BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Saat
ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan yang cukup berat, karena
pendidikan menjadi isu central yang menyangkut investasi sumber daya
manusia dan akan mempengaruhi keberhasilan investasi-investasi pada bidang
lain. Hal ini dikarenakan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan lembaga pendidikan
yang berkualitas yang mampu meningkatkan sumber daya manusia. Kemajuan suatu
bangsa menjadi salah satu indicator keberhasilan pendidikan Negara tersebut.
Kenyataannya bahwa Negara berkembang adalah bukti keberhasilan pendidikan.
Begitu juga standar yang digunakan untuk mengukur indeks perkembangan manusia
yaitu tingkat pendidikan.
Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan yang begitu cepat memaksa kita untuk sellau
berubah, andaikan tidak dapat dipastikan roda zaman ini akan melindas kehidupan
kita. Untuk tetap bertahan hidup maka perubahan itu harus kita hadapi. Salah
satu kiat untuk menghadapi masalah perubahan itu adlah dengan melakukan inovasi
diberbagai lembaga pendidikan supaya menghasilkan sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan segala informasi.
Untuk
memperoleh wawasan tentang inovasi pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan
situasi setempat, maka harus dimulai dengan membicarakan karakteristik
keberhasilan dan kegagalan program inovasi. Kedua hal ini perlu dipelajari
karena sangat penting untuk mengembangkan wawasan dan pemahaman tentang inovasi
pendidikan yang dapat menjadi bahan analisis berkelanjutan dalam proses
pendidikan, baik oleh guru, siswa maupun agen perubahan lainnya yang
berkompeten.
B. Definisi
Belakangan
ini kata inovasi yang melahirkan sesuatu yang baru sudah sering kita dengar.
Bahkan, secara disadari atau tidak disadari kita pun pernah melakukan inovasi
tersebut.
Beberapa
tokoh inovasi dan manajemen mengemukakan definisi itu sendiri sebagai berikut:
1)
Rogers E. Miller,
1997 “Innovation is an idea, practive, or object perceived as new by the
relevant unit of adaption, whether it is an individual or an organization”
(Suherli, 2001:1). Artinya, inovasi adalah sebuah pemikiran, praktek atau objek
yang dianggap sebagai sesuatu yang baru melalui proses adopsi yang dilakukan
baik oleh seorang individu atau organisasi.
2)
White, 1987:211
“Inovation is more than change, althauoght all innovation in volve change”
(Suherli, 2010:2). Artinya, bahwa tidak semua perubahan adalah inovasi tetapi
inovasi adalah perubahan.
3)
Ibrahim, 1989
“Inovasi merupakan suatu usaha menemukan benda, ide, kejadian, metode yang
diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang dengan
jalan melakukan inventation dan discovery” (Suherli, 2010:2)
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah sutau cara
untuk menemukan sesuatu yang baru melalui gagasan, tindakan ataupun metode yang
dapat dilakukan dengan menciptakan hal yang baru (invention) atau
penemuan yang sudah ada sebelumnya (discovery) dengan tujuan untuk
memecahkan permsalahan yang dihadapi.
BAB
II
KARAKTERISTIK
KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN
PROGRAM INOVASI
A.
Karakteristik Program Inovasi
Cepat
lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh
karakteristik inovasi itu sendiri, misalnya dalam kurun 8 tahun terakhir
memakai busana yang menutup aurat dan berjilbab dikalangan umat muslin sudah
mem-booming baik di kalangan remaja putri maupun dikalangan ibu-ibu. hal
ini disebabkan selain merupakan suatu keharusan untuk perempuan muslim juga
dikarenakan busana muslim disukai oleh para konsumennya. Sementara memakai
sabuk pengaman bagi para pengendara mobil, baru digunakan secara merata setelah
memakan waktu beberapa puluh tahun. Padahal, menggunakan sabuk pengaman itu
penting untuk keamanan pengendara dan prosesnya pun begitu mudah.
Faktor-faktor
yang dijadikan pertimbangan pihak pengguna inovasi dalam membuat keputusan
untuk menerima atau menolak hasil sutau inovasi, jika dikaitkan dengan
pemikiran Everett M. Rogers, 1903 mengemukakan karakteristik inovasi yang
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi ada yaitu:
1)
Keunggulan relatif (Relative
Adventage)
Para pengguna inovasi
akan menilai apakah suatu inovasi itu relatif lebih unggul atau tidak
dibandingkan dengan yang lainnya. Makin unggul bagi penerima makin cepat
tersebarnya inovasi tersebut. Tingkat keunggulan atau kemanfaatan suatu inovasi
dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, prestise sosial, kenyamanan,
kesenangan atau mempunyai unsur yang sangat penting.
2)
Ketersesuaian
(Compatibility)
Tingkat kesesuaian
inovasi dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman dan kebutuhan penerima.
Jika suatu inovasi tidak sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini oleh
pengguna, maka inovasi itu tidak dapat di adopsi dengan mudah sebagai halnya
inovasi yang sesuai.
3)
Kerumitan (Complexity)
Kerumitan merupakan
derajat anggapan sebuah inovasi oleh penerima, sutau inovasi yang mudah
dimengerti dan mudah dimanfaatkan oleh pengguna akan cepat proses penyebaranya.
Pengguna inovasi akan menilai tingkat kerumitan yang akan dihadapi jika mereka
memanfaatkan inovasi bagi individu yang lambat memahami tentu akan mengalami
tingkat kerumitan yang lebih tinggi disbanding individu yang cepat memahaminya.
4)
Dapat Diujicobakan (Trialability)
Kemampuan yang dapat
diuji cobakan atau tidaknya suatu inovasi oleh pengguna. Suatu inovasi yang
dapat diuji cobakan dalam setting yang sesunguhnya pada umumnya akan cepat
diadopsi. Oleh karena itu, suatu inovasi harus mampu menunjukkan keunggulannya.
Kemampuan untuk dapat diuji bertujuan untuk menguarangi ketidakpastian pengguna
inovasi.
5)
Dapat diamati
(Observability)
Mudah tidaknya suatu
inovasi diamati oleh orang lain merupakan tingkat gambaran hasil inovasi itu.
Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati semakin besar kemungkinan diadopsi
oleh masyarakat dan sebaliknya inovasi yang hasilnya sulit diamati akan lambat
mendapatkan respon dari masyarakat sebagai pengguna.
B.
Keberhasilan dan kegagalan program inovasi
Keberhasilan
adalah titik puncak dari segala usaha yang telah dilakukan dengan melibatkan
beberapa unsur yang saling mendekung, keberhasilan inovasi dapat ditinjau dari
dua hal yaitu, agen inovasi dan program inovasi. Keduanya saling berkaitan dan
saling menunjang, karena program inovasi yang baik tentu membutuhkan agen
inovasi yang baik pula.
Keberhasilan
inovasi ditinjau dari agen inovasi, jika agen inovasi tersebut dapat menerapkan
program inovasi dengan memiliki :
·
Kemampuan usaha yang
gigih/tinggi
·
Kemampuan
bersosialisasi dan beroreintasi
·
Persamaan dan
keperluan sebagai pengguna inovasi
·
Perasaan simpatik
atau kekitaan
·
Kemampuan bekerja
sama dengan pemimpin atau tokoh yang berpengaruh
·
Kemampuan bergaul
dengan mitra kerja dan pengguna inovasi
·
Kredibilitas yang
tinggi dan kewibawaan
·
Sikap penerima
kritik/masukan dari pihak luar
·
Sikap antusias dan
optimis akan keberhasilan program tersebut
Keberhasilan
proram inovasi itu dapat ditinjau dari :
1. Sejauh mana program itu
menguntungkan/unggul
- Efektifitas
- Efisien
- dampak
2. Kesesuaian
- Kesesuaian dengan program
- Penerima / pengguna program
3. Kemudahan
- Kesiapan untk diuji cobakan
- Mudah diujikan pada lembaga yang sama
- Pemilihan alternative program
4. Pengamatan
- Dapat diamati secara langsung
- Dapat disimpan/direkam
- Keanekaragaman program
5. Kerumitan
- Memerlukan keahlian khusus
- Menambah pekerjaan
Berdasarkan
uraian diatas tentang keberhasilan program inovasi, maka kegagalan inovasi sudah
dapat dipastikan atau dapat dilihat dari tidak terpenuhinya karakteristik
keberhasilan program. Dalam kegagalan program inovasi akan terfokus pula pada
dua hal yaitu program inovasi dan agen inovasi.
Dari
agen inovasi, kegagalan disebabkan oleh rendahnya kemampuan agen seperti :
1. Tidak memiliki keinginan usaha yang
gigih
2. Tidak memiliki kemampuan
bersosialisasi dan berorientasi
3. Tidak memiliki persamaan
dankeperluan sebagai pengguna inovasi
4. Tidak memiliki perasaan atau
simpatik
5. Tidak ada kerja sama dengan
pemimpin/tikih yang berpengaruh
6. Tidak pandai bergaul baik dengan
mitra kerja maupun pengguna inovasi
7. Tidak memiliki kredibilitas dan
kewibawaan
8. Tidak mau menerima kritik/usulan
dari pihak luar
9. Tidak mampu melakukan penilaian
Apabila
ditinjau dari program inovasi, kegagalan itu dapat disebabkan oleh:
1. Program tidak menguntungkan atau
tidak unggul dari segi:
- Efektifitas
- Efisien
- Dampak
2. Tidak ada kesesuaian
- Program tidak sesuai
- Program tidak dapat diterima
3. Program itu sulit
- Tidak bisa diujicobakan
- Sulit diuji pada lembaga yang sama
- Tidak memiliki alternative yang sama
4. Tidak dapat diobservasi/diamati
- Tidak dapat diamati langsung
- Tidak dapat disimpan langsung
- Tidak memiliki keanekaragaman program
5. Kompleksitan yang rumit
- Selalu memerlukan keahlian yang
khusus
- Membutuhkan tambahan pekarjaan.
BAB III
IMPLEMENTASI PROGRAM INOVASI
A.
Inovasi dalam Pendidikan
Inovasi
dapart dilakukan pada semua bidang kehidupan dan inovasi pendidikan merupakan
bagian dari inovasi. Dalam pendidikan inovasi dapat terlahir baik dalam
penyediaan agen inovasi maupun program inovasi. Penyediaan agen inovasi
biasanya dihasilkan melalui manajemen sumber daya manusia yang dibarengi dengan
manajemen inovasi dan pada akhirnya menghasilkan program inovasi.
Pada
pembahasan ini, penulis memfokuskan bahasannya pada bidang pendidikan khususnya
dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik. Hal ini disebabkan karena
adanya kesesuaian dengan lingkungan penulis sendiri yaitu sebagai pendidik.
Dalam
dunia pendidikan, keberadaan person dan fungsi guru merupakan salah satu faktor
yang sangat signifikan, multi peran guru dalam pendidikan merupakan tuntutan
mengapa perlunya inovasi. Mereka dituntut tidak hanya sebagai pendidik yang
harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan. Tetapi, sekaligus
sebagai penjaga moral bagi peserta didik. Bahkan, tidak jarang para guru
dianggap sebagai orang tua kedua, setelah orang tua peserta didik dalam proses
pendidikan secara global.
Aktivitas
proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan dan guru sebagai
salah satu pemegang utama dalam menggerakkan kemajuan dan perkembangan dunia
pendidikan. Agar proses pembelajaran berhasil dan mutu pendidikan meningkat,
maka diperlukan guru yang memahami dan menghayati profesinya. Selian itu, guru
harus memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan sehingga tercipta proses
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan
berbobot (PAIKEM GEMBROT).
Perubahan
peran guru yang tadinya sebagai penyampai prngetahuan, pengalih keterampilan
dan satu-satunya sumber belajar berubah peran menjadi pembimbing, Pembina,
pendidik, pengajar dan pelatih. Dalam proses pembelajaran guru akan bertindak
sebagai pasilitator, motivator yang bersikap akrab dan penuh tanggung jawab,
serta memperlakukan peserta diidk sebagai mitra dalam menggali dan mengolah
informasi menuju tujuan yang telah direncanakan.
Guru
menciptakan pendidikan yang berkualitas, perlu adanya inovasi-inovasi
pembelajaran yang lebih disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman yang
terjadi saat ini dan tentunya ujung tombak dari implementasi inovasi
dilingkungan pendidikan adalah guru. Peranan guru dalam pelaksanaan inovasi di
sekolah sangatlah vital. Jika kinerja gurunya lambat atau mereka menolak
inovasi itu sendiri, sudah barang tentu program inovasi tidak akan berjalan
sesuai tujuan.
Inovasi
dalam dunia pendidikan dapat berupa apa saja baik itu produk ataupun sistem.
Untuk produk misalnya guru menciptakan media pembelajaran dan sistem misalnya
cara penyampaian materi dalam proses pembelajaran dengan lempar jawab ataupun
lainnya yang bersifat metode inovasi dapat dikreasikan sesuai pemanfaatannya,
yang memudahkan serta mengarah pada kemajuan dunia pendidikan.
Agar
dunia pendidikan dapat lebih inovatif diperlukan guru yang berkompeten danyang
memiliki kreativitsa tinggi, sebab proses pendidikan berkenaan dengan
pengelolaan sumber daya manusia, yang menghasilkan output yang langsung jadi,
tidak ada istilah kelinci percobaan untuk sebuah proses pendidikan, karena
kegagalan dalam proses pendidikan akan berakibat fatal pada pertaruhan kualitas
manusia dimasa depan.
Dengan
demikian, guru sudah semestinya memberikan pendidikan yang benar-benar mendidik
dan memberikan arahan yang baik, agar peserta didik bisa berkembang menjadi
generasi yang santun dan dapat menerima pendidikan sebagai pencerahan dalam
menciptakan dan membangun suatu proses atau produk yang inovatif.
B.
Langkah-langkah program inovasi pendidikan
Program
inovasi pada hakekatnya adalah rencana untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan. Memulai memunculkan program inovasi diawali dari penemuan
permasalahan yang muncul di lingkungan pendidikan kita. Misalnya rendahnya
prestasi siswa dalam pembelajaran. Guru sebagai agen inovasi, penemuan maslaah
tersebut belum cukup akan tetapi harus mempunyai kemampuan dan keinginan untuk
menelusuri akan permasalahan.
Menelusuri
dan menemukan akar permasalahan yang sedang hangat dibicarakan adlah melalui
SWOT, yaitu cara yang sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
masalah tersebut. Pada saat menganalisis kekuatan atau keunggulan yang tidak
dimiliki oleh sekolah lain dan kelemahan atau keterbatasan dari sekolah kita
akan ditemukan sebagai refleksi dari lingkungan internal. Sementara peluang
yang menguntungkan dan ancaman yang menjadi pengganggu pun akan muncul dari
lingkungan eksternal.
Dengan
hasil analisis dari lingkungan internal dan eksternal, maka agen inovasi
merumuskan program yang ampuh atau jitu untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi yang ada. Kemudian, program yang telah dirumuskan dijadikan suatu
konsep program inovasi.
Pemberian
nama program adalah langkah selanjutnya nama program tersebut harus keren, baru
dan menarik perhatian orang. Sehingga pengguna program dengan mudah
memanfaatkan dan mengaplikasikannya. Begitu juga kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan harus yang betul-betul opersional.
Langakh
selanjutnya adalah menentukan target dan sasaran dari kegiatan inovasi,
memprediksi keunggulan dan kelemahan program serta mengevaluasi program
tersebut. Dari semua langkah-langkah program inovasi itu harus dimplementasikan
dengan kerja sama yang solid, optimis dengan harapan dapat tercapainya tujuan
program inovasi itu. Semoga…!!!!
DAFTAR PUSTAKA
Danim,
Sudarman. (2002). Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia
Sofyandi,
Herman. (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kusmana,
Suherli. (2010). Manajemen Inovasi Pendidikan. Pascasarjana Unigal
Press.
No comments:
Post a Comment