Sejak awal tahun
1980an ekonomi telah mengglobal dengan cepat – pasar-pasar barang dan jasa
telah meluas ke dunia internasional, negara-negara telah membentuk hubungan
regional dan global, dan kerja sama telah meluas dan melakukan bisnis di
seluruh penjuru dunia. Sedikit saja pemerintahan yang masih kurang peduli
dengan globalisasi dan mengabaikan pentingnya dan tantangan masyarakat global.
Globalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Dalam pasar
global, para individu, rumah tangga, dan bisnis dagang selalu ada di dalam dan
luar negeri. Meskipun ekonomi global merupakan subjek dorongan yang siklis bagi
pertumbuhan dan kecenderungan yang menurun secara periodik (seperti siklus
ekonomi domestik), ekonomi dunia telah tumbuh dengan cepat sejak 1960an.
Kemunduran regional di Amerika Latin pada awal 1980an, Afrika di tahun 1980an
dan 1990an, Asia di akhir 1990an – dan penurunan dunia mulai pada 2000 – untuk
sementara mengurangi laju globalisasi ekonomi. Karena penurunan siklis ini,
globalisasi mengedalikan pertumbuhan perekonomian dunia sampai 140 persen (US$)
antara 1970 dan 1998, sampai mendekati $40 triliun pengeluaran per tahun untuk
barang dan jasa.
Hal yang paling mengejutkan bagi globalisasi ekonomi, mulai pada
akhir perang dunia II dan mengalami percepatan pada awal 1980an, yang pertama
kali dipelopori oleh perdagangan (ekspor dan impor), kemudian oleh investasi
luar negeri secara langsung (pembelian masuk dan keluar aset produktif), dan
saat ini dikendalikan oleh perdagangan dan investasi yang menyeluruh karena
didukung oleh kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan transportasi. Perdagangan
internasional tumbuh secara substansial selama setengah abad dua puluh
terakhir. Nilai ekspor barang dagang dunia berlipat sedikit demi sedikit lebih
dari $2 triliun pada 1980, sampai lebih dari $4 triliun pada 1994 dan meningkat
sampai $6 triliun pada 2001. Rasio ekspor barang dagang untuk pendapatan bruto
produksi domestik (GDP) meningkat dari sekitar 8 persen di tahun 1960, ke 13
persen di thaun 1990, dan mendekati 18 persen di tahun 1998. Selanjutnya, nilai
ekspor jasa komersial dunia meningkat dari $402 milyar di thaun 1980 menjadi
lebih dari 1.4 triliun di tahun 2001.
Tren ini secara general berlaku bagi ekonomi pasar negara-negara
berkembang dan maju. Antara tahun 1990 dan 2000, perdagangan barang sebagai
persentase dunia GDP meningkat dari 32 persen menjadi 40 persen. Negara-negara
pada semua tingkatan income, rata – rata meningkatkan partispasi mereka
dalam perdangangan internasional dan investasi langsung luar negeri (foreign
direct investment/FDI). FDI bruto juga meningkat sebagai pesentase GDP dari
2.7 persen menjadi 8.8 persen. Pertumbuhan ekonomi beberapa negara berkembang
telah diasosiasikan dengan pergeseran strategi perkembangan para penganut
proteksionisme yang melihat kesempatan kedalam untuk melihat strategi
perdagangan liberal yang berorientasikan ekspor keluar. Negara-negara tersebut
telah membuat variasi ekspor mereka dan membuka ekonominya ke impor dan
investasi telah berkembang lebih cepat dibanding negara-negara yang
mempertahankan kebijakan penganut proteksionisme atau yang terus mengekspor
komoditi dasar dan barang-barang mentah.
Meskipun negara-negara berkembang cukup sibuk dalam perdagangan yang
lebih kecil dibanding negara-negara kaya, nilai ekspor mereka mencapai dua kali
lipat lebih dari 1980 sampai 1994. Ekspor perusahaan negara-negara berkembang
meningkat sekitar 5 persen pada 1913, sampai mendekati 25 persen pada 1994.
Sampai pada 2000, mereka mencatat untuk 30 persen ekspor dagangan. Dan semua
wilayah di dunia melihat perkembangan tersebut di dalam ekspor perusahaan, meskipun
negara-negara di beberapa wilayah berbeda secara drastis pada rata – rata
perkembangannya.
Sampai pada 1990an, globalisasi ekonomi telah dikendalikan lebih
banyak oleh FDI daripada oleh perdagangan. Pemasukan dan pengeluaran total FDI
dunia meningkat dari 10 persen GDP dunia pada 1980 menjadi 31 persen pada 1999.
Stok pemasukan FDI yang terakumulasikan meningkat dari sekitar $14 milyar di
tahun 1914 menjadi sekitar $2.5 triliun di tahun 1995 dan lebih dari $6.8
triliun di tahun 2001. Perdagangan dan investasi dikendalikan oleh ekspansi
beberapa korporasi transaksional (transaction corporation/TNC). Antara
tahun 1996 dan 2001 jumlah perusahaan induk TNC meningkat dari 44.000 sampai
mencapai lebih dari 65.000 dan jumlah cabang luar negeri mereka (perusahaan
yang memiliki 10 persen atau lebih investasi) meningkat dari 280.000 menjadi
850.000. Penjualan perusahaan ini berlipat selama masa itu pula dari $6.4
triliun sampai $18.5 triliun, meningkat dua kali lipat dari ukuran ekspor
dunia. Aset total perusahaan TNC meningkat dari $8.3 triliun di tahun 1996
mendekati $25 triliun di tahun 2000. Produksi bruto (nilai pengeluaran)
perusahaan induk TNC dan perusahaan lainnya meningkat sampai $8 triliun di
tahun 1999, yang mencatat sekitar 25 persen GDP dunia. Perusahaan asing TNC
saat ini mempekerjakan lebih dari 53 juta orang.
Keuntungan Globalisasi
Kebanyakan studi
ekonomi internasional menyimpulkan bahwa laju menuju sebuah perekonomian global
yang kompetitif dan cepat terjadi di awal tahun 1990an, dan terbukanya beberapa
pasar negara ke perdagangan dunia dan investasi selama lebih dari lima puluh
tahun, memberi keuntungan bukan hanya bagi negara-negara yang lebih kaya,
tetapi juga negara-negara berkembang yang meliberalkan perekonomian mereka dan
transisi mereka dari perekonomian yang terkontrol oleh pemerintah ke sistem
pasar yang berbasis khusus. Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) menyimpulkan bahwa negara-negara yang membuka pasar
mereka untuk perdagangan dan investasi dunia telah mencapai dua kali lipat
rata-rata pertumbuhan ekonomi yang belum pernah tercapai sebelumnya. Beberapa
studi yang lebih luas menyimpulkan bahwa perekonomian negara yang membuka pasar
dan berpartisipasi dalam perdagangan dan investasi dunia tumbuh lebih cepat
dari mereka yang membatasi pasar domestiknya dan membatasi partisipasi mereka
dalam perdagangan dunia. Pertumbuhan di GDP secara positif terasosiasi dengan
meningkatnya ekspor. Rata-rata pertumbuhannya secara general lebih tinggi untuk
semua kelompok-ekspoter barang utama kecil maupun besar dan eksporter
manufaktur kecil dan besar. Ekonomi pasar terbuka memiliki rasio investasi
lebih tinggi, keseimbangan makro-ekonomi yang lebih baik, dan peranan sektor
swasta yang lebih kuat dalam perkembangan ekonomi dariapada negara-negara
non-pasar.
Kecaman bahwa globalisasi menghargai kekompetitifan ekonomi pada
peningkatan kerugian sosial sering memandang peningkatan tersebut secara
substansial dalam kondisi sosial dunia selama periode pertumbuhan populasi dan
integrasi ekonomi yang cepat. Secara keseluruhan kondisi sosial dan indikator
kualitas hidup meningkat tajam di beberapa negara berkembang selama setengah
abad dua puluh terakhir. United Food and Agriculture Organization (FAO)
melaporkan bahwa sampai 2000, produksi agrikultur global meningkat 1.6 kali
lebih besar daripada tingkat produksi total di tahun 1950, dimana tahun
tersebut adalah pencapaian tertinggi dalam 10.000 tahun sejarah agrikultur.
Antara tahun 1970 dan 2000, kemungkinan angka kematian bayi yang baru lahir
(per 1.000 kelahiran yang hidup) menurun di Sahara, Afrika dari 132 menjadi 92,
di Asia Timur dan Pasifik dari 77 menjadi 35, di sia Selatan dari 138 menjadi
75, dan Amerika Latin dan Karibia dari 82 menjadi 31.
United Nations Development programme (UNDP)
Human Development Report mengindikasikan bahwa sejak 1990, 800 juta
orang mendapat suplai air yang meningkat dan 750 juta orang mendapat akses
sanitasi yang baik. Pendaftaran anak – anak sekolah tingkat dasar meningkat
dari 80 persen di tahun 1990 menjadi 84 persen di tahun 1998. Negara-negara
memiliki setengah populasi dunia telah mengurangi kelaparan sampai dengan 50
persen atau lebih. Sekitar delapan puluh satu negara menjadi negara demokrasi
secara signifikan, dan beberapa negara yang lebih bayak dari sebelumnya – 140
sampai 200an negara di dunai – mengadakan pemilihan multi partai. Analisis
hubungan antara peningkatan ekonomi dan ‘kebebasan ekonomi’ berdasarkan
tingkatan karaketeristik pasar – keterbukaan akan kebijakan perdagangan beban fiskal
pemerintah, dan lain-lain – telah menemukan sebuah hubungan positif yang kuat
antara kedua kumpulan indikator. Negara-negara dengan tingkat kebebasan
perekonomian memiliki lebih tinggi income per kapitanya, sementara
mereka yang terkarateristikkan sebagai ‘tidak bebas’ dan ‘tertekan’ memiliki income
rendah per kapitanya.
Studi OECD juga mengindikasikan bahwa ekonomi pasar yang lebih bebas
dan terbuka dapat membawa keuntungan ekonomi dan sosial untuk negara-negara
pada semua tingkatan perkembangan. Diantara keuntungannya ialah:
- kebebasan memilih yang lebih besar bagi para individu tentang apa yang harus dibeli dan dijual dengan harga tertentu, dimana mendapat input, dimana dan bagaimana berinvestasi, dan keahlian apa yang dibutuhkan;
- keuntungan kooperatif di dunia perdagangan yang memberi kesempatan pada individu dan bisnis untuk berhasil dengan menggunakan sumber daya mereka untuk berkompetisi dengan lainnya secara sehat;
- income yang lebih tinggi bagi mereka yang dipekerjakan dalam bidang yang memproduksi barang dan jasa bagi pasar internasional;
- kebebasan yang lebih besar bagi individu untuk ikut serta dalam spesialisasi dan pertukaran;
- harga-harga yang lebih rendah dan ketersediaan barang dan jasa yang lebih banyak;
- kesempatan untuk membedakan resiko dan sumber-sumber investasi dimana keuntungannya menjadi paling tinggi;
- akses untuk kapital pada harga terendah;
- alokasi sumber daya yang lebih efisien dan produktif;
- kesempatan yang lebih besar bagi firma-firma untuk mendapat akses sumber daya material dan input yang kompetitif; dan
- transfer teknologi kedalam dan tahu penggunaannya.
No comments:
Post a Comment