Proses penemuan dalam metode discovery merupakan suatu strategi
yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk
mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi
siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Menurut Rohani (2004:39) menyatakan bahwa metode discovery
adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan
siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa
diberitahukan atau diceramahkan saja.
1.
Pengertian Metode Discovery
Discovery adalah
proses mental dalam menemukan sesuatu. Discovery merupakan proses mental
individu dalam mengasimilasi suatu konsep dan prinsip-prinsip. Proses discovery
terjadi apabila siswa terlibat secara mental untuk menemukan beberapa konsep/
prinsip.
Beberapa pendapat
ahli tentang pengertian metode discovery sebagai berikut.
Saliwangi
(1989:41) menegaskan bahwa, kegiatan discovery ialah kegiatan belajar mengajar
yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan (discovery) konsep-konsep
dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Menurut Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund bahwa
discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau
sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat
kesimpulan. Sanjaya (2007:194) strategi pembelajaran discovery adalah
adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan.
Berdasarkan
pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode
pembelajaran yang melibatkan mental siswa secara langsung dalam menemukan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip atau proses mental dimana siswa
mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya
mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan.
Hamalik (2003:134)
menjelaskan mengenai metode discovery berikut.
Prosedur
mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek dan
eksperimentasi oleh siswa sebelum membuat generalisasi sampai siswa menyadari
suatu konsep. Metode discovery adalah suatu komponen dari praktik pendidikan
yang sering disebut sebagai heuristic
teaching, yakni suatu tipe pengajaran yang meliputi metode-metode yang
didesain untuk memajukan rentang yang luas dari belajar efektif, berorientasi
pada proses, membimbing diri sendiri, dan metode belajar reflektif. Semua
strategi yang merangsang siswa untuk menyelidiki lebih lanjut tanpa bantuan
dari guru.
Metode discovery merupakan komponen dari praktik
pendidikan yang meliputi metode mengajar yang menyajikan cara belajar aktif,
beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, dan mencari sendiri.
2.
Ciri-ciri Metode Discovery
Menurut Sanjaya (2007:195) ada beberapa hal yang
menjadi ciri utama dalam metode pembelajaran discovery, yaitu sebagai berikut.
1) Metode discovery menekankan kepada aktivitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa dirahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan,
sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
3)
Tujuan dari
penggunaan metode discovery adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis, dan kritis. Atau mengembangkan intelektual sebagai bagian
dari proses mental.
Berdasarkan ciri-ciri
tersebut maka metode ini menekankan kepada aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan metode discovery. Selain itu aktivitas siswa diarahkan untuk
mencari sendiri dan menemukannya sehingga menumbuhkan rasa percaya diri pada
siswa. Tujuan dari metode ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis, dan kritis. Atau mengembangkan intelektual sebagai bagian
dari proses mental.
3.
Keuntungan Metode Discovery
Menurut Suryosubroto (2002:199)
keuntungan menggunakan metode discovery adalah sebagai berikut.
1) Dianggap membantu siswa mengembangkan
atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif
siswa.
2) Pengetahuan diperoleh dari strategi
ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat
kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer.
3) Strategi penemuan
membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah
penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.
4) Metode ini memberi kesempatan kepada
siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.
5) Metode ini menyebabkan siswa
mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan
bermotivasi sendiri untuk belajar.
6) Metode discovery dapat membantu
memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri
melalui proses-proses penemuan.
7)
Strategi
ini berpusat pada siswa, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru
berpartisispasi dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui
sebelumnya.
Keuntungan
yang didapat dari penggunaan metode discovery sangat banyak dan bervariasi.
Keuntungan yang didapat siswa adalah dapat membantu siswa mengembangkan
keterampilan yang dimilikinya. Selain itu metode ini membangkitkan gairah
belajar pada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju
sesuai dengan kemampuannya sendiri. Ditambah metode ini berpusat pada siswa
sehingga memberi kesempatan pada siswa dan guru untuk berpartisipasi dalam
situasi penemuan.
4.
Kelemahan Metode Discovery
Kelemahan
metode discovery menurut Suryosubroto (2002:2001) adalah sebagai berikut. a)
dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini; b) metode ini kurang berhasil untuk mengajar
kelas besar.
Kelemahan
metode ini diharuskan adanya persiapan mental, misalnya siswa yang lamban
mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan
hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian
dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam
bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan
akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain. Metode ini juga kurang berhasil
untuk mengajar kelas besar, misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena
membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan
dari bentuk kata-kata tertentu.
5.
Langkah-langkah Metode Discovery
Langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran dengan metode discovery berikut ini dikemukakan oleh Suryosubroto
(2002:197) yang mengutip pendapat Gilstrap (1975:47) yaitu sebagai
berikut.
1) Guru memberi petunjuk dan bimbingan yang cukup
kepada siswa untuk perencanaan kegiatan pembelajaran.
2)
Mempersiapkan setting kelas sedemikian
rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar
dengan penemuan.
3)
Menambah
berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan.
4) Guru hanya mengemukakan problem atau masalah dan
siswa mencari pemecahan melalui pengamatan, analisis, dan penghayatan.
5) Memberi
kesempatan kepada siswa seluas-luasnya untuk mencari masalah, kemudian
mencari sendiri pemecahannya.
6)
Guru
merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi
penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul.
7)
Untuk mengembangkan motivasi dan minat belajar siswa dalam suatu
diskusi kelompok, digunakan gambar-gambar ilustrasi.
8)
Guru mencek
apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau
teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan
jawabannya.
9)
Siswa
menuliskan hasil penemuan dan mengemukakannya di depan kelas, sedangkan siswa
lain memperhatikan, mengamati, dan bertanya jika perlu.
Mengacu kepada prosedur langkah-langkah metode discovery, bahwa metode ini
menuntut siswa aktif, berpikir kritis dan analis. Metode discovery memandang
siswa sebagai pusat pengajaran, mengembangkan bakat dan kecakapan individu,
serta dapat memberi waktu bagi siswa untuk mengasimilasi suatu konsep.
No comments:
Post a Comment