Wednesday, March 13, 2013

MASA PRANATAL


1.        Tahap-tahap Perkembangan Masa Prenatal
Para ahli membagi pertumbuhan dan perkembangan masa prenatal menjadi tiga tahap, yaitu:
a)       Tahap Germinal
Tahap germinal (praembrionik) merupakan awal dari kehidupan manusia. Proses ini dimulai ketika sperma melakukan penetrasi terhadap sel telur dalam proses pembuahan yang normalnya terjadi akibat hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini zygote terbentuk, kemudian bergerak ke bawah tubafalopimenuju rahim. Zygote ini merupakan sel tunggal yang kemudian akan mengalami perkembangbiakan menjadi dua sel identik. Sel-sel tersebut terus berkembang menjadi jutaan sel. Proses perkembangan zygote di dalam rahim ini disebut blastosyst. Bagian luar blastosyst akan menjadi plasenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi embrio.
Pada minggu kedua, placenta mulai terbentuk. Bagian dalam sel memadat dan berkembang menjadi tiga lapisan yang disebut piringan embrionik (embryonicdisc), yaitu: (a) ectoderm, lapisan paling luar yang akan berkembang menjadi kulit janin, (b) endoderm, lapisan paling dalam yang bakal menjadi organ-organ internal, seperti sistem pernafasan, sistem pencernaan, pancreas atau organ internal lainnya, (c) mesoderm, lapisantengah yang berfungsi untuk memisahkan antara kulit dalam, otot-otot, tulang, sistem sirkulasi udara maupun pengeluaran lain (anus).
Zigote yang sudah menjadi calon makhluk hidup mulai menempel pada dinding rahim. Proses menempel atau melekatnya zigot pada dinding rahim setelah masa konsepsi dinamakan implantasi.
b)       Tahap Embrio
Tahap embrio dimulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim. Dalam tahap ini, system dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Masa ini dianggap sebagai masa yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu berkembang pesat dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik. Bila organism memperoleh perawatan intensif, maka ia akan berkembang menjadi individu yang normal, sehat fisik maupun psikis. Sebaliknya bila kurang memperoleh perhatian dengan baik, organism akan berkembang menjadi individu yang abnormal, baik fisik ataupun psikis.
Di antara placenta dan bayi terdapat tiga pembuluh darah mirip tali panjang yang disebut tali pusar. Salah satu pembuluh ini berfungsi untuk mengangkut darah yang berisi sari makanan dan oksigen dari placenta ke bayi, Dua saluran yang lainnya berfungsi untuk melakukan transportasi darah yang berisi karbondioksida dan pembuangan dari bayi ke placenta. Jika kita mengikuti perkembangan embrio, kita akan menemukan setelah empat minggu, proses differensiasi mulai terjadi dimana sekelompok sel di dalam embrio mengubah dirinya menjadi bentuk organ tertentu yang lebih besar.
c)        Tahap Janin
Masa ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Embrio yang berkembang menjadi janin sudah memiliki organ-organ internal (jantung, paru-paru, usus besar dan sebagainya) dan eksternal (tangan, kaki, jari-jari kepala) secara lengkap. Janin makin memanjang dan system organ tubuh berkembang semakin kompleks. Hal ini akan terus berlangsung hingga organisme itu matang dan siap untuk dilahirkan.
Periode Janin (akhir bulan kedua perhitungan menurut bulan sampai lahir).
1.        Terjadi perubahan pada bagian-bagian tubuh yang telah terbentuk, baik dalam bentuk/rupa maupun perubahan aktual, dan terjadi perubahan dalam fungsi. Tidak tampak bentuk-bentuk baru pada saat ini.
2.        Pada akhir bulan ketiga, beberapa organ dalam cukup berkembang sehingga dapat mulai berfungsi. Denyut jantung janin dapat diketahui sekitar minggu kelima belas.
3.        Pada akhir bulan kelima, berbagai organ dalam telah menempati posisi hampir seperti posisi di dalam tubuh dewasa.
4.        Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu ketiga, jumlahnya meningkat pesat selama bulan-bulan kedua, ketiga, dan keempat. Apakah peningkatan pada saat ini akan terus berlangsung atau tidak, bergantung pada kondisi di dalam tubuh ibu, seperti kekurangan gizi yang sebaliknya mempengaruhi perkembangan sel saraf terutama dalam bulan-bulan terakhir periode prenatal.
5.        Biasanya gerak-gerak janin tampak pertama kali antara minggu kedelapan belas dan dua puluh. Kemudian meningkat cepat sampai akhir bulan kesembilan di mana gerakan mulai berkembang karena penuhnya pembungkus janin dan tekanan pada otak janin pada saat janin mengambil posisi kepala di bawah di daerah pinggul dalam persiapan untuk lahir. Gerak-gerak janin ini berlainan macamnya, yaitu menggelinding dan menendang, gerak pendek atau cepat.
6.        Pada akhir bulan ketujuh, janin sudah cukup berkembang dan dapat hidup bila lahir sebelum waktunya.
7.        Pada akhir bulan kedelapan, tubuh janin sudah lengkap terbentuk, meskipun lebih kecil dibandingkan dengan bayi normal yang cukup bulannya.

2.        Masa Melahirkan
Melahirkan bayi merupakan bagian yang harus dilalui oleh seorang wanita normal dalam kehidupan pernikahannya. Dari sekian banyak episode dalam kehidupan seorang wanita yang paling agung adalah menjadi seorang ibu. Dengan melahirkan, seorang wanita benar-benar akan merasakan dan menyadari kodrat kewanitaannya. Walaupun harus menahan rasa sakit, proses melahirkan merupakan tantangan dan kewajiban yang harus dialami.


Firman Allah SWT dalam surat Ali ‘Imran ayat 36 yaitu :
  
“Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk". (QS. Ali ‘Imran 3:36).
Cara-cara Melahirkan Bayi
Ada lima jenis proses melahirkan bayi menurut para ahli psikologi perkembangan maupun kedokteran (Papalia, Olds dan Feldman, 2004; Hurlock, 1978), yaitu :
a)       Melahirkan Secara Alamiah
Melahirkan secara alamiah ialah proses melahirkan seorang bayi secara normal, spontan atau tanpa bantuan operasi medis. Kelahiran normal ditandai dengan posisi kepala bayi dalam rahim siap untik masuk vagina. Kelahiran secara alamiah ini biasanya dilakukan oleh para wanita yang memiliki kehamilan normal dengan postur fisik yang memungkinkan dapat menjalani kelahiran alamiah.
Melahirkan secara normal akan meningkatkan ketangguhan pada anak, karena bayi telah menghadapi stressor pada saat proses kelahirannya. Ini akan terbawa oleh individu sampai tumbuh menjadi anak-anak, remaja maupun dewasa.
b)       Melahirkan dengan Operasi Caesar
Proses melahirkan yang dilakukan dengan bantuan operasi medis yang disebabkan oleh kondisi tubuh bayi yang terlalu besar dan cenderung sulit bila harus melahirkan melalui saluran vagina.
Tekhnik melahirkan ini dilakukan guna menolong para wanita yang tak mampu melahirkan secara alamiah, atau kalau melahirkan secara normal akan menimbulkan resiko bagi keselamatan ibu maupun bayinya. Seringkali para dokter maupun bidan yang menangani cara operasi ini menghadapi suatudilemma, apakah harus memprioritaskan keselamatan ibu atau bayinya, bila masalah yang dihadapi sangat pelik.
c)        Melahirkan dengan Alat
Cara melahirkan bayi yang harus dibantu dengan alat-alat khusus. Kelahiran ini terjadi karena disebabkan oleh ukuran bayi yang terlalu besar dan tidak memungkinkan bayi untuk lahir secara normal. Ada kalanya seorang dokter menggunakan alat untuk mengeluarkan kepala bayi dari rahim, kemungkinan bayi akan mengalami luka dan perlu perawatan khusus.
d)       Melahirkan Sungsang
Merupakan kelahiran bayi yang tidak normal yang disebabkan oleh posisi bayi yang terbalik, sungsang sehingga kaki keluar terlebih dahulu dan diakhiri dengan bagian kepala. Cara melahirkan seperti ini juga memerlukan bantuan alat-alat khusus yang dikerjakan oleh dokter atau bidan.
e)       Melahirkan dengan Posisi Bayi Melintang
Suatu kelahiran bayi dengan posisi bayi masih berada dalam posisi melintang dalam rahim ibu dan belum berubah, dimana kepala bayi tidak masuk ke dalam saluran vagina. Maka diperlukan alat khusus untuk membantu kelancaran kehamilan bayi tersebut.
Tak tertutup kemungkinan seorang wanita hamil mengalami kesulitan dalam proses melahirkan, sehingga ia memerlukan perawatan intensif dari tenaga dokter. Dokter biasanya bertindak bijaksana dan hati-hati agar dapat menyelamatkan sang bayi maupun ibunya.
Sebagian besar wanita akan merasakan kesakitan ketika sedang melahirkan seorang bayi. Oleh karena itu, harus diperhatikan bagaimana mempersiapkan diri menghadapi proses kelahiran bayi agar berjalan dengan baik dan lancar.
Menurut Papalia, Olds dan Feldman (1998; 2004), ada empat tahap yang harus dijalani oleh seorang wanita yang akan melahirkan, yaitu :
1.     Kontraksi otot-otot perut. Terjadinya kontraksi otot-otot pada bagian perut dan dirasakan sangat sakit oleh wanita. Hal ini juga menyebabkan proses pembukaan pada vagina sebagai sarana saluran kelahiran bayi.
2.     Kontraksi otot disertai dengan gerakan kepala bayi ke saluran vagina.Dokter atau bidan akan memeriksa dan menyatakan adanya proses pembukaan pada vagina, diikuti dengan upaya kepala bayi bergerak maju menuju ke saluran kelahiran. Ini sebagai tanda kelahiran bayi semakin mendekat.
3.     Pemotongan plasenta. Keluarnya bayi dari rahim dan vagina akan disertai dengan plasenta dan tali pusat. Bayi menangis sebagai tanda rasa shock, terkejut, dan penyesuaian pertama bayi ketika berada si luar rahim ibunya.
4.     Masa pemulihan. Setelah tali pusat (pusar) dipotong oleh bidan atau dokter, kemudian bidan atau dokter berusaha untuk memulihkan kondisi rahim agar menjadi normal kembali. Kegiatan pemulihan akan makin cepat dirasakan oleh seorang ibu bila memperoleh dukungan dan perhatian dari keluarganya.

5.        Tahap-tahap Kelahiran dan Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan
a)       Tahap-tahap Kelahiran
Para ahli psikologi perkembangan membagi proses kelahiran dalam tiga tahap, yaitu :
·   Tahap pertama, terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir hingga satu menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka. Saat tahap pertama berlangsung, kontraksi semakin sering, dan terjadi setiap 2 hingga 5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap pertama kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inchi sehingga bayi dapat keluar dari saluran peranakan ke saluran kelahiran.
·   Tahap kedua, dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira 1,5 jam.
·   Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Taha[ akhir inilah yang paling pendek, yang berlangsung hanya beberapa meint saja.
b)       Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pascalahir
v  Jenis Kelahiran
Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas lima jenis: (1) kelahiran normal atau spontan, (2) kalahiran dengan peralatan, (3) kelahiran sunsang, (4) kelahiran melintang, dan (5) kelahiran melalui pembedahan caesar. Bayi yang lahir secara spontan biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dibanding bayi yang mengalami proses kelahiran yang lama dan sulit, serta menggunakan alat pembedahan.
v  Pengobatan Ibu
Belakangan ini, ibu-ibu yang akan melahirkan sering menggunakan obat-obatan dengan maksud menghilangkan rasa sakit atau untuk mempercepat proses kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir.
v  Lingkungan Pralahir
Tiap kondisi dalam lingkungan pralahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan tabel waktu yang normal, akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan penyesuaian pascalahir dibanding dengan kondisi lingkungan yang nyaman.
v  Jangka Waktu Periode Kehamilan
Walaupun lama rata-rata periode kehamilan 38 minggu, namun hanya sedikit waktu yang lahir tepat waktu. Ada kalanya bayi lahir lebih awal dari waktu rata-rata (prematur), dan adakalanya pula bayi lahir lebih lambat (postmatur). Bayi yang lahir prematur biasanya berat lahirnya rendah, beresiko tinggi, dan  cenderung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lenih lambat. Bayi postmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pascalahir. Sebaliknya, bayi prematur lebih susah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan pascalahir.
v  Perawatan Pascalahir
Kelahiran merupakan suatu “drama penjebolan” secara drastis, yang disertai dengan perubahan-perubahan kondisi secara radikalrevolusioner dari seorang bayi. Hal ini dapat dipahami, sebab setelah selama 9 bulan berada dalam lingkungan rahim yang aman dan stabil, janin tiba-tiba berada pada lingkungan yang berbeda dan bervariasi. Perbedaan yang besar antara lingkungan intern dan lingkungan ekstern ini mengharuskan bayi beradaptasi secara radikal dan cepat. Keharusan adaptasi yang tidak disertai kemampuan untuk melakukannya, karena bayi masih sangat lemah, menuntut perhatian dan perawatan dari orang tua, terutama ibu.
v  Sikap Orang Tua
Bila sikap orang tua menguntungkan, hubungan orang tua dan anak akan baik. Hubungan baik ini akan dapat membantu bayi dalam beradaptasi dengan lingkungan baru pascalahir.

6.        Arti Penting Periode Prenatal Bagi Perkembangan
Pembuahan sel telur wanita oleh sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting dan menentukan perkembangan manusia pada periode-periode selanjutnya. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), setidaknya ada empat kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru dimasa yang akan datang, yaitu :
a)       Penentuan Sifat Bawaan
Waktu pembuahan dipandang sangat penting karena pada saat inilah ditentukan sifat bawaan dari individu yang baru terbentuk. Hal ini adalah karena dalam masing-masing sel kelamin, baik sel pria maupun sel wanita, terdapat 23 pasang kromosom, dan setiap kromosom mengandung ribuan partikel yang dinamakan “gen”. Gen inilah yang dipandang sebagai faktor penentu keturunan.
Orang tua memberikan separuh dari kromosom mereka kepada setiap anak-anaknya dimana mereka mendapat kombinasi yang berbeda-beda. Ini berarti bahwa tubuh manusia merupakan hasil eksperimen yang paling unik, yang tidak dapat diulangi atau dicoba pada orang lain, kecuali mereka yang kembar dua atau tiga.
Secara umum manusia yang satu dengan manusia lainnya mempunyai variasi yang sangat berbeda-beda di dalam genetik. Anggota keluarga bisa mirip, namun orang yang tidak mempunyai hubungan darah akan memperlihatkan ciri yang berbeda. Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu :
·      Faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang.
·      Bahwa sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan.
b)       Penentuan Jenis Kelamin
Penentuan jenis kelamin individu merupakan unsur penting kedua yang terjadi pada saat pembuahan. Jenis kelamin ini bergantung pada jenis spermatozoa yang menyatu dengan ovum. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa sel benih mengandung 23 kromosom. Salah satu dari 23 pasang kromosom ini terdapat kromosom jenis kelamin.
Ketika sel-sel sperma pria dan sel-sel telur wanita telah bersatu, maka tidak ada lagi yang dapat dilakukan untuk mengubah jenis kelamin individu baru yang telah dibentuk. Jenis kelamin anak yang ditentukan pada saat pembuahan ini secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola perilaku dan pola kepribadian sepanjang hidup individu yang bersangkutan. Ada tiga alasan mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama hidupnya, yaitu :
·      Setiap tahun anak-anak mengalami peningkatan tekanan-tekanan budaya dari para orang tua, guru, kelompok sebaya mereka, dan masyarakat yang mempengaruhi perkembangan pola-pola sikap dan perilaku yang dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka.
·      Pengalaman belajar ditentukan oleh jenis kelamin individu.
·      Dan yang terpenting adalah sikap orang tua dan anggota keluarga penting lainnya terhadap ndividu sehubungan dengan jenis kelamin mereka.
c)        Penentuan Jumlah Anak
Peristiwa penting ketiga yang terjadi saat pembuahan adalah penetuan jumlah anak, apakah kelahiran berbentuk tunggal atau tkembar. Meski umumnya dalam peristiwa kelahiran hanya satu anak yang dilahirkan, naun sering juga terjadi kelahiran kembar, baik kembar dua, tiga, empat maupun kembar lima. Kelahiran anak kembar ini terjadi apabila ovum yang telah dibuahi oleh satu spermatozoa membelah menjadi dua bagian atau lebih yang terpisah selama tahap-tahap permulaan pembelahan sel. Jika ini terjadi akan menghasilkan kembar identik. Tetapi kalau dua ovum atau lebih dibuahi secara bersamaan oleh spermatozoa yang berlainan akan menghasilkan kembar non-identik.
Dilihat dari perspektif perkembangan, kelahiran anak kembar dan tunggal ini memiliki perbedaan yang signifikan, serta mempunyai pengaruh terhadap pola perkembangan sebelum dan sesudah lahir. Dalam lingkungan sebelum lahir, anak dari kelahiran kembar berbeda dalam hal penting dari anak tunggal. Bagi anak tunggal uterus ibu sepenuhnya dimilikinya, sehingga ia dapat bebas bergerak dan berkembang. Sedang bagi anak kembar, ia terpaksa berdesakan diruang alamiah itu. Akibatnya, salah satu diantaranya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan daripada yang lain. Lebih jauh, anak kelahiran kembar sering lahir prematur karena rahim tidak mampu lagi merenggang seiring dengan bertambah besarnya janin. Meski ini tidak selalu benar, tetapi cacat fisik atau psikologis lebih sering terjadi pada anak kembar daripada anak kembar. Kemudian dalam lingkungan pascalahir, anak kelahiran kembar juga berbeda dengan anak kelahiran tunggal. Bayi kelahiran tunggak sudah tentu akan menerima perhatian penuh dari kedua orang tuanya. Sebaliknya, bayi kelahiran kembar harus berbagi waktu dan perhatian orang tua.
d)       Penentuan Urutan Anak
Posisi anak dalam urutan persaudaraan merupakan kondisi keempat yang ditentukan pada saat pembuahan, dan mempunyai pengaruh mendasar terhadap pengaruh selanjutnya. Hal ini adalah karena umumnya orang tua memiliki sikap, perlakuan dan memberika peran yang spesifik terhadap anak tunggal, anak menengah, anak tertua, atau anak bungsu. Sikap, perlakuan, dan peran yang diberikan orang tua sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga ini mempunyai pengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain, serta menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya dalam mengembangkan pola perilaku tertentu.
7.        Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Prenatal
Telah dijelaskan bahwa periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode selanjutnya. Selama periode ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat mempengaruhi perkembangan janin. Umumnya, kondisi rahim ibu sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari tiap gangguan. Tapi, hal ini tidak berartu bahwa janin tersebut secara absolut luput dari pengaruh luar (santrock, 1995).
Sebagian besar proses pertumbuhan janin bergantung pada kondisi internal ibu, baik fisik maupun psikisnya. Sebab, ibu dan janinya merupakan satu kesatuan unit organik yang tunggal. Semua kebutuhan ibu dan janin dipenuhi melalui proses fisiologis yang sama. Demikian juga tiap gerakan yang dilakukan ibu dapat memberikan rangsangan berupa pegalaman indera yang beraneka ragam. Karenanya kesehatan ibu, pengaturan diet, pemakaian obat, serta kondisi emosional ibu dapat memberi pegaruh kimia prenatal yang berakibat kerusakan sel dan merupakan kejadian traumatik.
Konsep nature muncul dipengaruhi oleh aliran filsafat barat yang dikemukakan oleh Jean Jacquess Rousseau (dalam Stumpf, 1999). Ia menyatakan bahwa faktor-faktor alamiah mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Istilah nature mengandung pengertian faktor-faktor alamiah yang berhubungan dengan aspek bio-fisiologis terutama keturunan, genetis dan herediter. Perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sifat-sifat, maupun kepribadian yang dimiliki oleh orang tua akan diturunkan melalui unsur gen kepada anak-anaknya. Bukan hanya yang bersifat fisiologis seperti: berat badan, tinggi badan , warna kulit, rambut, jenis penyakit, akan tetapi juga karakteritik psikologis yang menyangkut tipe, kepribadian, kecerdasan, bakat, kreativitas, dan lain-lain.
Sedangkan konsep nurture dipengaruhi oleh aliran filsafat empirisme yang dikemukakan oleh Jhon Locke. Melalui teori tabula rasa, Locke mengatakan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci, bagaikan kertas putih yang masih bersih, ia percaya bahwa baik dan buruknya perkembangan hidup manusia tidak dilepaskan  dari pengaruh lingkungannya.
Konsep nurture merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan eksternal, seperti: pola asuh, pendidikan, sosial budaya, media masa, status sosial ekonomi, agama, dan sebagainya. Seorang individu akan berkembang menjadi orang dewasa yang baik, mandiri, cerdas, dan bertanggung jawab, apabila ia berada dalam lingkungan hidup yang mendukung perkembangan tersebut. Lingkungan hidup yang buruk akan menyebabkan individu berkembang menjadi seorang pribadi yang tidak baik, bodoh, jahat, dan sebagainya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan pranatal antara lain ;
a)       Kesehatan Ibu
Penyakit yang diderita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi jika penyakit ini bersifat kronis, seperti kencing manis. TBC, dan sebagainya. Demikian pula jika terjadi benturan jika janin berusia tiga bulan disertai gangguan kesehatan pada ibu, seperti influenza atau cacar.
Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat bergantung pada gizi ibu, yang diperoleh melalui darah ibunya. Karenanya makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan cukup karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik maupun pada sistem kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.
Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal. Hal ini karena ketika ibu hamil merasa ketakutan, kecemasan, stres, dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah kedaerah kandungan dan membuat janin kekurangan udara.
Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau semasa kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Gocangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.
b)       Genetis
Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang dipengaruhi oleh faktor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan terjadi secara otomatis karena pengaruh genetika (keturunan).                                      
Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis atau herediter yang dibawa melalui aliran darah dalam kromosom. Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal orang tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang sehat pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan mengalami gangguan atau penyimpangan secara fisik atau psikis (Papalia, Old&Fieldman, 1998: 2004).
Para ahli Psikologi perkembangan (Papaliadkk, 1998; Santrock, 1999; Helms& Turner, 1995; Haris &Liebert, 1991) mengakui bahwa aspek fisik maupun psikis seorang individu sangat dipengaruhi oleh unsur genetis, karakteristik tersebut akan nampak pada hal-hal sebagai berikut :
1.        Sifat- sifat Fisik
Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara genetis misalnya wajah, tangan, kaki atau bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun kembar. Bila orang tua memiliki suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit jantung, epilepsi, atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang dilahirkan pun mempunyai resiko terserang penyakit yang sama.
2.        Intelegensi
Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya. Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas (Stump, 2000).
3.        Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektifyang membantu pola prilaku individu dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya (Hall, Lindsay &Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang dinamis, maka kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang.
Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkingan hidupnya, kepribadian dipengaruhi pula oleh faktor genetis yang dibawa sejak lahir. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian yang normal ataupun abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang tuanya.
Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting dalam transmisi sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus tertentu, tipe tertentu dan dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena gangguan endokrin atau gizi. Peranan genetik pada sifat perkembangan mental masih merupakan hal yang diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disangsikan lagi mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme tersebut tidak dapat diabaikan. Pada saat sekarang para ahli psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan lingkungan.
Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas, yaitu:
·      Jenis kelamin pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun, pria mulai pada umur 12 tahun.
·      Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Italia.
·      Keluarga tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek anggota keluarga lainnya tinggi.
·      Umur kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi.

c)        Lingkungan
Lingkungan memiliki peran yang besar bagi perubahan yang positif atau negatif pada individu. Lingkungan yang baik tentu akan membawa pengaruh positif bagi individu, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan cenderung memperburuk perkembangan individu.
Seorang psikolog ekologis, UrieBrofenbrenner (dalam Papalia, Olds&Feldman, 2004) menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni berlapis-lapis dari yang terdekat sampai yang terjauh. Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada periode sensitif. Masing-masing pertumbuhan system organ atau anggota tubuh memiliki periode sensitif yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai faktor eksternal tidak hanya dapat menyebabkan keguguran, namun juga ketidaksempurnaan dari bayi yang dikandung. Penelitian ilmiah menunjukan bahwa faktor eksternal atau lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan pra kelahiran dan juga proses kelahiran. Agen eksternal yang dapat mempengaruhi ini disebut dengan teratogen. Teratogen adalah segala virus, obat-obatan, zat kimia, radiasi, atau agenlingkungan lain yang dapat membahayakan perkembangan embrio atau janin hingga menyebabkan kerusakan fisik, kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Selain teratogen, kondisi emosional ibu, asupan gizi dan usia ibu juga dapat mempengaruhi kehamilan.
Karena itu, para ahli psikologis maupun medis berusaha keras untuk mengatasi dan membantu perawatan pada wanita hamil. Hal ini pun tak lepas dari peran dan tanggung jawab dari calon ayah dan calon ibu untuk bekerja sama menjaga kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat secara fisiologis maupun psikologis.
d)       Interaksionisme antara Genetis dan Lingkungan
Untuk mencari titik temu perbedaan yang mencolok dari dua pandangan diatas, maka para ahli kemudian memadukan keduanya, sehingga terjadilah interaksi. Perpaduan antara faktor genetis dan faktor lingkungan menyatakan bahwa perkembangan seseorang tidak akan maksimal kalau hanya mengadalkan salah satu faktor saja. Karena itu, keduanya harus digabungkan untuk mengupayakan maksimalisasi perkembangan seseorang. Faktor genetis harus ditopang dengan faktor lingkungan dan faktor lingkungan harus memperoleh dukungan faktor genetis, sehingga memungkinkan perkembangan yang baik dan normal baik fisiologis maupun psikologis.

8.        Upaya-upaya Mengatasi Ketidakteraturan Perkembangan Masa Prenatal
Masa hamil merupakan masa penting yang harus diperhatikan secara serius. Keteledoran dalam perawatan terhadap bayi dalam kandungan akan membawa dampak buruk bagi perttumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari. Setiap kondisi yang tidak baik selama periode kehamilan akan mempengaruhi perkembangan anggota-anggota tubuh dan seluruh pola perkembangan janin.
Adapun hal-hal penting yang harus diperhatikan dan dilakukan pada kehamilan antara lain:
a)       Asupan Nutrisi dan Gizi
Pemenuhan kebutuhan makanan sehat yang mengandung nutrisi, gizi, vitamin, protein, dan mineral selama kehamilan adalah mutlak dan tak dapat ditunda-tunda lagi. Bayi-bayi yang dilahirkan dari orang tua yang memperhatikan masalah ini ternyata membawa pengaruh positif. Ia menjadi bayi yang sehat, cerdas, lincah, dan mudah bergaul. Sebaliknya ibu yang selama hamiltak mau dan tak mampu memenuhi kebutuhannutrisi, ternyata menyebabkan bayi lahir premature, berat kurang dari 2500 gram, mengalami gangguan pernapasan, sulit bergaul dan taraf intelegensinya rendah (Berk, 1991:1993, Hetherington & Parke, 1999).
b)       Prilaku Hidup Sehat
Semasa hamil, seorang wanita hendaknya tak terlibat dalam penggunaan obat-obatan, kecuali dalam keadaan sakit yang memerlukan pengawasan medis dari dokter. Kelalaian dalam memperhatikan kondisi kehamilan yang disebabkan oleh penggunaan narkoba (narkotik dan obat-obat terlarang lainnya) akan membawa dampak negatif bagi bayi yang dilahirkan. Calon ayah juga diharapkan tidak mengkonsumsi alkohol, obat-obatan terlarang atau merokok agar tidak mempengaruhi kehamilan istrinya. Orang tua yang kecanduan narkoba akan menyebabkan kelahiran bayi prematur, keguguran, kematian bayi, intelegensi rendah, bahkan mengalami retandasi mental (Papalia, Olds&Feldman, 1998)
c)        Konseling Pra Pernikahan
Konseling ini bertujuan untuk memepersiapkan calon pasangan suami-istri yang akan menghadapi berbagai masalah perkawinan, memelihara dan merawat anak, memenuhi kebutuhan ekonomi, dan melakukan komunikasi efektif antara suami istri.
Agar memperoleh keturunan yang sehat dan normal, maka kegiatan atau konseling menjadi sangat penting untuk diperhatikan dan dilakukan oleh setiap calon pasangan suami istri yang akan menikah.
d)       Konseling Genetik
Konseling genetik yaitu suatu konseling yang dilakukan agar mendapatkan kelahiran anak-anak yang sehat dan normal, serta menghindari kelahiran cacat fisik maupun cacat mental. Konseling sudah dilakukan di negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, Kanada, Australia, dsb. Cara ini mencakup telaah yang luas dan terinci mengenai riwayat kesehatan suami maupun istri untuk menentukan apakah ada, kapan, dan dalam bentuk apa abnormalitas fisik atau mental yang terdapat dalam keluarga mereka. Kalau penelitian riwayat kesehatan menunjukkan atau menyimpulkan bahwa terdapat beberapa abnormalitas genetik dalam keluarga suami atau keluarga istri, atau kalau salah satu anak dalam keluarga mempunyai kondisi yang berasal dari keturunan dan dari pengalaman lingkungan, orang tua diberitahu tentang kemungkinan mempunyai anak cacat dan disarankan untuk menggunakan teknik-teknik keluarga berencana untuk mencegah kehamilan. Kalau kehamilan sudah terjadi, mereka disarankan untuk mempertimbangkan abortus/pengguguran.

9.        Implikasi bagi Bimbingan dan Konseling
Bagi seorang konselor mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal seorang individu. Perkembangan yang dimaksud bukan hanya perkembangan fisik semata, namun perkembangan-perkembangan bakal kognisi, afeksi, dan psikomotor juga ikut berkembang secara tidak sadar. Umumnya para konselor hanya mempelajari perkembangan psikologi anak pasa saat mereka sudah lahir di dunia, dan mengabaikan perkembangan yang utuh pada saat seorang individu masih dalam kandungan. Karenanya mulai sekarang, mempelajari perkembangan individu di masa prenatal tidak kalah pentingnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta.
Arfinurul. 2010. Perkembangan Emosi pada Remaja. [tersedia] http://arfinurul.blog.uns.ac.id. (14 Nopember 2012).
Atkinson, L. Rita dkk. 1991. Pengantar Psikologi. Jakarta: PT Gelar Aksar Pratama.
Billimham, Katherine A. 1982. Developmental Psychology for The Heah Care Professions : Part 1 – Prenatal Through Adolescent Development. Colorado : Westview Press, Inc.
Bimo Walgito. 2000. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Yasbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Branca, Albert A. 1965. Psychology : The Science of Behavior. Boston : Allyn and Bacon, inc.
Dirgagunarsa, Singgih. 1988. Pengantar Psikologi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung : Rosdakarya.
F.J. Monks, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Gunarsa, D. 1986. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT. BK Gunung Mulia
Hardy, Malcolm dan Heyes, Steve. 1988. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga.
Hurlock, B. Elizabeth. 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
                1980. Psikologi Perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi ke lima. Jakarta : Erlangga
                1997. Perkembangan Anak : Jilid 1. (Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Z.) Jakarta : Erlangga.
                1997. Perkembangan Anak : Jilid 2 (Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Z.) Jakarta : Erlangga.
                1997. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Alih Bahasa : Istiwidayanti dan Soedjarwo) Jakarta : Erlangga.
Hymovich, Debra P. and Chamberlin, Robert W. 1980. Child and Family Development : Implications for Primary Health Care. New York : Mc Graw Hill Book Company.
Jeff and Cindi. 2006. “Oh Baby, Bond with Me” http:// www.envisagedesign. com/ohbaby/ index/html (diakses 15 Maret 2006).
Kartini Kartono. 1992. Psikologi Wanita Jilid 2 : Mengenal Wanita sebagai Ibu dan Nenek. Bandung : CV Mandar Maju.
Kartono, K. 1979. Psikhologi Anak. Bandung : Alumni
Kasiram, M. 1983. Ilmu Jiwa Perkembangan. Surabaya : Usaha Nasional.
Monk, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan : pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Nugraha, Ari. 2012. Psikologi Perkembangan. [tersedia] http://the-arinugraha-centre.blogspot.com. (25 Desember 2012).
Perry, Bruce D. 2001. Bonding Attachment in Maltreated Children : Consequences of Emotional Neglect in Childhood. Booklet.
Sarlito Wirawan Sarwono. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta: Radja Grafindo Persada.
                                . 2002. Psikologi Remaja. Jakarta : PT Remaja Grafindo Persada.
Sujanto, Agus. 1986. Psikologi Deskripsi. Jakarta: Aksara Baru.
Syamsu Yususf, L.N. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Tarigan, Rosdiana S. 2006. “11 Perilaku Sulit Si Prasekolah. ” Nakita No. 367/Th VIII/15 April 2006.
Wikipedia Free Encyclopedia. 2005. “Delayed Puberty”. www.en.wikiperia.- org/delayedpuberty.html.
Yusuf, S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Zulkifli, L. 1992. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

No comments: