Saturday, January 29, 2022

MATERI PPG BAHASA INDONESIA LK 1 MODUL 4

 

Nama Mahasiswa          : Ari Nugraha

Nomor Peserta PPG       : 201503280480

Mapel                            : Bahasa Indonesia

Judul Modul

Modul 4 Keterampilan Berbahasa Reseptif

Judul Kegiatan Belajar (KB)

1.    Dasar dan Prinsip Keterampilan Menyimak

2.    Prinsip-Prinsip Pembelajaran Keterampilan Menyimak

3.    Dasar dan Prinsip Keterampilan Membaca

4.    Pembelajaran Keterampilan Membaca di Sekolah

No

Butir Refleksi

Respon/Jawaban

1

Daftar peta konsep (istilah dan definisi) di modul ini

PETA KONSEP

DAFTAR ISTILAH & DEFINISI

1.    Pengertian/ Hakikat Menyimak

Menyimak didefinisaikan sebagai kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara sungguh-sungguh, seksama, sebagai upaya untuk memahami ujaran itu sebagaimana yang dimaksudkan oleh pembicara dengan melibatkan seluruh aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi, menginterpretasi, dan mereaksinya.

2.    Proses Menyimak

Proses menyimak merupakan proses yang tidak saja melibatkan aspek fisik tetapi juga aspek mental. Pandangan kognitif menyatakan bahwa dalam proses menyimak informasi linguistik diproses oleh sejumlah kognitif: perhatian (attention), persepsi (perception), dan ingatan (memory).

·         Persepsi (Perception)

Fase mempersepsi rangsangan yang ditangkap oleh telinga dan ditambahkan signal berupa gambar oleh mata. Dalam fase ini sangat membutuhkan fisik yang prima karena dapat mempengaruhi daya tangkap terhadap signal pembawa pesan.

·         Segmentasi (Parsing)

Fase berikutnya adalah pembagian ke dalam segmen-segmen tertentu sesuai dengan unit-unit kebahasaan (sintactic structure atau syntactic meaning) yang dikenal atau dikuasai oleh penyimak. Dalam fase ini dimungkinkan terbentuknya pengertian dan pemahaman terhadap pesan yang ditangkap pada fase sebelumnya.

·         Pemanfaatan (Utilisation)

Fase ini merupakan fase yang menentukan pemahaman lebih lanjut karena penyimak mencoba mencocokkan dan menghubungkan pemahaman penyimak yang disusun berdasarkan persepsi terhadap pesan yang baru saja diperoleh dengan persepsi yang timbul setelah dikaitkan dengan pesan yang sudah ada sebelumnya.

3.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berfungsi di dalam komunikasi. Kegiatan berkomunikasi tentunya melibatkan penyamapai pesan, penerima pesan, pesan, dan media yang digunakan sebagai alat untuk mengantarkan pesan. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu penyimak sebagai penerima pesan dan faktor eksternal berupa segala sesuatu di luar penyimak yang dapat mempengaruhi pemahaman terhadap pesan yang disampaikan di dalam kegiatan menyimak tersebut yaitu: pembicara, media yang digunakan dalam menyampaikan pesan dapat berupa bahasa lisan/audio maupun gambar/visual, serta lingkungan di sekitar berlangsungnya proses menyimak.

4.    Jenis-jenis Menyimak

·         Diskriminatif (discriminative)

Menyimak diskriminatif merupakan menyimak yang bertujuan untuk membedakan rangsang bunyi atau visual yang merupakan dasar dari tujuan menyimak

·         Komprehensif (comprehensive)

Menyimak komprehensi ini bertujuan untuk memahami pesan. Menyimak komprehensi ini merupakan menyimak yang mendasari jenis menyimak yang lain yaitu menyimak terapeutik, menyimak kritis, dan menyimak apresiatif. Dasar dari semua jenis menyimak tersebut memang harus ada pemahaman terhadap pesan yang disampaikan dengan media audio dan atau audio visual.

·         Terapeutik (therapeutic)

Menyimak terapeutik merupakan menyimak untuk menyediakan kesempatan untuk berbicara melalui sebuah pemasalahan. Hal ini tampak pada percakapan antar pasien dan dokter, atau psikolog dengan pasiennya.

·         Kritis (critical)

Menyimak kritis merupakan menyimak yang bertujuan untuk mengevaluasi pesan. Hal ini merupakan kemampuan yang dapat dilakukan oleh penyimak tingkat mahir karena untuk mengevaluasi pesan diperlukan penguasaan terhadap bahasa yang menjadi pengantar pesan tersebut juga penguasaan terhadap makna yang komprehensif.

·         Apresiatif (apreciative)

Menyimak apresiatif merupakan jenis menyimak yang bertujuan untuk memperoleh kesenangan melalui karya atau pengalaman orang lain. Apresiasi adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada pembuat/pencipta suatu karya atau pemilik pengalaman tertentu.

5.    Strategi dan Teknik Menyimak

·         Kognitif (cognitive)

Strategi kognitif di dalam menyimak merupakan strategi yang fokus pada proses, interpretasi, penyimpanan dan recall (pemanfaatan) ingatan dalam menyimak. Strategi ini melihat bagaimana sistem pengolahan informasi di dalam otak manusia selama proses menyimak berlangsung. Dalam strategi kognitif ini terdapat strategi yang lebih khusus dideskripsikan oleh O’Malley melalui Brown (2000:125-124) berikut ini.

a.    Repetisi: menirukan model bahasa dengan tindakan praktik atau berlatih diam-diam.

b.    Pemanfaatan sumber: menggunakan materi yang merujuk pada bahasa target.

c.     Penerjemahan: menggunakan bahasa pertama untuk memahami atau memroduksi bahasa kedua.

d.    Pengelompokkan: mengurutkan kembali atau mengelompokkan dan menamai sumber materi belajar berdasar sifatnya.

e.     Membuat catatan: menuliskan ide pokok, hal-hal penting, kerangka, ringkasan informasi yang disampaikan secara lisan atau dalam tulisan.

f.      Deduksi: secara sadar menerapkan aturan untuk memproduksi atau memahami bahasa kedua.

g.     Rekombinasi: menyusun kalimat yang bermakna atau susunan kebahasaan yang lebih besar dengan mengombinasikan bagian-bagian yang dikenal dengan cara yang baru.

h.    Imageri: menghubungkan informasi baru ke dalam konsep visual dalam ingatan yang familiar.

i.      Representasi auditori: retensi bunyi atau bunyi-bunyi yang mirip untuk kata, frasa, atau urutan kebahasaan yang lebih panjang.

j.      Kata kunci: mengingat kata baru dalam bahasa kedua dengan mengidentifikasi kata yang familiar dalam bahasa pertama yang terdengar mirip, dan dengan cara mengingat yang secara umum lebih mudah.

k.    Kontekstualisasi: menempatkan kata atau frasa dalam urutan kebahasaan yang bermakna.

l.      Elaborasi: menghubungkan informasi baru untuk konsep lain dalam ingatan.

m.   Transfer: memanfaatkan bahasa yang diperoleh sebelumnya dan atau pengetahuan konseptual untuk memfasilitasi tugas pembelajaran bahasa yang baru.

n.    Rujukan: memanfaatkan informasi yang tersedia untuk menduga makna kata baru, memprediksi luaran, atau mengisi inforamasi yang hilang.

Beberapa strategi dapat diterapkan di kelas yaitu strategi berikut ini.

a.    Pembutan Catatan (Note Taking).

Pembelajaran menyimak bahasa Indonesia bagi orang Indonesia bukan hanya sekedar mendengarkan kata dan memahaminya satu per satu akan tetapi lebih sebagai keterampilan pemahaman wacana secara keseluruhan. Kemampuan penyimak dapat diidentifikasi dari sejauh mana kelengkapan informasi yang dapat ditangkap saat proses menyimak berlangsung. Bentuk tagihan tugas yang dapat diterapkan adalah penyimak diminta membuat catatan hasil menyimak.

b.    Penggambaran (Imagery)

Strategi kognitif yang dapat diterapkan adalah dengan cara menghubungkan informasi dengan konsep visual. Tagihan yang dibuat biasanya adalah pembuatan mind map yaitu menghubungkan antarkonsep dalam bentuk gambar yang dapat dicermati keterkaitan atau hubungannya.

c.    Kata Kunci (Keyword)

Tugas menyimak yang lain adalah menuliskan kata-kata kunci yang merupakan inti dari informasi yang diperoleh pada saat proses menyimak yang berlangsung. Inti informasi bergantung dari jenis materi yang disimak, sebagai contoh materi cerpen intinya adalah struktur, tetapi inti dari siaran berita adalah unsur utama yang biaasanya disingkat menjadi 5W+1H (who, what, when, were + How).

d.    Elaborasi (Elaboration)

Setelah proses menyimak berlangsung, penyimak dapat menghubungkan informasi baru dengan konsep lain yang terdapat dalam ingatannya. Bentuk tagihannya dapat berupa menuliskan gagasan penyimak dalam bentuk esai sederhana yang berisi gagaasan, pikiran, pendapat yang diperoleh dari proses menyimak dan hubungannnya dengan pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya oleh penyimak.

e.    Transfer

Penyimak juga dapat memindahkan bahasa yang sudah dikuasai sebelumnya untuk mendukung tugas baru dalam hal pembelajaran bahasa. Misalnya hasil dari proses pembelajaran menyimak digunakan untuk menyelesaikan tugas menulis atau berbicara.

·         Metakognitif (Metacognitive)

Strategi yang berikutnya adalah strategi metakognitif (metacognitive) yaitu strategi yang berfungsi untuk mengelola dan memfasilitasi proses mental, serta mengatasi kesulitan selama menyimak (Goh, 2002:7). Secara khusus terdapat beberapa strategi yang termasuk dalam strategi metakognitif yaitu sebagai berikut.

a.    Pengatur andal (advance organizers): membuat rancangan konsep yang cukup menyeluruh untuk mengantisipasi aktivitas pembelajaran.

b.    Perhatian langsung: memutuskan untuk mengikuti tugas pembelajaran dan mengabaikan pengecoh yang tidak relevan.

c.    Perhatian terpilih: memutuskan untuk mengikuti aspek tertentu dari masukan pembelajaran atau detil situasional yang akan menandai retensi masukan bahasa.

d.    Pengelola yang mandiri: memahami kondisi yang membantu seseorang belajar dan melibatkan diri dalam kondisi tersebut.

e.    Perencanaan fungsional: membuat rencana dan melatih komponen bahasa yang penting untuk membawa tugas belajar yang selanjutnya.

f.     Monitoring secara mandiri: mengoreksi percakapan seseorang dalam hal ketepatan, ucapan, tata baasa, kosakata, atau hubungan yang dengan setting atau dengan pembicara.

g.    Menunda produksi: secara sadar memutuskan untuk berhenti berbicara untuk belajar menandai melalui menuimak komprehensi.

h.    Evaluasi mandiri: mengecek hasil dari belajar bahasa seseorang, mengukkr secara internal kelengkapan dan ketepatan.

·         Sosial-Afektif (Social-Affective)

Strategi sosial-afektif merupakan strategi menyimak yang melibatkan pihak lain dalam prosesnya. Dalam hal ini selama proses menyimak, penyimak memerlukan bantuan orang lain untuk membantu pemahaman.

 

1.    Prinsip-prinsip Pembelajaran Keterampilan Menyimak

Pembelajaran menyimak dalam kurikulum 2013 terkemas dalam pembelajaran teks yang beragam. Pembelajaran keterampilan berbahasa tidak diajarkan secara terpisah, tetapi secara terpadu bersama dengan keterampilan berbahasa yang lain dan dikemas dalam sebuah teks sesuai dengan kompetensi dasar yang terdapat di kurikulum. Oleh karena itu, hal ini memerlukan pencermatan tersendir karena salah persepsi terhadap kompetensi dasar (KD) dapat mengakibatkan melesetnya arah pembelajaran dari yang seharusnya.

2.    Strategi Pembelajaran Meyimak

·         Perencanaan

a.    Pemetaan KD (Kompetensi Dasar), Indikator, dan Tujuan.

b.    Persiapan Perangkat pembelajaran yang diperlukan

·         Implementasi

a.    Tahap Pramenyimak

Pada tahap ini, intinya adalah mempersiapkan kondisi siswa untuk melakukan kegiatan menyimak.

b.    Menyimak

Pada tahap menyimak adalah berlangsungnya kegiatan menyimak yang dapat berupa menyimak video teks deskripsi, eksplanasi, atau teks yang lain sesuai dengan KD yang mencantumkan kata kunci berupa .. misalnya mengidentifikasi informasi, mencatat hal penting…. Dari …yang didengar.

c.     Pascamenyimak

Kegiatan pasca menyimak berupa mengevaluasi secara mandiri/berefleksi bagaimana kegiatan menyimak yang sudah dilakukan oleh masing-masing siswa.

d.    Evaluasi

Evaluasi kegiatan menyimak mengikuti pedoman penilaian menyimak yang dipilih berdasarkan materi yang disimak dan berdasar jenis penilaian yang digunakan yang semuanya menggunakan prinsip penilaian dalam kurikulum 2013 yang sudah diatur dalam Permendikbud RI Nomor 023 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

3.    Penilaian Keterampilan Menyimak

Prinsip penilaian dalam keterampilan menyimak menggunakan penilaian otentik yaitu proses pengumpulan informasi yang dilakukan oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian peserta didik (Nurhadi, 2004:172). Penilaian keterampilan dapat berupa penilaian kinerja pemahaman secara lisan, dapat juga secara tulis. Untuk dua hal tersebut tentunya mempunyai perbedaan dalam hal aspek penilaian.

4.    Implementasi Keterampilan Menyimak dalam Pembelajaran

Implementasi pembelajaran keterampilan menyimak mengacu pada implementasi proses pembelajaran yang dirancang dalam sebuah Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah disusun sebelumnya. Pembuatan RPP dilakukan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas yang mencerminkan indikator pencapaian, tujuan, metode/strategi,, materi, dan evaluasi yang sudah disesuaiakn s atu sama lain.

 

1.    Pengertian Membaca

Soedarso (2010:7) mengemukakan bahwa membaca adalah aktivitas kompleks yang mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Membaca tidak hanya melihat suatu bacaan, tetapi memerlukan konsentrasi untuk memahami dan mengingat-ingat isi bacaan.

2.    Tujuan Membaca

Tarigan (2015:9-11) menyatakan bahwa tujuan utama membaca adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi dan makna bacaan. Makna berhubungan erat dengan tujuan dan keintensifan dalam membaca. Tujuan membaca yang dikemukakannya sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Anderson. Secara rinci tujuan membaca adalah sebagai berikut.

·         Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan tokoh, apa yang diperbuat tokoh, apa yang terjadi pada tokoh, atau untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh.

·         Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik masalah yang terjadi dalam cerita, apa yang dipelajari atau dialami tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan tokoh.

·         Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita.

·         Membaca untuk menemukan dan mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka, apa yang hendak diperlihatkan kepada pembaca, mengapa para tokoh berubah, dan berhasil atau gagal.

·         Membaca untuk menemukan dan mengetahui apa yang wajar, lucu, benar dan tidak benar dalam cerita

·         Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil, apakah pembaca akat mengikuti apa yang dilakukan tokoh atau bekerja seperti cara tokoh.

·         Membaca untuk menemukan bagaiman cara tokoh berubah, bagaimana perbedaan kehidupan tokoh dengan kehidupan yang dikenal pembaca, bagaimana persamaan dan perbedaan tokoh dengan apa yang dialami pembaca.

3.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca

Dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pembaca, Tampubolon (2015:11) menyatakan bahwa ada enam faktor utama, yaitu: (1) kompetensi kebahasaan, (2) kemampuan mata, (3) penentuan informasi fokus, (4) teknik dan metode membaca, (5) fleksibilitas membaca, dan (6) kebiasaan membaca. Dalman (2013: 21-22) mengemukakan bahwa membaca dipengaruhi oleh fleksibilitas membaca, yaitu kemampuan untuk mengatur kecepatan membaca dan memilih strategi yang sesuai agar informasi yang diperlukan dapat diterima dengan baik.

4.    Jenis-jenis Membaca

·         Membaca Nyaring

Tarigan (2015:23) mendefiisikan membaca nyaring sebagai suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi pembaca atau pendengaruntuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan penulis.

·         Membaca dalam Hati

Membaca dalam hati sesuai namanya adalah kegiatan membaca yag dilakukan tanpa bersuara. Dalam membaca dalam hati pembaca menggunakan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan karena tujuan utamanya adalah untuk memperoleh informasi). Membaca dalam hati dibedakan atas membaca ekstensif dan intensif (Tarigan, 2015: 30-31).

a.    Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif berarti membaca secara luas, yaitu membaca sebanyak mungkin teks dalam waktu yang singkat. Tujuan dan tuntutan dalam membaca ekstensif adalah memahami isi atau bagian-bagian penting sebuah bacaan secara cepat. Membaca ekstensif meliputi membaca survei, sekilas, dan dangkal.

b.    Membaca Intensif

Membaca intensif pada hakikatnya adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami secara mendalam isi atau informasi dalam bacaan. Tujuan utama membaca intensif terletak pada keberhasilan pembaca dalam memahami secara utuh argumen-argumen yang logis, urutan atau struktur teks, pola-pola simbol, nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan penulis, serta sarana linguistik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam hubungannya dengan pemahaman isi bacaan ada berbagai faktor yang mempengaruhi, yaitu kecepatan membaca, kejelasan teks bacaan, dan pengenalan pembaca terhadap isi bahan bacaan (Tarigan:2015 37).

5.    Berbagai Jenis Membaca dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca di Sekolah

·         Membaca Cepat

Membaca cepat sebagai bagian dari membaca ekstensif adalah kegiatan membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tanpa mengabaikan pemahaman. Artinya, dalam proses menbaca kecepatan membaca harus disertai dengan pemahaman isi bacaan secara keseluruhan. Kecepatan membaca juga dipengaruhi oleh berbagai hal seperti tujuan membaca, tingkat keterbacaan, bahan bacaan, teknik atau strategi membaca, motivasi serta hal-hal lain sebagai penentu keberhasilan membaca (Tampubolon, 2015:7).

·         Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan proses pemerolehan makna secara aktif dengan melibatkan pengetahuandan pengalaman yang dimilikioleh pembaca dan dihubungkan denga isi bacaan. Hal ini berarti kegiatan membaca pemahaman menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dengan bacaan sehingga pembaca memahami isi bacaan secara menyeluruh (Somadyo, 2011:10).

Membaca pemahaman adalah membaca dengan cara memahami materi bacaan yang melibatkan asosiasi (kaitan) yang benar antara makna dan pengorganisasian ide, penyimpanan gagasan dan pemakaiannya dalam berbagai aktivitas saat ini atau yang akan datang (Yoakam melalui Ahuja, 2010:50).

·         Membaca Kritis

Kemampuan membaca kritis adalah kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan baik makna tersurat maupun tersirat melalui tahap mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai. Mengolah secara kritis artinya dalam proses membaca seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang tersurat tetapi juga menemukan makna antar baris, dan makna di balik baris (Nurhadi, 2010: 59).

6.    Metode dan Strategi Membaca

·         DRTA (Directed reading–thinking activity)

Pendekatan DRTA didasarkan pada hubungan langsung antara proses berpikir dan aktivitas membaca. DRTA merupakan strategi pengajaran yang dirancang untuk memberikan pengalaman kepada anak dalam memprediksi apa yang akan dikatakan oleh penulis, membaca teks untuk mengonfirmasi atau meninjau kembali prediksi dan mengelaborasi respon (Walker melaui Westwood, 2001).

·         Strategi K-W-L (Know. Want to know. Learned)

Strategi KWL diciptakan oleh Ogle (1986) dan sesudah itu direkomendasikan di dalam berbagai teks metodologi membaca. Salah satu versi dari strategi itu, yang bisa digunakan secara klasikal, kelompok kecil, atau secara individual diperlukan adanya persiapan yang berupa “peta KWL” (KWL chart).

·         Strategi 3H (Here, Hidden, In my Head)

Tujuan strategi ini adalah untuk mengajari anak di mana jawaban terhadap pertanyaan yang dibuatnya dapat ditemukan. Jawaban itu mungkin (i) secara eksplisit terdapat di dalam teks (here atau tersurat), (ii) tersirat di dalam teks dan dapat ditarik kesimpulannya jika pembaca menggunakan beberapa informasi yang ada di dalam teks dan mengombinasikannya dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya (hidden atau tersirat), atau tidak terdapat di dalam teks tetapi sudah ada di dalam latar belakang pengetahuan anak (in my head atau termiliki).

·         Strategi PQRS

Pada dasarnya, strategi PQRS itu hanya sederhana; rencana tindakan langkah-demi-langkah yang mungkin dipakai anak ketika dihadapkan pada tugas membaca (reading assignment) (Westwood, 1997).

 

 

1.    Pembelajaran Keterampilan Membaca

Pembelajaran keterampilan membaca dalam Kurikulum 2013 diimplementasikan ke dalam berbagai genre teks baik fiksi maupun nonfiksi. Seperti telah dikemukakan di bagian pendahuluan bahwa pembelajaran keterampilan membaca disajikan secara mandiri, bersama-sama, atau sebagai alternatif pilihan.

2.    Penilaian Pembelajaran Membaca

Penilaian pembelajaran dilakukan dalam rangka mengukur ketercapaian kompetensi yang telah ditetapkan dalam KI dan KD. Pelaksanaan dan mekanisme penilaian pembelajaran diatur dalam peraturan menteri yaitu Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

3.    Implementasi Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan pada dasarnya dilakukan dalam rangka mencapai standar kompetensi lulusa (SKL). Pelaksanaan pembelajaran pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah diatur di dalam standar proses Pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.

2

Daftar materi yang sulit dipahami di modul ini

1.      Metode dan strategi membaca

2.      Teknik menyimak

3.      Penilaian keterampilan menyimak

4.      Penjelasan tentang strategi metakognitif

3

Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi

1.     Menentukan  metode dan strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca di sekolah.

2.     Jenis-jenis membaca

3.     Membedakan antara menyimak terapeutik, kritis dan apresiatif

 

 

No comments: