Wednesday, October 24, 2012

Beberapa Masalah Globalisasi


Meskipun demikian, globalisasi tidak memberi keuntungan pada semua negara secara otomatis, tidak juga membuahkan keuntungan tanpa biaya. Semua kegagalan pasar yang dapat terjadi dalam perekonomian domestik juga nampak di di perekonomian global. Dalam kenyataan, pasar tidak selalu beroperasi seperti yang tergambarkan secara teori. Ketika mereka menyimpang dari prinsip-prinsip fundamental, kegagalan pasar dapat menghasilkan konsekuensi yang secara ekomomi dan sosial tidak diharapkan. Kegagalan pasar nampak ketika konsumen dan produsen tidak menanggung seluruh dana dari tindakan mereka, ketika harga tidak merefleksikan harga dan keuntungan sosial, ketika konsumen dan produsen dimanipulasi oleh iklan atau tidak memiliki akses yang tepat untuk membuat keputusan yang ekonomi yang baik, dan ketika praktik perdagangan yang tidak jujur mencegah harga yang ditetapkan oleh rambu-rambu pasar. Selebihnya, penyesuaian dalam ekonomi pasar dapat menghasilkan siklus kemunduran ekonomi, krisis finansial, tekanan, menempatkan masyarakat dalam kemiskinan. Perbedaan yang kuat dalam distribusi income dapat menempatkan masyarakat pada kerugian ekonomi, mencegah mereka dari partisipasi dan keuntungan proses pasar. Beberapa segmen populasi – tanpa keahlian, secara mental dan fisik cacat, berumur, dan mereka yang menderita ganguan kesehatan serius sebagai contoh – mungkin tidak mampu menghasilkan income yang memadai untuk berpartisipasi. Firma-firma yang bertindak dalam kepentingan sendiri mungkin mengeksploitasi sumber daya alam atau umum atau aturan pembuangan limbah berbahaya mereka bagi lingkungan tanpa memperhatikan kesehatan atau kesejahteraan manusia dan tanpa memperhatikan nilai kerusakan terhadap lingkungan, dengan cara demikian laju globalisasi juga membebani masyarakat.
Tetapi apa yang sering disebut ‘kegagalan pasar’ sebenarnya adalah ‘kegagalan kebijakan’; masalahnya dihasilkan dari keengganan atau ketidakmampuan pemerintah untuk membuat dan mengimplementasikan kebijakan yang membantu dan mendukung sistem ekonomi yang efektif dan mencegah negara dari partisipasi dalam investasi dan perdagangan dunia. Satu contoh kegagalan kebijakan sering dihubungkan dengan kompetisi ekonomi dunia, yang menghasilkan tingkat kemiskinan. UNDP Human Development Report mencatat bahwa setidaknya 3 milyar orang hidup dalam kemiskinan yang relatif dengan income kurang dari $2 perhari dan lebih dari 1.1 milyar orang hidup dalam kemiskinan yang absolut dengan income kurang dari $1 perhari. Dampak sosial dari kemiskinan yang absolut ini sangat melemahkan. Di beberapa negara miskin sekitar 20 persen anak-anak meninggal sebelum kelahiran mereka, hampir setengahnya dari yang selamat hidup, berada pada nutrisi rendah, presentase populasi di negara-negara miskin tidak memiliki akses untuk membersihkan air, sanitasi, pelayanan kesehatan, atau pendidikan yang setara. Kebanyakan mereka yang hidup dalam kemiskinan, tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara efektif dalam ekonomi pasar atau mengambil keuntungan darinya.
Apakah globalisasi adalah penyebab kemiskinan? Para ekonom Bank Dunia berpendapat secara kontras bahwa ‘gelombang globalisasi yang dimulai sekitar tahun 1980, sebenarnya telah memajukan persamaan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.’ Bank Dunia berpendapat bahwa kemiskinan tidak dikarenakan oleh globalisasi, tetapi sebaliknya dikarenakan oleh ketidakmampuan dan keengganan pemerintah untuk menciptakan jaringan institusi dan kebijakan yang diperlukan dalam berpartisipasi secara efektif dalam interaksi ekonomi global. Dari 1990 samapi 2000, selama laju globalisasi yang cepat dari perekonomian yang terencana secara terpusat ke pasar kompetitif, jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan dengan income kurang dari $1 perhari menurun dari 1.3 milyar menjadi 1.1 milyar – atau dari 29 persen menjadi 23 persen populasi di negara berkembang. – selama periode yang sama ketika populsi dunia tumbuh dengan cepat. Sebagian populasi yang hidup dalam tingkat kemiskina rendah menurun di beberapa negara dan wilayah dengan partisipasi terbesar dalam ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi yang kuat rata-rata di Asia Timur dan Pasifik, Asia Selatan, dan Amerika Latin serta Karibia. Kemiskinan absolut menurun setidaknya di beberapa negara (Timur Tengah dan Afrika Utara, Sub-Sahara Afrika, da Eropa Timur) dengan pertumbuhan ekonomi terlemah.
Secara konsisten studi telah menemukan sebuah hubungan antara partisipasi pertumbuhan ekonomi global dan nasional. Selama tahun 1990an ekonomi beberapa negara berkembang yang lebih global tumbuh lebih cepat dari pada negara-negara dengan income tinggi, dan keduanya tumbuh lebih cepat daripada negara-negara yang kurang terglobal. Asian Development Bank menyatakan  bahwa ‘pengalaman Asia menunjukkan bahwa pertumbuhan adalah senjata paling dasyat melawan kemiskinan.’ Ketika pertumbuhan terus melaju, penempatan tenaga kerja sektor swasta menjadi sumber utama untuk mendukung ekonomi mayoritaas pekerja dan keluarga mereka.
Kebijakan pemerintah yang memfasilitasi keikutsertaan dalam pertumbuhan ekonomi global dan menstimulasi ekonomi nasional membuat kerja pasar bagi rakyat miskin dengan memperkuat aset mereka sehingga mereka dapat berpartsisipas dengan lebih efektif dalam aktifitas ekonomi. Beberapa kebijakan memberikan pelayanan jasa dan sosial – pendidikan, kesehatan, fasilitas air bersih dan sanitasi – yang mengurangi kemiskinan dan jasa serta infrastruktur yang membantu perusahaan besar dan menengah. Mendorong investasi swasta yang efektif meningkatkan sejumlah pekerjaan dan income tenaga kerja. Dengan memperluas pasar internasional, beberapa negara di Asia Timur dan Tenggara dan Amerika Latin mengurangi kemiskinan dengan membuka beberapa kesempatan baru bagi perdagangan agrikultur dan barang-barang industri dan jasa. Dengan mendapat infrastruktur dan pengetahuan bagi masyarakat miskin di kota-kota dan daerah pinggiran, dan menciptakan sistem administrasi publik, pemerintah di daerah ini telah membantu pertumbuhan dan persamaan dan telah mengurai masalah perbedaan gender, ras, kelompok etnik, dan kelas sosial untuk mengurangi kemiskinan relatif dan absolut.

No comments: