang dapat dikatakan telah terampil menulis.
Tidak
mudah tentunya berteriak, mengungkapkan kesedihan, atau menjelaskan cara kerja
suatu alat melalui tulisan. Karena itu, menulis menuntut kemampuan berpikir
yang memadai. Sebab tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil
pemikiran. Melalui tulisanlah penulis mengomunikasikan pikirannya. Dan melalui
kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Langkah
awal yang perlu dilakukan dalam menuangkan gagasan adalah menulis itu sendiri.
Hal tersebut merupakan usaha untuk mewujudkan apa yang ada di kepala. Jangan
biarkan kertas atau layar monitor komputer tetap kosong. Teruslah menulis meski
hasil awal tulisan tidak begitu baik. Itu hal yang wajar dan jauh lebih baik
daripada Anda tidak mencoba menuliskannya. Karena gagasan tulisan tidak akan
ada artinya jika tidak mulai ditulis. Ketika sedang menulis, menulislah saja,
jangan membarenginya dengan mengedit. Hal itu akan memperlambat hasil tulisan,
bisa jadi tulisan tidak akan selesai karena disibukkan dengan penyuntingan yang
dilakukan. Alasan lainnya, sebuah tulisan yang baik dihasilkan melalui dua
tahap, menuangkan isi pikiran dan penyuntingan.
Setelah
draf awal tulisan selesai, lakukan tahap kedua, yaitu penyuntingan. Hal ini
perlu dilakukan agar gagasan yang disampaikan melalui tulisan berhasil mencapai
sasaran. Mungkin saja draf awal tulisan masih dipenuhi dengan pilihan kata yang
kurang tepat atau gagasan belum dipaparkan dengan baik. Perhatikan dan perbaiki
penggunaan bahasa dalam tulisan. Dalam hal ini, tulisan adalah dalam bahasa Indonesia.
Karena itu, untuk menjadi seorang penulis tentu saja diperlukan penguasaan
bahasa Indonesia yang memadai.
Sejumlah
bidang masalah yang lazim diperhatikan dalam penyuntingan adalah kesalahan tata
bahasa. Kesalahan tata bahasa ini meliputi kesalahan pemakaian tanda baca,
kesalahan ejaan, penyusunan kalimat dalam paragraf, dan sebagainya. Hal ini
perlu diperhatikan untuk mendapatkan tulisan yang baik dan benar. Penggunaan
kata yang betul dan yang salah juga perlu dipertimbangkan dalam kaitan dengan
penafsirannya oleh pembaca.
Perhatikan
pula tentang perpindahan yang menyentak. Karena dalam rangkaian tulisan
diperlukan jembatan untuk memuluskan perpindahan dari satu topik, paragraf,
atau kalimat kepada berikutnya agar pembaca tidak tersentak dan tidak bingung
ketika membaca tulisan. Ambiguitas juga menjadi masalah tersendiri yang perlu
dicermati. Masalah ini memerlukan kewaspadaan istimewa karena merupakan masalah
yang tidak mudah dilacak oleh penulis. Ambiguitas atau kekaburan makna biasanya
bersumber pada perumusan yang kurang tepat dalam penulisan. Diperlukan kepekaan
terhadap hal ini. Keempat hal di atas perlu diperhatikan agar gagasan yang
disampaikan dengan bahasa tulisan dapat sampai dengan tepat dan benar kepada
para pembaca.
No comments:
Post a Comment