Sunday, March 11, 2012

DI SANGKA MALING


Kisah berawal dari sebuah desa yang jauh dari kota. Ada sekelompok genk anak remaja yang pekerjaannya suka mengganggu orang2 desa. Ucup adalah ketua kelompok dari genk tersebut. Dia adalah anak yang paling kuat dan mempunyai kekuasaan diantara semua anak di desa tersebut. Anggota kelompok genk Ucup yang lainnya adalah Ujang, Romli, Rahmat mereka adalah anak baru gede. Sama seperti anak remaja2 lain mereka juga pada usianya sedang giat2nya mencari jati diri. Meskipun mereka berteman dekat tapi mereka sering bersaing memperebutkan seorang wanita. Kebetulan di desa tetannga mempunyai bunga desa yang cantiknya sudah tersohor ke desa tetanngga mereka. Siti Mutriani adalah bungan desa yang cantiknya sudah tidak bisa diragukan lagi. Siti adalah nama panggilan manisnya. Dia adalah anak kepala desa sebelah. Meskipun anak kepala sebelah yang sudah tersohor galaknya, tapi mereka tetap maju terus pantang mundur.
Suatu malam mereka berkumpul di pos ronda desa mereka. Ucup sebagai ketua genk tersebut mengumpulkan anak buahnya tersebut bukan tanpa alasan. Ucup membicaran kepada teman2nya bahwa ia menyukai gadis desa sebelah. Teman2nya pun mendukungnya,tetapi Ucup sendiri masih meragukan niatnya itu. Romli-pun mempunyai sebuah ide untuk meyakinkan Ucup bahwa niatnya itu bagus. Romli berkata “ Bos bagaimana kalau kita semua, nanti pada malam Minggu berkunjung ke rumahnya Siti ?” Rahmat dan Ujang menyambut gembira rencananya Romli. Tapi Ucup sendiri bingung, karena kata orang Bapaknya Siti itu galaknya minta ampun. Nyali Ucup yang tadinya berkobar2 untuk menemui pujaan hatinya menjadi ciut takut.Tema2nya pun memberi semangat kepada bosnya itu. Karena dukungan yang diberikan kepada dirinya Ucup kembali semangat perjuangan 45 untuk menemui pencuri hatinya itu. Rencana demi rencana mereka buat. Akhirnya mereka berhasil membuat sebuah rencana yang mereka buat sendiri.
Malam Minggu pun tiba mereka berkumpul kembali di pos ronda. Saat itu pun tiba mereka berempat pergi besama-sama. Mereka pergi dengan menggunakan sepeda motor karena jarak antara kedua desa itu jauh sekali apalagi melewati hutan yang gelap gulita. Selama dalam perjalanan Ucup berdoa semoga saja Siti mau menerimanya sebagai pujaan hatinya. Tidak lama kemudian baru setengah jalan tiba2 hujan deras. Mereka pun mencari tempat berteduh. Hujan pun kembali reda dan mereka melanjutkan perjalanan. Pada saat melewati hutan tiba2 motor yang dikendarai Ucup tiba2 mati mendadak. Ucup dan teman2nya pun berhenti sejenak untuk memperbaiki motor Ucup. Sungguh sial nasib Ucup malam itu. Setelah motor Ucup diperbaiki kemudian mereka melanjutkan perjalanannya. Akhirnya mereka tiba juga di desa sebelah. Mereka pun mencari rumah Siti. Mereka pun menemukan rumahnya itu, lalu mereka pun menjalankan rencana mereka. Ucup menemui rumah Siti sedangkan ketiga temannya menunggu di kandang sapi tepat disebelah rumahnya Siti. Ucup mengetuk pintu rumahnya Siti, tidak lama kemudian keluarlah dari pintu rumah Siti itu seorang laki2 berkumis, berrambut hitam agak keputih2han. Laki2 itu berkata “mau mencari siapa yach”? Ucup pun berkata “ oh saya Ucup, mau menemui Siti”. Laki2 itu pun mempersilahkan tamunya itu masuk ke dalam rumahnya. Siti pun dipanggilnya, kemudian laki2 itu memperkenalkan dirinya bahwa dia adalah ayah dari Siti. Ucup pun kaget dan terheran-heran katanya ayahnya Siti itu galak toh ternyata baik kok. Siti pun mengobrol dengan Ucup dengan diiringi dengan canda tawa.
Sementara itu ketiga temannya Ucup masih setia menunggu bosnya itu di kandang sapi. Mereka mencoba bertahan dari bau kotoran sapi dan nyamuk yang semakin banyak ditambah lagi rasa kantuk yang tidak bisa diajak kompromi. Tidak lama kemudian hujan pun turun dengan deras mereka pun tidak punya pilihan karena dingin mereka masuk ke kandangh sapi. Sialnya tidak lama kemudian datang pemilik sapi tersebut untuk memantau keadaan sapinya itu. Alangkah kagetnya ketika melihat ada tiga orang yang sedang menyantroni sapinya. Kemudian pemilik sapi tersebut berteriak maling...maling...maling kemudian orang2 pun mulai bangun dari bangunnya dan berkumpul. Ketiga temannya Ucup tidak curiga dengan banyaknya orang yang berkumpul mereka pun santai2 saja. Pemilik sapi tersebut meyuruh salah satu warga untuk memanggil kepala desa.
Ucup yang ketika itu sedang dirumahnya kepala desa kaget dan ikut dengan kepala desa menemui warga untuk menemui maling tersebut. Alangkah terkejutnya ketika tahu bahwa yang menjadi tersangkanya itu adalah teman2nya. Ucup pun menjelaskan kepada warga bahwa dia adalah tema2nya yang sedang menunggunya. Warga pun kecewa berat karena kalau benar saja maling warga pasti akan puas dengan memukulinya sampai babakbelur. Ucup dan ketiga temanya itu pun berpamitan untuk pulang.

TAMAT

No comments: