Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa
mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya
teknologi pendidikan memiliki makna yang lebih luas, karena teknologi
pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan
pengelolaannya (hoba, 1977) kemudian pengertian tersebut akan lebih jelas
dengan pengertian bahwa pada hakikatnya teknologi adalah penerapan dari ilmu
atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis
(galbraith, 1977). Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dan teknologi tidak dapat dipisahkan
dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi oleh manusia.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi pendidikan juga dapat
dipandang sebagai suatu produk dan proses (sadiman, 1993). Sebagai suatu produk
teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih konkrit seperti
radio, televisi, proyektor, ohp dan sebagainya. Sebagai sebuah proses teknologi
pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami
sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari
jalan untuk mengatasi permasalahan,melaksanakan, menilai, dan mengelola
pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia. (aect,
1977).
Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan lahir dari
adanya permasalahan dalam pendidikan. Permasalahan pendidikan yang mencuat saat
ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu /
kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih
dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi
adalah masalah kualitas, tentu saja ini dapat di pecahkan melalui pendekatan
teknologi pendidikan. Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan
sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu : pendekatan sistem,
berorientasi pada mahasiswa, dan pemanfaatan sumber belajar (sadiman,
1984).prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran perlu diseain / perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem.
Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-llangkahprosedural meliputi :
identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan
pembelajaran, penetapan metode, penetapan media evaluasi pembelajaran (idi
model, 1989).
Prinsip berorientasi pada mahasiswa beratri bahwa dalam pembelajaran
hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan
karakteristik,minat, potensi dari mahasiswa. Prinsip pemanfaatan sumber belajar
berarti dalam pembelajaran mahasiswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber
belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya.satu
hal lagi lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang yang menekankan
pada aspek belajar mahasiswa. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam
satu kegiatan pendidiakan adalah bagaimana mahasiswa dapat belajar, dengan cara
mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam
sumber belajar. Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam pendekatan
teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini
sesuai dengan ditandai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan
menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi pembelajaran
dinyatakan bahwa” teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam hal
desain, pengembangan, pemanfaatan, mengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber
dan proses untuk belajar” (barbara, 1994).
No comments:
Post a Comment