Kisah berawal
dari sebuah desa yang jauh dari kota. Ada sekelompok genk anak remaja yang
pekerjaannya suka mengganggu orang2 desa. Ucup adalah ketua kelompok dari genk
tersebut. Dia adalah anak yang paling kuat dan mempunyai kekuasaan diantara
semua anak di desa tersebut. Anggota kelompok genk Ucup yang lainnya adalah
Ujang, Romli, Rahmat mereka adalah anak baru gede. Sama seperti anak remaja2
lain mereka juga pada usianya sedang giat2nya mencari jati diri. Meskipun
mereka berteman dekat tapi mereka sering bersaing memperebutkan seorang wanita.
Kebetulan di desa tetannga mempunyai bunga desa yang cantiknya sudah tersohor
ke desa tetanngga mereka. Siti Mutriani adalah bungan desa yang cantiknya sudah
tidak bisa diragukan lagi. Siti adalah nama panggilan manisnya. Dia adalah anak
kepala desa sebelah. Meskipun anak kepala sebelah yang sudah tersohor galaknya,
tapi mereka tetap maju terus pantang mundur.
Suatu
malam mereka berkumpul di pos ronda desa mereka. Ucup sebagai ketua genk
tersebut mengumpulkan anak buahnya tersebut bukan tanpa alasan. Ucup membicaran
kepada teman2nya bahwa ia menyukai gadis desa sebelah. Teman2nya pun
mendukungnya,tetapi Ucup sendiri masih meragukan niatnya itu. Romli-pun
mempunyai sebuah ide untuk meyakinkan Ucup bahwa niatnya itu bagus. Romli
berkata “ Bos bagaimana kalau kita semua, nanti pada malam Minggu berkunjung ke
rumahnya Siti ?” Rahmat dan Ujang menyambut gembira rencananya Romli. Tapi Ucup
sendiri bingung, karena kata orang Bapaknya Siti itu galaknya minta ampun.
Nyali Ucup yang tadinya berkobar2 untuk menemui pujaan hatinya menjadi ciut
takut.Tema2nya pun memberi semangat kepada bosnya itu. Karena dukungan yang
diberikan kepada dirinya Ucup kembali semangat perjuangan 45 untuk menemui
pencuri hatinya itu. Rencana demi rencana mereka buat. Akhirnya mereka berhasil
membuat sebuah rencana yang mereka buat sendiri.
Malam
Minggu pun tiba mereka berkumpul kembali di pos ronda. Saat itu pun tiba mereka
berempat pergi besama-sama. Mereka pergi dengan menggunakan sepeda motor karena
jarak antara kedua desa itu jauh sekali apalagi melewati hutan yang gelap
gulita. Selama dalam perjalanan Ucup berdoa semoga saja Siti mau menerimanya
sebagai pujaan hatinya. Tidak lama kemudian baru setengah jalan tiba2 hujan
deras. Mereka pun mencari tempat berteduh. Hujan pun kembali reda dan mereka
melanjutkan perjalanan. Pada saat melewati hutan tiba2 motor yang dikendarai
Ucup tiba2 mati mendadak. Ucup dan teman2nya pun berhenti sejenak untuk
memperbaiki motor Ucup. Sungguh sial nasib Ucup malam itu. Setelah motor Ucup
diperbaiki kemudian mereka melanjutkan perjalanannya. Akhirnya mereka tiba juga
di desa sebelah. Mereka pun mencari rumah Siti. Mereka pun menemukan rumahnya
itu, lalu mereka pun menjalankan rencana mereka. Ucup menemui rumah Siti
sedangkan ketiga temannya menunggu di kandang sapi tepat disebelah rumahnya
Siti. Ucup mengetuk pintu rumahnya Siti, tidak lama kemudian keluarlah dari
pintu rumah Siti itu seorang laki2 berkumis, berrambut hitam agak keputih2han.
Laki2 itu berkata “mau mencari siapa yach”? Ucup pun berkata “ oh saya Ucup,
mau menemui Siti”. Laki2 itu pun mempersilahkan tamunya itu masuk ke dalam
rumahnya. Siti pun dipanggilnya, kemudian laki2 itu memperkenalkan dirinya
bahwa dia adalah ayah dari Siti. Ucup pun kaget dan terheran-heran katanya
ayahnya Siti itu galak toh ternyata baik kok. Siti pun mengobrol dengan Ucup
dengan diiringi dengan canda tawa.
Sementara
itu ketiga temannya Ucup masih setia menunggu bosnya itu di kandang sapi.
Mereka mencoba bertahan dari bau kotoran sapi dan nyamuk yang semakin banyak
ditambah lagi rasa kantuk yang tidak bisa diajak kompromi. Tidak lama kemudian
hujan pun turun dengan deras mereka pun tidak punya pilihan karena dingin
mereka masuk ke kandangh sapi. Sialnya tidak lama kemudian datang pemilik sapi
tersebut untuk memantau keadaan sapinya itu. Alangkah kagetnya ketika melihat
ada tiga orang yang sedang menyantroni sapinya. Kemudian pemilik sapi tersebut
berteriak maling...maling...maling kemudian orang2 pun mulai bangun dari bangunnya
dan berkumpul. Ketiga temannya Ucup tidak curiga dengan banyaknya orang yang
berkumpul mereka pun santai2 saja. Pemilik sapi tersebut meyuruh salah satu
warga untuk memanggil kepala desa.
Ucup
yang ketika itu sedang dirumahnya kepala desa kaget dan ikut dengan kepala desa
menemui warga untuk menemui maling tersebut. Alangkah terkejutnya ketika tahu
bahwa yang menjadi tersangkanya itu adalah teman2nya. Ucup pun menjelaskan
kepada warga bahwa dia adalah tema2nya yang sedang menunggunya. Warga pun kecewa
berat karena kalau benar saja maling warga pasti akan puas dengan memukulinya
sampai babakbelur. Ucup dan ketiga temanya itu pun berpamitan untuk pulang.
TAMAT
No comments:
Post a Comment