PURWOKERTO, Sabtu (1/11/2008), Kawasan Loka Wisata Baturraden
terletak dekat Kota Purwokerto, kurang lebih 15 kilometer kearah utara kota.
Berada dikaki Gunung
Slamet, tak heran bila udara sejuk
dan segar ikut menambah daya tarik tersendiri untuk
dikunjungi selain pemandangan alam Kota Purwokerto yang bisa dinikmati dari
ketinggian 673m. Selain itu, objek wisata ini memiliki beragam pesona wisata,
sebutlah dari air terjun, pemandian air panas, kolam renang dengan papan
luncurnya yang berliku-liku, arena mainan anak, hingga kebun/taman binatang
yang berisi binatang-binatang aneh/langka. Terdapat beberapa air terjun pada
objek wisata ini, dimana air yang mengalir cukup deras diantara bebatuan cadas
sungai yang membelah kawasan ini. Salah satunya merupakan tempat favorit bagi
pengunjung karena berada dilokasi terbuka dengan genangan/tampungan air yang
tidak begitu dalam, sangat cocok untuk untuk bermain air bagi tua dan muda.
Itu mungkin yang
menjadi pertimbangan para mahasiswa Universitas Galuh khususnya Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk melaksanakan kegiatan inagurasi tahun ini
dilaksanakan di objek wisata Baturraden. Biasanya kegiatan ini rutin
dilaksanakan setiap tahun ajaran baru. Nurul Mubin
(21) ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa, “Tahun
ini memang inagurasi akan dilaksanakan di Baturraden dan mahasiswa untuk tahun
ini cukup banyak, sehingga kami dan seluruh panitia akan bekerja keras untuk
mengsukseskan kegiatan ini, tegasnya”. Jadwalnya mereka berangkat dari kampus
Unigal Ciamis pukul 08.00 WIB.
Sabtu siang sekitar
pukul 13.00 WIB, bus yang mengangkut rombongan mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia
disambut dengan guyuran hujan deras dan tiba di hotel Rosenda Baturraden.
Rombongan peserta inagurasi pun keluar dari bus meskipun harus berhujan-hujanan,
kemudian masuk ke kamar hotel didampingi oleh kakak pendamping. Siti (20) salah
satu peserta inagurasi, mengatakan, “Alhamdullilah, saya baru kali ini menginjakan
kaki di kaki Gunung Slamet dan baru kali ini melihat dengan mata kepala sendiri
keindahan objek wisata Baturraden”. Dia menambahkan bahwa dirinya mengaku belum
pernah menginap di hotel semewah ini, tapi dia menyayangkan bahwa setiap kamar
dihuni dengan 4-5 orang. Padahal tegasnya kamar hotel ini kapasitasnya hanya
untuk 2 orang.
Kira-kira pukul
19.30 WIB, hujan yang mengguyur objek wisata Baturraden pun mulai menampakan
belaskasihan kepada semua peserta kegiatan inagurasi ini. Kegiatan pun yang
sempat tertunda dilaksanakan kembali. Malam itu semua peserta mendapatkan
bimbingan dari ketua Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu Bapak Drs.H. Yaya
Sunarya dan didampingi oleh dosen Bahasa Indonesia Bapak Drs.Ending, M.Pd.
Ketua Prodi Bahasa Indonesia Drs.H. Yaya Sunarya mengatakan, “Anda semua
mahasiswa Bahasa Indonesia sebagai calon tenaga kependidikan/Guru diharapkan
dapat belajar dengan sungguh-sungguh, karena di masa yang akan datang profesi
guru akan menjadi profesi yang diminati dan disegani, tegasnya”.
Tidak lama setelah
itu, menjelang pukul 20.00 WIB terjadilah suatu peristiwa yang membuat
merinding semua peserta inagurasi. Di
awali dengan pingsannya salah seorang peserta inagurasi sebut saja SN (19) dan
disusul dengan peserta lainnya yaitu LY (18). Tidak lama setelah mereka pingsan
mereka tebangun dan peristiwa kesurupan pun dimulai. Mereka yang menjadi korban
kesurupan dibawa oleh panitia ke kamar yang letaknya tidak jauh dari tempat
kejadian tepatnya berada dibawah aula. Panitia pun beramai-ramai menyadarkan
korban kesurupan dan sebagian lainnya khususnya panitia perempuan menenangkan
para peserta lainnya yang panic. Tidak lama setelah itu salah seorang panitia
perempuan yang bernama Winda
Wulandari (20) tingkat 2a semester
3 menjadi salah satu korban kebiadaban mahluk penghuni tempat itu. Dia dibawa
oleh panitia lainnya ke kamar yang sama dengan korban-korban lainnya.
Setidaknya kami mencatat ada lebih dari 3-6 orang kesurupan, kata Suparno (45)
salah seorang petugas keamanan di hotel itu.
Dheny (21) salah
satu kerabat dekat korban kesurupan, mengatakan, “Winda (20) (salah satu korban
kesurupan), adalah orang yang ceria, suka membantu teman dan enak diajak untuk
berteman. Dia menambahkan sebelumnya Winda ini memang terguncang jiwanya karena
habis putus dengan pujaan hatinya, tegasnya”. Keterangan ini diperkuat dengan
pengakuan Soleha (20) salah satu panitia dan teman sekelasnya korban, melihat
Winda sedang melamun sendirian di halaman belakang hotel. Sedangkan untuk kedua
korban lainnya berhasil disembuhkan dengan mendatangkan seorang ahli (dukun),
sebut saja Abah (65) yang tidak mau menyebutkan nama aslinya kepada kami. Abah
(65) meyakini bahwa memang disini ada penunggunya dan seharusnya sebelum
melaksanakan kegiatan di tempat ini harus minta izin dulu kepada penghuni
tempat ini, katanya. Memang ketika kami datang ke TKP di hotel Rosenda. Tempat
itu bagus tetapi banyak ornament-ornamen tempo dulu ketika zaman kerajaan,
sebut saja Patung
Ganesa, dll.
Ketika kami
konfirmasi kepada ketua HIMA yaitu Nurul Mubin
(21), “Dia mengakui bahwa dirinya dan semua panitia kecolongan dengan
terjadinya peristiwa ini. Dia berjanji tidak akan ada kejadian serupa,
tegasnya.” Sementara itu nasib Winda (20) yang menjadi korban kesurupan
berangsur-angsur sembuh. Ketika kami mewawancarai Winda (20) korban kesurupan
dia mengatakan, “Dirinya tiba-tiba dimasuki sesosok mahluk besar, hitam dan
mengajaknya untuk pergi bersamanya. Namun dirinya tidak mau sehingga dirinya
berteriak-teriak sekeras-kerasnya untuk minta tolong, tegasnya”.
Mungkin sebaiknya
kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa kita hidup di dunia
jangan melupakan bahwa dunia kita berdekatan erat dengan dunia mereka (setan,
jin, iblis dll) itu yang dikatan Ki Joko Bodo salah satu paranormal beken di
Indonesia kepada kami via pesan singkat (SMS). Ini merupakan bukti bahwa kita
ini harus saling toleransi antar mahluk ciptaan tuhan. . **(Ari
Nugraha/AMJI) **
No comments:
Post a Comment