Setiap individu dari
kita semua tentunya mempunyai jejak hidup yang senantiasa berbeda satu dengan
yang lainnya. Secara kodrat hal ini
memang telah digariskan oleh Tuhan penguasa alam semesta ini. Tatkala kita ada
atau sudah tiada akan diingat oleh orang-orang yang mengenali disekitar kita.
Seiring berjalannya
kehidupan, bertumbuhnya diri kita dan semakin bertambahnya ilmu yang kita
miliki, kini setidaknya kita tahu diri kita yang sebenarnya, walaupun belum
sepenuhnya atau seluruhnya kita mengetahuinya. Sudahkah kita mengetahui diri
kita yang sesungguhnya? Ada dua jenis manusia. Pertama, yang membuat kisah
pribadinya, dan kedua, yang membuat sejarah. Tujuan mereka yang membuat kisah
pribadi adalah untuk kepuasan dirinya sendiri, sedangkan manusia yang membuat
sejarah berusaha untuk melayani seluruh manusia. Perhatian seorang yang membuat
kisah pribadi berputar pada diri sendiri. Dia melayang-layang di sekitar
wilayah di mana kepentingan dirinya dapat tercukupi. Hatinya penuh dengan
kebahagiaan jika dia berhasil meraih sesuatu bagi dirinya, tetapi bila tidak
ada sesuatu yang dapat diraihnya, maka tak ada kebahagiaan dalam dirinya.
Sedangkan orang yang
membuat sejarah adalah sosok yang berbeda. la keluar dari kerangka dirinya.
Hidup bukan untuk diri sendiri tapi untuk satu tujuan yang lebih tinggi. Yang
menjadi perhatian adalah masalah prinsip, bukan keuntungan. la tidak peduli
apakah dirinya akan meraih kemenangan atau menderita kerugian, yang penting
adalah idealismenya harus tersalurkan. Seolah-olah ia telah melepaskan diri
dari pribadinya sendiri dan menancapkan benderanya pada berbagai kepentingan
kemanusiaan.
Lalu bagaimana agar
dapat menjadi orang yang membuat sejarah? Ada satu hal yang harus dilakukan.
Pertama, berhenti menjadi sosokyang membuat kisah pribadi. Begitu seorang
menghapuskan kepentingan pribadinya, maka dia akan mampu membangun masa depan
kemanusiaan. Sosok seperti ini meletakkan keluhan-keluhannya hanya ke satu
sisi. Figur seperti ini yang akan diperhitungkan dalam sejarah manusia. Mereka
adalah orang-orang yang, atas keinginannya sendiri, konsen terhadap kepentingan
kemanusiaan, mereka tidak mengambil hak untuk mendapatkan perlindungan, mereka
hanya memiliki tanggung jawab, yang mereka lakukan dengan resiko apa pun bagi
dirinya.
No comments:
Post a Comment