Dunia belajar mengajar
(dunia pendidikan) merupakan salah satu lahan dari psikologi secara umum.
Psikologi pendidikan berperan penting dalam peningkatan mutu siswa dengan
menerapkan prinsip-prinsip psikologi kedalam dunia pendidikan. Psikologi dengan
objek manusia (tingkah laku), sedangkan pendidikan berorientasi pada perubahan
perilaku siswa, cocok untuk dipadukan dengan harapan mendapatkan perilaku siswa
yang diinginkan.
A.
Peran Psikolog Sekolah
Pelaksanaan psikologi
dalam hal diagnostik disekolah:
· Pelaksanaan tes
· Melakukan wawancara dengan
siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan
siswa
· Observasi siswa di kelas,
tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya
· Mempelajari data kumulatif
prestasi belajar siswa.
B. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kerumitan dan Luasnya Peran Psikolog di Sekolah
1.
Tingkat Pelayanan (Jack I. Baron
(1982),)
· Tingkat
I (psikodiagnostik); meliputi pelayanan tes kecerdasan, kemudian
pemberian laporan tertulis yang memberi gambaran kelemahan dan kekuatan yang
terungkap oleh tes tersebut.
· Tingkat
II (klinis dan konseling); perhatian psikolog sekolah terhadap anak didik
bersifat menyeluruh, yang mana membantu pihak sekolah dalam menyelesaikan
berbagai masalah kesmen yang dihadapi anak. Pada tingkat ini peran psikolog
erat dengan masalah kelompok dalam kelas dan masalah yang berkaitan dengan
kelas.
· Tingkat
III (indusrti dan organisasi); dalam hal ini psikolog ikut terlibat dalm
tindakan yang menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, dalam pengembangan dan
evaluasi program serta pelayanan sekolah,dapat berupa; supervisi, pendidikan,
konsulatan bagi kariawan edukatif maupun nonedukatif (membantu malakukan
seleksi, penempatan, serta urusan-urusan personalia lain), dan bekarja sama
dengan ahli-ahli lain dalam masyarakat.
2.
Kegiatan Professional
Berpartisipasi dalam
diagnosis, intervensi langsung, konsultasi, pendidikan, evaluasi dan pelacakan
kembali terhadap hasil penanganan. Semakin tinggi tingkat fungsi pelayanan,
maka semakin banyak tugas-tugas pokok dilaksanakan, sedangkan tingkat rendah
hanya sibuk dengan pengukuran/ diagnosis, tingkat tertinggi lebih bervariasi
fungsinya dan membutuhkan kegiatan professional yang bervariasi juga, berdasar
kebutuhan sekolah, bergantung pada kompetensi dan minat psikolognya.
3.
Klien Langsung
Berhadapan
dengan:
· Murid secara perorangan, kelompok,
murid per kelas.
· Guru secara perorangan,
kelompok guru.
· Tenaga administrasi.
4.
Tingkat Program Pendidikan
Terdapat kesulitan dan
kerumitan dalam setiap tingkat pendidikan yang ditinjau dari aspek
kognisi,bentuk tugas-tugas mengajar, organisasi sekolah dan pengelompokan
murid-murid, serta ciri-ciri khas perkembangan dalam masyarakat, berinteraksi
dan menghasilkan klien-klien yang berbeda kebutuhan psikologiknya, serta
perbedaan harapan dan peran pelayanan psikologik yang diinginkan.
5.
Kekhasan Lingkungan Masyarakat dan Sekolah
Bentuk lain dari fungsi dan
tanggung jawab seorang psikolog sekolah bergantung pada ciri-ciri khas,
formal-nonformal, sumber dana sekolah, daerah lokasi sekolah, suku/agama/ ras/
golongan tang memanfaatkan jasa psikolog sekolah.
C.
Peran Psikologi Pendidikan Dalam Proses
Belajar-Mengajar
Dalam
bukunya, Drs. Alex Subor, M,si. mendefinisikan bahwa Psikologi Pendidikan adalah
subdisiplin psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam situasi
pendidikan, yang meliputi pula pengertian tentang proses belajar dan mengajar. Secara
garis besar, umumnya batasan pokok bahasan psikologi pendidikan dibatasi atas
tiga macam :
·
Mengenai belajar,
yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip dan ciri khas perilaku belajar
peserta didik dan sebagainya.
·
Mengenai proses
belajar, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan
belajar peserta didik dan sebagianya.
·
Mengenai situasi
belajar, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun non
fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.
Sementara
menurut Samuel Smith, setidaknya ada 16 topik yang perlu dibahas dalam
psikologi pendidikan, yaitu :
·
Pengetahuan tentang
psikologi pendidikan (The science of educational psychology).
·
Hereditas atau
karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity).
·
Lingkungan yang bersifat
fisik (physical structure).
·
Perkembangan siswa
(growth).
·
Proses-proses tingkah
laku (behavior proses).
·
Hakikat dan ruang
lingkup belajar (nature and scope
of learning).
·
Faktor-faktor yang
memperngaruhi belajar (factors that condition learning).
·
Hukum-hukum dan
teori-teori belajar (law sand theories
of learning).
·
Pengukuran, yakni
prinsip-prinsip dasar dan batasan-batasan pengukuran/ evaluasi. (measure ment: basic princip lesand definitions).
·
Tranfer belajar, meliputi mata pelajaran (transfer of learning subject matters).
·
Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practical aspects of measurement).
·
Ilmu statistic dasar (element of
statistics).
·
Kesehatan rohani (mental hygiene).
·
Pendidikan membentuk watak (charactereducation).
·
Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah. (Psychology of secondary
school
subjects).
·
Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psychology of elementary
school).
Dalam
proses belajar-mengajar dapat dikatakan bahwa ini inti permasalahan psikiologis
terletak pada anak didik. Bukan berarti mengabaikan persoalan psikologi seorang
pendidik, namun dalam hal seseorang telah menjadi seorang pendidik maka ia
telah melalui proses pendidikan dan kematangan psikologis sebagai suatu
kebutuhan dalam mengajar. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan
merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi
pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara
pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah
pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar
mengajar peserta didik”.
Guru
dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut
memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang
yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala
aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang
pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah. Dengan
memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan
psikologisnya diharapkan dapat :
a)
Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami
psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam
menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan
pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang
taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan
individu.
b)
Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan
memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan
strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu
mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan
gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
c)
Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan
peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat
membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya
diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar,
melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
d)
Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi
artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa,
seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan
berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu,
khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai,
tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai
fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
e)
Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas
pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan
pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat
menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa
dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
f)
Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman
guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi
dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan
di hadapan siswanya.
g)
Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman
guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan
penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian,
pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
D. Peran Dalam Pengukuran dan
Evaluasi
a) Pengukuran kesiapan
pendidikan; meliputi kemampuan dan keterampilan sebagai prasyaratan yang
memungkinkan fasilitas pendidikan pada tingkat pelajaran dengan tes potensi akademik
atau tes kemampuan belajar.
b) Pengukuran prestasi
belajar, berfungsi:
· Fungsi instruksinal,
sebagai umpan balik bagi guru dan siswa, atas keberhasilan atau kegagalan dalam
pelajaran atau keperluan perbaikan proses pengajaran.
· Fungsi adminisrtatif, meliputi;
seleksi dan penempatan sebagai sarana untuk menaring siswa dalam memenuhi
prasyarat yang dibutuhkan atau memasukkan siswa dalam tingkat kelas
tertentu,.
· Fungsi bimbingan,tes juga
dapat dijadikan sebagai alat diagnosticpsikoedukasional dalam bentuk
bimbingan,yang dapat digunakan saat memilih jurusan diperguruan tinggi,
menemukan kemampuan-kemampuan yang belum tampak sebelumnya.
E. Manfaat Mempelajari Psikologi Bagi Guru dan Calon Guru
Manfaat
mempelajari psikologi pendidikan bagi guru dan calon guru dapat dibagi menjadi
dua aspek, yaitu:
1.
Untuk Mempelajari Situasi dalam Proses
Pembelajaran
Psikologi
pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru untuk
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda
seperti di bawah ini:
a)
Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik)
Seorang
guru harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati-hati,
karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh karena itu sangat
penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai
tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang
efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru
dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.
b)
Penciptaan
Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas
Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang
digunakan dalam proses pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan
materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa
diciptakan oleh guru sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif.
Seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar
mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses belajar
mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan berperan dalam membantu guru
agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas,
sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.
c)
Pemilihan
Strategi dan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik
perkembangan siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan
strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu
mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya
belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.
d)
Memberikan
Bimbingan Kepada Peserta Didik
Seorang guru harus memainkan peran yang berbeda di
sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan
sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada
siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang
psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan
dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.
e)
Mengevaluasi
Hasil Pembelajaran
Guru harus melakukan dua kegiatan penting di dalam
kelas seperti mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam
mengukur hasil belajar siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan
calon guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil,
baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun
menentukan hasil-hasil evaluasi.
2.
Untuk
Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar
a) Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku
yang dialami siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi
pendidikan membantu guru dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang
dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
b) Penggunaan Media Pembelajaran
Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan
guru untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan.
Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga dapat memberikan gambaran
nyata kepada peserta didik.
c) Penyusunan Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi
psikologi peserta didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa
seperti matematika ditempatkan di awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih
segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa secara keseluruhan psikologi berperan dalam membantu guru untu
merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
F. Peranan Psikologi Perkembangan
dalam Pendidikan
1.
Fakta-fakta Psikologis Peserta Didik
Fakta-fakta mengenai peserta didik, terutama
fakta psikologis perlu bahkan harus dipahami oleh pendidik. Ditinjau dari segi
psikologis, dapat di identifikasi fakta-fakta psikologis peserta didik sebagai
berikut.
a)
Peserta didik merupakan suatu
kesatuan dari berbagai aspek (bio, psiko, sosio, spiritual dan juga kognitif,
afektif, maupun psikomotorik).
b)
Peserta didik merupakan
individu-individu yang memiliki berbagai potensi.
c)
Peserta didik merupakan
individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembangan.
d)
Peserta didik merupakan
makhluk yang aktif dan kreatif.
e)
Bahwa peserta didik memiliki
sifat unik.
2.
Mendidik Ditinjau dari Perspektif Perkembangan
Mendidik
pada dasarnya adalah membantu perkembangan peserta didik agar berbagai potensi
yang dimiliki peserta didik dapat berkembang secara optimal. Potensi-potensi
positif peserta didik memerlukan stimuli dari lingkungannya. Tanpa stimuli maka
berbagai potensi positif peserta didik sulit untuk berubah menjadi kemampuan
nyata. Dalam konteks inilah kehadiran pendidik diperlukan. Agar stimuli ataupun
bantuan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik benar-benar bermakna,
maka pendidik dituntut untuk memahami berbagai hal yang berhubungan dengan perkembangan
peserta didik dan mampu menerapkannya dalam proses pendidikan.
G. Kegunaan Psikologi
Perkembangan
Bermanfaat
sangat besar yakni agar dapat memberikan bantuan dan pendidikan yang tepat
sesuai dengan pola-pola dan tingkat-tingkat perkembangan anak. Hurlock (1980)
menyebutkan beberapa manfaat mempelajari psikologi perkembangan, yaitu:
1) Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan
prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia.
2) Untuk memahami diri kita sendiri dengan mempelajari psikologi sedikit
banyak orang akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan,
perasaan, kehendak, maupun tingkah laku lainnya.
3) Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat
menilai dirinya sendiri.
4) Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan
yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain.
5) Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan
untuk menilai tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah
tingkah laku seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk
tingkat kenormalan tingkah laku kita sendiri.
6) Membantu
mengetahui apa yang diharapkan dari anak dan kapan yang diharapkan itu muncul.
7) Memungkinkan
untuk menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala usia-berat, skala
usia-mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional.
8) Memungkinkan memberikan
bimbingan belajar yang tepat pada anak.
9) Mempersiapkan
anak menghadapi yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
10) Untuk
memahami garis besar, pola umum perkembangan, dan pertumbuhan anak pada tiap
fasenya.
Pengetahuan Psikologi Perkembangan sangat
berguna bagi guru, berikut adalah kegunaan psikologi untuk guru.
1) Mereka dapat memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran
yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan
tertentu.
2) Mereka dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang
sesuai dengan tingkat perkembangan pemahaman murid-murid mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Arfinurul.
2010. Perkembangan Emosi pada Remaja.
[tersedia] http://arfinurul.blog.uns.ac.id. (14 Nopember 2012).
Atkinson, L. Rita dkk. 1991. Pengantar Psikologi. Jakarta:
PT Gelar Aksar Pratama.
Billimham, Katherine A.
1982. Developmental Psychology for The Heah Care Professions : Part 1
– Prenatal Through Adolescent Development. Colorado : Westview
Press, Inc.
Bimo Walgito. 2000. Pengantar
Psikologi Umum. Yogyakarta : Yasbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah
Mada.
Branca, Albert A. 1965. Psychology
: The Science of Behavior. Boston : Allyn and Bacon, inc.
Dirgagunarsa, Singgih.
1988. Pengantar Psikologi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung :
Rosdakarya.
F.J. Monks, dkk. 2002. Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Gunarsa, D. 1986. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta : PT. BK Gunung Mulia
Hardy, Malcolm dan
Heyes, Steve. 1988. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga.
Hurlock, B. Elizabeth. 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
1980. Psikologi Perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan.
Edisi ke lima. Jakarta : Erlangga
1997.
Perkembangan Anak : Jilid 1. (Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa
dan Muslichah Z.) Jakarta : Erlangga.
1997.
Perkembangan Anak : Jilid 2 (Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa dan
Muslichah Z.) Jakarta : Erlangga.
1997.
Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
(Alih Bahasa : Istiwidayanti dan Soedjarwo) Jakarta : Erlangga.
Hymovich, Debra P. and
Chamberlin, Robert W. 1980. Child and Family Development : Implications
for Primary Health Care. New York : Mc Graw Hill Book Company.
Jeff and Cindi. 2006.
“Oh Baby, Bond with Me” http:// www.envisagedesign.
com/ohbaby/ index/html (diakses 15 Maret 2006).
Kartini Kartono. 1992. Psikologi
Wanita Jilid 2 : Mengenal Wanita sebagai Ibu dan Nenek. Bandung : CV Mandar
Maju.
Kartono, K. 1979. Psikhologi Anak. Bandung : Alumni
Kasiram, M. 1983. Ilmu
Jiwa Perkembangan. Surabaya : Usaha Nasional.
Monk, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan : pengantar dalam
berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Nugraha,
Ari. 2012. Psikologi Perkembangan.
[tersedia] http://the-arinugraha-centre.blogspot.com. (25
Desember 2012).
Perry, Bruce D. 2001. Bonding
Attachment in Maltreated Children : Consequences of Emotional Neglect in
Childhood. Booklet.
Sarlito Wirawan Sarwono. 2001. Psikologi
Remaja. Jakarta: Radja Grafindo Persada.
.
2002. Psikologi Remaja. Jakarta : PT Remaja Grafindo Persada.
Sujanto, Agus. 1986. Psikologi Deskripsi. Jakarta: Aksara Baru.
Syamsu Yususf, L.N.
2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Tarigan, Rosdiana S.
2006. “11 Perilaku Sulit Si Prasekolah. ” Nakita No. 367/Th VIII/15 April
2006.
Yusuf, S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Zulkifli, L. 1992. Psikologi Perkembangan. Bandung
: PT Remaja Rosda Karya
No comments:
Post a Comment