Thursday, February 16, 2012

Metode Discovery


Proses penemuan dalam metode discovery merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Menurut Rohani (2004:39) menyatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
1.      Pengertian Metode Discovery
            Discovery adalah proses mental dalam menemukan sesuatu. Discovery merupakan proses mental individu dalam mengasimilasi suatu konsep dan prinsip-prinsip. Proses discovery terjadi apabila siswa terlibat secara mental untuk menemukan beberapa konsep/ prinsip.
            Beberapa pendapat ahli tentang pengertian metode discovery sebagai berikut.
Saliwangi (1989:41) menegaskan bahwa, kegiatan discovery ialah kegiatan belajar mengajar yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan (discovery) konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Menurut Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Sanjaya (2007:194) strategi pembelajaran discovery adalah adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
            Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan mental siswa secara langsung dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip atau proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan. 
            Hamalik (2003:134) menjelaskan mengenai metode discovery berikut.
Prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek dan eksperimentasi oleh siswa sebelum membuat generalisasi sampai siswa menyadari suatu konsep. Metode discovery adalah suatu komponen dari praktik pendidikan yang sering disebut sebagai heuristic teaching, yakni suatu tipe pengajaran yang meliputi metode-metode yang didesain untuk memajukan rentang yang luas dari belajar efektif, berorientasi pada proses, membimbing diri sendiri, dan metode belajar reflektif. Semua strategi yang merangsang siswa untuk menyelidiki lebih lanjut tanpa bantuan dari guru.
Metode discovery merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang menyajikan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, dan mencari sendiri.
2.      Ciri-ciri Metode Discovery
Menurut Sanjaya (2007:195) ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dalam metode pembelajaran discovery, yaitu sebagai berikut.
1)      Metode discovery menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.
2)      Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa dirahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan, sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
3)      Tujuan dari penggunaan metode discovery adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis. Atau mengembangkan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka metode ini menekankan kepada aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode discovery. Selain itu aktivitas siswa diarahkan untuk mencari sendiri dan menemukannya sehingga menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa. Tujuan dari metode ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis. Atau mengembangkan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
3.      Keuntungan Metode Discovery
            Menurut Suryosubroto (2002:199) keuntungan menggunakan metode discovery adalah sebagai berikut.
1)      Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa.
2)      Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer.
3)      Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.
4)      Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.
5)      Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar.
6)      Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan.
7)      Strategi ini berpusat pada siswa, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui sebelumnya.
Keuntungan yang didapat dari penggunaan metode discovery sangat banyak dan bervariasi. Keuntungan yang didapat siswa adalah dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Selain itu metode ini membangkitkan gairah belajar pada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri. Ditambah metode ini berpusat pada siswa sehingga memberi kesempatan pada siswa dan guru untuk berpartisipasi dalam situasi penemuan.
4.      Kelemahan Metode Discovery
Kelemahan metode discovery menurut Suryosubroto (2002:2001) adalah sebagai berikut. a) dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini;  b) metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar.
Kelemahan metode ini diharuskan adanya persiapan mental, misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain. Metode ini juga kurang berhasil untuk mengajar kelas besar, misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
5.      Langkah-langkah Metode Discovery
            Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan metode discovery berikut ini dikemukakan oleh  Suryosubroto (2002:197) yang mengutip pendapat Gilstrap (1975:47) yaitu sebagai berikut.
1)      Guru memberi petunjuk dan bimbingan yang cukup kepada siswa untuk perencanaan kegiatan pembelajaran.
2)      Mempersiapkan setting kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan.
3)      Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan.
4)      Guru hanya mengemukakan problem atau masalah dan siswa mencari pemecahan melalui pengamatan, analisis, dan penghayatan.
5)      Memberi kesempatan kepada siswa seluas-luasnya untuk mencari masalah, kemudian mencari sendiri pemecahannya.
6)      Guru merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul.
7)      Untuk mengembangkan motivasi dan minat belajar siswa dalam suatu diskusi kelompok, digunakan gambar-gambar ilustrasi.
8)      Guru mencek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan jawabannya.
9)      Siswa menuliskan hasil penemuan dan mengemukakannya di depan kelas, sedangkan siswa lain memperhatikan, mengamati, dan bertanya jika perlu.
Mengacu kepada prosedur langkah-langkah metode discovery, bahwa metode ini menuntut siswa aktif, berpikir kritis dan analis. Metode discovery memandang siswa sebagai pusat pengajaran, mengembangkan bakat dan kecakapan individu, serta dapat memberi waktu bagi siswa untuk mengasimilasi suatu konsep.

No comments: