A. Latar Belakang
Dunia
pendidikan secara sadar atau tidak kini tengah bergerak menjadi satu
pasar dunia, suatu pasar yang efisien dan transparan, yang mencakup
daerah-daerah yang tak terbatas. Globalisasi mau tidak mau akan menjadi
trend dari setiap organisasi baik organisasi usaha, sosial maupun
organisasi pendidikan. Negara yang tidak mau dalam pengefisienan dan
pentransparanan tersebut akan ketinggalan karena dinamisnya perubahan.
Keberadaan lembaga pendidikan sebagai salah satu pranata sosial budaya saat ini dihadapkan
pada berbagai tantangan yang kompleks. Lembaga pendidikan kini
berhadapan dengan derasnya arus perubahan akibat globalisasi yang
memunculkan persaingan dalam pengelolaan lembaga pendidikan, baik negeri
maupun swasta. Globalisasi menuntut perlunya relevansi program sekolah
dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja/industri terhadap mutu
lulusan (out-put) serta munculnya globalisasi pendidikan dengan bermunculannya lembaga pendidikan yang bertaraf internasional.
Perubahan
yang merupakan perbedaan yang terjadi dalam urutan waktu, tentu saja
tidak mudah diterjemahkan secara singkat dan eksplisit. Perubahan dalam
pengertian hakiki sesungguhnya mengandung konotasi majemuk yang telah
tergambar, lintas ruang dan lintas waktu dengan demikian warna-warni
kehidupan masyarakat, warna warni yang dikenal sebagai ideologi,
politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dengan adanya perubahan tersebut,
lingkungan pendidikan juga mengalami perubahan yang luar biasa. Dan
kalau kita mau merunut pangkalnya, semua ini tentu saja tak terlepas
dari menggejalanya revolusi informasi dan globalisasi yang melanda dunia
saat ini.
Akibat
adanya revolusi dan globalisasi sebagaimana disebutkan di atas,
persaingan kini telah menjadi semakin sengit karena tidak lagi terbatas
pada persaingan antar sesama perusahaan domestik, tetapi juga dengan
perusahaan multinasional dari manapun juga. Ini terjadi pada hampir
semua bidang usaha, bukan hanya pada bidang bisnis saja,
tetapi persaingan tersebut juga telah merambah ke dunia pendidikan kita,
mulai dari Play group, SD, SLTP, SLTA, Universitas, bahkan ke
institusi-institusi pendidikan lainnya.
Berkaitan
dengan meningkatnya persaingan dalam bidang pendidikan ini, terjadi
pula perubahan pada perilaku konsumen, dalam hal ini yang dimaksud
adalah masyarakat (orangtua dan siswa), maupun dunia usaha. Karena
banyaknya pilihan, konsumen kini menjadi semakin banyak tuntutan, baik
mengenai kualitas lulusan dan biaya pendidikan maupun pasilitas
pendidikan. Bargaining power masyarakat meningkat sedemikian
rupa sehingga industri atau dunia pendidikan terpaksa harus melayaninya
kalau tidak mau akan tersingkir dari kancah persaingan yang makin berat.
Dalam
situasi lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen pendidikan
harus dapat menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada dan masyarakat pada umumnya dan objek
pendidikan (Siswa dan orangtua) pada khususnya. Saat yang bersamaan
dapat pula bersaing secara efektif dalam konteks lokal, nasional bahkan
dalam konteks global.
Dengan
kata lain dunia pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan manajemen
strategi dan operasi yang pada dasarnya banya diterapkan dalam dunia
usaha, sebagai langkah antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan
baru guna mencapai dan mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga
nantinya dapat dihasilkan manusia-manusia yang memiliki sumber daya
manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Manajemen
pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan
hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah sebagai manajer
pendidikan. Para pengelola pendidikan (kepala sekolah, kepala dinas
pendidikan) sebagai eksekutif modern saat ini harus mampu mengamati dan
merespons segenap tantangan yang dimunculkan oleh lingkungan eksternal
baik yang dekat maupun yang jauh. Lingkungan eksternal dekat adalah
lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung pada operasional lembaga
pendidikan, seperti berbagai potensi dan keadaan dalam bidang pendidikan
yang menjadi konsentrasi usaha sekolah itu sendiri, situasi
persaingan, situasi pelanggan pendidikan, dan pengguna lulusan.
Kesemuanya berpengaruh pada penentuan strategi yang diperkirakan
mendukung sekolah mencapai tujuannya. Lingkungan eksternal yang jauh
adalah berbagai kekuatan dan kondisi yang muncul di luar lingkungan
eksternal yang dekat meliputi keadaan sosial ekonomi, politik, keamanan
nasional, perkembangan teknologi, dan tantangan global. Secara tidak
langsung berpengaruh terhadap penyelenggaraan sistem pendidikan di
suatu sekolah.
Faktor
lingkungan internal dan eksternal perlu diantisipasi, dipantau,
dinilai, dan disertakan sedemikian rupa ke dalam proses pengambilan
keputusan eksekutif. Para pengambil keputusan, termasuk di dalamnya
kepala sekolah maupun pengelola pendidikan lainnya seringkali terpaksa
mengalahkan tuntutan kegiatan interen dan eksteren lembaga pendidikan
demi melayani bermacam kepentingan seperti urusan rutin, dinas, bekerja harus selalu di
bawah petunjuk atau pedoman kerja yang ditetapkan oleh birokrasi tanpa
mempertimbangkan kebutuhan eksternal organisasi yang terus berubah,
sehingga proses pengambilan keputusan seringkali tidak maksimal dalam
menghasilkan keputusan-keputusan strategis. Akibatnya persoalan aktual
lembaga pendidikan yang dihadapi tidak dapat terselesaikan secara
maksimal.
Pengamatan
dan penilaian yang dilakukan secara simultan terhadap lingkungan
eksternal dan internal lembaga pendidikan memungkinkan para pengelola
pendidikan mampu mengidentifikasi berbagai jenis peluang yang ada untuk
dapat merumuskan dan mengimplementasikan berbagai
rencana pendidikan secara berhasil. Rancangan yang bersifat menyeluruh
ini dapat dilakukan melalui proses tindakan yang dikenal sebagai
manajemen strategik.
1. Pengertian
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, konsep dasar manajemen strategik secara
garis besar telah mulai didiskusikan. Istilah manajemen strategi
terbentuk dari dua kata yakni strategic berasal dari bahasa Yunani, strategia, yang
berarti seni atau ilmu menjadi seorang jenderal. Jenderal Yunani yang
efektif perlu memimpin tentara, memenangkan peperangan dan
mempertahankan wilayah melindungi kota dari serangan musuh,
menghancurkan musuh.
Strategi berasal dari bahasa Yunani stratogos yang
artinya ilmu para jenderal untuk memenangkan suatu pertempuran dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas (Sihombing,2000). Pengertian atau
defenisi Manajemen strategi dalam khasanah literatur ilmu manajemen
memiliki cakupan yang luas, dan tidak ada suatu pengertian yang dianggap
baku. Itulah sebabnya defenisi manajemen strategi berkembang luas
tergantung pemahaman ataupun penafsiran seseorang.
Meskipun
demikian dari berbagai pengertian atau defenisi yang diberikan oleh
para pakar manajemen dapat ditemukan suatu kesamaan pola pikir, bahwa
manajemen strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi
manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara
strategis, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Dari berbagai pengertian atau defenisi yang ada dapat disimpulkan bahwa
manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari suatu pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating)
keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan
sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang (Dwiningsih,2001).
Konteks
manajemen istilah strategik diartikan sebagai cara dan taktik utama
yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi manajemen
yang terarah pada tujuan strategik organisasi. Rancangan ini disebut
sebagai perencanaan strategik. Manajemen strategik adalah proses
formulasi dan implementasi rencana dan kegiatan yang berhubungan dengan
hal-hal vital, perpasif, dan berkesinambungan bagi suatu organisasi
secara keseluruhan. Manajemen strategi sebagai sekumpulan
keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk
mencapai sasaran-sasaran organisasi yang memiliki tugas yaitu:
a. Merumuskan visi dan misi organisasi meliputi rumusan umum filosofi dan tujuan,
b. Mengembangkan profil organisasi yang mencerminkan kondisi internnya,
c. Menilai lingkungan eksternal organisasi meliputi pesaing dan faktor kontekstual,
d. Menganalisis alternatif strategi dengan menyesuaikan sumber daya yang dimiliki dengan lingkungan eksternal,
e. Mengidentifikasi setiap alternatif strategi untuk menentukan strategi mana yang paling sesuai visi dan misi organisasi,
f. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum,
g. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek,
h. Mengimplementasikan
pilihan strategik dengan cara mengalokasikan sumber daya anggaran yang
menekankan pada kesesuaian antara tugas, struktur, teknologi, dan
sistem imbalan,
i. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi pengambilan keputusan yang akan datang.
2. Tujuan
Berdasarkan
pengamalan historis di dalam penyelenggaraan suatu organisasi, maka
manfaat utama penerapan prinsip manajemen strategi di dalam lembaga
pendidikan adalah membantu lembaga pendidikan merumuskan strategi yang
lebih tepat dengan menggunakan pendekatan sistematis, logis, dan
rasional pada proses pemilihan strategi pengelolaan pendidikan di era
global yang terus mengalami perubahan. Dasar manajemen strategi adalah
menumbuhkan komitmen atau dukungan dari semua pihak (sumber daya
manusia) mengenai visi, misi lembaga pendidikan, sasaran penyelenggaraan
pendidikan, dan upaya-upaya pencapaiannya. Berdasarkan hal tersebut
maka tujuan utama manajemen strategi adalah mencapai pengertian dan
komitmen dari semua eksekutif maupun pelaksana lembaga pendidikan.
Manfaat
besar dari manajemen strategi adalah memberi peluang bagi organisasi
dalam pemberdayaan individual. Pemberdayaan adalah tindakan memperkuat
pengertian karyawan mengenai efektivitas dengan mendorong dan menghargai
mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan latihan
inisiatif serta imajinasi.
Penerapan
manajemen strategi di dalam penyelenggaraan sistem pendidikan
memungkinkan suatu organisasi penyelenggara pendidikan (termasuk di
dalamnya sekolah dan departemen pendidikan) untuk lebih proaktif
daripada reaktif dalam membentuk masa depan lembaga pendidikan di dunia
global dewasa ini. Penerapan konsep berpikir dan bertindak strategik, lembaga
pendidikan diharapkan dapat mengawali dan mempengaruhi daripada hanya
memberi respons terhadap berbagai tuntutan dan atau aktivitas rutin dan
birokratis, namun lebih dari itu, lembaga pendidikan harus dapat
berusaha keras merencanakan kegiatan-kegiatan strategis,
mengimplementasikan, dan mengendalikan segenap operasional kelembagaan
untuk mencapai tujuan strategis yang telah dirumuskan.
B. Evolusi Konsep Manajemen Strategi
Rencana
strategis yang telah dirumuskan oleh organisasi berisi tentang
pernyataan strategi yang siap dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan
utama organisasi. Menjadikan organisasi strategis merupakan proses
menghasilkan strategi dan memperbaikinya sesuai dengan keperluan.
Manajemen strategi dipandang suatu evolusi manajemen karena dua alasan yaitu:
1. Strategi
sebagai rencana besar organisasi untuk mengatasi tantangan saat ini
dan sekaligus mencapai keberhasilan visi dan misi organisasi di masa
yang akan datang,
2. Organisasi
menerapkan manajemen strategik menjawab perubahan dunia dalam rangka
meningkatkan kemampuan daya saing untuk meraih keberhasilan di masa-masa
mendatang.
C. Karakteristik dan Dimensi Manajemen Strategik
1. Karakteristik Manajemen Strategik
Berdasarkan uraian mengenai konsep manajemen strategik di atas disimpulkan karakteristik manajemen strategik adalah:
a. Manajemen
strategik diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar, dalam
arti mencakup kepentingan seluruh komponen organisasi. Hasil rumusan
rencana ini biasanya dituangkan dalam bentuk rencana-rencana organisasi
secara hierarkis, yakni: rencana strategis (renstra), rencana
operasional (renop), program, dan kegiatan,
b. Rencana strategik berorientasi ke masa depan (misal 10 tahun ke atas),
c. Visi dan misi organisasi menjadi acuan dalam penyusunan rencana strategis,
d. Adanya keterlibatan pimpinan puncak dalam penyusunan rencana strategis,
e. Hasil rumusan rencana strategis diimplementasikan melalui fungsi manajemen.
2. Dimensi Manajemen Strategik
Manajemen strategik memiliki dimensi yang bersifat multidimensional, yaitu:
a. Dimensi
waktu dan orientasi masa depan. Manajemen strategi berorientasi kepada
sasaran jangka panjang. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan
ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan diwujudkan 10 tahun atau
lebih di masa depan. Durasi waktu rencana strategik tersebut bahkan
dapat berkisar antara 25-30 tahun ke atas,
b. Dimensi internal dan eksternal,
c. Dimensi pendayagunaan sumber-sumber,
d. Dimensi multibidang,
e. Pengikutsertaan manajemen puncak.
D. Komponen Utama Manajemen Strategik
Manajemen strategik melibatkan proses perencanaan melalui dua tahap (komponen) perencanaan, yakni:
1. Komponen perencanaan strategis meliputi proses perumusan: visi, misi, tujuan strategik, dan strategi utama (strategi umum),
2. Komponen
perencanaan operasional meliputi proses perumusan sasaran atau tujuan
operasional, pelaksanaan fungsi manajemen, kebijakan, jaringan kerja
internal eksternal organisasi, kontrol, dan evaluasi.
E. Konsep Visi dan Misi
Perumusan
visi misi organisasi harus dilakukan secara cermat dengan
memperhatikan karakteristik rumusan visi misi tersebut. Visi merupakan
sudut pandang ke masa depan organisasi dalam mewujudkan tujuan
strategis organisasi yang berpengaruh langsung pada misinya sekarang,
dan masa yang akan datang. Sedangkan misi organisasi merupakan
keseluruhan tugas pokok yang dijabarkan, berupa kegiatan apa, yang
sedang atau segera dilaksanakan untuk suatu organisasi. Visi sebagai
arah pijakan melaksanakan kebijakan sekolah dikomunikasikan kepada stakeholders.
Misi
merupakan tugas sekolah untuk mewujudkan visi lembaga yayasan dan
sekolah, yang umumnya ditandai dengan kata mewujudkan. Perumusan visi
dan misi sekolah berfungsi sebagai acuan dan mempermudah penetapan
kebijakan sekolah, karena visi dan misi merupakan gambaran atau
cita-cita ke depan sekolah. Visi dan misi sebagai arah pijakan
melaksanakan kebijakan sekolah.
F. Manajemen Strategik sebagai Proses
Manajemen
strategi sebagai proses terdiri dari tiga tahap pokok yaitu perumusan
strategi, implementasi strategi, dan pengendalian (evaluasi) strategi.
1. Perumusan Strategi
Tahap
perumusan strategi perencana eksekutif merumuskan visi misi
organisasi, pembuatan profil organisasi, mengenali peluang dan ancaman
eksternal organisasi, menganalisis alternatif strategi, menetapkan
sasaran jangka panjang, dan memilih strategi induk. Alat manajemen yang
potensial untuk membantu analisis peluang dan ancaman tersebut dapat
menggunakan teknik analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat).
2. Implementasi Strategi
Tahap
implementasi pimpinan melakukan perumusan strategi operasional,
menetapkan sasaran tahunan atau jangka pendek, kebijakan, motivasi dan pemberdayaan sumber-sumber yang tersedia untuk merealisasikan rencana strategis, dan melembagakan strategi.
3. Pengendalian dan Evaluasi
Tahap pengendalian dan evaluasi pimpinan
melakukan pengawasan dalam rangka mendorong kelancaran pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Pimpinan juga perlu
mengetahui atau memonitor kemajuan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan hasil monitoring itu, jika diperlukan maka semua strategi
yang telah diterapkan dapat dimodifikasi di masa depan karena
faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah. Tiga macam
aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi yaitu a) meninjau
faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi
sekarang, b) mengukur prestasi, dan c) mengambil tindakan korektif.
Posisi formulasi dan implementasi dalam manajemen strategik terdapat pada Gambar 1.
Gambar 1 Posisi Formulasi dan Implementasi dalam Manajemen Strategik
Selanjutnya
proses formulasi strategik dapat ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2
mengilustrasikan proses keutuhan yang disederhanakan untuk memudahkan
pemahaman. Terdapat lima langkah pokok formulasi strategi, yaitu 1)
perumusan misi, 2) asesmen lingkungan eksternal, 3) asesmen organisasi,
4) perumusan tujuan khusus, dan 5) penentuan strategi.
Gambar 2 Proses Formulasi Strategik
Berdasarkan
Gambar 1 dan Gambar 2 disimpulkan bahwa analisis lingkungan terdiri
dari dua unsur, yaitu analisis eksternal dan analisis internal (analisis
organisasi). Analisis lingkungan eksternal meliputi identifikasi dan
evaluasi aspek-aspek sosial, budaya, politis, teknologi, dan
kecenderungan yang mungkin berpengaruh pada organisasi. Kecenderungan
ini merupakan sejumlah faktor yang sukar diramalkan (unpredictable) atau memiliki derajat ketidakpastian (degree of uncertainly) tinggi. Hasil dari analisis lingkungan eksternal adalah sejumlah peluang yang harus dimanfaatkan oleh organisasi (opportunities) dan ancaman yang harus dicegah (threats). Analisis lingkungan internal dari penentu persepsi yang realistis atas segala kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)
yang dimiliki organisasi. Suatu organisasi harus mengambil manfaat
dari kekuatannya dan berusaha untuk mengatasi kelemahannya. Analisis
organisasi dapat membantu organisasi sekolah dalam pengalokasian sumber
daya yang lebih efektif. Analisis lingkungan eksternal dan internal ini
lazim disebut analisis SWOT.
Analisis
SWOT dapat dilakukan dengan membuat matrik SWOT. Matrik ini terdiri
dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Strategi
SO menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang. Strategi WO
memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang. Strategi ST
menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman. Strategi WT mengatasi
kelemahan dan menghindari ancaman. Secara lebih rinci terlihat pada
Gambar 3.
Gambar 3 Matrik Analisis SWOT
G. Hierarki Strategi
Penerapan
konsep manajemen strategi di lingkungan organisasi nonprofit seperti
lembaga kependidikan dapat digolongkan ke dalam tiga tingkatan, yakni:
1. Strategi korporasi atau level organisasi Depdiknas,
2. Strategi bisnis atau level Direktorat terkait di lingkungan Depdiknas,
3. Strategi fungsional di jajaran bidang, seksi-seksi, dan sekolah-sekolah.
Secara sederhana hierarki tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 4.
Gambar 4 Hierarki Manajemen Strategik Pendidikan
Berdasarkan
Gambar 4 disimpulkan ciri-ciri keputusan strategi pendidikan pada
berbagai tingkatan tersebut dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1 Ciri-Ciri Keputusan Strategi Pendidikan
Strategi
tingkat korporasi disusun pada tingkatan tertinggi dalam suatu
organisasi (organisasi induk), membahas tentang pilihan rencana
strategis, pengalokasian sumber daya. Level korporasi seorang pemimpin
organisasi mengoordinasi aktivitas tiap unit kerja yang terpisah secara
struktural. Usaha mengembangkan dan mempertahankan kompetensi inti (core competence)
pada tingkat korporasi cenderung lebih luas dan umum misalnya
keuangan, sumber daya, dan efektivitas organisasi. Sinergi merupakan
keunggulan kompetitif utama bagi lembaga pendidikan dimana kegiatan
saling berkaitan dan memberikan kekuatan pada kegiatan lain dengan
melakukan koordinasi dengan antar personalia.
Strategi
tingkat bisnis memfokuskan pada cara sekolah dapat bersaing dengan
sekolah lain sehingga dapat menjadi daya pendorong untuk terus
meningkatkan mutu. Isu utama yang dikaji pada tingkat bisnis adalah cara
mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif dan menganalisa
kompetensi yang dapat memenuhi kebutuhan organisasi. Sekolah
mengembangkan suatu bagian organisasi sekolah dapat berupa tim kerja
yang menganalisa dan mengembangkan manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat sehingga sekolah mengetahui aspek yang diinginkan layanan
oleh masyarakat sebagai pedoman dan bahan pertimbangan sekolah untuk
menerapkan rencana strategis.
Strategi
tingkat fungsional mempunyai ruang lingkup yang lebih sempit dari
strategi bisnis. Strategi fungsional berhubungan dengan aktivitas bidang
fungsional seperti strategi keuangan sekolah. Kepala sekolah
mendelegasikan pengembangan strategi fungsional kepada para wakil kepala
sekolah, seperti kegiatan promosi sekolah. Sekolah menganalisa
keunggulan sekolah yang nantinya dikembangkan menjadi pedoman dalam arah
kebijakan sekolah.
H. Kesalahan dalam Proses Manajemen Strategik
Manajemen
strategik pada saat sedang dipraktikkan, terdapat dua kategori penting
kesalahan-kesalahan dapat terjadi. Kategori yang pertama mencakup
kesalahan-kesalahan yang ditimbulkan dari cara bagaimana strategi itu
digunakan. Beberapa kesalahan pada kategori pertama ini dapat dihindari
dan berasal dari kesalahan pemahaman proses strategi. Kategori kedua
mencakup kesalahan-kesalahan yang diakibatkan dari ketidakpastian yang
mesti terjadi berhubungan dengan proses strategi.
Kesalahan
yang berhubungan dengan penggunaan strategi terdiri dari beberapa hal
yaitu 1) ketidakmampuan berpikir secara strategis, 2) ketidaktepatan
penggunaan pada tingkatan manajemen, 3) terlalu menekankan pada bentuk
dan prosedur, 4) terpisah dari lingkungan, 5) cukup untuk mencapai waktu
jangka pendek, dan 6) ketidaktepatan penggunaan sumber daya.
Kesalahan
selanjutnya adalah ketidakmampuan memprediksi perubahan atau masalah
lingkungan eksternal yang dapat berupa 1) perkembangan inovasi produk
jasa baru, 2) perubahan peraturan pemerintah, 3) perubahan iklim, 4)
kekurangan dan kelangkaan bahan baku, 5) perubahan preferensi dan selera
konsumen, dan 6) kehadiran pesaing baru atau perubahan kemampuan untuk
bersaing.
I. Penutup
Pengamatan
dan penilaian yang dilakukan secara simultan terhadap lingkungan
eksternal dan internal lembaga pendidikan memungkinkan para pengelola
pendidikan mampu mengidentifikasi berbagai jenis peluang untuk merumuskan dan mengimplementasikan
rencana pendidikan. Rancangan yang bersifat menyeluruh dapat dilakukan
melalui proses tindakan yang dikenal sebagai manajemen strategik.
Manajemen
strategik adalah proses formulasi dan implementasi rencana dan
kegiatan yang berhubungan dengan hal vital dan berkesinambungan bagi
suatu organisasi. Konsep manajemen strategik digunakan di dunia
pendidikan untuk lebih mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang
ada dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Salah satu caranya adalah
dengan menggunakan teknik analisis SWOT.
KESIMPULAN
Proses
manajemen strategi yang diungkapkan dalam ini secara teoritis
bukanlah hal yang mudah, akan tetapi dalam hal praktiknya (operasinya)
melaksanakan proses yang sederhana ini merupakan pekerjaan yang sangat
berat. Untuk mencapai suatu tujuan tentunya harus dibangun strategi yang
matang, sehingga dalam operasi dilapangan akan lebih terkoordinasi
dengan strategi yang sudah dibangun sebelumnya. Oleh sebab itu banyak
pakar manajemen yang mengatakan bahwa manajemen strategi dan manajemen
operasi adalah dua hal yang harus berhubungan jika ingin mencapai suatu
tujuan, dengan kata lain manajemen strategi yang kurang baik tentukan
akan menimbulkan dampak bagi operasi (pelaksanaan) suatu tujuan dimasa
depan, dan sebaliknya.
Manajemen
strategi dalam dunia pendidikan bisa kita ibaratkan sebagai sebuah
upaya membangun input untuk menghasilkan output, input dalam dunia
pendidikan adalah berupa tenaga pengajar/ dosen yang berkualitas,
ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, administrasi yang baik,
sedangkan outputnya adalah berupa lulusan suatu instansi pendidikan yang
berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Untuk mencapai output
ini, dibutuhkan suatu proses, dalam tulisan ini kita sebutkan sebagai
proses manajemen operasi.
Pembangunan
dunia pendidikan saat ini membutuhkan manajer strategi dan operasi yang
mampu mengidentifikasi apa yang harus dilakukan sekarang untuk meraih
masa depan yang diharapkan, untuk itu manajer strategi dan operasi
tersebut harus mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan tantangan
yang ada saat ini,dan masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Fidler, B. 2002. Strategic Management for School Development. London: Paul Chapman Publishing.
Hussey, D. 1998. Strategic Management From Theory to Implementation. Oxford: Butterworth-Heinemann.
Dwiningsih,N, 2001. Strategi Operasi dalam Lingkungan Global,STEKPI,Jakarta
Ishak, 2007. Pengantar Manajemen Operasi (E-Learning), Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan (http: Libraryusu.ac.id)
Nisjar,K. Dan Winardi, 1997. Manajemen Strategik. Penerbit Mandar Maju. Bandung
Purnomo,H.S
dan Zulkieflimansyah,1999. Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Sihombing,U. 2000, Pendidikan Luar Sekolah,Manajemen Strategi, Konsep,Kiat dan Pelaksanaan. Penerbit: P.D. Mahkota,Jakarta.
No comments:
Post a Comment