Meskipun
demikian, globalisasi tidak memberi keuntungan pada semua negara secara
otomatis, tidak juga membuahkan keuntungan tanpa biaya. Semua kegagalan pasar
yang dapat terjadi dalam perekonomian domestik juga nampak di di perekonomian
global. Dalam kenyataan, pasar tidak selalu beroperasi seperti yang
tergambarkan secara teori. Ketika mereka menyimpang dari prinsip-prinsip
fundamental, kegagalan pasar dapat menghasilkan konsekuensi yang secara ekomomi
dan sosial tidak diharapkan. Kegagalan pasar nampak ketika konsumen dan
produsen tidak menanggung seluruh dana dari tindakan mereka, ketika harga tidak
merefleksikan harga dan keuntungan sosial, ketika konsumen dan produsen
dimanipulasi oleh iklan atau tidak memiliki akses yang tepat untuk membuat
keputusan yang ekonomi yang baik, dan ketika praktik perdagangan yang tidak
jujur mencegah harga yang ditetapkan oleh rambu-rambu pasar. Selebihnya, penyesuaian
dalam ekonomi pasar dapat menghasilkan siklus kemunduran ekonomi, krisis
finansial, tekanan, menempatkan masyarakat dalam kemiskinan. Perbedaan yang
kuat dalam distribusi income dapat menempatkan masyarakat pada kerugian
ekonomi, mencegah mereka dari partisipasi dan keuntungan proses pasar. Beberapa
segmen populasi – tanpa keahlian, secara mental dan fisik cacat, berumur, dan
mereka yang menderita ganguan kesehatan serius sebagai contoh – mungkin tidak
mampu menghasilkan income yang memadai untuk berpartisipasi. Firma-firma
yang bertindak dalam kepentingan sendiri mungkin mengeksploitasi sumber daya
alam atau umum atau aturan pembuangan limbah berbahaya mereka bagi lingkungan
tanpa memperhatikan kesehatan atau kesejahteraan manusia dan tanpa memperhatikan
nilai kerusakan terhadap lingkungan, dengan cara demikian laju globalisasi juga
membebani masyarakat.
Tetapi apa yang sering disebut ‘kegagalan pasar’ sebenarnya adalah
‘kegagalan kebijakan’; masalahnya dihasilkan dari keengganan atau
ketidakmampuan pemerintah untuk membuat dan mengimplementasikan kebijakan yang
membantu dan mendukung sistem ekonomi yang efektif dan mencegah negara dari
partisipasi dalam investasi dan perdagangan dunia. Satu contoh kegagalan
kebijakan sering dihubungkan dengan kompetisi ekonomi dunia, yang menghasilkan
tingkat kemiskinan. UNDP Human Development Report mencatat bahwa
setidaknya 3 milyar orang hidup dalam kemiskinan yang relatif dengan income
kurang dari $2 perhari dan lebih dari 1.1 milyar orang hidup dalam kemiskinan
yang absolut dengan income kurang dari $1 perhari. Dampak sosial dari
kemiskinan yang absolut ini sangat melemahkan. Di beberapa negara miskin
sekitar 20 persen anak-anak meninggal sebelum kelahiran mereka, hampir
setengahnya dari yang selamat hidup, berada pada nutrisi rendah, presentase
populasi di negara-negara miskin tidak memiliki akses untuk membersihkan air,
sanitasi, pelayanan kesehatan, atau pendidikan yang setara. Kebanyakan mereka
yang hidup dalam kemiskinan, tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi
secara efektif dalam ekonomi pasar atau mengambil keuntungan darinya.
Apakah globalisasi adalah penyebab kemiskinan? Para ekonom Bank
Dunia berpendapat secara kontras bahwa ‘gelombang globalisasi yang dimulai
sekitar tahun 1980, sebenarnya telah memajukan persamaan ekonomi dan mengurangi
kemiskinan.’ Bank Dunia berpendapat bahwa kemiskinan tidak dikarenakan oleh
globalisasi, tetapi sebaliknya dikarenakan oleh ketidakmampuan dan keengganan
pemerintah untuk menciptakan jaringan institusi dan kebijakan yang diperlukan
dalam berpartisipasi secara efektif dalam interaksi ekonomi global. Dari 1990
samapi 2000, selama laju globalisasi yang cepat dari perekonomian yang
terencana secara terpusat ke pasar kompetitif, jumlah orang yang hidup dalam
kemiskinan dengan income kurang dari $1 perhari menurun dari 1.3 milyar
menjadi 1.1 milyar – atau dari 29 persen menjadi 23 persen populasi di negara
berkembang. – selama periode yang sama ketika populsi dunia tumbuh dengan
cepat. Sebagian populasi yang hidup dalam tingkat kemiskina rendah menurun di
beberapa negara dan wilayah dengan partisipasi terbesar dalam ekonomi global
dan pertumbuhan ekonomi yang kuat rata-rata di Asia Timur dan Pasifik, Asia
Selatan, dan Amerika Latin serta Karibia. Kemiskinan absolut menurun setidaknya
di beberapa negara (Timur Tengah dan Afrika Utara, Sub-Sahara Afrika, da Eropa
Timur) dengan pertumbuhan ekonomi terlemah.
Secara konsisten studi telah menemukan sebuah hubungan antara
partisipasi pertumbuhan ekonomi global dan nasional. Selama tahun 1990an
ekonomi beberapa negara berkembang yang lebih global tumbuh lebih cepat dari
pada negara-negara dengan income tinggi, dan keduanya tumbuh lebih cepat
daripada negara-negara yang kurang terglobal. Asian Development Bank
menyatakan bahwa ‘pengalaman Asia
menunjukkan bahwa pertumbuhan adalah senjata paling dasyat melawan kemiskinan.’
Ketika pertumbuhan terus melaju, penempatan tenaga kerja sektor swasta menjadi
sumber utama untuk mendukung ekonomi mayoritaas pekerja dan keluarga mereka.
Kebijakan pemerintah yang memfasilitasi keikutsertaan dalam
pertumbuhan ekonomi global dan menstimulasi ekonomi nasional membuat kerja
pasar bagi rakyat miskin dengan memperkuat aset mereka sehingga mereka dapat
berpartsisipas dengan lebih efektif dalam aktifitas ekonomi. Beberapa kebijakan
memberikan pelayanan jasa dan sosial – pendidikan, kesehatan, fasilitas air
bersih dan sanitasi – yang mengurangi kemiskinan dan jasa serta infrastruktur
yang membantu perusahaan besar dan menengah. Mendorong investasi swasta yang
efektif meningkatkan sejumlah pekerjaan dan income tenaga kerja. Dengan
memperluas pasar internasional, beberapa negara di Asia Timur dan Tenggara dan
Amerika Latin mengurangi kemiskinan dengan membuka beberapa kesempatan baru
bagi perdagangan agrikultur dan barang-barang industri dan jasa. Dengan
mendapat infrastruktur dan pengetahuan bagi masyarakat miskin di kota-kota dan
daerah pinggiran, dan menciptakan sistem administrasi publik, pemerintah di
daerah ini telah membantu pertumbuhan dan persamaan dan telah mengurai masalah
perbedaan gender, ras, kelompok etnik, dan kelas sosial untuk mengurangi
kemiskinan relatif dan absolut.
No comments:
Post a Comment