Pernyataan ini menunjukan bahwa seorang staf tata usaha bisa
mengukur bahwa bahan / sumber yang dapat ditulis oleh guru sungguh banyak
sekali. Memang benar, bila kita coba telusuri dan klasifikasikan, ternyata behan
tersebut maha luas dan bervariasi.
Guru dapat mengungkapkan berbagai pengalamannya, baik berkenaan
dengan kurikulum, siswa, pembelajaran, penerimaan siswa baru, ataupun ujian
nasional. Berkaitan dengan isi mata pelajaran yang diembannya, seperti proses menyampaikan
suatu kompetensi dasar dengan metode yang unik dan menggugah , trik agar
konsep-konsep yang didominasi teori melekat lebih lama dalam otak.
Untuk yang berkaitan dengan kurikulum, guru dapat menulis bagaimana
“perubahan” kurikulum terjadi, apa dasar yang melandasinya, konsep apa yang
muncul pada kurikulum-kurikulum terbaru. Bahkan dewasa ini tulisan tentang
kurikulum masih up to date karean banyak pihak termasuk guru sendiri yang masih
mengambang pemahaman kurikulumnya, apalagi KTSP.
Perilaku, habitus, dan perkembangan psikologis anak adalah beberapa
contoh yang dapat dijadikan sumber garapan guru dalam menulis. Bahan tentang
siswa justru merupakan bahan yang tidak akn habis dimakan waktu. Melubernya
informasi bebbau globalisasi turut membuat dinamika siswa remaja fluktuatif,
inilah peluang guru untuk mengungkapkannya dalam sebuah artikel.
Seiring perkembangan konsep-konsep baru tentang pembelajaran semisal
butir-butir pembelajaran dalam buku Quantum Learning membuat banyak guru
bereksperimen melakukannya. Nah, jangan lupa apa pun hasil eksperimen itu,
tuangkan dalam bentuk tulisan sehingga menjadi sebuah artikel. Niscaya hasilnya
merupakan konsumsi yang menarik dan bermangfaat baik untuk sesame guru ataupun
masyarakat umumnya.
Hal ini merupakan pelajaran berharga bagi para calon penulis bahwa
guru yang setiap hari berpikir dan menulis, menulis bukan pekerjaan yang susah
dan aneh. Justru yang susah adalah bagaimana guru menenamkan realitas diatas
menjadi realitas nyata, jangan ditunda lagi.
Mitos kedua yang dihilangkan adalah penulis pemula sulit mengawali
tulisan. Anda jangan gentar karena realitasnya, bahkan sastrawan besar pun
mengalami kesulitan mengawali kalimat. realitas ini seratus persen benar,
artinya ketika sebuah gagasan / ide berkelabat dalam otak anda, segera tuliskan
ide ini sebagai kata atau kalimat pembuka, bisa ditulis dalam secarik kertas
atau di HP sekalian, yang penting tuliskan. Bila anda telah memiliki waktu
segera lanjutkan, bisa jadi kata / kalimat awal tadi tidak cocok, artinya anda
sudah punya kalimat pembuka lain yang lebih cocok sebagai gantinya.
Agar habitus menulis tewujud, ada baiknya mulai sekarang tetapkanlah
waktu yang menurut perkiraan dapat menggugah gairah menulis muncul. Bila
setelah salat subuh, sore hari, atau malam hari. Untuk penulis pemula dalam
sehari dapat menghasilkan tulisan yang jumlah katanya kurang lebih lima ratus merupakan
prestasi yang luar biasa.
Bagi guru yang sudah merasakan gairah menulis tumbuh dalam dirinya
dapat melihat contoh dari guru-guru yang biasa menulis. Perhatikan jenis-jenis
bahan tulisan yang ditulis. Perhatikan karakter dan gaya menulis, dan bila perlu perhatikan juga
jumlah kata yang mereka tulis sebagai pertimbangan apabila kemudian hari anda
akan menulis artikel pertama karya anda.
No comments:
Post a Comment