BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar , guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan seperti yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dikatakan bahwa, “ Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode”. Dikatakan juga bahwa, “ Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran”. Dikatakan juga bahwa, “ Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan”. Dikatakan juga bahwa, “ Penggunaan metode mengajar yang efektif dan efisien, akan memungkinkan murid mencerna bahan pelajaran”. Dikatakan juga bahwa, “Pemakaian metode dapat berfungsi sebagai penjelas atau pelancar kegiatan proses belajar mengajar”. Dikatakan juga bahwa, “ Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa”.
Namun kenyataan yang dihadapi lain dari yang diharapkan. Teknik / metode tidak selalu mengena dipraktekkan di lapangan.. Banyak masalah-masalah yang dihadapi terkait dengan soal teknik / metode. Misal ada kasus kecaman terhadap pendidikan yang terdengar sepanjang masa, ketidakpuasan terhadap kinerja pendidik oleh orang tua murid karena guru sebagai sumber pengetahuan tidak lagi memadai, dengan meningkatnya biaya pendidikan, menimbulkan rasa kurang puas dengan sistem pendidikan yang berlaku, pendidikan yang dipandang kurang relevan dengan pembangunan, mutu pendidikan yang dianggap kian merosot. Kejadian ini dapat diidentifikasikan sebagai ketidakpuasan terhadap sistem metode / teknik yang dipergunakan dalam pendidikan
Ketidakpuasan tersebut terjadi atas beberapa sebab, antara lain kurang bervariasinya metode-metode yang digunakan dalam proses pendidikan, adanya keinginan untuk menemukan cara-cara baru yang lebih efektif dan efisien, dan lain-lain. Dari sini dapat diambil suatu pertanyaan “Mengapa ada kasus kecaman terhadap pendidikan ?”, mengapa timbul ketidakpuasan terhadap kinerja pendidik oleh orang tua murid ?”, mengapa dengan meningkatnya biaya pendidikan menimbulkan rasa kurang puas dengan sistem pendidikan yang berlaku ?”, mengapa pendidikan dipandang kurang relevan dengan pembangunan ?”, mengapa mutu pendidikan kian merosot ?”. Realitas ini sangat penting untuk dibahas dalam makalah ini.
Untuk itu, kami menulis untuk mengungkap masalah-masalah tersebut. Dugaan sementara masalah tersebut adalah adanya keinginan untuk menemukan cara-cara baru yang lebih efektif dan efisien. Salah satu cara adalah dengan penggunaan pembelajaran modul. Dikatakan bahwa, “ Di antara berbagai metode pengajaran individual, pengajaran modul termasuk metode yang paling baru yang menggabungkan keuntungan-keuntungan dari berbagai pengajaran individual lainnya.” Dikatakan juga bahwa, “ Modul merupakan salah satu hasil atau produk dari perkembangan teknologi intruksional yang menggabungkan keuntungan-keuntungan dari berbagai pengajaran individual lainnya”. Dikatakan juga bahwa, “Tujuan utama sistem modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.
Selanjutnya, berangkat dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulisan makalah ini kami beri judul “Pembelajaran Modul”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah :
1. Apa Pengertian Modul?
2. Apa Unsur-unsur Modul?
3. Apa Tujuan Pembelajaran Modul?
4. Apa Prinsip-prinsip Pembelajaran Modul?
5. Apa saja Macam-macam Modul?
6. Apa Perbandingan Pengajaran Modul Dengan Pengajaran Konvensional?
7. Apa saja Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran Modul?
8. Apa Keunggulan Dan Keterbatasan Pembelajaran Modul?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui :
a. Pengertian Modul
b. Unsur-unsur Modul
3. Tujuan Pembelajaran Modul
4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Modul
5. Macam-macam Modul
6. Perbandingan Pengajaran Modul Dengan Pengajaran Konvensional
7. Masalah-masalah Dalam Pembelajaran Modul
8. Keunggulan dan Keterbatasan Pembelajaran Modul
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Modul PEMBAHASAN
Modul dapat dirumuskan sebagai : suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas sesuatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (spesifik dan operasional). Atau satu paket / program pengajaran yang terdiri dari satu unit konsep bahan pelajaran atau program belajar mengajar terkecil.
Pengajaran modul adalah pengajaran yang sebagian atau seluruhnya didasarkan atas modul. Pengajar yang mengutamakan metode tradisional, kemungkinan memanfaatkan juga modul dalam pengajarannya. Jadi, modul merupakan salah satu alternatif jawaban yang dianggap tepat oleh para ahli dalam menanggapi dan memecahkan masalah pendidikan dan pengajaran yang sangat kompleks dewasa ini.
Adapun modul mempunyai sifat-sifat antara lain :
1. Modul merupakan unit pengajaran terkecil dan lengkap.
2. Modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematik
3. Modul memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan spesifik (khusus).
4. Modul memungkinkan siswa belajar sendiri (independent).
5. Modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan individual dan merupakan salah satu perwujudan dan pengajaran individual.
Pembelajaran modul di Indonesia dikembangkan sejak tahun 1974. Sampai saat ini, pembelajaran modul masih digunakan pada SMP Terbuka dan Universitas Terbuka. Dalam pembelajaran modul, para siswa belajar secara individual, mereka dapat menyesuaikan kecepatan belajarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan juga pengajaran modul ini telah dicobakan pada sejumlah sekolah PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) pada berbagai IKIP dan juga pada lembaga pendidikan tinggi. Juga untuk pendidikan jarak jauh, pengajaran modul ini dapat digunakan dengan baik.
Pembelajaran modul menerapkan strategi belajar siswa aktif, karena dalam proses pembelajarannya, siswa tidak lagi berperan sebagai pendengar dan pencatat ceramah guru, tetapi mereka adalah pelajar yang aktif. Dalam pembelajaran modul, guru berperan sebagai pengelola, pengarah, pembimbing, fasilisator, dan pendorong aktivitas belajar siswa. Pembelajaran modul juga menerapkan konsep multi media dan multi metode. Meskipun pada prinsipnya pembelajaran modul bersifat individual, tetapi ada saat / tugas-tugas tertentu yang menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok.
B. Unsur-unsur Modul
Unsur-unsur modul diantaranya:
1. Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik.
2. Petunjuk untuk guru .
3. Lembaran kegiatan siswa.
4. Lembaran kerja bagi siswa.
5. Kunci lembaran kerja.
6. Lembaran evaluasi
7. Kunci lembaran evaluasi.
C. Tujuan Pembelajaran Modul
Tujuan pembelajaran modul adalah agar siswa :
1. Dapat belajar sesuai dengan kesanggupan dan menurut lamanya waktu yang digunakan mereka masing-masing.
2. Dapat belajar sesuai dengan cara dan teknik mereka masing-masing.
3. Memberikan peluang yang luas untuk memperbaiki kesalahan dengan remedial dan banyaknya ulangan.
4. Siswa dapat belajar sesuai dengan topik yang diminati.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan utama sistem modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.
D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Modul
Prinsip-prinsip pembelajaran modul diantaranya :
1. Prinsip Fleksibilias yaitu dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa yang menyangkut dalam kecepatan belajar mereka, gaya belajar, dan bahan pelajaran .
2. Prinsip Balikan (feetback) yaitu memberikan balikan segera sehingga siswa dapat mengetahui dan memperbaiki kesalahannya dengan segera,di samping siswa juga dapat mengetahui dengan segera terhadap hasil belajarnya.
3. Prinsip Penguasaan Tuntas (mastery learning) yaitu siswa belajar secara tuntas dan mendapat kesempatan memperoleh nilai setinggi-tingginya tanpa membandingkan dengan prestasi siswa lainnya.
4. Prinsip Remidial yaitu siswa diberi kesempatan untuk segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan mereka berdasarkan evaluasi secara kontinu. Siswa tidak perlu mengulangi seluruh bahan pelajaran tetapi hanya bagian-bagian yang dianggap/berkenaan dengan kesalahan saja.
5. Prinsip motivasi dan kerja sama yaitu pengajaran modul dapat membimbing siswa secara teratur dengan langkah-langkah tertentu dan dapat pula menimbulkan motivasi yang kuat untuk belajar dengan giat.
6. Prinsip Pengayaan yaitu siswa dapat menyelesaikan dengan cepat belajarnya dan mendapat kesempatan untuk mendengarkan ceramah dari guru atau pelajaran tambahan sebagai pengayaan. Di samping itu, guru dapat memberi bantuan individual bagi siswa yang membutuhkannya.
E. Macam-macam Modul
Menurut status dan fungsinya dalam keseluruhan program pengajaran , maka modul dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Modul inti yaitu kurikulum dasar yang dapat dijabarkan dalam serangkaian unit-unit program pengajaran menurut tingkat (kelas) dan bidang studi (mata pelajaran). Unit-unit program pengajaran itu dapat disusun dalam bentuk modul-modul pengajaran.
2. Modul pengayaan yaitu suatu program pendidikan tambahan bagi siswa-siswa yang telah menyelesaikan program pendidikan dasarnya dengan waktu yang lebih cepat.
F. Perbandingan Pengajaran Modul Dengan Pengajaran Konvensional
Pengajaran Modul Pengajaran Konvensional
1. Tujuan : dirumuskan dalam bentuk kelakuan murid, apa yang diharapkan dapat dilakukannya setelah dijalaninya pelajaran . Tujuan ini disampaiakan kepada murid sebelum pelajaran dimulai sehingga tiap murid tahu dengan jelas apa yang harus dipelajarinya dalam pelajaran itu.
2. Penyajian bahan pelajaran : bahan pelajaran disajikan secara individual. Tiap siswa dapat mempelajari sebagian atau seluruh bahan pelajaran menurut waktu yang diinginkan masing-masing.
3. Kegiatan intruksional : menggunakan aneka ragam kegiatan belajar yang dapat meningkatkan proses belajar . Media yang digunakan berdasarkan efektifitasnya yang ternyata melalui / percobaan pada siswa.
4. Pengalaman belajar : berorientasi pada kegiatan murid dengan pengajaran kepada murid secara individual dengan tekanan pada proses belajar.
5. Partisipasi : Para siswa selalu aktif belajar dengan melakukan berbagai kegiatan untuk menguasai bahan pelajaran sepenuhnya.
6. Kecepatan belajar : tiap siswa maju menurut kecepatannya masing-masing
7. Penguatan (reinforcement) : Penguatan sering diberikan yakni segera setelah mempelajari sebagian kecil dari bahan pelajaran itu.
8. Keberhasilan belajar : dengan adanya tujuan yang jelas dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati dan diukur, maka keberhasilan belajar dapat dinilai secara obyektif berdasarkan hasil belajar murid.
9. Penguasaan : bila diberikan waktu yang cukup, maka semua siswa diharapkan dapat mencapai tujuan pelajaran sepenuhnya.
10. Peranan pengajar : pengajar memegang berbagai peranan sekaligus, sebagai pendiagnosis kekurangan murid, pemberi motivasi, pembimbing belajar , dan sebagai manusia sumber.
11. Ujian atau tes : tes diadakan untuk mengukur keberhasilan belajar mengenai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan pada awal pelajaran atau kuliah. 1. Tujuan : tidak dirumuskan secara spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati dan diukur.
2. Penyajian bahan pelajaran : bahan pelajaran disajikan kepada kelompok, kepada kelas secara keseluruhan tanpa memperhatikan murid-murid secara individual. Pelajaran diberikan pada jam-jam tertentu menurut jadwal pelajaran.
3. Kegiatan intruksional : bahan pelajaran kebanyakan berbentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis dan media lain menurut pertimbangan guru.
4. Pengalaman belajar : berorientasi pada kegiatan guru dengan mengutamakan proses belajar.
5. Partisipasi : murid-murid kebanyakan bersikap “Pasif”, karena terutama harus mendengarkan uraian guru.
6. Kecepatan belajar : murid semuanya harus belajar menurut kecepatan yang kebanyakan ditentukan oleh kecepatan guru mengajar.
7. Penguatan (reinforcement) : penguatan biasanya baru diberikan setelah diadakannya ulangan atau ujian. Itupun jika ulangan itu kemudian dibicarakan.
8. Keberhasilan belajar : keberhasilan kebanyakan dinilai oleh guru secara subyektif.
9. Penguasaan : diharapkan bahwa hanya sebagian kecil saja akan menguasai bahan pelajaran sepenuhnya, sebagian lagi akan menguasainya untuk sebagian saja dan ada lagi yang akan gagal.
10. Peranan pengajar : pengajar terutama berfungsi sebagai penyebar atau penyalur pengetahuan.(sumber utama)
11. Ujian atau tes : siswa biasanya menempuh beberapa tes atau ulangan mengenai bahan yang telah dipelajari dan berdasarkan beberapa angka itu ditentukan angka rapornya untuk sementara itu.
Modul mempunyai keunggulan tertentu dibanding pengajaran biasa, namun dalam pengajaran modul pun terdapat masalah-masalah yang dapat menjadi penghambat bagi siswa, guru (pengajar), dan administrator.
a. Kesulitan bagi siswa
1). Belajar sendiri melalui modul memerlukan disiplin yang tinggi (self dicipline). Siswa harus sanggup mengatur waktu, memaksa diri untuk belajar, dan kuat terhadap gangguan-gangguan lingkungan dan teman-teman bermain.
2). Kebiasaan siswa belajar secara tatap muka di kelas melalui guru yang cenderung membuat mereka menjadi pasif, akan mengalami kesulitan-kesulitan untuk beralih kepada situasi baru yang sangat berbeda dengan pengajaran di kelas yang menuntut siswa banyak belajar secara aktif dan mandiri.
b. Kesulitan bagi guru
1). Kesulitan dalam menyiapkan modul.
2). Akan menghadapi hal-hal yang biasa terjadi dalam pengajaran konvensional,sehingga menjadi pertanyaan bagi siswa-siswa, terutama menyangkut keseluruhan materi yang akan disampaikan.
3). Sulit mengontrol aktivitas siswa dengan seketika dan tidak dapat mengendalikannya, karena penekanan modul didasarkan pada proses belajarnya yang didasarkan pada kecepatan dan lamanya waktu yang digunakan oleh masing-masing siswa.
c. Kesulitan bagi administrator
1). Pengajaran modul terlalu banyak memerlukan fasilitas dan besarnya pembiayaan untuk menggandakan modul tersebut.
2). Diperlukan tenaga-tenaga untuk menyiapkan hal-hal yang berkenaan dengan uji coba modul.
3). Sulit bagi personalia untuk menyusun jadwal pengajaran yang fleksibel.
H. Keunggulan dan Keterbatasan Pembelajaran Modul
Beberapa keunggulan pembelajaran dengan sistem modul dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
2. Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh peserta didik.
3. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.
Adapun di samping memiliki keunggulan, modul memiliki keterbatasan sebagai berikut :
1. Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Sukses atau gagalnya suatu modul bergantung pada penyusunnya.
2. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvensional, karena setiap peserta didik menyelesaikan modul dalam waktu yang berbeda-beda, bergantung pada kecepatan dan kemampuan masing-masing.
3. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanPENUTUP
Dari pembahasan Pembelajaran Modul dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Pengertian Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas sesuatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (spesifik dan operasional). Adapun modul mempunyai sifat-sifat antara lain Modul merupakan unit pengajaran terkecil dan lengkap, Modul memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematik, Modul memuat tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan spesifik (khusus), Modul memungkinkan siswa belajar sendiri (independent), Modul merupakan realisasi pengakuan perbedaan individual dan merupakan salah satu perwujudan dan pengajaran individual.
2. Unsur-unsur Modul diantaranya rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik, petunjuk untuk guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja bagi siswa, kunci lembaran kerja, lembaran evaluasi, kunci lembaran evaluasi.
3. Tujuan Pembelajaran Modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal dan agar siswa dapat belajar sesuai dengan kesanggupan dan menurut lamanya waktu yang digunakan mereka masing-masing, dapat belajar sesuai dengan cara dan teknik mereka masing-masing, memberikan peluang yang luas untuk memperbaiki kesalahan dengan remedial dan banyaknya ulangan, siswa dapat belajar sesuai dengan topik yang diminati.
4. Prinsip-prinsip Pembelajaran Modul diantaranya Prinsip Fleksibilias yaitu dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa yang menyangkut dalam kecepatan belajar mereka, gaya belajar, dan bahan pelajaran, Prinsip Balikan (feetback) yaitu memberikan balikan segera sehingga siswa dapat mengetahui dan memperbaiki kesalahannya dengan segera, Prinsip Penguasaan Tuntas (mastery learning) yaitu siswa belajar secara tuntas dan mendapat kesempatan memperoleh nilai setinggi-tingginya tanpa membandingkan dengan prestasi siswa lainnya, Prinsip Remidial yaitu siswa diberi kesempatan untuk segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan mereka berdasarkan evaluasi secara kontinu Prinsip motivasi dan kerja sama yaitu pengajaran modul dapat membimbing siswa secara teratur dengan langkah-langkah tertentu dan dapat pula menimbulkan motivasi yang kuat untuk belajar dengan giat, Prinsip Pengayaan yaitu siswa dapat menyelesaikan dengan cepat belajarnya dan mendapat kesempatan untuk mendengarkan ceramah dari guru atau pelajaran tambahan sebagai pengayaan.
5. Macam-macam Modul dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu Modul inti yaitu kurikulum dasar yang dapat dijabarkan dalam serangkaian unit-unit program pengajaran menurut tingkat (kelas) dan bidang studi (mata pelajaran), Modul pengayaan yaitu suatu program pendidikan tambahan bagi siswa-siswa yang telah menyelesaikan program pendidikan dasarnya dengan waktu yang lebih cepat.
6. Perbandingan Pengajaran Modul Dengan Pengajaran Konvensional
Pengajaran Modul Pengajaran Konvensional
1. Tujuan : dirumuskan dalam bentuk kelakuan murid,
2. Penyajian bahan pelajaran : bahan pelajaran disajikan secara individual.
3. Kegiatan intruksional : menggunakan aneka ragam kegiatan belajar yang dapat meningkatkan proses belajar .
4. Pengalaman belajar : berorientasi pada kegiatan murid
5. Partisipasi : Para siswa selalu aktif belajar
6. Kecepatan belajar : tiap siswa maju menurut kecepatannya masing-masing
7. Penguatan (reinforcement) : Penguatan sering diberikan yakni segera setelah mempelajari bahan pelajaran itu.
8. Keberhasilan belajar : dapat dinilai secara obyektif berdasarkan hasil belajar murid.
9. Penguasaan : dengan waktu yang cukup, siswa dapat mencapai tujuan pelajaran sepenuhnya.
10. Peranan pengajar : memegang berbagai peranan, sebagai pendiagnosis kekurangan murid, pemberi motivasi, pembimbing belajar , dan sebagai manusia sumber.
11. Ujian atau tes : untuk mengukur keberhasilan belajar mengenai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan pada awal pelajaran atau kuliah.
1. Tujuan : tidak dirumuskan secara spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati dan diukur.
2. Penyajian bahan pelajaran : bahan pelajaran disajikan kepada kelompok, kepada kelas secara keseluruhan tanpa memperhatikan murid-murid secara individual.
3. Kegiatan intruksional : bahan pelajaran kebanyakan berbentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis dan media lain menurut pertimbangan guru.
4. Pengalaman belajar : berorientasi pada kegiatan guru
5. Partisipasi : murid-murid kebanyakan bersikap “Pasif”
6. Kecepatan belajar : kebanyakan ditentukan oleh kecepatan guru mengajar.
7. Penguatan (reinforcement) : penguatan biasanya baru diberikan setelah ulangan atau ujian.
8. Keberhasilan belajar : dinilai oleh guru secara subyektif.
9. Penguasaan : sebagian kecil saja akan menguasai bahan pelajaran sepenuhnya, sebagian lagi akan menguasainya untuk sebagian saja dan ada lagi yang akan gagal.
10. Peranan pengajar : berfungsi sebagai penyebar atau penyalur pengetahuan.(sumber utama)
11. Ujian atau tes : mengenai bahan yang telah dipelajari dan berdasarkan beberapa angka itu ditentukan angka rapornya untuk sementara itu.
7. Masalah-masalah dalam Pembelajaran Modul, Kesulitan bagi siswa : Belajar sendiri melalui modul memerlukan disiplin yang tinggi (self discipline), Kebiasaan belajar dengan tatap muka cenderung membuat mereka menjadi pasif, Kesulitan bagi guru : Kesulitan dalam menyiapkan modul, Akan menghadapi hal-hal yang biasa terjadi dalam pengajaran konvensional, Sulit mengontrol aktivitas siswa dengan seketika dan tidak dapat mengendalikannya Kesulitan bagi administrator : Pengajaran modul terlalu banyak memerlukan fasilitas dan besarnya pembiayaan, Diperlukan tenaga-tenaga untuk menyiapkan hal-hal yang berkenaan dengan uji coba modul, Sulit bagi personalia untuk menyusun jadwal pengajaran yang fleksibel.
8. Keunggulan Pembelajaran Modul adalah berfokus pada kemampuan individual untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya, Adanya control terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul, Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.Adapun Keterbatasan Modul adalah Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu, Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvensional, Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri.
B. Saran
Dengan membahas pembelajaran modul di atas, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang macam-macam metode pendidikan yang digunakan. dan dapat diterapkan juga dalam Pendidikan Agama melalui sistem modul ini. Dan diharapkan Pembelajaran Modul ini memberi harapan yang besar untuk perbaikan dalam pendidikan, baik di SD, SMP, maupun Sekolah Tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki dan Ulum, M. Miftahul, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo : STAIN Po Press, 2007.
curriculumstudy.files.wordpress.com/2007/10/pelaksanaanpembelajaran.doc-
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
Ihsan, Hamdani dan Ihsan, A. Fuad, Filsafat Pendidikan Islam, cetakan ketiga. Bandung : Pustaka Setia, 2007.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi, Dan Inovasi.Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2003.
Nasution, S., Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar, cetakan kedelapan. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003.
Nawawi, Hadari, Pendidikan Dalam Islam. Surabaya : Al-Ikhlas,1993.
Shalahudin, Mahfudz, Metodologi Pendidikan Agama. Surabaya : PT Bina Ilmu, 1987.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1997.
Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta : Ciputat Pers, 2002.
No comments:
Post a Comment