Wednesday, March 18, 2015

Bunyi dan Alat Ucap Manusia

      Alat Ucap
Alat ucap adalah organ pada tubuh manusia yang berfungsi dalam pengucapan bunyi. Organ-organ yang terlibat antara lain adalah paru-paru, laring, faringrongga hidungrongga mulutbibirgigilidahalveolumpalatumvelum, dan uvula.
Alat-alat ucap manusia yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa (fon) dibedakan menjadi tiga bagian yakni:
1.         Artikulator
Artikulator ialah alat-alat bicara manusia yang dapat bergerak secara leluasa dan dapat menyentuh bagian-bagian alat ucap yang lain (titik artikulasi) serta dapat membentuk bermacam-macam posisi. Alat bicara semacam ini terletak di bagian bawah atau rahang bawah.
Alat-alat ucap yang termasuk artikulator antara lain:
a.         bibir bawah (labium);
b.         gigi bawah (dentum);
c.          ujung lidah (apeks);
d.         depan lidah (front of the tongue);
e.         tengah lidah (lamino);
f.          belakang lidah (dorsum); dan
g.         akar lidah.
2.         Titik Artikulasi
Titik artikulasi ialah alat-alat bicara manusia yang menjadi pusat sentuhan dan bersifat statis. Alat-alat ini terdapat di bagian atas atau rahang atas. Alat-alat ucap yang termasuk pada bagian ini antara lain:
a.         bibir atas (labium);
b.         gigi atas (dentum);
c.           lengkung kaki gigi atas (alveolum);
d.         langut-langit keras (palatum);
e.         langit-langit lunak (velum); dan
f.          anak tekak (uvula).
3.         Alat-alat Lain
Alat-alat lain yang dimaksudkan ialah alat bicara selain artikulator dan titik artikulasi yang dapat menunjang proses terjadinya bunyi bahasa. Yang termasuk alat-alat lain antara lain:
a.         hidung (nose);
b.          rongga hidung (nasal cavity);
c.           rongga mulut (oral cavvity);
d.          pangkal kerongkongan (faring);
e.         katup jakun (epiglotis);
f.          pita suara;
g.         pangkal tenggorokan (laring);
h.         batang tenggorokan (trachea);
i.           paru-paru;
j.           sekat rongga dada (diafragma);
k.         saraf diafragma;
l.           selaput rongga dada (pleural cavity); dan
m.       bronchus.
Di dalam fonetik, posisi alat bicara manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu alat pernafasan, tenggorokan, dan rongga supragotal. Bagian pertama mengatur keluar dan masuknya udara; bagian kedua bekerja sebagai sumber bunyi bahasa; bagian ketiga berfungsi sebagai resonator. Ketiga bagian alat bicara itu selalu bekerja sama dalam pembentukan bunyi bahasa. Bila satu di antaranya bekerja tidak sebagaimana mestinya, maka seluruh bagian alat ucap itu akan merasakan akibatnya.
Alat bicara manusia antara satu dengan yang lain saling berhubungan untuk membentuk bunyi bahasa. Dengan demikian fungsi masing-masing alat bicara kemungkinan ada sangkut pautnya dengan alat lain. Berikut ini adalah fungsi-fungsi yang dimaksud:
1.        Paru-paru
Paru-paru mempunyai tugas bersama dengan diafragma untuk menghembuskan udara ke luar sehingga menimbulkan bunyi bahasa. Paru-paru biasa disebut sebagai motor penggerak alat bicara.
2.        Pita Suara
Pita suara ini tempatnya di bawah jakun yang terdiri atas sepasang pita. Di tengah-tengah pita suara ini ada celah yang bisa melebar dun menyempit. Celah pits suara ini lebih dikenal dengan sebutan glotis. Pita suara manusia dapat berubah-ubah posisinya, antara lain sebagai berikut ini.
a.       Posisi terbuka lebar
Posisi seperti ini tidak menghasilkan bunyi bahasa dart terjadi pada pernafasan normal saja.
b.      Posisi agak menyempit
Posisi seperti ini akan menghasilkan bunyi tak bersuara, misalnya: [p], [t], [k], [c].
c.       Posisi menyempit
Posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa bersuara, misalnya [b], [d], [g], [j].
d.      Posisi tertutup
Posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa hamzah atau glotal stop, misalnya [h], dan [?].
3.        Laring
Di dalam alert ini terdapat pita suara (vocal cord) yang melintang dari arah depan ke belakang. Dengan demikian fungsi alat ini ialah untuk meneruskan aliran udara yang berhembus dari paru-paru ke faring.
4.        Faring
Fungsi alat ini yang utama ialah meneruskan aliran udara dari Pita suara. Akan tetapi alat ini bisa membentuk bunyi bahasa hamzah setelah bersentuhan dengar akar lidah (radik) sehingga bunyi senacam ini disebut bunyi faringal.
5.        Lidah
Lidah merupakan salah satu artikulator yang sangat penting di dalam proses pembentukan bunyi bahasa. Pentingnya lidah ini bisa dilihat dari bunyi yang dihasilkannya bisa berupa vokal dan, konsonan. Vokal dihasilkan oleh gerak perpindahan posisi lidah tanpa bersentuhan tiengan titik artikulasi. Jika gerak-gerak perpindahan posisi ini bersentuhan dengan titik artikulasi, maka akan menghasilkan bunyi konsonan.
6.        Bibir
Ada beberapa bunyi bahasa yang dihasilkan oleh sentuhan baik secara langsung atau tidak oleh bibir manusia. Bunyi [p, b] terjadi karena sentuhan antara bibir bawah dengan bibir atas sehingga aliran udara tertahan sebentar. Selanjutnya aliran udara tersebut dihembuskan sampai terdengarnya bunyi tersebut. Bunyi [p,b] dalam fonetik disebut bunyi bilabial, sebab terjadi karena sentuhan kedua bibir yaitu bibir atas dan bibir bawah. Selain itu, kedua bunyi itu dapat dinamai stop bilabial.

 Lambang Bunyi
Alat ucap manusia menghasilkan lambang-lambang bunyi yang bermacam-macam. Setiap bunyi yang dihasilkannya memiliki ciri tersendiri yang dapat dijelaskan proses pengucapannya. Setiap lambang bunyi tersebut disimbolkan dengan bentuk huruf dalam bahasa tulis dan fonem untuk bahasa lisan.
Lambang-lambang bunyi tersebut dapat dihasilkan oleh adanya arus ujaran yang masuk ke rongga mulut dan memengaruhi pergerakan pita suara serta getaran di sekitarnya yang kemudian menimbulkan efek-efek bunyi. Jika arus yang keluar tidak mendapatkan hambatan atau rintangan, akan menimbulkan bunyian yang dikelompokkan menjadi kelompok vokal, yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, /ε/, /o/. Bentuk ucapan e ada yang lemah / / dan e lebar atau /ε/, bentuk gabungan disebut diftong. Diftong adalah gabungan dua vokal yang menimbulkan bunyi luncuran lain. Contoh diftong ialah: au, ai, oi yang dibaca (aw), (ay), (oy). 
Contoh kalimat:
1.    Harimau (harimaw) itu berhasil ditangkap penduduk.
2.    Mereka bermain voli pantai. (pantay).
3.    Para buruh memboikot (memboykot) pertemuan itu.
Proses bunyi ujar yang dihasilkan karena arus ujaran yang keluar mendapat hambatan disebut konsonan. Proses itu terdiri atas hal-hal berikut:
1.    Bilabial, bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan kedua bibir, seperti b, p, m.
2.    Laringal, bila bunyi ujar yang terjadi karena pita suara terbuka agak lebar. Contoh: h.
3.    Velar, apabila bunyi ujar yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang (artikulator) dan langit-langit lembut (titik artikulasi), seperti k, g, ng, kh, q.
4.    Labio dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan gigi atas (titik artikulasi) dengan bibir bawah (artikulator); seperti f, v, w.
5.    Alpico interdental/dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan oleh ujung lidah (artikulator) dengan daerah lengkung gigi (titik artikkulator), seperti t, d, n.
6.    Spiral, bila bunyi ujar yang dihasilkan dari udara yang keluar dari paru-paru yang mendapat halangan getaran lidah. Contoh: s, z, sy.
7.    Uvular, bila bunyi getar lain yang dihasilkan oleh anak tekak sebagai artikulator dengan lidah bagian belakang sebagai titik artikulasinya. Contoh: r-tidak jelas
8.    Apikal, bila bunyi getar yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah ke langit-angit lembut atau lengkung kaki gigi dengan sistem getar menimbulkan bunyi ujar. Contoh: r-jelas.
       
Artikulasi dapat diartikan dengan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Ilmu yang mempelajari alat ucap manusia dan tata bunyi yang
dihasilkannya disebut fonologi. Alat ucap manusia menghasilkan lambang-lambang
bunyi yang bermacam-macam. Setiap bunyi yang dihasilkannya
memiliki ciri tersendiri yang dapat dijelaskan proses pengucapannya.
Setiap lambang bunyi tersebut disimbolkan dengan bentuk huruf dalam
bahasa tulis dan fonem untuk bahasa lisan.
Lambang-lambang bunyi tersebut dapat dihasilkan oleh adanya arus
ujaran yang masuk ke rongga mulut dan memengaruhi pergerakan pita
suara serta getaran di sekitarnya yang kemudian menimbulkan efek-efek
bunyi. Jika arus yang keluar tidak mendapatkan hambatan atau rintangan,
akan menimbulkan bunyian yang dikelompokkan menjadi kelompok vokal,
yaitu a, i, u, e, o (berjumlah lima huruf), tetapi diucapkan dengan enam
fonem /a/, /i/, /u/, /e/,//, /o/. Bentuk ucapan e ada yang lemah /ə/ dan e
lebar atau //, bentuk gabungannya disebut dengan diftong. Diftong adalah
gabungan dua vokal yang menimbulkan bunyi luncuran lain. Contoh
diftong ialah: au, ai, oi yang dibaca (aw), (ay), (oy).
Contoh kalimat:
1. Harimau (harimaw) itu berhasil ditangkap penduduk.
2. Mereka bermain voli pantai. (pantay)
3. Para buruh memboikot (memboykot) pertemuan itu.

       Proses bunyi ujar yang dihasilkan oleh karena arus ujaran yang
keluar mendapat hambatan disebut konsonan. Proses itu terdiri atas
hal-hal berikut.
1. Bilabial, bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan
    kedua bibir; seperti b, p, m.
2. Laringal, bila bunyi ujar yang terjadi karena pita suara terbuka agak
    lebar. Contoh : h.
3. Velar, apabila bunyi ujar yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang
    (artikulator) dan langit-langit lembut (titik artikulasi), seperti k, g,
     ng, kh, q.
4. Labio dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan
    gigi atas (titik artikulasi) dengan bibir bawah (artikulator); seperti
    f, v, w.
5. Alpico interdental/dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan oleh ujung
    lidah (artikulator) dengan daerah lengkung gigi (titik artikulator),
    seperti t, d, n.
6. Spiral, bila bunyi ujar yang dihasilkan dari udara yang keluar dari
     paru-paru yang mendapat halangan getaran lidah. Contoh : s, z, sy.
7. Uvular, bila bunyi getar lain yang dihasilkan oleh anak tekak
     sebagai artikulator dengan lidah bagian belakang sebagai titik
     artikulasinya. Contoh : r – tidak jelas.
8. Apikal, bila bunyi getar yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah
ke langit-langit lembut atau lengkung kaki gigi dengan sistem getar
menimbulkan bunyi ujar. Contoh : r – jelas.
Di samping bentuk gabungan vokal yang menimbulkan bunyi
luncuran, pada konsonan terdapat bunyi atau fonem yang memiliki bentuk
pengucapan yang lebih dari satu. Namun, perbedaan pelafalannya tak
memengaruhi arti. Misalnya, pada fonem /p/ pada kata panen merupakan
lafal terbuka dan biasanya penempatannya di awal kata, sedangkan lafal
    tertutup pada kata atap terdapat pada akhir kata ini disebut dengan alofon.
Demikian pula pada fonem /b/ akan dibaca [b] jika di awal kata, namun
dilafalkan /p/ bila berada di akhir kata.
Contoh:
- [lembab] dilafalkan [lembap>]
- [jawab] dilafalkan [jawap>]
- [adab] dilafalkan [ adap>]
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Mokhamad Irman, dkk.

No comments: