Nama Mahasiswa : Ari
Nugraha
Nomor Peserta PPG :
201503280480
Mapel :
Bahasa Indonesia
Judul Modul |
Modul 4 Keterampilan
Berbahasa Reseptif |
|
Judul Kegiatan Belajar (KB) |
1.
Dasar dan Prinsip
Keterampilan Menyimak 2.
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran Keterampilan Menyimak 3.
Dasar dan Prinsip
Keterampilan Membaca 4.
Pembelajaran Keterampilan
Membaca di Sekolah |
|
No |
Butir Refleksi |
Respon/Jawaban |
1 |
Daftar peta konsep (istilah dan definisi) di
modul ini PETA KONSEP |
DAFTAR ISTILAH & DEFINISI 1. Pengertian/ Hakikat Menyimak Menyimak didefinisaikan sebagai kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara
sungguh-sungguh, seksama, sebagai upaya untuk memahami ujaran itu sebagaimana
yang dimaksudkan oleh pembicara dengan melibatkan seluruh aspek mental
kejiwaan seperti mengidentifikasi, menginterpretasi, dan mereaksinya. 2. Proses Menyimak Proses menyimak merupakan proses yang tidak saja
melibatkan aspek fisik tetapi juga aspek mental. Pandangan kognitif
menyatakan bahwa dalam proses menyimak informasi linguistik diproses oleh
sejumlah kognitif: perhatian (attention), persepsi (perception),
dan ingatan (memory). ·
Persepsi (Perception) Fase mempersepsi rangsangan yang ditangkap oleh telinga dan ditambahkan
signal berupa gambar oleh mata. Dalam fase ini sangat membutuhkan fisik yang
prima karena dapat mempengaruhi daya tangkap terhadap signal pembawa pesan. ·
Segmentasi (Parsing) Fase berikutnya adalah pembagian ke dalam segmen-segmen tertentu sesuai
dengan unit-unit kebahasaan (sintactic structure atau syntactic meaning) yang
dikenal atau dikuasai oleh penyimak. Dalam fase ini dimungkinkan terbentuknya
pengertian dan pemahaman terhadap pesan yang ditangkap pada fase sebelumnya. ·
Pemanfaatan (Utilisation) Fase ini merupakan fase yang menentukan pemahaman lebih lanjut karena penyimak
mencoba mencocokkan dan menghubungkan pemahaman penyimak yang disusun
berdasarkan persepsi terhadap pesan yang baru saja diperoleh dengan persepsi
yang timbul setelah dikaitkan dengan pesan yang sudah ada sebelumnya. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berfungsi di
dalam komunikasi. Kegiatan berkomunikasi tentunya melibatkan penyamapai
pesan, penerima pesan, pesan, dan media yang digunakan sebagai alat untuk
mengantarkan pesan. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat digolongkan ke
dalam dua golongan besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yaitu penyimak sebagai penerima pesan dan faktor eksternal berupa
segala sesuatu di luar penyimak yang dapat mempengaruhi pemahaman terhadap
pesan yang disampaikan di dalam kegiatan menyimak tersebut yaitu: pembicara,
media yang digunakan dalam menyampaikan pesan dapat berupa bahasa lisan/audio
maupun gambar/visual, serta lingkungan di sekitar berlangsungnya proses
menyimak. 4. Jenis-jenis Menyimak ·
Diskriminatif (discriminative) Menyimak diskriminatif merupakan menyimak yang bertujuan untuk membedakan
rangsang bunyi atau visual yang merupakan dasar dari tujuan menyimak ·
Komprehensif (comprehensive) Menyimak komprehensi ini bertujuan untuk memahami pesan. Menyimak
komprehensi ini merupakan menyimak yang mendasari jenis menyimak yang lain
yaitu menyimak terapeutik, menyimak kritis, dan menyimak apresiatif. Dasar
dari semua jenis menyimak tersebut memang harus ada pemahaman terhadap pesan
yang disampaikan dengan media audio dan atau audio visual. ·
Terapeutik (therapeutic) Menyimak terapeutik merupakan menyimak untuk menyediakan kesempatan untuk
berbicara melalui sebuah pemasalahan. Hal ini tampak pada percakapan antar
pasien dan dokter, atau psikolog dengan pasiennya. ·
Kritis (critical) Menyimak kritis merupakan menyimak yang bertujuan untuk mengevaluasi
pesan. Hal ini merupakan kemampuan yang dapat dilakukan oleh penyimak tingkat
mahir karena untuk mengevaluasi pesan diperlukan penguasaan terhadap bahasa
yang menjadi pengantar pesan tersebut juga penguasaan terhadap makna yang
komprehensif. ·
Apresiatif (apreciative) Menyimak apresiatif merupakan jenis menyimak yang bertujuan untuk
memperoleh kesenangan melalui karya atau pengalaman orang lain. Apresiasi
adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada pembuat/pencipta suatu karya
atau pemilik pengalaman tertentu. 5. Strategi dan Teknik Menyimak ·
Kognitif (cognitive) Strategi kognitif di dalam menyimak merupakan strategi yang fokus pada
proses, interpretasi, penyimpanan dan recall (pemanfaatan) ingatan dalam
menyimak. Strategi ini melihat bagaimana sistem pengolahan informasi di dalam
otak manusia selama proses menyimak berlangsung. Dalam strategi kognitif ini
terdapat strategi yang lebih khusus dideskripsikan oleh O’Malley melalui
Brown (2000:125-124) berikut ini. a.
Repetisi: menirukan model bahasa dengan
tindakan praktik atau berlatih diam-diam. b.
Pemanfaatan sumber: menggunakan materi yang
merujuk pada bahasa target. c.
Penerjemahan: menggunakan bahasa pertama
untuk memahami atau memroduksi bahasa kedua. d.
Pengelompokkan: mengurutkan kembali atau
mengelompokkan dan menamai sumber materi belajar berdasar sifatnya. e.
Membuat catatan: menuliskan ide pokok, hal-hal
penting, kerangka, ringkasan informasi yang disampaikan secara lisan atau
dalam tulisan. f.
Deduksi: secara sadar menerapkan
aturan untuk memproduksi atau memahami bahasa kedua. g.
Rekombinasi: menyusun kalimat yang bermakna
atau susunan kebahasaan yang lebih besar dengan mengombinasikan bagian-bagian
yang dikenal dengan cara yang baru. h.
Imageri: menghubungkan informasi baru
ke dalam konsep visual dalam ingatan yang familiar. i.
Representasi auditori: retensi bunyi atau bunyi-bunyi
yang mirip untuk kata, frasa, atau urutan kebahasaan yang lebih panjang. j.
Kata kunci: mengingat kata baru dalam
bahasa kedua dengan mengidentifikasi kata yang familiar dalam bahasa pertama
yang terdengar mirip, dan dengan cara mengingat yang secara umum lebih mudah. k.
Kontekstualisasi: menempatkan kata atau frasa
dalam urutan kebahasaan yang bermakna. l.
Elaborasi: menghubungkan informasi baru
untuk konsep lain dalam ingatan. m.
Transfer: memanfaatkan bahasa yang
diperoleh sebelumnya dan atau pengetahuan konseptual untuk memfasilitasi
tugas pembelajaran bahasa yang baru. n.
Rujukan: memanfaatkan informasi yang
tersedia untuk menduga makna kata baru, memprediksi luaran, atau mengisi
inforamasi yang hilang. Beberapa strategi dapat
diterapkan di kelas yaitu strategi berikut ini. a. Pembutan Catatan (Note Taking). Pembelajaran menyimak bahasa Indonesia bagi orang Indonesia bukan hanya
sekedar mendengarkan kata dan memahaminya satu per satu akan tetapi lebih
sebagai keterampilan pemahaman wacana secara keseluruhan. Kemampuan penyimak
dapat diidentifikasi dari sejauh mana kelengkapan informasi yang dapat
ditangkap saat proses menyimak berlangsung. Bentuk tagihan tugas yang dapat
diterapkan adalah penyimak diminta membuat catatan hasil menyimak. b. Penggambaran (Imagery) Strategi kognitif yang dapat diterapkan adalah dengan cara menghubungkan
informasi dengan konsep visual. Tagihan yang dibuat biasanya adalah pembuatan
mind map yaitu menghubungkan antarkonsep dalam bentuk gambar yang dapat
dicermati keterkaitan atau hubungannya. c. Kata Kunci (Keyword) Tugas menyimak yang lain adalah menuliskan kata-kata kunci yang merupakan
inti dari informasi yang diperoleh pada saat proses menyimak yang
berlangsung. Inti informasi bergantung dari jenis materi yang disimak,
sebagai contoh materi cerpen intinya adalah struktur, tetapi inti dari siaran
berita adalah unsur utama yang biaasanya disingkat menjadi 5W+1H (who, what,
when, were + How). d. Elaborasi (Elaboration) Setelah proses menyimak berlangsung, penyimak dapat menghubungkan
informasi baru dengan konsep lain yang terdapat dalam ingatannya. Bentuk
tagihannya dapat berupa menuliskan gagasan penyimak dalam bentuk esai
sederhana yang berisi gagaasan, pikiran, pendapat yang diperoleh dari proses
menyimak dan hubungannnya dengan pengalaman atau pengetahuan yang sudah
dimiliki sebelumnya oleh penyimak. e. Transfer Penyimak juga dapat memindahkan bahasa yang sudah dikuasai sebelumnya
untuk mendukung tugas baru dalam hal pembelajaran bahasa. Misalnya hasil dari
proses pembelajaran menyimak digunakan untuk menyelesaikan tugas menulis atau
berbicara. ·
Metakognitif (Metacognitive) Strategi yang berikutnya adalah
strategi metakognitif (metacognitive) yaitu strategi yang berfungsi untuk
mengelola dan memfasilitasi proses mental, serta mengatasi kesulitan selama
menyimak (Goh, 2002:7). Secara khusus terdapat beberapa strategi yang
termasuk dalam strategi metakognitif yaitu sebagai berikut. a. Pengatur andal (advance organizers): membuat rancangan konsep yang
cukup menyeluruh untuk mengantisipasi aktivitas pembelajaran. b. Perhatian langsung: memutuskan untuk mengikuti tugas
pembelajaran dan mengabaikan pengecoh yang tidak relevan. c. Perhatian terpilih: memutuskan untuk mengikuti aspek tertentu
dari masukan pembelajaran atau detil situasional yang akan menandai retensi
masukan bahasa. d. Pengelola yang mandiri: memahami kondisi yang membantu
seseorang belajar dan melibatkan diri dalam kondisi tersebut. e. Perencanaan fungsional: membuat rencana dan melatih
komponen bahasa yang penting untuk membawa tugas belajar yang selanjutnya. f. Monitoring secara mandiri: mengoreksi percakapan
seseorang dalam hal ketepatan, ucapan, tata baasa, kosakata, atau hubungan
yang dengan setting atau dengan pembicara. g. Menunda produksi: secara sadar memutuskan untuk
berhenti berbicara untuk belajar menandai melalui menuimak komprehensi. h. Evaluasi mandiri: mengecek hasil dari belajar bahasa
seseorang, mengukkr secara internal kelengkapan dan ketepatan. ·
Sosial-Afektif (Social-Affective) Strategi sosial-afektif merupakan strategi menyimak yang melibatkan pihak
lain dalam prosesnya. Dalam hal ini selama proses menyimak, penyimak
memerlukan bantuan orang lain untuk membantu pemahaman. |
|
|
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Keterampilan Menyimak Pembelajaran menyimak dalam kurikulum 2013
terkemas dalam pembelajaran teks yang beragam. Pembelajaran keterampilan
berbahasa tidak diajarkan secara terpisah, tetapi secara terpadu bersama
dengan keterampilan berbahasa yang lain dan dikemas dalam sebuah teks sesuai
dengan kompetensi dasar yang terdapat di kurikulum. Oleh karena itu, hal ini
memerlukan pencermatan tersendir karena salah persepsi terhadap kompetensi
dasar (KD) dapat mengakibatkan melesetnya arah pembelajaran dari yang seharusnya. 2. Strategi Pembelajaran Meyimak ·
Perencanaan a. Pemetaan KD (Kompetensi
Dasar), Indikator, dan Tujuan. b. Persiapan Perangkat
pembelajaran yang diperlukan ·
Implementasi a. Tahap Pramenyimak Pada tahap ini, intinya adalah mempersiapkan
kondisi siswa untuk melakukan kegiatan menyimak. b. Menyimak Pada tahap menyimak adalah berlangsungnya
kegiatan menyimak yang dapat berupa menyimak video teks deskripsi,
eksplanasi, atau teks yang lain sesuai dengan KD yang mencantumkan kata kunci
berupa .. misalnya mengidentifikasi informasi, mencatat hal penting…. Dari
…yang didengar. c. Pascamenyimak Kegiatan pasca menyimak berupa mengevaluasi
secara mandiri/berefleksi bagaimana kegiatan menyimak yang sudah dilakukan
oleh masing-masing siswa. d. Evaluasi Evaluasi kegiatan menyimak mengikuti pedoman
penilaian menyimak yang dipilih berdasarkan materi yang disimak dan berdasar
jenis penilaian yang digunakan yang semuanya menggunakan prinsip penilaian
dalam kurikulum 2013 yang sudah diatur dalam Permendikbud RI Nomor 023 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. 3. Penilaian Keterampilan Menyimak Prinsip penilaian dalam keterampilan menyimak
menggunakan penilaian otentik yaitu proses pengumpulan informasi yang
dilakukan oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian peserta didik (Nurhadi,
2004:172). Penilaian keterampilan dapat berupa penilaian kinerja pemahaman
secara lisan, dapat juga secara tulis. Untuk dua hal tersebut tentunya
mempunyai perbedaan dalam hal aspek penilaian. 4. Implementasi Keterampilan Menyimak dalam
Pembelajaran Implementasi pembelajaran keterampilan
menyimak mengacu pada implementasi proses pembelajaran yang dirancang dalam
sebuah Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah disusun sebelumnya.
Pembuatan RPP dilakukan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran
di dalam kelas yang mencerminkan indikator pencapaian, tujuan,
metode/strategi,, materi, dan evaluasi yang sudah disesuaiakn s atu sama
lain. |
|
|
1. Pengertian Membaca Soedarso (2010:7) mengemukakan
bahwa membaca adalah aktivitas kompleks yang mengerahkan sejumlah besar
tindakan yang terpisah-pisah. Membaca tidak hanya melihat suatu bacaan,
tetapi memerlukan konsentrasi untuk memahami dan mengingat-ingat isi bacaan. 2. Tujuan Membaca Tarigan (2015:9-11) menyatakan bahwa tujuan utama membaca adalah untuk
mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi dan makna bacaan. Makna
berhubungan erat dengan tujuan dan keintensifan dalam membaca. Tujuan membaca
yang dikemukakannya sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Anderson. Secara
rinci tujuan membaca adalah sebagai berikut. ·
Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan tokoh,
apa yang diperbuat tokoh, apa yang terjadi pada tokoh, atau untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi oleh tokoh. ·
Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik
yang baik dan menarik masalah yang terjadi dalam cerita, apa yang dipelajari
atau dialami tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan tokoh. ·
Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi
pada setiap bagian cerita. ·
Membaca untuk menemukan dan mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka, apa yang hendak diperlihatkan kepada pembaca,
mengapa para tokoh berubah, dan berhasil atau gagal. ·
Membaca untuk menemukan dan mengetahui apa yang wajar,
lucu, benar dan tidak benar dalam cerita ·
Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil, apakah
pembaca akat mengikuti apa yang dilakukan tokoh atau bekerja seperti cara
tokoh. ·
Membaca untuk menemukan bagaiman cara tokoh berubah,
bagaimana perbedaan kehidupan tokoh dengan kehidupan yang dikenal pembaca, bagaimana
persamaan dan perbedaan tokoh dengan apa yang dialami pembaca. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pembaca,
Tampubolon (2015:11) menyatakan bahwa ada enam faktor utama, yaitu: (1)
kompetensi kebahasaan, (2) kemampuan mata, (3) penentuan informasi fokus, (4)
teknik dan metode membaca, (5) fleksibilitas membaca, dan (6) kebiasaan
membaca. Dalman (2013: 21-22) mengemukakan bahwa membaca dipengaruhi oleh
fleksibilitas membaca, yaitu kemampuan untuk mengatur kecepatan membaca dan
memilih strategi yang sesuai agar informasi yang diperlukan dapat diterima
dengan baik. 4. Jenis-jenis Membaca ·
Membaca Nyaring Tarigan (2015:23) mendefiisikan membaca nyaring sebagai suatu aktivitas
atau kegiatan yang merupakan alat bagi pembaca atau pendengaruntuk menangkap
serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan penulis. ·
Membaca dalam Hati Membaca dalam hati sesuai namanya adalah kegiatan membaca yag dilakukan
tanpa bersuara. Dalam membaca dalam hati pembaca menggunakan ingatan visual
yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan karena tujuan utamanya adalah
untuk memperoleh informasi). Membaca dalam hati dibedakan atas membaca
ekstensif dan intensif (Tarigan, 2015: 30-31). a. Membaca Ekstensif Membaca ekstensif berarti membaca secara luas, yaitu membaca sebanyak
mungkin teks dalam waktu yang singkat. Tujuan dan tuntutan dalam membaca
ekstensif adalah memahami isi atau bagian-bagian penting sebuah bacaan secara
cepat. Membaca ekstensif meliputi membaca survei, sekilas, dan dangkal. b. Membaca Intensif Membaca intensif pada hakikatnya adalah kegiatan membaca yang bertujuan
untuk memahami secara mendalam isi atau informasi dalam bacaan. Tujuan utama
membaca intensif terletak pada keberhasilan pembaca dalam memahami secara
utuh argumen-argumen yang logis, urutan atau struktur teks, pola-pola simbol,
nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan
penulis, serta sarana linguistik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam
hubungannya dengan pemahaman isi bacaan ada berbagai faktor yang
mempengaruhi, yaitu kecepatan membaca, kejelasan teks bacaan, dan pengenalan
pembaca terhadap isi bahan bacaan (Tarigan:2015 37). 5. Berbagai Jenis Membaca dalam Pembelajaran Keterampilan
Membaca di Sekolah ·
Membaca Cepat Membaca cepat sebagai bagian dari membaca ekstensif adalah kegiatan
membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tanpa mengabaikan pemahaman.
Artinya, dalam proses menbaca kecepatan membaca harus disertai dengan
pemahaman isi bacaan secara keseluruhan. Kecepatan membaca juga dipengaruhi
oleh berbagai hal seperti tujuan membaca, tingkat keterbacaan, bahan bacaan,
teknik atau strategi membaca, motivasi serta hal-hal lain sebagai penentu
keberhasilan membaca (Tampubolon, 2015:7). ·
Membaca Pemahaman Membaca pemahaman merupakan proses pemerolehan makna secara aktif dengan
melibatkan pengetahuandan pengalaman yang dimilikioleh pembaca dan
dihubungkan denga isi bacaan. Hal ini berarti kegiatan membaca pemahaman
menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dengan bacaan sehingga
pembaca memahami isi bacaan secara menyeluruh (Somadyo, 2011:10). Membaca pemahaman adalah membaca dengan cara memahami materi bacaan yang
melibatkan asosiasi (kaitan) yang benar antara makna dan pengorganisasian
ide, penyimpanan gagasan dan pemakaiannya dalam berbagai aktivitas saat ini
atau yang akan datang (Yoakam melalui Ahuja, 2010:50). ·
Membaca Kritis Kemampuan membaca kritis adalah kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan
secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan baik makna
tersurat maupun tersirat melalui tahap mengenal, memahami, menganalisis,
mensintesis, dan menilai. Mengolah secara kritis artinya dalam proses membaca
seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang tersurat tetapi juga
menemukan makna antar baris, dan makna di balik baris (Nurhadi, 2010: 59). 6. Metode dan Strategi Membaca ·
DRTA (Directed
reading–thinking activity) Pendekatan DRTA didasarkan pada hubungan langsung antara proses berpikir
dan aktivitas membaca. DRTA merupakan strategi pengajaran yang dirancang
untuk memberikan pengalaman kepada anak dalam memprediksi apa yang akan
dikatakan oleh penulis, membaca teks untuk mengonfirmasi atau meninjau
kembali prediksi dan mengelaborasi respon (Walker melaui Westwood, 2001). ·
Strategi K-W-L (Know. Want to
know. Learned) Strategi KWL diciptakan oleh Ogle (1986) dan sesudah itu direkomendasikan
di dalam berbagai teks metodologi membaca. Salah satu versi dari strategi
itu, yang bisa digunakan secara klasikal, kelompok kecil, atau secara
individual diperlukan adanya persiapan yang berupa “peta KWL” (KWL chart). ·
Strategi 3H (Here, Hidden, In
my Head) Tujuan strategi ini adalah untuk mengajari anak di mana jawaban terhadap
pertanyaan yang dibuatnya dapat ditemukan. Jawaban itu mungkin (i) secara
eksplisit terdapat di dalam teks (here atau tersurat), (ii) tersirat di dalam
teks dan dapat ditarik kesimpulannya jika pembaca menggunakan beberapa
informasi yang ada di dalam teks dan mengombinasikannya dengan pengetahuan
yang sudah dimiliki sebelumnya (hidden atau tersirat), atau tidak terdapat di
dalam teks tetapi sudah ada di dalam latar belakang pengetahuan anak (in my
head atau termiliki). ·
Strategi PQRS Pada dasarnya, strategi PQRS itu hanya sederhana; rencana tindakan
langkah-demi-langkah yang mungkin dipakai anak ketika dihadapkan pada tugas
membaca (reading assignment) (Westwood, 1997). |
|
|
1. Pembelajaran Keterampilan Membaca Pembelajaran keterampilan membaca dalam Kurikulum 2013 diimplementasikan
ke dalam berbagai genre teks baik fiksi maupun nonfiksi. Seperti telah
dikemukakan di bagian pendahuluan bahwa pembelajaran keterampilan membaca
disajikan secara mandiri, bersama-sama, atau sebagai alternatif pilihan. 2. Penilaian Pembelajaran Membaca Penilaian pembelajaran dilakukan dalam rangka mengukur ketercapaian
kompetensi yang telah ditetapkan dalam KI dan KD. Pelaksanaan dan mekanisme
penilaian pembelajaran diatur dalam peraturan menteri yaitu Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. 3. Implementasi Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan pada dasarnya dilakukan
dalam rangka mencapai standar kompetensi lulusa (SKL). Pelaksanaan
pembelajaran pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah diatur di dalam
standar proses Pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016. |
2 |
Daftar materi yang sulit dipahami di modul ini |
1. Metode dan strategi membaca 2.
Teknik
menyimak 3.
Penilaian
keterampilan menyimak 4.
Penjelasan
tentang strategi metakognitif |
3 |
Daftar materi yang sering mengalami
miskonsepsi |
1.
Menentukan metode dan strategi yang dapat digunakan
dalam pembelajaran membaca di sekolah. 2.
Jenis-jenis
membaca 3.
Membedakan
antara menyimak terapeutik, kritis dan apresiatif |
No comments:
Post a Comment