1.
Perkembangan Motorik Bayi
Bayi sehat dengan tempo perkembangan yang sedang
pada umumnya mengalami perkembangan motorik sebagai berikut (Zulkifli, 1992 :
27 – 28 dan Syamsu Yusuf, 2004 : 152).
· Usia 1 bulan : gerakan global.
· Usia 2 bulan : menggerakkan/memutar kepala.
· Usia 3 bulan : belajar membalikkan badan.
· Usia 4 bulan : tengkurep dengan mendongakkan
kepala.
· Usia 5 bulan : tengkurep dengan mendongakkan
kepala dan mencoba mengangkat dada dengan menopangkan kaki dan tangannya.
· Usia 6 bulan : belajar menggerakkan badan ke
depan.
· Usia 7 bulan : belajar duduk.
· Usia 8 bulan : belajar berdiri dengan bantuan
orang lain.
· Usia 9 bulan : dapat berdiri sendiri
berpegangan pada meja.
· Usia 10 bulan : dapat merangkak.
· Usia 11 bulan : dapat berdiri sendiri.
· Usia 12 bulan : mulai dapat berjalan.
· Usia 18 bulan : dapat berjalan dengan baik,
menaiki kursi/tangga.
· Usia 24 bulan : dapat naik turun tangga dan
berlari.
2.
Perkembangan Kemampuan Berbicara Bayi
a) Kriteria Kemampuan Berbicara
atau Berbahasa Anak
·
Bunyi-bunyi yang dikeluarkan
telah dapat dimengerti orang lain.
·
Yang bersangkutan telah
mengerti apa yang dikatakan dan dapat menghubungkannya dengan sesuatu/benda/
aktivitas yang sesungguhnya.
b) Macam-macam Bahasa Anak
·
Bahasa egosentris, dinyatakan dalam
bentuk ucapan-ucapan untuk diri sendiri.
·
Bahasa sosial, dipakai untuk
berkomunikasi dengan orang.
c)
Bentuk-bentuk Pra Bahasa (prespeech forms)
Sebelum anak mampu berbahasa dia berkomunikasi
dan berekspresi dengan bahasa pengganti. Bentuk aktivitas yang dipakai untuk
mengganti bahasa disebut bentuk-bentuk prabahasa atau prespeech forms, yang meliputi :
(1) menangis, (2) meraban, dan (3) isyarat.
d) Tahap-tahap Perkembangan
Kemampuan Berbahasa
William
Stern dan istrinya, Clara Stern,
telah melakukan penelitian mengenai perkembangan perkembangan bahasa anak, dan
hasilnya dideskripsikan sebagai berikut.
·
Masa
Kalimat Satu Kata (0 – 1,5 tahun), ciri-cirinya
adalah :
-
kata-kata
raban;
-
kata-kata
tiruan bunyi;
-
kalimat
satu kata.
·
Masa
Stadium Nama atau Masa Haus
Nama (1,5–2 tahun), dengan ciri :
-
pertanyaan-pertanyaan
: apa ini, apa itu, siapa ini, dan siapa itu;
-
kalimat
dua atau tiga kata;
-
gejala
keragu-raguan berkata karena terbatasnya perbendaharaan kata;
-
berbicara
pada diri sendiri.
·
Masa
Kalimat Tunggal (2 – 2,5 tahun), dengan ciri-ciri :
- dapat menyusun kalimat tunggal yang sempurna;
- dapat membentuk kata-kata baru yang lucu;
- dapat menyatakan pendapatnya tentang
perbandingan.
·
Masa
Kalimat Majemuk (2,5 tahun dst.), dengan ciri-ciri :
-
mampu
menyusun kalimat majemuk;
-
timbul
pertanyaan-pertanyaan : apa sebab, mengapa demikian, dst.
3.
Perkembangan Emosi Bayi
Emosi bayi berkembang dari bentuknya yang sangat
sederhana, yang dimiliki sejak lahir, menjadi bentuk-bentuk emosi yang terarah
sesuai dengan situasi atau perangsang yang datang. Adapun tahap-tahap
perkembangan emosi bayi (Syamsu Yunus, 2004 : 156 – 157) adalah sebagai
berikut.
a) Usia
0 – 8 Minggu
Emosi bayi berhubungan dengan keadaan
jasmaninya. Misalnya dia selalu tersenyum bila kenyang, nyaman, dan hangat,
sebaliknya dia menangis bila lapar, haus, sakit, dan kedinginan.
b) Usia
8 Minggu sampai 1 Tahun
Pada usia ini perasaan kejiwaan telah
berkembang. Anak akan merasa senang bila melihat mainan yang ada di dekatnya
atau melihat ibunya. Sebaliknya dia merasa tidak senang bila (menangis)
menghadapi benda, situasi, dan orang-orang yang tidak dikenalnya.
c)
Usia 1 sampai 2 Tahun
· Emosi bayi sudah terarah pada sesuatu.
· Seiring dengan perkembangan bahasa, bayi
mulai menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa.
· Sifat-sifat emosi bayi pada masa ini labil
dan dangkal.
4.
Attachment dan Bonding
Perlunya Bonding dan Attachment dalam
Perkembangan Bayi. Bayi yang baru lahir yang menunjukkan serba tidak berdaya.
Namun dibalik ketidak berdayaannya tersebut pada dirinya terdapat berbagai
potensi yang siap berkembanga. Bayi akan berkembang dengan baik dan berbagai
potensi yang dimiliki berubah menjadi kemampuan nyata bila bila mendapatkan
stimuli dari lingkungannya, terutama lingkungan sosial. Keluarga merupakan
lingkungan pertama dan utama bagi bayi. Faktor yang sangat diperlukan oleh bayi
dari lingkungan ini adalah bonding dan attachment.
Pengertian Bonding
Bruce D. Perry (2001 : 3) menyatakan bahwa
Bonding merupakan hubungan antara seseorang dengan orang yang lain dan melalui
bonding terbentuklah attachment. Sedangkan Jeff dan Cindi (2006) memandang
bonding sebagai hubungan yang istimewa antara bayi dengan ibunya. Selengpanya
dia menyatakan “Bonding is that
beautiful act of a baby and a parent totally falling in love
with each other. Not only is bonding enjoyable, but it is essential for your
baby's psychological well being. A
loving environment produces confidence, trust, and relational skills in your baby. The lack of bonding can
cause serious psychological
problems for your child in the future”
Bonding, menurut Jeff dan Cindi, merupakan
kebutuhan esensial bagi bayi. Dengan bonding, bayi belajar mengembangkan rasa
percaya diri keterampilan dalam hubungan social. Bila bayi dalam
perkembangannya kurang merasakan hubungan tersebut , dirinya dapat mengalami
problem psikologis yang serius di kemudian hari.
Pengertian Attachment
Berkenaan dengan attachment, Bruce D. Perry
(2001 : 2) menyatakan “attachment
refers to a special bond characterized by the unique qualities of the special
bond that forms in maternal-infant or primary caregiver-infant relationships.” Menurut Perry, attachment
merupakan suatu hubungan antar manusia (bond) yang ditandai oleh sifat-sifat
yang specifik dalam hubungan bayi dan ibunya atau bayi dan pengasuhnya.
Selanjutnya Perry menegaskan bahwa attachment terbentuk melalui bonding dalam dalam attachment bond
terdapat elemen-element sebagai berikut.
· an attachment bond is an enduring emotional relationships with specific person;
· the relationship brings safety, comfort, soothing and pleasure;
· loss or threat of loss of person evokes intense distress.
Hubungan bonding dengan attachment dapat
digambarkan berikut ini.
Sebagai kebutuhan, attachment memerlukan
pemenuhan. Bila pengalaman tersebut ternyata tidak atau kurang terpeuhi dapat
menimbulkan masalah bagi bayi (Bruce D.Perry, 2001: 8) yaitu : (1) developmental delays, (2) eating,
(3) soothing behavior, (4)
emotional function, (5) in-appropriate modeling, dan (6) aggression.
5.
Tugas-tugas Perkembangan Masa Bayi
Beberapa keterampilan yang merupakan tugas
perkembangan yang ada pada masa bayi adalah sebagai berikut.
·
Mampu makan makanan padat;
·
Mampu mengatur buang air kecil
dan besar.
·
Mampu berjalan;
·
Mampu berbicara.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Arfinurul.
2010. Perkembangan Emosi pada Remaja.
[tersedia] http://arfinurul.blog.uns.ac.id. (14 Nopember 2012).
Atkinson, L. Rita dkk. 1991. Pengantar Psikologi. Jakarta:
PT Gelar Aksar Pratama.
Billimham, Katherine A.
1982. Developmental Psychology for The Heah Care Professions : Part 1
– Prenatal Through Adolescent Development. Colorado : Westview
Press, Inc.
Bimo Walgito. 2000. Pengantar
Psikologi Umum. Yogyakarta : Yasbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah
Mada.
Branca, Albert A. 1965. Psychology
: The Science of Behavior. Boston : Allyn and Bacon, inc.
Dirgagunarsa, Singgih.
1988. Pengantar Psikologi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung :
Rosdakarya.
F.J. Monks, dkk. 2002. Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Gunarsa, D. 1986. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta : PT. BK Gunung Mulia
Hardy, Malcolm dan
Heyes, Steve. 1988. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga.
Hurlock, B. Elizabeth. 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
1980. Psikologi Perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan.
Edisi ke lima. Jakarta : Erlangga
1997.
Perkembangan Anak : Jilid 1. (Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa
dan Muslichah Z.) Jakarta : Erlangga.
1997.
Perkembangan Anak : Jilid 2 (Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa dan
Muslichah Z.) Jakarta : Erlangga.
1997.
Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
(Alih Bahasa : Istiwidayanti dan Soedjarwo) Jakarta : Erlangga.
Hymovich, Debra P. and
Chamberlin, Robert W. 1980. Child and Family Development : Implications
for Primary Health Care. New York : Mc Graw Hill Book Company.
Jeff and Cindi. 2006.
“Oh Baby, Bond with Me” http:// www.envisagedesign.
com/ohbaby/ index/html (diakses 15 Maret 2006).
Kartini Kartono. 1992. Psikologi
Wanita Jilid 2 : Mengenal Wanita sebagai Ibu dan Nenek. Bandung : CV Mandar
Maju.
Kartono, K. 1979. Psikhologi Anak. Bandung : Alumni
Kasiram, M. 1983. Ilmu
Jiwa Perkembangan. Surabaya : Usaha Nasional.
Monk, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan : pengantar dalam
berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Nugraha,
Ari. 2012. Psikologi Perkembangan.
[tersedia] http://the-arinugraha-centre.blogspot.com. (25
Desember 2012).
Perry, Bruce D. 2001. Bonding
Attachment in Maltreated Children : Consequences of Emotional Neglect in
Childhood. Booklet.
Sarlito Wirawan Sarwono. 2001. Psikologi
Remaja. Jakarta: Radja Grafindo Persada.
.
2002. Psikologi Remaja. Jakarta : PT Remaja Grafindo Persada.
Sujanto, Agus. 1986. Psikologi Deskripsi. Jakarta: Aksara Baru.
Syamsu Yususf, L.N.
2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Tarigan, Rosdiana S.
2006. “11 Perilaku Sulit Si Prasekolah. ” Nakita No. 367/Th VIII/15 April
2006.
Yusuf, S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Zulkifli, L. 1992. Psikologi Perkembangan. Bandung
: PT Remaja Rosda Karya
No comments:
Post a Comment