Thursday, January 12, 2012

KARAKTERISTIK KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PROGRAM INOVASI


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan yang cukup berat, karena pendidikan menjadi isu central yang menyangkut investasi sumber daya manusia dan akan mempengaruhi keberhasilan investasi-investasi pada bidang lain. Hal ini dikarenakan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan lembaga pendidikan yang berkualitas yang mampu meningkatkan sumber daya manusia. Kemajuan suatu bangsa menjadi salah satu indicator keberhasilan pendidikan Negara tersebut. Kenyataannya bahwa Negara berkembang adalah bukti keberhasilan pendidikan. Begitu juga standar yang digunakan untuk mengukur indeks perkembangan manusia yaitu tingkat pendidikan.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang begitu cepat memaksa kita untuk sellau berubah, andaikan tidak dapat dipastikan roda zaman ini akan melindas kehidupan kita. Untuk tetap bertahan hidup maka perubahan itu harus kita hadapi. Salah satu kiat untuk menghadapi masalah perubahan itu adlah dengan melakukan inovasi diberbagai lembaga pendidikan supaya menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan segala informasi.
Untuk memperoleh wawasan tentang inovasi pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan situasi setempat, maka harus dimulai dengan membicarakan karakteristik keberhasilan dan kegagalan program inovasi. Kedua hal ini perlu dipelajari karena sangat penting untuk mengembangkan wawasan dan pemahaman tentang inovasi pendidikan yang dapat menjadi bahan analisis berkelanjutan dalam proses pendidikan, baik oleh guru, siswa maupun agen perubahan lainnya yang berkompeten.
B. Definisi
Belakangan ini kata inovasi yang melahirkan sesuatu yang baru sudah sering kita dengar. Bahkan, secara disadari atau tidak disadari kita pun pernah melakukan inovasi tersebut.
Beberapa tokoh inovasi dan manajemen mengemukakan definisi itu sendiri sebagai berikut:
1)      Rogers E. Miller, 1997 “Innovation is an idea, practive, or object perceived as new by the relevant unit of adaption, whether it is an individual or an organization” (Suherli, 2001:1). Artinya, inovasi adalah sebuah pemikiran, praktek atau objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru melalui proses adopsi yang dilakukan baik oleh seorang individu atau organisasi.
2)      White, 1987:211 “Inovation is more than change, althauoght all innovation in volve change” (Suherli, 2010:2). Artinya, bahwa tidak semua perubahan adalah inovasi tetapi inovasi adalah perubahan.
3)      Ibrahim, 1989 “Inovasi merupakan suatu usaha menemukan benda, ide, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang dengan jalan melakukan inventation dan discovery” (Suherli, 2010:2)

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah sutau cara untuk menemukan sesuatu yang baru melalui gagasan, tindakan ataupun metode yang dapat dilakukan dengan menciptakan hal yang baru (invention) atau penemuan yang sudah ada sebelumnya (discovery) dengan tujuan untuk memecahkan permsalahan yang dihadapi.

BAB II
KARAKTERISTIK KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PROGRAM INOVASI
A. Karakteristik Program Inovasi
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri, misalnya dalam kurun 8 tahun terakhir memakai busana yang menutup aurat dan berjilbab dikalangan umat muslin sudah mem-booming baik di kalangan remaja putri maupun dikalangan ibu-ibu. hal ini disebabkan selain merupakan suatu keharusan untuk perempuan muslim juga dikarenakan busana muslim disukai oleh para konsumennya. Sementara memakai sabuk pengaman bagi para pengendara mobil, baru digunakan secara merata setelah memakan waktu beberapa puluh tahun. Padahal, menggunakan sabuk pengaman itu penting untuk keamanan pengendara dan prosesnya pun begitu mudah.
Faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan pihak pengguna inovasi dalam membuat keputusan untuk menerima atau menolak hasil sutau inovasi, jika dikaitkan dengan pemikiran Everett M. Rogers, 1903 mengemukakan karakteristik inovasi yang mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi ada yaitu:
1)      Keunggulan relatif (Relative Adventage)
Para pengguna inovasi akan menilai apakah suatu inovasi itu relatif lebih unggul atau tidak dibandingkan dengan yang lainnya. Makin unggul bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi tersebut. Tingkat keunggulan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, prestise sosial, kenyamanan, kesenangan atau mempunyai unsur yang sangat penting.
2)      Ketersesuaian (Compatibility)
Tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman dan kebutuhan penerima. Jika suatu inovasi tidak sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini oleh pengguna, maka inovasi itu tidak dapat di adopsi dengan mudah sebagai halnya inovasi yang sesuai.
3)      Kerumitan (Complexity)
Kerumitan merupakan derajat anggapan sebuah inovasi oleh penerima, sutau inovasi yang mudah dimengerti dan mudah dimanfaatkan oleh pengguna akan cepat proses penyebaranya. Pengguna inovasi akan menilai tingkat kerumitan yang akan dihadapi jika mereka memanfaatkan inovasi bagi individu yang lambat memahami tentu akan mengalami tingkat kerumitan yang lebih tinggi disbanding individu yang cepat memahaminya.
4)      Dapat Diujicobakan (Trialability)
Kemampuan yang dapat diuji cobakan atau tidaknya suatu inovasi oleh pengguna. Suatu inovasi yang dapat diuji cobakan dalam setting yang sesunguhnya pada umumnya akan cepat diadopsi. Oleh karena itu, suatu inovasi harus mampu menunjukkan keunggulannya. Kemampuan untuk dapat diuji bertujuan untuk menguarangi ketidakpastian pengguna inovasi.
5)      Dapat diamati (Observability)
Mudah tidaknya suatu inovasi diamati oleh orang lain merupakan tingkat gambaran hasil inovasi itu. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati semakin besar kemungkinan diadopsi oleh masyarakat dan sebaliknya inovasi yang hasilnya sulit diamati akan lambat mendapatkan respon dari masyarakat sebagai pengguna.

B. Keberhasilan dan kegagalan program inovasi
Keberhasilan adalah titik puncak dari segala usaha yang telah dilakukan dengan melibatkan beberapa unsur yang saling mendekung, keberhasilan inovasi dapat ditinjau dari dua hal yaitu, agen inovasi dan program inovasi. Keduanya saling berkaitan dan saling menunjang, karena program inovasi yang baik tentu membutuhkan agen inovasi yang baik pula.
Keberhasilan inovasi ditinjau dari agen inovasi, jika agen inovasi tersebut dapat menerapkan program inovasi dengan memiliki :
·         Kemampuan usaha yang gigih/tinggi
·         Kemampuan bersosialisasi dan beroreintasi
·         Persamaan dan keperluan sebagai pengguna inovasi
·         Perasaan simpatik atau kekitaan
·         Kemampuan bekerja sama dengan pemimpin atau tokoh yang berpengaruh
·         Kemampuan bergaul dengan mitra kerja dan pengguna inovasi
·         Kredibilitas yang tinggi dan kewibawaan
·         Sikap penerima kritik/masukan dari pihak luar
·         Sikap antusias dan optimis akan keberhasilan program tersebut
Keberhasilan proram inovasi itu dapat ditinjau dari :
1. Sejauh mana program itu menguntungkan/unggul
- Efektifitas
- Efisien
- dampak
2. Kesesuaian
- Kesesuaian dengan program
- Penerima / pengguna program
3. Kemudahan
- Kesiapan untk diuji cobakan
- Mudah diujikan pada lembaga yang sama
- Pemilihan alternative program
4. Pengamatan
- Dapat diamati secara langsung
- Dapat disimpan/direkam
- Keanekaragaman program
5. Kerumitan
- Memerlukan keahlian khusus
- Menambah pekerjaan
Berdasarkan uraian diatas tentang keberhasilan program inovasi, maka kegagalan inovasi sudah dapat dipastikan atau dapat dilihat dari tidak terpenuhinya karakteristik keberhasilan program. Dalam kegagalan program inovasi akan terfokus pula pada dua hal yaitu program inovasi dan agen inovasi.
Dari agen inovasi, kegagalan disebabkan oleh rendahnya kemampuan agen seperti :
1. Tidak memiliki keinginan usaha yang gigih
2. Tidak memiliki kemampuan bersosialisasi dan berorientasi
3. Tidak memiliki persamaan dankeperluan sebagai pengguna inovasi
4. Tidak memiliki perasaan atau simpatik
5. Tidak ada kerja sama dengan pemimpin/tikih yang berpengaruh
6. Tidak pandai bergaul baik dengan mitra kerja maupun pengguna inovasi
7. Tidak memiliki kredibilitas dan kewibawaan
8. Tidak mau menerima kritik/usulan dari pihak luar
9. Tidak mampu melakukan penilaian
Apabila ditinjau dari program inovasi, kegagalan itu dapat disebabkan oleh:
1. Program tidak menguntungkan atau tidak unggul dari segi:
- Efektifitas
- Efisien
- Dampak
2. Tidak ada kesesuaian
- Program tidak sesuai
- Program tidak dapat diterima
3. Program itu sulit
- Tidak bisa diujicobakan
- Sulit diuji pada lembaga yang sama
- Tidak memiliki alternative yang sama
4. Tidak dapat diobservasi/diamati
- Tidak dapat diamati langsung
- Tidak dapat disimpan langsung
- Tidak memiliki keanekaragaman program
5. Kompleksitan yang rumit
- Selalu memerlukan keahlian yang khusus
- Membutuhkan tambahan pekarjaan.

BAB III
IMPLEMENTASI PROGRAM INOVASI
A. Inovasi dalam Pendidikan
Inovasi dapart dilakukan pada semua bidang kehidupan dan inovasi pendidikan merupakan bagian dari inovasi. Dalam pendidikan inovasi dapat terlahir baik dalam penyediaan agen inovasi maupun program inovasi. Penyediaan agen inovasi biasanya dihasilkan melalui manajemen sumber daya manusia yang dibarengi dengan manajemen inovasi dan pada akhirnya menghasilkan program inovasi.
Pada pembahasan ini, penulis memfokuskan bahasannya pada bidang pendidikan khususnya dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik. Hal ini disebabkan karena adanya kesesuaian dengan lingkungan penulis sendiri yaitu sebagai pendidik.
Dalam dunia pendidikan, keberadaan person dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan, multi peran guru dalam pendidikan merupakan tuntutan mengapa perlunya inovasi. Mereka dituntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan. Tetapi, sekaligus sebagai penjaga moral bagi peserta didik. Bahkan, tidak jarang para guru dianggap sebagai orang tua kedua, setelah orang tua peserta didik dalam proses pendidikan secara global.
Aktivitas proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan dan guru sebagai salah satu pemegang utama dalam menggerakkan kemajuan dan perkembangan dunia pendidikan. Agar proses pembelajaran berhasil dan mutu pendidikan meningkat, maka diperlukan guru yang memahami dan menghayati profesinya. Selian itu, guru harus memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan sehingga tercipta proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot (PAIKEM GEMBROT).
Perubahan peran guru yang tadinya sebagai penyampai prngetahuan, pengalih keterampilan dan satu-satunya sumber belajar berubah peran menjadi pembimbing, Pembina, pendidik, pengajar dan pelatih. Dalam proses pembelajaran guru akan bertindak sebagai pasilitator, motivator yang bersikap akrab dan penuh tanggung jawab, serta memperlakukan peserta diidk sebagai mitra dalam menggali dan mengolah informasi menuju tujuan yang telah direncanakan.
Guru menciptakan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya inovasi-inovasi pembelajaran yang lebih disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman yang terjadi saat ini dan tentunya ujung tombak dari implementasi inovasi dilingkungan pendidikan adalah guru. Peranan guru dalam pelaksanaan inovasi di sekolah sangatlah vital. Jika kinerja gurunya lambat atau mereka menolak inovasi itu sendiri, sudah barang tentu program inovasi tidak akan berjalan sesuai tujuan.
Inovasi dalam dunia pendidikan dapat berupa apa saja baik itu produk ataupun sistem. Untuk produk misalnya guru menciptakan media pembelajaran dan sistem misalnya cara penyampaian materi dalam proses pembelajaran dengan lempar jawab ataupun lainnya yang bersifat metode inovasi dapat dikreasikan sesuai pemanfaatannya, yang memudahkan serta mengarah pada kemajuan dunia pendidikan.
Agar dunia pendidikan dapat lebih inovatif diperlukan guru yang berkompeten danyang memiliki kreativitsa tinggi, sebab proses pendidikan berkenaan dengan pengelolaan sumber daya manusia, yang menghasilkan output yang langsung jadi, tidak ada istilah kelinci percobaan untuk sebuah proses pendidikan, karena kegagalan dalam proses pendidikan akan berakibat fatal pada pertaruhan kualitas manusia dimasa depan.
Dengan demikian, guru sudah semestinya memberikan pendidikan yang benar-benar mendidik dan memberikan arahan yang baik, agar peserta didik bisa berkembang menjadi generasi yang santun dan dapat menerima pendidikan sebagai pencerahan dalam menciptakan dan membangun suatu proses atau produk yang inovatif.

B. Langkah-langkah program inovasi pendidikan
Program inovasi pada hakekatnya adalah rencana untuk melakukan pembaharuan dan perubahan. Memulai memunculkan program inovasi diawali dari penemuan permasalahan yang muncul di lingkungan pendidikan kita. Misalnya rendahnya prestasi siswa dalam pembelajaran. Guru sebagai agen inovasi, penemuan maslaah tersebut belum cukup akan tetapi harus mempunyai kemampuan dan keinginan untuk menelusuri akan permasalahan.
Menelusuri dan menemukan akar permasalahan yang sedang hangat dibicarakan adlah melalui SWOT, yaitu cara yang sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab masalah tersebut. Pada saat menganalisis kekuatan atau keunggulan yang tidak dimiliki oleh sekolah lain dan kelemahan atau keterbatasan dari sekolah kita akan ditemukan sebagai refleksi dari lingkungan internal. Sementara peluang yang menguntungkan dan ancaman yang menjadi pengganggu pun akan muncul dari lingkungan eksternal.
Dengan hasil analisis dari lingkungan internal dan eksternal, maka agen inovasi merumuskan program yang ampuh atau jitu untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi yang ada. Kemudian, program yang telah dirumuskan dijadikan suatu konsep program inovasi.
Pemberian nama program adalah langkah selanjutnya nama program tersebut harus keren, baru dan menarik perhatian orang. Sehingga pengguna program dengan mudah memanfaatkan dan mengaplikasikannya. Begitu juga kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan harus yang betul-betul opersional.
Langakh selanjutnya adalah menentukan target dan sasaran dari kegiatan inovasi, memprediksi keunggulan dan kelemahan program serta mengevaluasi program tersebut. Dari semua langkah-langkah program inovasi itu harus dimplementasikan dengan kerja sama yang solid, optimis dengan harapan dapat tercapainya tujuan program inovasi itu. Semoga…!!!!

DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarman. (2002). Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia
Sofyandi, Herman. (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kusmana, Suherli. (2010). Manajemen Inovasi Pendidikan. Pascasarjana Unigal Press.

No comments: