Menyimak selalu digunakan dalam kehidupan manusia
karena manusia selalu dituntut untuk menyimak, baik dalam lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat. Dalam keluarga, manusia selalu dituntut untuk
menyimak. Pemerolehan bahasa seorang anak juga berawal dari menyimak ujaran di
lingkungan keluarga.
Peran penting penguasaan keterampilan menyimak sangat tampak di
lingkungan sekolah. Siswa mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak
pelajaran yang disampaikan guru. Keberhasilan siswa dalam memahami serta
menguasai pelajaran diawali oleh kemampuan menyimak yang baik. Berdasarkan
hal–hal tersebut keterampilan menyimak perlu dikuasai secara baik.
1)
Pengertian Menyimak
Menyimak
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
manusia sehari-hari, baik di lingkungan formal maupun informal. Dengan bahasa
orang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain tentang berbagai hal yang
kita temukan dalam kehidupan dengan orang lain tentang berbagai hal yang kita
temukan dalam kehidupan.
Pengertian
menyimak menurut Tarigan (1987:28) adalah sebagai berikut.
Menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Pengertian menyimak menurut Akhadiah (dalam Sutari,
1998:19) ialah “suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalamnya”. Menyimak mempunyai arti yang sama dengan mendengarkan.
Mendengarkan menurut Subyantoro dan Hartono (2003:1-2) adalah memberikan
pengertian bahwa “mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan
sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar”. Dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan
bahwa yang dimaksud dengan menyimak adalah proses kegiatan menangkap, memahami
makna lisan, sehingga dapat merespon dengan baik.
2)
Menyimak Sebagai Suatu Aspek Keterampilan
Berbahasa
Menyimak
merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu
sendiri mencakup empat aspek, yaitu:
1) Keterampilan menyimak (listening skills)
2) Ketrampilan berbicara (speaking skills)
3) Keterampilan membaca (reading skills)
4) Keterampilan menulis (writing skills)
Menurut Dawson (dalam Tarigan, 1987:20),
"Keempat keterampilan berbahasa pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau
merupakan catur tunggal".
3)
Tujuan Menyimak
Meyimak
mempuyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tarigan (1994:56)
menyebutkan, “tujuan umum menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati
pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan”.
Tujuan
khusus menyimak oleh Tarigan (1994:56) mengemukakan sebagai berikut: 1) menyimak untuk belajar; 2)
menyimak untuk memperoleh keindahan audial; 3) menyimak untuk mengevaluasi; 4)
menyimak untuk mengapresiasi simakan; 5) menyimak untuk mengkomunikasikan
ide-idenya sendiri; 6) menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi; 7) menyimak untuk
memecahkan masalah secara secara kreatif dan analisis; 8) menyimak untuk
meyakinkan.
Berikut ini penulis mendeskripsikan tujuan-tujuan
menyimak sebagaimana telah dikemukana sebelumnya.
1)
Ada
orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan
dari bahan ujaran sang pembicara; dengan perkataan lain, disebut menyimak untuk
belajar.
2)
Ada
orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari
materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama
sekali dalam bidang seni); disebut menyimak untuk menikmati keindahan audial.
3)
Ada
orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai apa-apa yang dia simak
itu (baik-buruknya); disebut menyimak untuk mengevaluasi.
4)
Ada
orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang
disimaknya itu (misalnya: pembacaan cerita, pembecaan puisi, diskusi, panel);
disebut menyimak untuk mengapresiasi simakan.
5)
Ada
orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat mengkomunikasikan ide-ide,
gagasan-gagasan kepada orang lain dengan lancar dan tepat; disebut menyimak
untuk mengkomunikasikan ide-ide.
6)
Ada
pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dia dapat membedakan
bunyi-bunyi denga tepat. Mana bunyi yang membedakan arti, mana bunyi yang tidak membedakan arti;
biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing
yang asyik mendengarkan ujaran pembicaraan asli; disebut menyimak untuk
membedakan bunyi-bunyi.
7)
Ada
lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah secara
kreatif dan analis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak
masukan berharga; disebut menyimak untuk memecahkan masalah.
8)
Ada orang yang tekun menyimak sang pembicara
untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini
dia ragukan; disebut menyimak untuk meyakinkan.
Berdasarkan tujuan-tujuan menyimak tersebut, maka
menyimak yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan dari materi yang diperdengarkan. Selain itu, bertujuan untuk
mengkomunikasikan ide-idenya sendiri.
4)
Proses Menyimak
Keterampilan menyimak tidak hanya bersifat
menerima saja, tetapi juga menyeleksi, mengevaluasi, merespon bahan simakan.
Loban (dalam Tarigan, 1987:59) membagi proses menyimak ke dalam lima tahap
yaitu: 1) tahap mendengar; 2) tahap memahami; 3) tahap menginterpretasi; 4)
tahap mengevaluasi; 5) tahap menanggapi.
Berikut ini penulis mendeskripsikan proses menyimak sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya.
1) Tahap mendengar (hearing). Dalam tahap ini penyimak baru menangkap gelombang bunyi
yang tanpa makna.
2)
Tahap memahami (understanding). Pada tahap ini penyimak
sudah mampu memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara.
3)
Tahap menginterpretasi (interpretating). Dalam tahap ini
penyimak tidak berkutat pada tataran mendengar dan memahami saja, akan tetapi
mulai menginterpretasikan makna yang tersurat maupun yang tersirat.
4)
Tahap mengevaluasi (evaluating). Pada tahap ini penyimak
mulai melakukan penilaian terhadap pesan yang di sampaikan oleh pembicara.
5)
Tahap menanggapi (responding). Pada tahap ini penyimak
menerima gagasan yang disampaikan pembicara melalui proses menyerap, dan
menerima gagasan atau ide yang disampaikan oleh pembicara.
6)
Ragam Menyimak
Tujuan menyimak adalah untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan sang
pembicara melalui ujaran. Inilah yang merupakan tujuan umum. Di samping tujuan
umum, terdapat pula berbagai tujuan khusus, yang menyebabkan adanya aneka ragam
menyimak. Seperti yang diutarakan oleh Tarigan (1994:35-46 ) adalah sebagai
berikut.
Ø Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah
sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas
terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari seorang
guru. Jenis-jenis menyimak ekstensif yaitu: 1) menyimak sosial (social
listening); 2) menyimak sekunder (secondary listening);
3) menyimak estetik (aesthetik listening); 4) menyimak pasif (Tarigan, 1994:35).
Berikut ini penjelasan masing-masing jenis menyimak
ekstensif sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya.
1)
Menyimak
sosial (social listening) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi
sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang
menarik perhatian semua orang.
2)
Menyimak
sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara
kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive
listening).
3)
Menyimak
estetik (aesthetik listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciation
listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan
termasuk ke dalam menyimak ekstensif.
4) Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran
tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar
dengan kurang teliti.
Ø Menyimak Intensif
Jika menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan
menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu dibawah bimbingan
langsung para guru, maka menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang
jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Jenis-jenis menyimak
intensif menurut Tarigan (1994:40) yaitu: 1) menyimak kritis (critikal
listening); 2) menyimak
konsentratif (concebtrative listening); 3) menyimak kreatif (creative listening); 4) menyimak
eksploratif; 5) menyimak interogatif (interrogative
listening).
Berikut ini penjelasan masing-masing jenis menyimak
intensif sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya.
1)
Menyimak
kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan
atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang
pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
2)
Menyimak
konsentratif adalah sejenis menyimak telaah.
3)
Menyimak
kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan
kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan,
gerakan, serta perasaan-perasaan.
4)
Menyimak
eksploratif, adalah menyimak yang bersifat menyelidiki adalah sejenis kegiatan
menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah
dan lebih sempit.
5)
Menyimak
interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih
banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir
dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak
pertanyaan.
Ragam menyimak diklasifikasikan berdasarkan berbagai
faktor. Dalam penelitian ini ragam menyimak yang diterapkan adalah: a)
berdasarkan sumber suara yang disimak maka menyimak berita yang dilakukan
termasuk menyimak antar pribadi; b) berdasarkan taraf aktivitas menyimak maka
termasuk menyimak aktif; c) berdasarkan taraf hasil simakan termasuk menyimak
kreatif dan berdasarkan tujuan menyimak termasuk menyimak informatif (Tarigan, 1994: 46).
No comments:
Post a Comment