Monday, October 21, 2019

MATERI NOVEL

Pengertian novel

Novel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan sebagai ‘karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku’

Novel juga bisa didefinisikan sebagai sebuah karya fiksi prosa yang yang tertulis dan naratif. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Kata novel berasal dari bahasa Italia, novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita” dan novel memiliki cerita yang lebih kompleks dari cerpen.

Sedangkan karya fiksi adalah cerita rekaan buatan yang dibuat pengarang, dimana cerita di dalamnya menjadi bermakna dikarenakan daya khayal, angan-angan atau fantasi olah fikir ide kreativitas si penulis.

Unsur Instrinsik Novel

Sebuah karya sastra biasanya selain tersusun dari unsur ektrinsik juga memiliki unsur intrinsik, unsur intrinsik adalah  unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri. unsur intrinsik untuk teks novel terdiri dari tema, alur atau plot, tokoh, latar, sudut pandang, diksi dan amanah, seperti yang di uraikan di bawah ini:

1. Tema
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat

2. Alur (plot), merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi berdasarkan urutan waktu kejadian. Tahap alur meliputi pengenalan, penampilan masalah, pemunculan konflik, puncak ketegangan (klimaks), peleraian (antiklimaks), dan penyelesaian (konklusi).

3. Tokoh (perwatakan)
Tokoh adalah pelaku yang dikisahkan pemain dalam cerita. Tokoh dalam sebuah novel bisa berupa tokoh jahat atau tokoh baik. Sedangkan penokohan adalah sifat, watak atau kaakter yang dimiliki oleh para tokoh di dalam cerita. Penggambaran penokohan dapat berupa uraian langsung dan tidak langsung. Contoh : baik, sombong, jujur, dll
4. Latar
Latar adalah unsur yang merujuk pada tempat, waktu dan suasana yang melatarbelakangi peristiwa dalam cerita terjadi. Latar dibedakan menjadi tiga, yaitu 1) latar tempat, 2) latar waktu, dan 3) latar suasana. Contoh : Di Sekolah, pagi hari, menyenangkan

5. Sudut pandang, adalah cara pengarang dalam menyajikan peristiwa dan tokoh-tokoh yang ada dalam sebuah cerita. Sudut pandang berkaitan dengan gaya pengisahan seorang pengarang terhadap ceritanya. Sudut pandang ada dua, yaitu sudut pandang orang pertama “aku” dan sudut pandang orang ketiga “dia”

6. Amanat, adalah pesan yang terkadung dalam sebuah cerita. Amanat dalam novel pada umumnya disampaikan pengarang kepada pembaca melalui dua cara, yaitu secara tersurat (dapat dilihat langsung) dan tersirat (dipahami dari balik cerita)

Struktur teks cerita fiksi novel

Struktur teks adalah bagian-bagian terpisah yang menusun sebuah teks hingga menjadi sebuah teks yang utuh. Adapun struktur teks pada teks novel meliputi abstract, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi dan koda. 

Untuk memahami lebih dalam tentang cerita fiksi atau teks novel maka yang harus diketahui adalah struktur teks dari novel tersebut, sebagai berikut:

1. Abstract (Gambaran atau ringkasan awal cerita)
2. Orientasi (Bagian awal teks cerita atau teks pembuka yang biasanya berisi pengenalan tokoh)
3. Komplikasi (masalah mulai muncul)
4. Evaluasi (masalah mulai memuncak)
5. Resolusi (penyelesaian masalah)
6. Koda atau pesan penulis

Ciri atau Kaidah Kebahasaan Teks Novel

Sedangkan kaidah kebahasaan atau ciri atau aturan bahasa yang digunakan dalam teks novel adalah sebagai berikut:
  • Berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. 
  • Biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan sebagainya. 
  • Dipengaruhi oleh subjektivitas pengarangnya. 
  • Karangan nonfiksi berusaha mencapai taraf obyektivitas yang tinggi, berusaha menarik dan menggugah nalar (pikiran) pembaca. 
  • Bahasa bermakna denotatif (yaitu makna sebenarnya) juga konotatif, asosiatif (yaitu makna tidak sebenarnya), ekspresif (yaitu memberi bayangan suasana pribadi pengarang), sugestif (yaitu bersifat mempengaruhi pembaca), dan plastis (yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca). 
  • Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.
  • Melibatkan gaya bahasa ironi atau sindirian, yang dikatakan kebalikan dari apa yang sebenarnya,contoh: Lekas betul abang pulang baru saja sudah jam 1 malam
  • Melibatkan gaya bahasa sinisme, sindiran yang lebih kasar dari ironi untuk mencemooh, contoh:  Bersih benar badanmu nak, kata ibu kepada anaknya yang baru main seharian
  • Melibatkan gaya bahasa sarkasme, Sindiran yang sangat tajam dan kasar hingga kadang-kadang menyakitkan hati, contoh: Hai binatang enyah kau dari sini.


No comments: