Inkuiri
mengajar menempatkan guru dalam posisi strategis dalam menentukan apa
dan bagaimana guru mengajar berdasarkan kebutuhan siswanya, membuat
keputusan strategi apa yang tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa
tersebut, dan meneliti bagaimana respons siswa terhadap proses
pembelajaran tersebut. Inkuiri mengajar menempatkan guru dan siswa
sebagai subjek belajar.
Guru
menggunakan keterampilan berpikir di dalam proses pembelajaran. Proses
berpikir dilakukan guru sebelum pembelajaran, selama pembelajaran,
maupun sesudah pembelajaran. hasil proses berpikir tersebut menghasilkan
disain didaktis inovatif. Menurut Suryadi (2010) proses berpikir
inovatif tersebut dapat menghasilkan suatu disain didaktis baru,
sehingga rangkaian tiga proses berpikir tersebut diformulasikan sebagai
Penelitian Disain Didaktis (Didactical Design Research).
Proses
berpikir dalam inkuiri mengajar yang dilakukan sebelum pembelajaran
melibatkan tiga pertanyaan kunci. Pertama, materi apa yang diberikan
kepada siswa untuk dipelajari, berdasarkan kondisi siswa, kondisi
sekolah, kurikulum sekolah, dan kebijakan pemerintah. Kedua, model
pembelajaran apa yang digunakan untuk membantu siswa belajar. Model
pembelajaran mengacu pada pendapat Joyce dan Weil meliputi strategi,
pendekatan, pengelolaan kelas, dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga,
data apa yang dikumpulkan untuk digunakan menentukan keefektifan
pembelajaran.
Perencanaan
pembelajaran, mengutip istilah yang dikemukakan Suryadi (2010)
merupakan Disain Didaktis Hipotetik. Penyusunan rancangan pembelajaran
tidak hanya didasarkan pada kondisi siswa, analisis respons siswa,
pengalaman guru, tetapi juga pengetahuan dan teori-teori pendidikan yang
dimiliki guru. Rencana pembelajaran merupakan rancangan yang didasarkan
tidak hanya fakta-fakta empirik tetapi juga teori-teori pendidikan.
No comments:
Post a Comment