MATERI PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA MINGGU, 30 AGUSTUS 2015
1.
Memahami Bahasa
Secara Umum :
A.
Pengertian Bahasa
Adapun
pengertian bahasa menurut ahlinya akan dijelaskan berikut ini:
1.
KBBI :
Bahasa merupakan sistem bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh suatu
masyarakat untuk berkomunikasi, berinteraksi, bekerjasama, dan mengidentifikasi
diri.
2.
Harimurti Kridalaksana : Bahsa merupakan sistem
bunyi yang bermakna dan digunakan untuk berkomunikasi oleh setiap kelompok
manusia.
3.
Bill Adams : Menjelaskan bahwa bahasa ialah
sebuah sistem pengembangan psikologi seseorang atau individu dalam sebuah
konteks inter-subjektif.
4.
Wittgenstein : Bahasa merupakan suatu bentuk
pemikiran yang bisa dipahami, dimengerti, berhubungan dengan kenyataan, dan
memiliki struktur dan bentuk yang logis.
5.
Ferdinand De Saussure : Mengemukakan bahasa
sebagai ciri pembeda yang sangat menonjol, karena dengan bahasa setiap kelompok
sosial merasa dirinya sebagai satu kesatuan yang berbeda dari kelompok yang
lainnya.
6.
Gorys keraf :
Mengemukakan bahwa bahasa merupakan komunikasi antar anggota masyarakat yang
berupa lambang bunyi ujaran dan dihasilkan dari alat ucap manusia.
7.
Plato : Menjelaskan bahwa bahasa pada
hakikatnya ialah suatu pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan nama
benda atau sesuatu dan ucapan yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam
arus udara lewat mulutnya.
8.
Kamus Linguistic : Bahasa merupakan sistem lambang
bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi,
bekerjasama juga mengidentifikasi diri.
9.
D.P. Tambulan : Bahasa adalah cara untuk
memahami pikiran manusia dan perasaannya serta menyatakan isi pikiran dan
perasaan.
10.
H.G. Brown : Menyatakan bahwa bahasa
merupakan sistem komunikasi yang menggunakan bunyi dan diucapkan melalui
organ-organ ujaran serta dapat didengar oleh para anggota masyarakat juga
menggunakan simbol-simbol vokal yang bermakna konvensional secara arbiter atau
mana suka.
11.
Bloch dan Trager : Bahasa merupakan sistem simbol
yang sifatnya arbitrer & dengan sebuah sistem dalam suatu kelompok sosial
untuk bekerjasama.
12.
Sudaryono : Menyatakan bahwa bahasa ialah
sebagai sarana komunikasi yang sangat efektif walaupun tidak sempurna, sehingga
ketidaksempurnaan bahasa dalam berkomuniksi dapat menjadi salah satu sumber
terjadinya kesalahpahaman bagi pendengarnya.
13.
William A. Haviland : Bahasa ialah sebuah sistem bunyi
yang apabila digabung menurut aturannya akan menimbulkan arti yang bisa
dipahami dan ditangkap oleh semua orang yang berbicara dengan mengggunakan
bahasa itu.
14.
Mc. Carthy : Bahasa merupakan praktik yang sangat
tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir seseorang.
15.
Pengertian Bahasa menurut
(Depdiknas, 2005: 3) Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan
perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
16.
Harun Rasyid, Mansyur &
Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari
penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
Kesimpulan
Pengertian Bahasa menurut ahli Berdasarkan beberapa pengertian bahasa tersebut
maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian bahasa adalah sistem yang
teratur berupa lambang-lambang bunyi yang digunakan untuk mengekspresikan
perasaan dan pikiran bahasa tersebut.
Hal yang menonjol dalam bahasa adalah sebagai berikut:
v
Bahasa adalah sistem. Maksudnya bahasa itu
tunduk kepada kaidah-kaidah tertentu baik fonetik, fonemik, dan gramatik.
Dengan kata lain bahasa itu tidak bebas tetapi terikat kepada kaidah-kaidah
tertentu. Sistem bahasa itu sukarela (arbitary). Sistem berlaku secara umum,
dan bahasa merupakan peraturan yang mendasar. Sebagai contoh: ada beberapa
bahasa yang memulai kalimat dengan kata benda seperti Bahasa Inggris, dan ada
bahasa yang mengawali kalimatnya dengan kata kerja. Dan seseorang tidak dapat
menolak aturan-aturan tersebut baik yang pertama maupun yang kedua. Jadi tidak
tunduk kepada satu dialek tertentu.
v
Bahasa itu pada dasarnya
adalah bunyi, dan manusia sudah menggunakan bahasa lisan sebelum
bahasa lisan seperti halnya anak belajar berbicara sebelum belajar menulis. Di
dunia banyak orang yang bisa berbahasa lisan, tetapi tidak dapat menuliskannya.
Jadi bahasa itu pada dasarnya adalah bahasa lisan (berbicara), adapun menulis
adalah bentuk bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa itu adalah ucapan dan
tulisan itu merupakan lambang bahasa.
v
Bahasa itu simbol. Bahasa itu merupakan
simbol-simbol tertentu. Misalnya kata ”rumah” menggambarkan hakikat sebuah
rumah. Jadi bahasa itu adalah lambang-lambang tertentu. Pendengar atau pembaca
meletakkan simbol-simbol atau lambang-lambang tersebut secara proporsional.
B. Fungsi Bahasa
1. Fungsi bahasa adalah
mengekspresikan pikiran dan perasaan. Jadi tidak hanya mengekspresikan pikiran
saja. Peranan bahasa terlihat jelas dalam mengekpresikan estetika, rasa sedih
senang dalam interaksi sosial. Dalam hal ini mereka mengekspresikan perasaan
dan bukan pikiran. Karena itu bahasa itu mempunyai peranan sosial, emosional
disamping berperan untuk mengemukakan ide.
2.
Fungsi umum bahasa indonesia adalah sebagai alat
komusikasi dan sosial. Pada dasarnya Bahasa sudah menyatu dalam kehidupan manusia.
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi.
Ide,keinginan,gagasan dll disampaikan lewat bahasa.
3. Menurut
Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan
berdasarkan tujuan, yaitu :
●
Fungsi praktis
Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interakis antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
●
Fungsi kultural
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan kebudayaan.
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan kebudayaan.
●
Fungsi artistik
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
●
Fungsi edukatif
Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
●
Fungsi politis
Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan.
Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan.
4. Fungsi
bahasa secara umum :
●
Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
Bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala
sesuatu yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran,
gagasan, dan keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan
dan memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai
tempat dan situasi.
●
Bahasa sebagai alat komunikasi
Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan dan
berinteraksi dengan alam sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk
sosial. . Manusia dalam berkomunikasi tentu harus memperhatikan dan menerapkan
berbagai etika sehingga terwujud masyarakat yang madani selamat dunia dan
akhirat. Bahasa sebagai alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan sebagai
sarana untuk mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik
sebagai insan akademis maupun sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa yang
tepat menjadikan seseorang dalam memperlancar segala urusan. Melalui bahasa
yang baik, maka lawan komunikasi dapat memberikan respon yang positif.
Akhirnya, dapat dipahami apa maksud dan tujuannya.
●
Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial
tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada
situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda
pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di
lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang
yang kita hormati. Dalam mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha
mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi
apakah kita akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak
sopan. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya
bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah
berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.
●
Bahasa sebagai alat kontrol sosial
Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita
sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun
pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran, buku-buku instruksi,
ceramah agama (dakwah), orasi ilmiah atau politik adalah contoh penggunaan
bahasa sebagai alat kontrol sosial. Selain itu, kita juga sering mengikuti
diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio, iklan
layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan
bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang
memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru,
perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak
dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal. Contoh lain yang
menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita
terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara
yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol
dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah
kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih
jelas dan tenang.
2. Memahami Kedudukan Bahasa Indonesia
A.
Pengertian Bahasa Indonesia
●
Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari
sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia
berstatus sebagai bahasa kerja. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah
salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu.
●
Dari abad ke-19. Dalam
perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja
di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal
abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak
dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan
"imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.
●
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia
saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan
bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui
penciptaan maupun penyerapan daribahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun dipahami dan
dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga
Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagaibahasa ibu.
●
Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi
sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya
atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas
di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat
resmi, dan berbagai forum publik lainnya,
●
Sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia
digunakan oleh semua warga Indonesia. Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia
dianggap relatif mudah.
●
Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat
dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.
Bahasa Indonesia pada dasarnya berasal dari bahasa
melayu, pada zaman dahulu lebih tepatnya pada zaman kerajaan sriwijaya bahasa
melayu banyak digunakan sebagai bahasa penghubung antar suku di plosok
nusantara. Selain itu bahasa melayu juga di gunakan sebagai bahasa perdagangan
antara pedagang dalam nusantara maupun dari luar nusantara.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan
dengan penyebaran agama islam, serta makin kokoh keberadaan nya karena bahasa
melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara karena bahasa melayu digunakan
sebagai penghubung antar suku, antar pulau, antar pedagang, dan antar
kerajaan.
Bahas melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara
sejak Abad ke-7. bukti-bukti yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya
prasasti di kedukan bukit karangka tahun 683 M (palembang), talang tuwo
berangka tahun 684 M (palembang), kota kapur berangka tahun 686 M (bukit
barat), Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi) prasasti-prasasti itu
bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara
mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan
bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa
indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928).
Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya
pada tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis. Secara
Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga
ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.” Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia
diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.
Ada empat
faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
- Bahasa melayu sudah
merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa
perdangangan.
- Sistem bahasa Melayu
sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal
tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
- Suku jawa, suku sunda
dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
- Bahasa melayu
mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti
yang luas.
Proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia
dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat
maupun daerah.
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa;
- Sumber dari bahasa
indonesia adalah bahasa melayu
- Bahasa Indonesia secara
sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28
Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah
kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.
- Bahasa Melayu di
angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah digunakan
sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu
sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan
bahasa.
C.
Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi
bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang
baik, yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah
(karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam
surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.
·
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan
dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di
kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam
situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut
menggunakan bahasa baku.
Macam – Macam Ragam Bahasa
1.
Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media
Di dalam bahasa Indonesia
disamping dikenal kosa kata baku Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa
Indonesia ragam baku, yang sering disebut sebagai kosa kata baku bahasa
Indonesia baku. Kosa kata baku bahasa Indonesia, memiliki ciri kaidah bahasa
Indonesia ragam baku, yang dijadikan tolak ukur yang ditetapkan berdasarkan
kesepakatan penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi
didalam menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan
di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun demikian,
tidak menutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku di dalam pemakian
ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang
bersangkutan.
Suatu ragam bahasa,
terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan untuk
menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi
masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang
norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi
pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968;
Spradley, 1980).
2.
Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
●
Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/diolek)
Luasnya pemakaian bahasa
dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan
oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang
digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki
ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah
tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota
seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang
Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
●
Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa Indonesia yang
digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak
berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,
misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak
berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm,
pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa
seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam
kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
●
Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi
juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis
terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan
santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga
mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang
bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak
antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam
bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan
makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan.
3. Ragam Bahasa menurut Pokok
Pesoalan atau Bidang Pemakaian
Dalam kehidupan sehari-hari
banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan
yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam
bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan
dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan
ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang
digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan
istilah laras bahasa. Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan
sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang
tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam
bidang agama. Koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran. Improvisasi,
maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni. Kalimat yang
digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimat
dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra,
kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran atau majalah
dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment