Tuesday, February 21, 2012

Keterampilan Menyimak


Menyimak selalu digunakan dalam kehidupan manusia karena manusia selalu dituntut untuk menyimak, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam keluarga, manusia selalu dituntut untuk menyimak. Pemerolehan bahasa seorang anak juga berawal dari menyimak ujaran di lingkungan keluarga.
Peran penting penguasaan keterampilan menyimak sangat tampak di lingkungan sekolah. Siswa mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang disampaikan guru. Keberhasilan siswa dalam memahami serta menguasai pelajaran diawali oleh kemampuan menyimak yang baik. Berdasarkan hal–hal tersebut keterampilan menyimak perlu dikuasai secara baik.
1)      Pengertian Menyimak         
            Menyimak merupakan suatu keterampilan berbahasa yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari, baik di lingkungan formal maupun informal. Dengan bahasa orang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain tentang berbagai hal yang kita temukan dalam kehidupan dengan orang lain tentang berbagai hal yang kita temukan dalam kehidupan.
            Pengertian menyimak menurut Tarigan (1987:28) adalah sebagai berikut.
Menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Pengertian menyimak menurut Akhadiah (dalam Sutari, 1998:19) ialah “suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya”. Menyimak mempunyai arti yang sama dengan mendengarkan. Mendengarkan menurut Subyantoro dan Hartono (2003:1-2) adalah memberikan pengertian bahwa “mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar”. Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan menyimak adalah proses kegiatan menangkap, memahami makna lisan, sehingga dapat merespon dengan baik.
2)      Menyimak Sebagai Suatu Aspek Keterampilan Berbahasa
            Menyimak merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri mencakup empat aspek, yaitu:
1)      Keterampilan menyimak (listening skills)
2)      Ketrampilan berbicara (speaking skills)
3)      Keterampilan membaca (reading skills)
4)      Keterampilan menulis (writing skills)
Menurut Dawson (dalam Tarigan, 1987:20), "Keempat keterampilan berbahasa pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau merupakan catur tunggal".
3)      Tujuan Menyimak
            Meyimak mempuyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tarigan (1994:56) menyebutkan, “tujuan umum menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan”.
Tujuan khusus menyimak oleh Tarigan (1994:56) mengemukakan sebagai berikut: 1) menyimak untuk belajar; 2) menyimak untuk memperoleh keindahan audial; 3) menyimak untuk mengevaluasi; 4) menyimak untuk mengapresiasi simakan; 5) menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri; 6) menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi; 7) menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan analisis; 8) menyimak untuk meyakinkan.
Berikut ini penulis mendeskripsikan tujuan-tujuan menyimak sebagaimana telah dikemukana sebelumnya.
1)      Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara; dengan perkataan lain, disebut menyimak untuk belajar.
2)      Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni); disebut menyimak untuk menikmati keindahan audial.
3)      Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai apa-apa yang dia simak itu (baik-buruknya); disebut menyimak untuk mengevaluasi.
4)      Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembacaan cerita, pembecaan puisi, diskusi, panel); disebut menyimak untuk mengapresiasi simakan.
5)      Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan kepada orang lain dengan lancar dan tepat; disebut menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide.
6)      Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi denga tepat. Mana bunyi yang membedakan arti,  mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicaraan asli; disebut menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi.
7)      Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga; disebut menyimak untuk memecahkan masalah.
8)       Ada orang yang tekun menyimak sang pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan; disebut menyimak untuk meyakinkan.  
Berdasarkan tujuan-tujuan menyimak tersebut, maka menyimak yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dari materi yang diperdengarkan. Selain itu, bertujuan untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri.
4)      Proses Menyimak
Keterampilan menyimak tidak hanya bersifat menerima saja, tetapi juga menyeleksi, mengevaluasi, merespon bahan simakan. Loban (dalam Tarigan, 1987:59) membagi proses menyimak ke dalam lima tahap yaitu: 1) tahap mendengar; 2) tahap memahami; 3) tahap menginterpretasi; 4) tahap mengevaluasi; 5) tahap menanggapi.
Berikut ini penulis mendeskripsikan proses menyimak sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya.
1)      Tahap mendengar (hearing). Dalam tahap ini penyimak baru menangkap gelombang bunyi yang tanpa makna.
2)      Tahap memahami (understanding). Pada tahap ini penyimak sudah mampu memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara.
3)      Tahap menginterpretasi (interpretating). Dalam tahap ini penyimak tidak berkutat pada tataran mendengar dan memahami saja, akan tetapi mulai menginterpretasikan makna yang tersurat maupun yang tersirat.
4)      Tahap mengevaluasi (evaluating). Pada tahap ini penyimak mulai melakukan penilaian terhadap pesan yang di sampaikan oleh pembicara.
5)      Tahap menanggapi (responding). Pada tahap ini penyimak menerima gagasan yang disampaikan pembicara melalui proses menyerap, dan menerima gagasan atau ide yang disampaikan oleh pembicara.
6)      Ragam Menyimak
Tujuan menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan sang pembicara melalui ujaran. Inilah yang merupakan tujuan umum. Di samping tujuan umum, terdapat pula berbagai tujuan khusus, yang menyebabkan adanya aneka ragam menyimak. Seperti yang diutarakan oleh Tarigan (1994:35-46 ) adalah sebagai berikut.
Ø  Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari seorang guru. Jenis-jenis menyimak ekstensif yaitu: 1) menyimak sosial (social listening);  2) menyimak sekunder (secondary listening); 3) menyimak estetik (aesthetik listening); 4) menyimak pasif  (Tarigan, 1994:35).
Berikut ini penjelasan masing-masing jenis menyimak ekstensif sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya.
1)      Menyimak sosial (social listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang.
2)      Menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening).
3)      Menyimak estetik (aesthetik listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciation listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif.
4)      Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti.
Ø  Menyimak Intensif
Jika menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu dibawah bimbingan langsung para guru, maka menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Jenis-jenis menyimak intensif menurut Tarigan (1994:40) yaitu: 1) menyimak kritis (critikal listening); 2) menyimak konsentratif (concebtrative listening); 3) menyimak kreatif (creative listening); 4) menyimak eksploratif; 5)  menyimak interogatif (interrogative listening).
Berikut ini penjelasan masing-masing jenis menyimak intensif sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya.
1)      Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
2)      Menyimak konsentratif adalah sejenis menyimak telaah.
3)      Menyimak kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan.
4)      Menyimak eksploratif, adalah menyimak yang bersifat menyelidiki adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.
5)      Menyimak interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanyaan.
Ragam menyimak diklasifikasikan berdasarkan berbagai faktor. Dalam penelitian ini ragam menyimak yang diterapkan adalah: a) berdasarkan sumber suara yang disimak maka menyimak berita yang dilakukan termasuk menyimak antar pribadi; b) berdasarkan taraf aktivitas menyimak maka termasuk menyimak aktif; c) berdasarkan taraf hasil simakan termasuk menyimak kreatif dan berdasarkan tujuan menyimak termasuk menyimak informatif (Tarigan, 1994: 46).

No comments: